Zen pun pergi ke kantin akademi untuk makan siang, dan sedikit bersantai menikmati makanan. Saat Zen pergi ke kantin akademi, tiba-tiba dari belakang terdengar suara Hans berteriak.
"Zen!! Aku ikut."
"Eh!"
"Hai."
"Hai bapakmu! Bisakah kau berhenti berteriak setiap kita bertemu? Apa kau mau aku mati kena serangan jantung?"
"E? Sori," ucap Hans dengan wajah tanpa rasa bersalah sambil mengangkat satu tangannya setinggi muka.
"Juga berhenti mengikuti ku kemanapun aku pergi oke? Aku bukan ibumu yang bisa kau buntuti setiap saat."
"Yah, aku melakukan itu karena cuma kau temanku disini, kau juga sama kan?"
"Ugh, dengar ya, aku tak punya teman karena aku tak menginginkannya bukan berarti aku tak bisa."
Kemudian Zen pun pergi meninggalkan Hans dibelakang dan menuju ke kantin dengan cepat.
Sesampainya Zen di kantin, Dia pun segera mengambil makanan yang telah disediakan oleh pihak kantin.
Dan ia cukup terkejut, ia kira kalau makanan yang ada di kantin akan cukup lezat seperti yang ada dirumahnya, namun ternyata sangat berbeda.
Makanan yang Zen terima hanya berisi semangkok nasi, 1 telur rebus, dan sayur bening.
"Em, bibi, apa tak ada makanan lain selain ini?"
"Tak ada, perharinya memang sudah ada jatah, dan semuanya sama."
"Hahh, mau bagaimana lagi, mari nikmati saja."
Saat Zen hendak pergi mencari meja untuk makan, tiba-tiba dari belakang ia ditarik menjauh dan didorong kesamping hingga makanan Zen hampir tumpah.
"Minggir," ucap anak yang menarik Zen dari belakang.
Saat Zen melihat siapa yang menariknya, ternyata ia ditarik oleh seorang anak laki-laki botak bertinggi 120cm.
'Apa masalah si botak ini, apa kau mau botak mu kugosok sampai terbakar?' batin Zen sambil melototi anak botak tersebut dari belakang.
Kalau diperhatikan ada 2 anak lagi yang bersama si botak, dan diantara 2 anak itu ditengah-tengah mereka ada seorang anak perempuan yang cukup cantik dengan rambut pirangnya yang diikat kebelakang.
Dan dari lagaknya, sepertinya si botak dan anak laki satu lagi seperti sedang mengawal anak perempuan ini.
Saat anak perempuan ini mengambil makanannya di kantin, makanan yang diberikan padanya jauh lebih mewah daripada milik Zen.
Perempuan tersebut diberi semangkok nasi dengan daging steak diatasnya, bukan hanya itu, ia juga diberi sebuah jus dan es cream.
"Hey bibi, bukannya ini curang, tadi kau bilang tak ada makanan lain tapi kenapa makanan dia jauh lebih mewah daripada punyaku?"
Saat Zen berkata seperti itu, secara otomatis banyak orang termasuk ketiga orang yang mengambil makanan tadi menoleh kearah Zen.
"Heh? Ada apa dengan si lemah ini? Nona Elizabeth adalah seorang ranker di tahun ini, jangan bandingkan dia dengan orang lemah sepertimu, yang hanya karena beruntung menang duel dengan pengawas." Kata si botak dengan arogannya.
"Hah? Jaga ucapanmu botak! Moodku lagi buruk hari ini, karena banyak kejadian menjengkelkan terjadi."
"Memangnya apa hubungannya denganku?"
"Hentikan itu Heimdal!"
"Em? Baik nona."
"Maaf sebelumnya, namun kamu pasti belum tahu karena kamu dari kelas normal. Di akademi ini ada sistem yang disebut Rank.
Rank merupakan tingkatan 100 murid terkuat, dan mereka diberikan banyak privilege atau hak istimewa, dan salah satunya makanan ini. Kalau kau mau kamu bisa ambil saja, aku bisa mengambilnya lagi."
"Benarkah? Makasih, aku kira kau sama buruknya dengan si botak itu, ternyata kau cukup baik, aku akan membalasnya nanti," Kata Zen yang langsung mengambil makanan yang ada ditangan elizabeth dan langsung pergi mencari tempat untuk makan.
Swoshh~ Swoshh~ (hembusan angin)
'na~nana~nana, hehe, meskipun cukup menjengkelkan namun steak ini sepadan dari pada telur rebus ini. Akhirnya aku bisa makan dan menikmati suasana ini dengan tenang.'
Saat Zen baru mendapat tempat untuk makan dan mau menikmati makanannya, ia melihat kalau Hanz sedang berlutut dihadapan beberapa anak lain yang sepertinya dari kelas lain.
Namun Zen mencoba untuk mengabaikannya, Yah, dari dulu Zen memang egois dan sifat itu mungkin masih ikut dalam dirinya bahkan didunia lain.
Karena hal itu tiba-tiba ia memperoleh sebuah notifikasi jendela di depannya.
[Ding, misi terdeteksi]
__________
Misi : Beri pelajaran pada anak yang merudung Hans
Hadiah : +5 Int
Note : Jika gagal atau tak dilakukan, maka semua skill atau status yang pengguna dapatkan saat ini akan disegel selama 1 bulan penuh.
___________
"...."
'Brakk!' Zen menggebrak meja.
'Sialan! Seumur hidup aku hidup dibumi hingga sekarang tak pernah aku sekesal ini. Bahkan ketika mati pun aku tak sekesal ini, aku hanya ingin menikmati makananku dengan tenang, kenapa selalu ada variabel yang terus menggangguku sialan!' batin Zen.
"Hey, ada apa denganmu, apa kau stress?" Kata salah satu anak yang sedang membully Hans.
"Haahahaha! Iya, dia pasti sudah gila tiba-tiba menggebrak meja." Tawa anak yang lain.
"Zen?" Kata Hans.
"Apa? Kau mengenalnya? Pantas saja dia aneh, satu spesies dengan mu ternyata. Hahah-
Pakkk!
"Ughkk!"
"Hey Bang*at, kau bisa diam tidak, aku benar-benar kesal hari ini. Cepat pergi atau kubunuh kau." Kata Zen sambil mencengkram kerah anak tersebut.
"Hiii! Maaafff." Teriak anak tersebut sambil lari terbirit-birit disusul teman-temannya.
[Misi Beri pelajaran pada anak yang merudung Hans berhasil diselesaikan, stat Int bertambah 5]
"Zen!! Aku tahu kalau kau memang sahabatku."
"Kau ini-
Beberapa saat kemudian...
"Hmm, jadi kau memukul dia Zen?"
"Iya pak."
'Sialan, aku tak mengira akan sampai sejauh ini, hingga bertemu dengan pengawas rambut merah ini lagi.'
"Kenapa kau memukulnya."
"Saya melihat mereka membully murid sekelas saya."
"Jika memang seperti itu bukankah kau tak perlu sampai memukulnya? Tetap saja aku tak bisa membenarkan kelakuanmu Zen, untung saja disana ada seorang saksi mata yang bersedia menjadi penjelas."
"Saksi mata?"
"Ya, masuklah."
Sesaat masuklah seorang anak perempuan yang tak asing dimata Zen.
"Eh! gadis steak!"
"Steak? Maksudmu elizabeth?" Tanya pengawas rambut merah.
"Eh, tidak pak."
"Jadi elizabeth, kamu mau mengatakan kalau Zen tak bersalah disini?"
"Iya pak, saya tadi melihat dia dengan dua orang temannya merudung murid lain yang mungkin teman Zen."
"Hmm, begitu ya, kalau kau mengatakan hal itu maka kemungkinan besar memang benar."
'Eh, dia langsung percaya?' batin Zen.
"Seperti yang diharapkan dari top tiga angkatan tahun ini."
"Terima kasih pak. Kalau begitu saya dan Zen bisa pergi dari sini?"
"Oh tentu, pergilah."
Kemudian Zen dan Elizabeth pun keluar dari ruangan pengawas rambut merah.
'anak ini top 3? Aku jadi penasaran bagaimana stat miliknya.' batin Zen sambil menggunakan mata kebenaran kepada Elizabeth.
_________
[Nama] : Elizabeth Arabella Aurora
[STR 19 AGI 15 INT ?? VIT 20]
[Class] : Mage(Orange)
[Skill] : Elemen air(C), Elemen angin(C), Elemen frost(B+), Endless mana(A)
__________
[Syarat menyalin keterampilan]
Cium Elizabeth layaknya seorang kekasih.
___________
Bersambung>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
mario82
Nani,, endless mana harus ciuman 😘
2023-06-10
0
Taaku
meskipun telat buat komentar, tapi kata sorry kyk nya gk cocok deh, apa lagi kn ini genre nye dunia fantasi. ✌
2023-05-29
2
Riss.
tubuh kuat tapi cuma badan doang yang gede agak kecewa berat
2023-04-26
0