Beberapa saat kemudian, Zen pun berada di pintu masuk kelasnya dengan Hans yang juga berada di kelas normal.
Saat Zen masuk, berbagai macam pandangan langsung terasa, seketika ia menjadi pusat perhatian dikelas. Zen pun duduk di kursi yang masih kosong ditemani oleh Hans yang duduk disampingnya.
Tak lama, seorang guru laki-laki bertubuh besar berotot dengan rambut hitam klimis yang disisir kebelakang masuk kedalam kelas mereka.
"Selamat pagi semuanya!"
"Selamat pagi pak!" Jawab para murid.
"Perkenalkan, Nama saya Vizel, kalian bisa memanggil saya pak Vizel. Saya adalah wali kelas kalian disini," ucap pak Vizel memperkenalkan diri.
"Mohon bantuan untuk kedepannya pak." Ucap para murid.
"Bagus. Untuk hari pertama tak perlu basa-basi, saya mau bertanya kepada satu persatu dari kalian, kenapa memilih untuk menjadi ksatria atau knight?"
Dan sebagian besar dari para murid menjawab kalau menjadi seorang ksatria itu keren atau itu adalah mimpi mereka dari kecil.
Saat tiba Zen ditunjuk untuk memberikan pendapatnya kenapa ia memilih untuk menjadi seorang ksatria, Zen menjawab,
"Aku pikir ksatria memang yang terlemah, namun aku lah yang akan menjadikannya paling kuat suatu saat nanti. Bukan berarti menjadi ksatria tak bisa menggunakan sihir. Aku akan menjadi ksatria yang bisa menjadi mage dan healer disaat yang bersamaan.
Semua orang dikelas terdiam, tak menyangka Zen akan mengatakan hal tersebut seakan-akan hal itu mudah.
"Hahahaha. Hey nak, apakah kau pikir melakukan hal itu semudah mengucapkannya? Jika hal itu memang bisa dilakukan, mungkin ada banyak ksatria diluar sana yang melakukan hal tersebut."
"Meskipun begitu akan tetap kulakukan. Aku akan melakukan apa yang kumau. Tak peduli ada orang yang sudah melakukannya atau belum.
Jika tak ada maka akan ku buat, jika sudah ada maka aku akan menjadi yang terkuat. Sesimpel itu."
Setelah pak Vizel pun melanjutkan pertanyaan-nya ke murid lain, namun tak ada yang spesial, hanya berputar dikata-kata keren, idola, mimpi atau mengikuti jalur ayahnya.
Setelah itu, pak Vizel pun menceritakan sedikit sejarah mengenai ksatria.
Menurut cerita pak Vizel, pada zaman terdahulu, ksatria adalah job yang paling kuat diantara job lainnya. Dikarenakan hal itu, pada zaman itu jumlah ksatria hampir setengah dari seluruh orang di benua.
Dan diantara para ksatria itu, ada 1 pemimpin atau orang yang menjadi simbol kekuatan bagi ksatria. Ia adalah Raja pedang yang didukung oleh para pilarnya yaitu, Spear master, Axe king, Phantom shadow, Bow Master, Shield master, Crazy chain.
Namun suatu saat muncul sesosok makhluk tak diketahui yang menyerang benua mereka. Makhluk tersebut sangat kuat dengan kekuatan magisnya yang tak masuk akal.
Dikatakan dalam legenda, bahwa makhluk tersebut bahkan dapat mengendalikan seluruh elemen yang ada didunia, dari api, air, tanah, angin, cahaya, kegelapan, dan ia dapat menarik ratusan meteor dari luar angkasa jatuh kedunia.
Selain raja pedang dan para pilarnya, semua ksatria yang ikut berperang dengan mudahnya dilenyapkan oleh makhluk tersebut.
Setelah bertarung selama 7 hari 7 malam, makhluk tersebut berhasil dikalahkan oleh raja pedang bersama para pilarnya, namun makhluk tersebut dapat melarikan diri dan memberikan sebuah kutukan kepada raja pedang dan seluruh pilarnya.
Alhasil tak lama setelah peperangan itu, raja pedang dan seluruh pilarnya tewas karena kutukan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa makhluk tersebut tewas saat melarikan diri karena lukanya yang parah, namun ada juga yang mengatakan bahwa makhluk tersebut masih hidup dan sedang bersembunyi sambil memulihkan lukanya akibat perang tersebut hingga sekarang.
Namun karena makhluk tersebut berhasil melenyapkan sebagian besar benua tersebut. Dan seluruh ksatria kuat telah tewas dalam perang tersebut menyisakan beberapa ksatria tingkat rendah.
Maka dari itu, teknik-teknik dan potensi dari job ksatria pun terkubur, dan yang awalnya ksatria adalah yang terkuat, posisi itu tergantikan oleh mage dan job-job lain yang menggunakan sihir.
Zen cukup tertarik akan cerita itu, dan ia pun banyak bertanya.
"Pak, apakah makhluk itu hanya seorang diri?"
"Ya! Makhluk itu hanya seorang diri, ia dikatakan memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, ia bisa menjadi sebesar gunung, juga bisa menjadi seperti kita manusia biasa.
Dikatakan juga bahwa itu adalah salah satu kemampuannya, untuk menyesuaikan sesuai dengan lawan yang ia hadapi, jika ia membutuhkan mobilitas atau kecepatan yang tinggi, ia akan menjadi kecil, dan jika ia membutuhkan tubuh kuat dan tak tertembus maka ia akan berubah menjadi besar."
"Lalu, dimana letak kerajaan raja pedang?"
"Hmm, tak ada yang tahu mengenai hal itu. Yang pasti semua jejak mereka telah hilang. Yah, semua yang bapak tahu mengenai kisah masa lalu semuanya sudah bapak ceritakan, jadi mari mulai pelajaran yang sebenarnya.
Bapak menceritakan hal itu untuk membuat kalian lebih percaya diri bahwa seorang ksatria itu tidaklah lemah dan tak berbakat. Kuat atau lemahnya seorang ksatria itu tergantung dengan kerja keras yang kalian curahkan untuk mengembangkannya."
"Baik pak!" Ucap para murid.
Setelah itu, pak Vizel pun menjelaskan teori mengenai bagaimana seorang ksatria bertarung secara panjang lebar.
Inti dari penjelasan tersebut adalah selain bertarung menggunakan seni berpedang atau seni khusus mereka, seorang ksatria juga bertarung dengan cara menggunakan mana / qi untuk memperkuat senjata, tubuh dan serangannya.
Yang mana hal itu bisa digabungkan dengan suatu elemen, sehingga menghasilkan efek tertentu.
Contohnya Zen yang memiliki elemen api, jadi ia bisa melapisi tubuhnya menggunakan mana / qi dan merubah qi tersebut menjadi elemen api, sehingga selain memperkuat bagian yang dilapisi, setiap serangannya juga akan menghasilkan efek terbakar / burn.
Begitu juga elemen air akan menyebabkan efek bleeding/pendarahan. Elemen angin akan menyebabkan efek mempertajam dan mempercepat serangan. Dan tanah akan memperkuat dan memperberat serangan jauh melebihi elemen yang lain.
Tentu setiap elemen memiliki rekomendasi senjata yang akan membuat elemen itu berkerja dengan baik dan efektif. Contohnya elemen tanah yang memperberat dan memperkuat serangan, akan efektif jika pengguna menggunakan senjata berat seperti palu atau gada.
Waktu pun berlalu dengan cepat hingga jam istirahat pukul 12 siang tiba.
Zen pun bersiap dan memasukkan buku-buku catatan miliknya kedalam inventori. Meskipun Zen memang sedikit cuek, namun ia sangat tertarik dengan bahasan atau pembelajaran seperti ini.
Hal ini dikarenakan memang related dengan kehidupannya yang hanya mengejar kehidupan seperti karakter novel yang setiap hari ia baca, yang dimana karakter tersebut merupakan seorang swordmage, atau seorang pengguna pedang yang juga menggunakan sihir.
Setelah Zen memasukkan beberapa bukunya kedalam inventori, seorang murid lain berbicara kepada dirinya.
"Hey! Bagaimana bisa kau melakukan itu? Apa itu cincin dimensi? Hmm, tunggu-tunggu tapi kamu tak memakai cincin apapun, bagaimana kau menyimpan buku-buku itu?"
"Emm maaf, kau siapa?"
"Ehh, ma-maafkan aku, aku hanya penasaran dengan apa yang barusan kamu lakukan dan tak sada-
"Ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu," Ucap Zen yang tak mau menjawab hal-hal merepotkan seperti itu.
'Hmm, sepertinya aku tak bisa menggunakan inventori ini secara terang-terangan. Yah, aku kira hal ini adalah hal wajar mengingat di dalam novel yang ku baca setiap orang menggunakan sihir ruang untuk menyimpan barang, meskipun ada batasnya.'
Bersambung>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments