Tiga bulan kemudian...
Selama tiga bulan ini, Zen hanya fokus pada akademi untuk belajar, ia tak melakukan hal-hal besar apapun dalam 3 bulan ini, meskipun Zen memiliki banyak ide untuk melakukan hal-hal menarik, namun ia menahannya, dan hanya mencari tahu mengenai hal yang akan ia lakukan kedepannya.
Zen juga melakukan berbagai latihan fisik seperti yang ia pernah lakukan, namun status nya tak bertambah seperti dulu lagi. Jadi ia hanya bisa menambah pengetahuan dan qi atau mana miliknya selama ini, dan melakukan misi-misi yang disuruh oleh system.
Meskipun hanya misi-misi receh seperti mengalahkan preman di kota, membeli senjata asli di kota, dan beberapa misi tak penting lainnya.
Meskipun begitu, ia mendapat cukup banyak coin yang ia timbun setelah menyelesaikan misi-misi itu selama 3 bulan.
Dan pada pagi ini, Zen akan melakukan pengujian untuk pindah kelas, dari kelas normal ke kelas tujuannya yaitu kelas ksatria upper.
Sebelum Zen keluar dari kamarnya, ia melihat-lihat layar statusnya yang sama sekali tak ada perubahan dalam statusnya.
_________
[Nama] : Zen Arai
[STR 20 AGI 20 INT 30 VIT 20]
[Class] : Swordmage(Biru)
[Skill] : Mata Kebenaran(EX), Elemen api biru(B), Elemen angin(C), Elemen petir(B) Pelapisan Qi(D), Acceleration(C), Spirit Blessing(B+), Fusion(S), Swordmage mana sirculation(S).
[Spesial ability] : Body Refinement(5%)
[Coin] : 6.500
[Shop]
[Inventory] : Pedang api(D), Belati besi(F), Book Of Alchemy, Buku Swordmage mana circulation.
_________
"Hmm, di inventory milikku masih ada buku alchemy yang belum ku pelajari karena aku juga tak memiliki fasilitas untuk belajar itu, biasanya hanya anak dari kelas support yang praktek diruang alchemy untuk membuat obat-obatan. Juga buku sirkulasi mana milik swordmage juga belum ku baca sepenuhnya.
Singkirkan itu terlebih dahulu, sekarang saatnya aku belanja dengan coin yang telah aku timbun selama tiga bulan ini."
Zen pun membuka menu shop dan melihat-lihat beberapa barang disana.
"Wow, ada buku seni beladiri, teknik berpedang, dan spell sihir. Namun kenapa semua itu sangat mahal? Bahkan ada yang 100.000 coin hanya untuk sebuah buku beladiri? Kau bercanda, bagaimana aku mengumpulkan coin sebanyak itu?"
Setelah melihat-lihat lebih lanjut, Zen menemukan sebuah buku teknik berpedang yang harganya hanya 5.000 coin, dan lainnya berada di 10.000++, Zen pun melihat deskripsi mengenai buku tersebut.
[Book Of Slash]
Sebuah buku yang dibuat oleh seorang ahli pedang selama 60 tahun lamanya hingga ia mati.
"Hahh, kenapa jika sebuah buku tak memiliki Rank? Jika ada rank, maka aku bisa mengetahui apakah ini item bagus atau bukan.
Yah, meskipun begitu ada orang yang mengatakan bahwa setiap buku akan berbeda nilainya tergantung orang yang memakainya. Bahkan buku kosong pun jika dipegang oleh orang yang tepat maka nilainya juga akan meningkat."
Zen pun tak pikir panjang langsung membeli buku tersebut, dan menyimpannya didalam inventory miliknya. Setelah itu, ia pun bergegas pergi menuju ke aula utama untuk pengujian perpindahan kelas.
Singkat cerita Zen telah sampai di aula utama, dan disana sudah terdapat banyak anak dari kelas ksatria atau mage normal, sedangkan support dites ditempat lain. Begitu juga dengan kelas menengah.
Begitu Zen sampai, tepat acaranya mulai, yang di atas panggung aula, terdapat 6 kursi yang merupakan wali kelas dari masing-masing kelas normal. Dan merekalah yang akan menentukan seseorang untuk pindah atau tetap dikelas normal. Disana juga ada pak Vizel yang merupakan wali kelas dari kelas Zen.
Untuk awal-awal semua murid disatukan, dan mereka akan melakukan battle royal, dan setiap murid memiliki lencana yang ada di dadanya. Jika itu berhasil diambil oleh orang lain dan dirinya tak mendapatkan satu pun. Maka ia akan tereliminasi. Dan orang yang akan maju ke babak selanjutnya hanya 20 teratas dari total 300 murid.
Normal class yang ada diakademi ini satu kelasnya dihuni oleh 50 murid, dan total kelas yang mengikuti pengujian ini ada 6 kelas, 4 diantaranya kelas mage, sedangkan 2 lainnya adalah ksatria.
Tak berlama-lama, Zen diberi sebuah gantungan kayu kecil, yang berbentuk lencana. Dan ia pun memakainya di dadanya sesuai dengan petunjuk.
Setelah semuanya telah memakai lencana tersebut, para guru pun memulai pertandingan battle royal ini.
Seketika banyak ledakan dimana-mana akibat timbal balik serangan dari para mage, Zen sendiri tak terlalu terburu-buru dan menunggu jumlah murid berkurang drastis, dan dia akan merampas lencana dari anak yang telah memperoleh banyak lencana.
Jadi ia tak perlu mengalahkan banyak orang untuk mendapatkan lencana.
Battle royal tersebut memiliki batas waktu 30 menit, jadi selama itu 20 orang yang mampu mempertahankan lencana paling banyak akan lolos ke babak selanjutnya.
Setelah 15 menit berlalu, jumlah yang masih berdiri hanya tinggal puluhan, sedangkan Zen dengan santainya masih bersandar dipojok aula sambil memperhatikan murid lainnya.
Saat sedang enak menonton, ia melihat seseorang ksatria wanita yang juga sedang bersantai sepertinya sambil membawa sebuah katana di pinggangnya.
Oh, ngomong-ngomong disini para ksatria diperbolehkan menggunakan senjata asli, namun tak boleh menusuk atau menyerang daerah yang fatal. Jadi Zen menggunakan belati yang ia beli karena suruhan misi dari system bulan lalu.
"Woah, apa itu katana? Bagaimana itu bisa ada disini? Apa ia juga seorang yang berasal dari bumi?"
Tiba-tiba saat ia masih memperhatikan katana, ada sebuah bola api yang nyasar kearahnya.
Karena kaget, ia pun terkena bola api telak ditubuhnya.
"ITU SAKIT SIALAN! Sepertinya para penyihir sialan itu harus kuburu."
Zen pun mengambil ancang-ancang seperti seorang pelari sprint, dan detik kemudian...
Blass...
Zen dengan kecepatan dan skill acceleration miliknya melesat dengan kecepatan yang sulit dilakukan oleh kebanyakan anak seumurannya. Ia langsung menuju ke penyihir yang ia duga menyerangnya tadi.
Slashh!
"Arghhhh."
Zen menyayat paha anak tersebut, setelah itu ia pun menodongkan belati ditangannya ke leher anak tersebut. Setelah itu Zen pun mencabut semua lencana milik anak tersebut yang totalnya 21 lencana.
"Hey, itu disana masih ada ksatria, mari serang dia." Ucap salah satu penyihir.
'Ho jadi ini mengapa, aku tak melihat ksatria disini. Jadi karena mereka satu komplotan untuk menyingkirkan ksatria terlebih dahulu kah,' batin Zen.
"Hahaha! Mari sini kalian."
Zen pun kembali melesat ke arah para penyihir yang terlihat memiliki banyak lencana dengan cepat.
Zen pun dihujani oleh berbagai sihir, namun dengan kecepatannya ia dengan mudah menghindari seluruh sihir tersebut.
Slashh! Slashh! Slashh!
Tiga penyihir lain langsung tumbang, dan Zen pun menarik lencana mereka dan menyimpannya disaku.
'Sepertinya ini cukup.'
Zen pun mundur kebelakang menjaga jarak, dan saat itu Zen melihat gadis yang membawa katana tersebut mulai bertarung.
Seperti yang dilakukan para mage kepada Zen tadi, para mage juga menghujani sihir kepada gadis tersebut.
Namun sayang, gadis tersebut hanya memasukkan kembali katananya dan memasang kuda-kuda seperti akan menarik katana dari sarungnya.
Perlahan angin mulai menyelimuti katananya, dan saat sihir para mage sudah dekat dengannya, ia pun menarik katananya dengan sangat cepat hingga Zen pun tak melihat tarikan katanannya.
BLASS!
Suara ledakan angin langsung menggema ditelinga orang yang berada diaula. Dan terlihat sihir para mage yang mengarah padanya berbelok dan hanya mengenai sisi kanan kiri dimana gadis itu berdiri dan sama sekali tak mengenainya.
"Apa-apaan itu? Aku bahkan tak melihat tarikan katananya sangking cepatnya."
Setelah semua sihir mage tak mengenainya, ia kembali menyarungkan katananya dan memasang posisi seperti tadi, bedanya tadi ia menebas secara vertikal, namun saat ini posisi nya seperti akan menebas horizontal.
Dan seperti yang diduga, ia kembali menarik katana dengan sangat cepat dari sarungnya secara horizontal atau miring hingga menyebabkan suara ledakan angin.
Blass!
Sebuah siluet tebasan angin sepanjang 3 meter terus terbang kedepan hingga menebas para penyihir yang ada diarea tersebut hingga para mage yang terkena pun mengalami luka tebasan yang lumayan dalam meskipun tak fatal.
Gadis tersebut pun berjalan dengan santai, dan mengambil lencana milik mage yang ia kalahkan.
"I-itu bukannya qi tahap kedua?"
Bersambung>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Muhammad Mk
authornya lupa kah mana skill hasil fusion?
2024-07-25
0
Nino Ndut
3 bulan tp g ada perkembangan signifikan..padahal sebelumnya cm beberapa hari udh naik parah..hadehh
2023-05-30
0