Happy Reading
.
.
.
.
.
.
“Bolehkah aku dan Jaguar bermain sebentar?” Adira bertanya dengan wajah memelas, ia bahkan mengatupkan kedua tangannya memohon. Luffi berdecak, ia terkekeh dalam diam, dan mengangguk pelan. Adira memeluk Luffi erat dan tersenyum lebar pada pria yang sedang terpaku menatap gadis kecil itu.
“Terima kasih om, aku menyayangimu” ucapnya riang, ia melepas pelukannya dan berlari ke arah Jaguar, dia membawanya bermain, kadang berlari kecil di atas rerumputan hijau. Aumannya menggelegar dan memantulkan suaranya. Sementara itu, Luffi berdiri diam memandang hewan kesayangannya dan putri musuhnya itu. keduanya tampak akrab. Luffi menghela napas berat, kenapa harus musuhnya yang disukai Jaguarnya, akan sangat merepotkan jika begitu.
Tiba-tiba terdengar dering telepon berbunyi dari dalam saku celananya, pria itu segera meraih benda pesergi yang terus mengeluarkan suara.
“Hallo”
“Tuan, pagi ini tamu penting anda, akan datang untuk membicarakan kerja sama, mohon untuk segera ke perusahan”
“Hmmmm” melihat Adira dan hewan buasnya sedang asik bermain, tidak tega jika harus membawa Adira kembali ke Mansion, alhasil ia membiarkan mereka menghabiskan waktu bersama, sementara dirinya segera menaiki mobil Jeepnya dan langsung menancap gas meninggalkan tempat Jaguar berada. Ia mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata, melewati sebuah bangunan mewah menuju jalanan yang akan membawanya ke jalan raya. Dengan setelan casualnya, kaos putih dan celana pendek di tubuhnya.
Ia akan langsung menuju ke perusahan, di ruang pribadinya, ada setelan khusus untuk bekerja, jadi ia tidak perlu repot-repot harus berganti dari Mansionnya. Kini Luffi melewati jalan rahasia yang ia bangun untuk menuju ke perusahannya. Di depannya tampak gedung raksasa menjulang tinggi, ada dua puluh lantai pada bangunan tersebut. Luffi melajukan mobilnya dan masuk ke Basement. Ia segera memarkirkan mobilnya dan masuk ke salah satu ruangan, dan memencet tombol buka. Tiba-tiba pintu lift terbuka, kaki panjangnya melangkah masuk ke dalam, kemudian jari telujuknya mulai menekan tombol tutup, dan ajaibnya pintu seketika tertutup rapat.
Perlahan-lahan lift bergerak naik ke atas, setelah menekan tombol dengan angka dua puluh. Lift itu bergerak cepat, melewati setiap tingkat dari gedung tersebut, hingga terdengar bunyi “Ting” pintu lift terbuka. Ia segera berjalan keluar dan kini ia berada di dalam ruang pribadinya.
CEKLEK
Pintu ruang tersembunyi terbuka, ia pun melangkah keluar dari sana, dan sekarang berada di kamar pribadinya. Terdapat ranjang dengan ukuran dua orang, sebuah lemari berukuran sedang, yang menyimpan setelan pakaian formal kantoran, juga pakaian santai, yang dia gunakan ketika dirinya akan menginap di perusahan. Lalu sebuah kursi uberto yang memiliki sandaran tinggi untuk kepala, selain itu ia memiliki bantalan empuk untuk diduduki, dan bagian punggung juga kepala, jadi ketika digunakan akan terasa nyaman dan sangat fleksibel. Bukan itu saja, kursi uberto itu memiliki fitur lain yaitu sandaran kaki, jadi tidak akan membuat seseorang merasa pegal pada bagian betisnya.
Luffi sangat menyukai kursi yang satu itu, ia sering meletakan kakinya di atas meja, sehingga sekretarisnya memesannya sebuah kursi yang sesuai dengan kebutuhannya. Di depan kursi uberto, ada sebuah meja panjang dan terdapat satu buah komputer, dan keyboard di atasnya.
Setelah melihat seluruh isi kamarnya, pria itu berlari menuju lemari pakaiannya, ia mengambil satu set pakaian formal, dan segera memakainya. Kini ia sudah rapi dengan setelan jas berwarna hitam, dengan kemeja putih di bagian dalam jasnya. Tidak lupa dasi yang terpasang pada leher kemeja Luffi, dengan ujung menggantung di bagian dada. Itu terlihat sangat professional dan berwibawa saat ia memakainya.
“Perfect (Sempurna)” tuturnya tersenyum tipis nyaris tak terlihat. Ia kemudian memakai sepatu pantofel crocodile berwarna hitam, yang memiliki hak pendek di bagian belakang sepatu tersebut. Ia lalu berjalan keluar dari ruang pribadinya. Dan sekretaris Han telah menunggunya di depan pintu, pria yang seusia dengannya segera membungkuk punggungnya, memberi hormat pada boss besarnya.
“Selamat pagi, tuan”
“Pagi”
Luffi melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya, kemudian menjatuhkan pantatnya di kursi kebesarannya, ia memejamkan matanya sejenak, lalu sayup-sayup membukanya, ia menatap sekretarisnya dan bertanya.
“Hari ini ada agenda apa saja?” Luffi menampilkan ekspresi datar, lalu menyilangkan kakinya, dengan salah satu tangan memainkan pulpen.
“Jam 9 pagi, ada janji temu dengan nona Sandra, perwakilan dari perusahan Gold Resort. Perusahan tersebut beroperasi di bidang industri Hotel, dan nona Sandra adalah anak dari pendiri perusahan Gold Resort dan dia telah di angkat sebagai Ceo di perusahan tersebut.
Selanjutnya di jam 10, anda akan memimpin rapat dengan dewan divisi pemasaran terkait produk yang akan di pasarkan di pasar, lalu selanjutnya adalah waktu istirahat. Di jam 2 nanti ada pertemuan dengan klien dari perusahan Kasino, selanjutnya tidak ada” jelasnya panjang lebar, Luffi hanya mengangguk pelan tanda mengerti.
“Coba jelaskan, apa keuntungan kita bekerja sama dengan perusahan Gold Resort? Dan seperti apa wanita bernama Sandra itu?”
“Rumor beredar, mengatakan bahwa nona Sandra sangat genit dengan pria tampan yang ia temui, bahkan rekan kerjanya tak luput dari kejaran rayuannya, dia adalah wanita ular yang melilit pada mangsa ketika ia mendapatkannya. Namun, itu hanya rumor, dan saya belum pernah melihatnya secara langsung, harap anda tidak terbawa emosi ketika berhadapan dengannya, atau dia melakukan sesuatu di luar batas, kerja sama ini sangat penting untuk perkembangan finansial perusahan” jelasnya dengan tubuh berdiri tegap, dan mata terus tertuju pada Luffi. Pria itu menaikkan sudut bibirnya, berdecak dan terkekeh kecil, ia menggeleng pelan sembari melihat wajah sekretarisnya itu. Luffi berdesir seperti suara cicak, rasanya ingin sekali menghajar pria di depannya.
“Mohon maaf boss. Jika kita dapat bekerja sama dengan perusahan Gold Resort, maka kita bisa mendapatkan keuntungan dari mereka, Gold Resort adalah perusahan terkenal kedua di kota Las Vegas, dan banyak sekali pengunjung dari lokal maupun orang asing”
“Jika dia tidak melewati batasnya dan tidak merendahkan dirinya, aku akan mempertimbangkannya” sekretaris Han mengangguk mengerti. Tiba-tiba pintu ruangan di ketuk, dan terdengar suara wanita dari luar. Segera sekretaris Han menyuruhnya untuk masuk, terlihat seorang wanita dengan setelan kantoran berwarna abu-abu membuka pintu.
“Mohon maaf tuan, nona Sandra sudah datang” wanita itu adalah sekretaris kedua Luffi, ia bertugas mencatat agenda Luffi sesekali bergantian dengan sekretaris Han, selain itu ruangannya berada di luar ruangan Luffi dan bertugas menjaga keamanan luar ruangan boss besarnya, sementara ruangan sekretaris Han berada di satu ruang yang sama dengan Luffi, namun jarak meja kerja keduanya berada lima meter jauhnya.
Setelah memberitahu kedatangan Sandra, wanita itu keluar. Seorang wanita dengan rok hitam pendek selutut, dan kemeja putih yang ditutupi dengan blazer hitam, heels tinggi lima centi terdengar cukup jelas di telinga kedua pria yang tengah menatap kedatangannya.
Wanita cantik itu berjalan dengan anggunnya, membawa tas selempang berwarna coklat di tangannya. Sekretaris Han segera menyapanya dan mereka berjabat tangan, kemudian Luffi bangkit dari duduknya dan menghampiri kedua manusia itu. Ia melempar senyum tipis dan mengulurkan tangannya di depan Sandra.
“Saya Luffi, pemilik perusahan ini, saya sudah mendengar tentang ada dari sekretaris saya”
Sandra membalas uluran tangan Luffi, ia mengangguk dan tersenyum tipis. Luffi kemudian mempersilahkan tamunya untuk duduk di sofa. Mereka kemudian duduk saling berhadapan, sementara sekretaris Han tetap berdiri di samping boss besarnya itu.
“Nona Sandra ingin minum apa?”
“Tidak perlu repot-repot” jawabnya dengan senyum manisnya, tatapannya tidak pernah lepas dari wajah tampan Luffi, wanita itu bahkan terus melempar senyum genitnya, membuat Luffi sulit bernapas, ingin sekali menghajarnya sampai babak belur.
“Astaga, dia seperti yang dirumorkan, benar-benar genit dan menjijikan” batin Luffi penuh tekanan.
“Sepertinya saya, langsung saja ke intinya… kedatangan saya kemari ingin mengundang tuan Luffi sebagai pendamping saya di salah satu acara lelang yang di selenggarakan besok malam, jika tuan Luffi berkenan saya langsung akan menyerahkan dokumen ini untuk ditandatangani” tuturnya tanpa basa-basi. Wanita itu tersenyum tipis dan mengeluarkan selembar dokumen dari dalam tasnya.
“Wanita licik ini, menggunakan kekuasaannya untuk menjeratku, jika saja perusahanku tidak membutuhkan bantuannya, aku pasti sudah membunuhnya” bisiknya dalam hati dengan perasaan yang begitu dongkol, sekretaris Han mengisyaratkan untuk tetap tenang dan santai, hal itu membuatnya muak.
“Baiklah, saya setuju”
“Bagus, itu adalah jawaban yang saya inginkan. Silakan tuan Luffi menanda tangani surat kontrak ini” wanita itu menyerahkan selembar dokumen berwarna biru, Luffi kemudian mengambil pulpen di atas meja dan langsung memberikan goresan di atas namanya.
“Senang bekerja sama dengan anda, tuan Luffi”
“Senang bekerja sama dengan anda, nona Sandra”
"Hari ini aku belajar sabar, dan mengampunimu, tidak untuk lain kali, nyawamu adalah milikku...." bisiknya dalam benak.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Yuliana
lanjut thor
2023-05-04
0
Susanti
semangat kak Anind
2023-05-04
0
Best
semangat up ceritanya Thor. yuk saling dukung karya permanen thoorrr 😊✌️, ke cerita aku "Untouchable Love" ya thorr
2023-05-04
4