"Wow, ternyata kakek tua itu orang yang cukup hebat," Ucap Zen mengingat orang yang baru saja ia temui ternyata orang yang terkenal.
"Bukan hannya cukup, tapi sangat hebat kau tahu?" Tegas Aaron, entah mengapa ia seperti sangat mengidolakan sosok Albert Einstein.
"Iya tapi dia bukan nomer 1."
Wungg!
Tiba-tiba waktu area di sekitar sana terhenti. Menyisakan Zen yang masih bisa bergerak.
"Hahahahaha, kau memang bocah yang menarik." Terdengar suara seorang pria tua yang familiar.
"Eh, kanapa semuanya berhenti?" Tanya Zen melihat orang-orang disekitarnya membekku.
"Itu karena kekuatanku."
"Time Space mage?" Ucap Zen melihat kearah sumber suara.
"Oh, kau sudah tahu aku rupanya."
"Yah, barusan aku diberitahu oleh dia," kata Zen sambil menunjuk Aaron.
"Hm, begitu ya. Jadi mari bahas apa yang kamu ucapkan tadi mengenai aku yang bukan nomer 1."
"Oh, apa anda tersinggung dan mau membunuhku?"
"Bhahahaha, tentu saja tidak, aku tak mau kehilangan anak dengan keberanian tinggi sepertimu begitu saja.
Namun aku hanya mau menunjukkan bahwa dunia ini sangatlah luas, dahulu, aku berfikir bahwa jika aku dapat menghentikan waktu seperti ini, maka aku adalah orang terkuat didunia. Karena tentu saja tak ada yang bisa mengalahkan ku jika bergerak saja mereka tak bisa.
Namun ada orang yang membuktikan bahwa ia bisa mengalahkan ku hanya dengan tatapannya saja."
"Anda kalah?"
"Ya, waktu itu aku benar-benar terpukul karena sudah menganggap diriku yang terkuat, malah kalah hanya dengan tatapan saja."
'Bagaimana bisa mengalahkan orang dengan tatapan? Apa lagi dia ini salah satu orang terkuat dibenua.'
Sesaat Zen penasaran dengan status dari salah satu one hundred atau orang yang memasuki peringkat benua. Zen pun menggunakan skill mata kebenaran kepada Albert.
[Ding, proses pemindaian gagal, dikarenakan target memiliki mental berrier yang sangat kuat, juga karena perbedaan level yang jauh.]
"Kau mencoba untuk melakukan sesuatu padaku bocah?"
"Eh? Tidak aku tak melakukan apa-apa seperti yang anda lihat."
"Hmm, tadi entah mengapa tiba-tiba mental berrier ku aktif dengan sendirinya. Yah mungkin kau tak melakukan apa-apa karena jika kau melakukan sesuatu untuk menyerang secara mental, maka itu akan secara otomatis terbalik.
Dan kau sekarang masih baik-baik saja, jadi mungkin memang kau tak melakukan apa-apa."
"Haha... Tentu saja, mana berani aku melakukan hal itu."
'Sial, tak kukira dia akan sadar karena mental berriernya. Hampir saja, jika dia tak percaya mungkin aku sudah mati disini.'
"Emm, jika sudah tak ada yang mau anda ucapkan saya mau lanjut makan, daru kemarin aku terus-terusan tak bisa tenang saat makan."
"Hohoho, iya maaf mengganggu waktu makan mu, terima ini, jika kau butuh bantuan mengenai elemen-elemen jangan ragu untuk datang padaku, aku akan membantu sebisanya." Kata Albert Einstein sambil memberikan sebuah lembar kertas kosong.
Sesaat kemudian, waktu kembali berjalan normal dan Albert Einstein sudah tak ada disana.
"Zen? Kenapa kau tiba-tiba berdiri?"
"Ah tidak, mari lanjutkan makan."
Setelah itu, Zen pun kembali melakukan aktifitas akademi seperti biasa, hingga pulang.
Dan seperti kemarin, jam 6 sore, Zen pergi ke lapangan akademi untuk berlatih. Kali ini ia memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah elemen api yang lebih kuat dari yang ia miliki sekarang.
Untuk pemanasan, ia menggunakan elemen angin terlebih dahulu ditangan kiri, lalu elemen api ditangan kanan. Setelah itu Zen mencoba untuk menggabungkan kedua elemen itu secara langsung.
Blarr!
Api ditangan kanannya meledak dan berkobar lebih besar. Sehingga percobaan pertamannya gagal.
Lalu percobaan kedua ia melakukan hal yang sama, namun tiap elemen dikedua tangannya dipadatkan. Namun saat keduanya disatukan malah meledak lebih besar dari yang pertama.
Hingga percobaan yang ke-59 sedikit demi sedikit ia mulai mengerti cara untuk menggabungkan keduanya agar bisa membuat apu yang ia inginkan.
Tahap pertama ia menggunakan api biasa ditangan kanan, lalu angin ditangan kiri, selanjutnya ia akan mencoba untuk membayangkan elemen anginnya mengikat oksigen yang ada disekitar tubuhnya.
Lalu dengan pelan-pelan Zen mulai menggabungkannya sedikit demi sedikit, terus membayangkan angin ditangannya mengikat lebih banyak oksigen dan ia melakukan proses penyatuan hingga memakan waktu 10 menit. Namun pada akhirnya, dipercobaan yang ke-60
Swoshhh!
Api ditangan kanan Zen berubah menjadi api biru yang tentunya tingkat kepanasan api tersebut jauh jika dibandingkan api biasa.
[Ding, elemen api(C) telah berevolusi menjadi Elemen api biru(B), karena berhasil mengevolusikan skill secara otodidak atau belajar sendiri untuk pertama kalinya Int +3, mendapatkan Skill Fusion(S)]
___________
[Fusion]
Rincian : menggabungkan 2 macam skill yang sinergi/ada keterhubungan dan menghasilkan skill baru, lama proses sesuai dengan rank yang skill digabungkan(hanya bisa digunakan seminggu 1x)
___________
"Woahh, keberuntungan apa ini? Jadi aku tak perlu susah-susah untuk mengkombinasikan skill secara manual, aku tinggal menggunakan skill ini dan hasilnya sudah pasti. Kalau begitu mari mencobanya. Gabungkan skill elemen angin dan elemen api biru."
[Ding, menggabungkan skill elemen angin(C) dengan elemen api biru(B)]
[Ding, proses selesai dalam waktu 2d : 23h : 59m]
"Oh, ternyata cukup lama padahal hanya rank C Dan rank B, sepertinya aku harus sabar menunggu. Kalau begitu sekarang mari latihan untuk meningkatkan status."
Zen pun mengeluarkan pedangnya dan melapisinya dengan api biru, ditangan kirinya Zen membuat granat api biru secara terus menerus. Dan Zen pun berlari menggunakan acceleration mengelilingi lapangan sambil mengayunkan pedangnya.
Ia melakukan hal itu hingga jam 10 malam seperti kemarin, namun anehnya ia sekarang jauh lebih cepat berkembang, dengan stat Int +5, Str +5, Agi +4, Vit +4.
_________
[Nama] : Zen Arai
[STR 17 AGI 14 INT 25 VIT 17]
[Class] : -
[Skill] : Mata Kebenaran(EX), Elemen api biru(B), Elemen angin(C), Pelapisan Qi(D), Acceleration(C), Spirit Blessing(B+), Fusion(S).
[Spesial ability] : Body Refinement(1%)
[Coin] : -
[Shop]
[Inventory]
_________
"Huft-huft~ Sepertinya aku lebih cepat berkembang dibanding kemarin, sepertinya efek Spirit blessing cukup bekerja sehingga intku naik 5. Namun menggunakan pelapisan qi, acceleration, dan api biru secara bersamaan juga berlari sangat membebani tubuh, jadi Str, Agi dan Vit ku naik cukup banyak.
Namun saat ini untuk menggerakkan jariku saja cukup susah. Bagaimana aku bisa kembali ke kamar kalau begini?" Kata Zen yang benar-benat kelelahan dan terbaring tak berdaya ditengah lapangan.
Selain kelelahan ia juga kehabisan mana yang membuatnya juga semakin merasa lelah. Pada akhirnya, ia baru bisa bergerak jam 11 malam, dan ia sampai di kamarnya jam 12 malam karena ia jalan dengan sangat perlahan.
Bersambung>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments