"Kamu akan berlatih di depan sana," ucap Albert sambil menunjuk tanah lapang di depan rumahnya.
"Hari ini aku akan berlatih apa?"
"Pada hari ini, kau akan berlatih sirkulasi mana, percuma saja jika kau memiliki banyak ilmu namun tak memiliki sirkulasi mana yang bagus akan percuma."
Setelah Albert berkata seperti itu, Zen berfikir kalau ia telah mempelajari sirkulasi mana khusus untuk swordmage, dan ia bingung apakah ia perlu mengganti sirkulasi tersebut.
"Emm, tapi guru aku sudah memiliki sirkulasi mana ku sendiri."
"Benarkah? Dapat darimana kamu sirkulasi mana? Itu bukan hal yang bisa kau dapatkan begitu saja."
"Ah, sebenarnya aku mencurinya dari penyimpanan rahasia keluargaku," ucap Zen berbohong.
'Tak mungkin kan aku mengatakan kalau aku mendapatkannya dari system.' batin Zen.
"Kalau begitu bersila lah, aku akan mengecek apakah sirkulasi mana itu bagus. Mungkin kau belum tahu, namun sirkulasi mana itu tak akan pernah bisa diganti-ganti, dan jika kau sudah menggunakan suatu sirkulasi mana, selama hidupmu kau akan terus menggunakannya tanpa bisa menggantinya."
"Eh? Apa itu benar?"
"Tentu, karena itulah cepat bersila aku akan mengecek sirkulasi mana milikmu."
Setelah itu, Zen bersila dan menggunakan sirkulasi mananya. Juga Albert yang bersila dibelakang Zen sambil meletakkan kedua tangannya ke punggung Zen.
Zen pun menutup matanya dan fokus menggunakan sirkulasi mana miliknya.
Plass!
Saat Zen menggunakan sirkulasi mananya, tangan Albert langsung terpental dari tubuh Zen.
"Eh, guru? Apa kau tak apa?" Tanya Zen merasakan tangan gurunya terpental dari tubuhnya.
"Sirkulasi mana apa itu Zen? Saat aku ingin melihat sirkulasi mana mu dengan memasukkan mana ku kedalam tubuhmu, aku merasakan mana yang terus bergejolak dan bergerak di seluruh tubuhmu, dan secara otomatis mendorong mana ku keluar."
"Sebenarnya... Sirkulasi mana yang aku pakai bernama Sirkulasi mana swordmage."
"Swordmage?"
"Ah, itu adalah job ku, aku bukanlah seorang ksatria maupun seorang mage. Tapi aku adalah seorang Swordmage, gabungan dari kedua job tersebut, itulah mengapa aku seorang ksatria bisa menggunakan sihir seperti seorang mage."
"Begitu ya... Aku akan menganggap sirkulasi mana mu cukup baik, jadi langsung saja mulai latihan sebenarnya. Kau siap?"
"Baik."
"Kalau begitu tunggu sebentar disini."
Tiba-tiba Albert menghilang, dan dalam sekejap muncul kembali, namun dengan seekor makhluk ditangannya.
"Eh, apa itu guru?"
"Ini adalah slime, monster ini yang akan menemanimu berlatih."
"Hanya sebuah slime? Bukannya itu terlalu mudah?" Kata Zen melihat seekor slime biru ditangan gurunya.
"Apa kau pernah mendengar daerah benua paling berbahaya?"
"Iya aku tahu, itu di bagian kiri bawah benua kan? Tempat kerajaan para monster."
"Ya, kau benar. Tempat tersebut bukan benar-benar sebuah kerajaan seperti kerajaan kita. Namun dijuluki kerajaan karena monster-monster disana memang sangat banyak, bukan hanya banyak namun sangat kuat.
Di sana, terdapat 10 area yang ditandai oleh 3 kerajaan lainnya. Dari area 1 sampai 10, dan semakin tinggi area, maka monster juga akan semakin kuat disana.
Saat ini, hanya sampai area 7 yang pernah dijelahahi oleh kita dan 2 kerajaan lain dikarenakan monster yang terlampau kuat.
Dan slime ini adalah monster di area 1 kerajaan monster, meskipun hanya area 1 namun jangan meremehkan monster dari sana," ucap Albert sambil membawa slime tersebut ditangannya.
"Tapi guru, kenapa slime itu seperti jinak."
"Ah, ini bukan jinak, namun aku menghentikan slime ini menggunakan elemen waktu. Jadi slime ini membeku dan tak bisa bergerak saat ini."
Kemudian Albert pun melempar slime tersebut kearah Zen, dan membatalkan sihir waktu miliknya. Seketika slime tersebut memantul seperti jelly, dan diam ditempat.
"Slime adalah makhluk yang cukup pemalas, ia tak akan menyerang jika kau tak menyerang dia terlebih dahulu. Jadi gunakan kesempatan itu untuk menyerangnya sekuat tenaga, bagaimana pun tampang musuhnya kau harus selalu melakukan yang terbaik untuk melawannya."
Mendengar ucapan dari gurunya, Zen pun membuat sebuah bola yang terbuat dari api biru sebanyak yang ia bisa. Alhasil ada 12 bola api biru yang tercipta disekitarnya.
"Rasakan ini."
Swoshh!
Semua bola api tersebut langsung terbang menuju ke arah slime dengan cepat.
Boomm!
Ledakan yang cukup kuat terjadi saat bola api meledak.
'Ho lumayan, tapi serangan itu tak akan berpengaruh pada slime itu.' batin Albert yang melihat serangan Zen barusan.
Saat asap dan debu masih menutupi udara, dari dalam asap muncul sebuah peluru air yang melesat sangat cepat menuju Zen.
Tass! Tass! Tass!
"Ugh."
Peluru air tersebut mengenai wajah Zen tak melukainya begitu parah, namun masih ada bekas dari serangannya.
Saat debu telah hilang dari udara, sosok slime masih berada ditempatnya tanpa terluka sedikitpun.
Tiba-tiba suara guru Zen atau Albert terdengar.
"Pakai ini, kau seorang pengguna pedang kan," Ucap Albert sambil melempar sebuah pedang besi kearah Zen.
"Hupp!"
Zen pun menangkap pedang tersebut dengan mudah, namun Zen merasa berbeda.
'Sial, kenapa pedang ini sangat berat?' batin Zen sambil menatap gurunya yang bereaksi seperti tak tahu apa-apa.
Namun Zen tak memiliki pilihan lain, ia langsung menyalurkan qi kedalam pedangnya, dan menyalurkan elemen petir kedalamnya.
Bzzzttt!
"Hufff." Zen pun menarik nafas dan mengayunkan pedangnya secara vertikal kearah slime yang masih diam ditempatnya.
Brakkk!
Zen secara telak mengenai slime tersebut, hingga tubuh slime terbelah menjadi dua.
Namun bukannya mati, slime tersebut malah masih hidup dan menembakkan peluru air lagi kearah Zen.
Zen yang kembali tak menyangka akan terjadi hal seperti itu pun terkena tembakan slime.
Tass! Tass! Tass!
Setelah slime menembakkan peluru air ke arah Zen dan terkena kakinya, slime tersebut pun bersatu kembali seperti sebelumnya.
Setelah ditembak oleh slime tersebut, tak seperti sebelumnya, saat ini kaki Zen bukan hanya terasa seperti tertembak peluru air, namun juga seperti terkena serangan listrik yang menjalar dikakinya. Zen pun berlutut karena hal itu.
'Cih, bagaimana serangan dari slime bisa secepat peluru senapan api yang ada dibumi, untung saja itu hanya peluru air jika tidak aku sudah mati dari tadi.'
Tiba-tiba suara Albert kembali terdengar.
"Oke stop." Bersamaan dengan ucapan Albert, slime tersebut kembali membeku.
"Hahaha, apa kau merasa hebat karena memasuki top rank di akademi? Bagaimana perasaanmu setelah kalah hanya karena seekor slime?"
"Itu karena aku tak tahu dia akan sekuat itu."
"Aku sudah bilang kan sebelumnya, jangan tertipu dengan tampang slime yang tak meyakinkan, dia ini memiliki tembakan air yang kecepatannya diatas 300 meter/detik, tak hanya itu saja, ia bisa menyimpan elemen yang telah ia serap dan menggunakannya bersamaan dengan peluru air miliknya.
Itulah kenapa setelah kau menyerangnya menggunakan elemen petir, dan diserang balik kau merasa kakimu seperti tersetrum."
"Yah, aku memang tak menduga hal itu, tapi apa-apaan ketahanan tubuhnya? Aku sudah menyerangnya cukup kuat tadi, namun ia hanya seperti terkena angin sepoy-sepoy."
"Hahahaha, itu benar. Slime ini bernama gummy slime, dan dia dijuluki sebagai rookie killer. Itu dikarenakan serangan dari seorang pemula tak akan pernah melukainya, ia memiliki ketahanan dari serangan fisik maupun magic yang mungkin setara dengan monster tingkat biru hingga hijau.
Dan tampangnya yang tampak lemah menjadikannya para lawannya lengah dan saat itu juga ia akan mengeksekusinya dengan menciptakan sebuah sabit yang terbuat dari angin untuk memenggal kepala lawannya dalam sekejap.
Bahkan ada informasi jika seorang ksatria yang telah mencapai tingkat biru terpenggal oleh segerombolan slime ini. Jika aku tak menghentikan slime ini, mungkin kau sudah tak ada lagi di sini."
"Ahahaha, begitu ya." Tawa Zen sambil menggaruk kepalanya menyembunyikan kalau dirinya juga telah berada di tingkat biru.
Bersambung>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments