Melihat status dari Elizabeth, Zen tak bisa tidak terkejut, pasalnya Status dari Elizabeth benar-benar diluar nalar untuk anak seumuran dengannya.
Elizabeth bahkan memiliki 3 elemen, yang jika berdasarkan pengetahuan Zen, elemen es atau frost merupakan secondary elemen gabungan antara elemen air dan angin.
Tak sampai disitu saja ia bahkan memiliki skill tingkat A yang bahkan belum pernah Zen lihat sebelumnya.
'Jadi ini kekuatan top 3 angkatan tahun ini, lalu bagaimana dengan nomer 2 dan 1, bukankah mereka akan lebih monster dari pada cewe ini?' Batin Zen.
'Ehh, tunggu dulu, apa kau sudah gila? Bagaimana aku menyalin skill dia kalau persyaratannya seperti ini? Yang ada aku akan dibunuhnya setelah aku menciumnya.
Dan juga kiss layaknya seorang kekasih itu bagaimana? Aku belum pernah mencium seorang wanita sebelumnya, dan lagi dia ini masih 6 tahun aku bukan seorang pedo yang doyan anak kecil.' batin Zen yang frustasi.
'Hahh, sepertinya aku harus mengikhlaskan kesempatan kali ini, aku tak boleh menjadi orang yang terlalu maruk.'
Setelah mereka berdua berada diluar ruangan pengawas berambut merah, Zen pun bertanya kepada Elizabeth.
"Hey! Gadis steak, kenapa kau menolongku?"
"Emm, yah sebenarnya....a-ayahku menyuruhku untuk mencari seseorang yang kuat dan pemberani untuk mendampingiku, dan walaupun kamu tahu kalau kamu lemah, kamu tetap menolong temanmu yang dibully oleh siswa kelas menengah, dan kamu hanya di kelas normal.
Jadi, yah aku akan mempertimbangkannya jika sudah besar nanti, semoga beruntung," Kata Elizabeth yang langsung pergi begitu saja setelah berkata seperti itu. Sedangkan Zen malah lebih parah.
"Hah? Dia disuruh ayahnya untuk mencari bodyguard disekolah? Aneh sekali, jadi itu kenapa tadi ia bersama si botak. Maaf saja tapi aku tak akan menjadi seorang pengawal."
Setelah itu, Zen pun pergi kembali ke meja tempat ia mau makan tadi.
Beberapa menit berjalan, akhirnya Zen pun sampai di meja makannya. Namun, meja tersebut sudah kosong melompong.
"Ha? D-dimana makananku? Apa si cupu Hans itu memakan makananku!?"
"Hey nak, apa yang kamu lakukan disini? Apa kau tak masuk ke kelasmu? Jam sudah dimulai dari tadi." Kata bibi yang sedang bersih-bersih meja disekitaran sana.
"Bibi, dimana steak yang ada disini?"
"Oh, aku sudah membuang semuanya, toh jam pelajaran sudah masuk, jadi tak ada yang boleh kekantin lagi."
'Ha? Sungguh hari ini memang yang terburuk dari yang terburuk.'
***
Setelah belajar hingga jam 4 sore, Zen pun akhirnya memiliki waktu luang untuknya berlatih sendirian, mencoba hal-hal yang ia pikirkan sejak beberapa hari yang lalu, namun tak bisa ia lakukan karena tak memiliki mana.
Namun sekarang ia sudah memiliki cukup mana karena telah memiliki stat Int yang lumayan, sehingga ia juga memiliki mana yang cukup untuknya mencoba teori-teorinya.
Pada saat jam 6 sore, saat semua murid telah pulang ke kamar atau asrama masing-masing. Zen pergi ke lapangan akademi untuk mencoba hal-hal yang ingin dicoba.
"Huftt, baiklah mari mencobanya, ilmu yang aku dapat dari novel yang ku baca dibumi." Kata Zen sambil menutup mata untuk berkonsentrasi.
Zen pun menjulurkan tangannya kedepan dengan telapak tangan menghadap keatas dan membayangkan sebuah api yang panas berkobar ditelapak tangannya.
Sesaat ia merasakan perasaan hangat ditelapak tangannya, dan sesaat kemudian ia mulai merasakan panas namun tak menyakitinya. Saat Zen membuka mata, ia melihat sebuah api yang berkobar besar diatas telapak tangannya.
'Bagus, selanjutnya.'
Zen pun kembali melanjutkan proses sesuai apa yang ia inginkan. Kali ini setelah mewujudkan api, ia akan memadatkannya, karena api yang ada ditangannya berkobar tidak teratur.
Zen mengerutkan keningnya pertanda ia sedang sangat fokus. Lama kelamaan api yang tadinya sangat besar mulai mengecil namun dengan suhu yang terus meningkat semakin kecil apinya.
1 menit berlalu...
Sekarang api yang ada ditangan Zen telah berubah menjadi sekecil bola kasti yang sudah pasti sangat-sangat panas jika dibandingkan dengan panas api saat pertama kali muncul.
'Sepertinya ini cukup.'
Zen pun melempar api tersebut keatas, dan saat berada diudara Zen mengucapkan seperti kalimat pengaktif.
"Meledak."
BOOMM!
Bola api tersebut meledak cukup kuat, layaknya sebuah granat yang ada dibumi.
"Sesuai dugaanku api besar yang terus ditekan menjadi sangat kecil, lalu dilepas begitu saja akan akan meledak, sekarang aku seperti memiliki sebuah granat.
Berbeda dengan mage yang pernah aku lihat dimansion, yang membuat sebuah bola yang cukup besar, namun tingkat kepadatannya benar-benar tipis sekali, jika dibandingkan dengan daya rusak granatku ini aku yakin akan menang."
Setelah itu, Zen mengambil pedang api miliknya yang berada dalam inventori. Saat Zen mengeluarkannya, pedang tersebut seperti pedang biasa, namun di bagian sarung dan gagangnya terdapat corak-corak api.
Zen pun menggunakan skill pelapisan Qi untuk melapisi pedangnya, setelah pedang sepenuhnya dilapisi oleh qi, Zen pun menyalurkan elemen api kedalam pedangnya.
Swoshhh!
Secara ganas, pedang tersebut langsung berkobar dengan api, namun tak merusak pedang tersebut. Inilah perbedaan jika pedang dilapisi qi terlebih dahulu baru elemen api. Jika tanpa dilapisi qi, dan hanya menggunakan elemen api, maka pedang akan rusak karena suhu panasnya.
Zen pun mengayun-ayunkan pedang tersebut seperti teknik yang ia pelajari dibumi.
"Wow jadi seperti ini ya." Kata Zen yang melihat bahwa setiap ayunan pedangnya diikuti oleh kobaran api dibelakngnya.
Setelah itu, Zen pun mengaktifkan skill Acceleration untuk menambah kecepatan geraknya. Dan Zen pun mengayun-ayunkan pedangnya sambil berlari.
Tak lama ia terus seperti itu sambil tangan kirinya menciptakan sebuah granat api seperti yang ia coba tadi, namun ia lebih mempercepat pembuatannya. Karena jika dalam pertarungan nyata, lawan tak akan menunggunya menyelesaikan granat apinya sempurna.
Semakin lama, Zen semakin terbiasa menggunakan pedangnya tanpa memikirkan pembuatan granat api ditangan kirinya, juga pembuatannya yang pada awalnya 1 menit, berhasil dipersingkat hingga 10 detik saja, dan itu ia lakukan dengan terus berlari mengelilingi lapangan sambil menggunakan terknik-teknik pedangnya. Tiba-tiba muncul sebuah notifikasi.
[Ding, dikarenakan terjadinya konsentrasi yang sangat intens, Int +1]
[Ding, terdeteksi pengguna mencoba untuk berlatih melebihi batas, sebagai bentuk respect system, mendapat hadiah 10 botol mana potion(C)]
"Hahh-hahh~ terima kasih system, kebetulan sekali aku kehabisan mana, akan kugunakan sebaik mungkin."
Dan Zen pun terus berlatih hingga jam menunjukkan pukul 10 malam. Terlihat Zen yang tengah terbaring lemas ditengah-tengah lapangan dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya, namun ia terlihat sangat bahagia.
_________
[Nama] : Zen Arai
[STR 12 AGI 10 INT 17 VIT 13]
[Class] : -
[Skill] : Mata Kebenaran(EX), Elemen api(C), Pelapisan Qi(D), Acceleration(C)
[Spesial ability] : Body Refinement(1%)
[Coin] : -
[Shop]
[Inventory]
_________
"Hahaha, hanya dalam 4 jam, int ku bertambah 7, bukan itu saja, bahkan Stat ku yang lain pun bertambah pesat, Yah, meskipun aku berharap Body Refinementku akan bertambah ke 2% sih.
Tapi itu sudah wajar, karena dalam waktu 6 Tahun aku berlatih push up, sit up, pull up, dan lari setiap hari pun hanya bertambah 1 persen saja. Entah apakah aku bisa mencapai 100%, mungkin aku akan mati terlebih dahulu karena sudah terlalu tua. Namun yang pasti,
AKU BISA TERUS BERKEMBANG MENJADI LEBIH KUAT.
Bersambung>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments