When Teacher Meets Pilot 2
"My God, seandainya milih jodoh semudah milih sepatu, tinggal nyoba pas ato ga, nyari warna yang di inginkan, nentuin nomor yang sesuai, bbbbeeeuuuh, senangnya hatiku mak."
Itulah celetukan yang keluar dari mulut Tiara yang kini tengah asik memilih sepatu di sebuah toko yang terletak di dalam sebuah mall. Sudah hampir dua jam Tiara belum menemukan sepatu yang cocok untuk kakinya, terkendala nomerlah, warna yang tersedia, bahan yang ga dia suka dll. pelayan toko itu sampai bosan mengekori Tiara yang asik-asik saja dengan kegiatannya.
"Fix, mbak! Minta yang ini, warna dan ukuran yang sama kayak yang di pajang, oke."
Dengan wajah sumringah penjaga toko itu meraih sepatu yang di minta Tiara, mungkin sudah saking bosannya dan ingin Tiara cepat-cepat keluar dari toko itu. "Sebentar ya mbak, masih di ambilkan!"
Beberapa menit kemudian Tiara telah mendapat sepatu sesuai keinginannya, hatinyapun kian senang, "yes, I got you" gumamnya pada si sepatu. "Bungkus mbak!"
Tiara melangkahkan kakinya keluar dari toko dengan perasaan gembira, membeli sepasang sepatu dengan gajinya sebagai guru honorer, merangkap mahasiswa, menjadi kebahagiaan tersendiri untuknya. Sisa dari gajinya tentu saja akan dia pakai untuk membayar uang kuliah jika nanti waktunya tiba untuk dibayar.
"Aduuuuh godaan-godaan menakin menakin ini kayak manggil-manggil nama aku deh." Matanya yang sedari tadi mengarah pada toko-toko baju yang berderet sepanjang mall seolah ingin membuatnya membeli baju-baju yang di pajang di patung pajangan. Apa daya gajinya yg pas-pasan tak mengijinkannya untuk melakukan hal itu.
Bruk...
Tiara hampir terjatuh setelah menabrak sebuah sosok yang ternyata..."Oh my god, nenek maaf maaf maaf, nenek ga apa-apa? Sini nek saya bantuin!"
Tiara membantu si nenek yang tasnya terjatu gegara dia tabrak tadi, otomatis beberapa isi tas itu juga keluar 'ampun Tuhan kenapa mesti nabrak neni neni pula, ****** aku diomeolin, ini ni kalo otak mata ama kaki ga sinkron Tiara ****, rasain kamu.' Tiara memasrahkan nasibnya nanti jika harus mendapat omelan dari si nenek.
"Sini nek, duduk dulu! Nenek ga apa-apa?" tanyanya semanis mungkin, modus biar ga kena omel parah, "maaf tadi saya jalannya ga hati-hati, ga konsen lihat baju pajangan," ujar Tiara polos, Tiara menuntun sang nenek untuk duduk di kursi panjang yang tersedia di luar sebuah toko.
"Ga pa-pa cu."
'Kok manggil cucu sih, aku bukan cucumu nek'
"Panggil Tiara saja ya nek, lebih enak!" sambil memperlihatkan senyum terbaiknya Tiara mencoba beramah tamah, "ada yang bisa saya bantu ga nek, kayaknya nenek lagi bingung?" plan A, dari pada kena omel biarlah aku yang bergerak duluan.
"Kalau boleh nenek mau..."
"Boleh dong nek, pasti Tiara bantu." Tiara memilih memotong agar meyakinkan dirinya tidak kena marah.
"Wah, kamu baik sekali Tiara."
"Apa sih yang engga buat nenek," dengan wajah ceria terbaiknya Tiara menyanggupi permintaan sang nenek yang belum diketahuinya, "tadi mau minta tolong kan nek, minta tolong apa?"
"Antarkan nenek pulang ya!"
"Hah?" Pekik Tiara bodoh.
"Nenek tadi datang sama cucu nenek, tapi tadi dia ijin pergi makan ke kafe, nenek mau telfon tapi kok hape nenek ga bisa nyala."
'*I*tu lowbat neni sayang, ****** kamu Tiara, **** mu berkembang biak dengan pesat, makanya kalo orang tua ngomong tu didengerin sampe selesai, jangan asal motong,'
"Rumahnya di mana ya nek?"
"Di pondok indah."
'*A*lamat gaji kepake lagi buat bayar taksi, apa kabar uang kuliah, plan B go!'
"Boleh kok nek, nenek bisa di bonceng pake motor ga?" Tuhan jangan sampe ni neni bilang pinggangnya suka encok.
"Aduu jangan pake motor atu cu, kaki nenek suka kebas kalo gelantungan lama, kita pake taksi aja!"
Baiklah, sisa pembayaran uang kuliah ngutang di koperasi, fix. Bolak-balik pondok indah pake taksi, habis sudah.
"Ya sudah nek, mari saya antar!" pasrah.
Mereka bedua mulai berjalan meninggalkan area pusat perbelanjaan tersebut. Apa aku saranin aja nyari cucunya keliling mall ini aja ya, gila juga, bisa bisa aku yang encok, ya sudahlah, selamat tinggal sisa gaji.
Dengan tangan sebelah sang nenek yang bertumpu pada tangan kiri Tiara mereka berjalan menuju tempat pemesanan taksi, sama sekali tidak terlihat seperti orang asing yang baru bertemu, mereka tampak akrab, mengobrol sambil sesekali tertawa, entah apa yang dibicarakan. Begitulah Tiara, supel ceria dan mudah bergaul dengan siapapun.
***
"Tiara, nama yang bagus, cantik seperti orangnya."
"Terima kasih nek, kata papa nama itu pemberian almarhumah mama."
"Mamanya Tiara sudah meninggal? Maaf ya nenek ga tau."
"Ga apa-apa nek, Tiara sudah biasa."
"Tiara belum punya pacar ya?" tanpa basa basi sang nenek memberi pertanyaan yang sukses membuat Tiara melongo.
Gila ni neni neni punya telepati mungkin, kok ngena banget, salah orang gue.
"Ah keliatan banget ya nek?"
"Iyalah, kalo sudah punya pacar pasti ditemani belanja."
"Bener-bener, nenek pintar deh." Canda Tiara garing.
"Oh ya, kayaknya nak Tiara udah kerja ya, pakai seragam kayak gini."
"Iya nek, saya ngajar sambil kuliah."
"Wah hebat dong."
"Ga kok nek, biasa aja, ngajarnya juga masih honorer, itung-itung ngurangin beban papa."
'Nyambung ga sih omongan aku, duh ne lama banget lagi nyampenya, bisa-bisa pulang malem, motor masih di parkiran mall lagi.'
"Nak Tiara nanti minta tolong berhentinya di rumah nomer 43 ya!"
*T*inggal kasih tau sopir taksinya kali nek.
"Iya nek, ini baru nomer 39, duh urutannya gimana sih pak?" Tiara bertanya asal pada sopir taksi, "kok yang sebelah sana 38, Nek rumahnya yang mana sih? bener ini alamatnya?"
"Bener kok. Ikuti persimpangannya pak, yang gerbang putih." Ujar si nenek.
'Nah itu tau, kenapa ga pulang sendiri aja sih nen?'
"Udah pak, stop disini!" Sopir taksi itupun menepikan taksinya di depan sebuah gerbang besar berwarna putih. Tiara sempat melongo melihat gerbang rumah si nenek, baru gerbangnya lho, gimana dalemnya?
"Nak Tiara mampir sebentar ya, tanggung udah mau maghrib!"
"Aduh ga usah nek, saya langsung balik aja."
"Eee, ga bisa gitu, ga baik lho anak gadis pulang sendiri, masa tega nolak permintaan nenek?" dengan wajah memelas sang nenek meminta Tiara mampir ke rumahnya.
'Tuhan, bener-bener salah orang, maksud hati mau modus, sekarang gue yang di modusin. The power of neni neni.'
"Ya udah nek, saya mampir sebentar." Balas Tiara tak tega.
Setelah membayar argo taksi, Tiara dan si nenek masuk ke dalam rumah.
"Tenang aja, nanti biar cucu nenek yang nakal itu yang nganter kamu pulang."
Benar saja, sepertinya nenek yang baru ia kenal ini adalah orang kaya. Baru sampai di halamannya saja Tiara dimanjakan dengan berbagai tanaman hias yang asri dan indah, beberapa tanaman yang ia tau harganya cukup mahal, ck ck ck. Jangan tanya garasinya, di sana terparkir beberapa mobil import keluaran negara yurep yang harganya sudah pasti, mungkin bisa beli satu dealer motor 4 tak seperti miliknya.
"Ayo masuk Tiara, anggap rumah sendiri!"
Tiara memasuki bagian dalam rumah, di sana ia sudah di sambut sofa empuk berukuran besar, di lengkapi karpet Persia sebagai alasnya dan guci-guci keramik besar yang menjadi pajangan di sekitar ruang tamu itu. Nuansa putih yang mendominasi membuat rumah besar itu terasa mankin luas.
"Bik, tolong buatkan minum!" Pinta sang nenek kepada asisten rumahnya yang mungkin berada si dapur. Entah dapurnya dimana.
Saat keduanya mengobrol sang asisten rumah tangga datang dengan dua buah cangkir teh. Tiara tanpa ragu menyesap teh tersebut karena memang sudah merasa haus dari tadi,
*H*mm teh blackcurrant, aku suka ne.
Kurang lebih lima belas menit berada di rumah itu suara pintu rumah dibuka oleh seseorang dari luar.
Klik
"Oma! kok ga ngasih tau sih kalau pulang duluan, kirain hilang tau Yundhi mesti nyari lewat cctv security segala." Ucapnya ketus. Suara itu bahkan belum sepenuhnya muncul di depan mereka karena masih sibuk menyimpan ponsel.
Sambil melangkahkan kaki mendekati ruang tamu sang nenek bangun dari duduknya.
"Yundhi, sini kenalin calon istri kamu!"
"Haaah?"
Tiara buru-buru menelan tehnya sebelum ia semburkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Caramel Latte
negara yurep😁sa ae thor
2023-02-03
0
Caramel Latte
iya lah tiara, secara Pondok indah,pemukiman elite😌
2023-02-03
0
T.N
langsung suuuukaaaaa
2023-01-26
0