Keesokan paginya dikelas. Zen masih terasa sangat lelah, bukan hanya lelah, seluruh badannya terasa nyeri, ia bahkan hanya tidur dikelas tanpa berbicara apapun hingga jam istirahat tiba.
Hal itu membuat anak-anak dikelas Zen mengira Zen sedang dalam keadaan sakit atau ada sesuatu yang salah dengan dia sehingga Zen menjadi murung seperti ini.
Ardan melihat kalau Zen murung seperti itu mengira kalau Zen sedang dalam keadaan sakit, sehingga ia mengatakan pada anggota-anggota kelompok miliknya dan merencanakan sesuatu yang buruk.
Saat jam istirahat tiba, Zen pun bangun dari tidurnya, dan pergi menuju kekantin. Ia berjalan dengan perlahan karena kakinya masih terasa sakit dan tak bertenaga.
Sesampainya Zen di kantin, ia dipanggil oleh Aaron dan Alisia.
"Hey! Zen! Kemarilah ini makananmu sudah kami ambilkan," Ucap Aaron melihat Zen yang baru tiba di kantin.
Zen yang mendengar Aaron pun pergi ke mejanya, dan duduk lalu makan.
"Ah, makasih."
"Hey Zen! Kenapa matamu sayu begitu? Terjadi hal yang tak mengenakkan?"
"Ah tak ada kok, aku cuma sedikit lelah."
"Apa kamu sakit Zen? Kamu begitu lemas hari ini," kata Alisia.
"Oh Alisia, kamu sudah baikan setelah masuk ruang perawatan kemarin?"
"Ah, iya aku baik-baik saja. Apa kamu mau diantar ke ruang perawatan Zen? Disana kau akan langsung disembuhkan hingga tak akan ada sakit lagi."
"Hmm, oke lah, aku juga tak enak terus seperti ini. Mari kita kesana setelah makan."
Setelah makan Zen pun diantar oleh Aaron dan Alisia pergi ke ruang perawatan.
Di Ruangan perawatan...
"Jadi, kenapa kamu bisa begini?" Tanya healer yang ada di ruang perawatan ia bernama bu Eza.
"Ah, itu karena saya berlatih bu."
"Hmm, pantas saja, saat ini kamu mengalami mana burn, dimana kamu benar-benar menghabiskan mana kamu secara berulang-ulang. Sehingga terjadi kelelahan yang ekstrim pada tubuh dan mental kamu.
Dan hal ini diperparah karena badan kamu yang terlalu lelah dan berlebihan saat dipakai, sehingga semua otot ditubuh kamu rusak, dan untuk memperbaikinya biasanya mana lah yang meregenerasi secara otomatis saat kita tidur.
Namun ini tidak beregenerasi karena tak ada mana di dalam tubuhmu saat ini. Jadi ibu akan memasukkan mana ke dalam tubuh kamu.
Biasanya mana burn sering terjadi pada mage untuk mereka memperluas wadah mana mereka, namun bukannya kamu ini ksatria? Kenapa kamu melatih sihirmu dengan keras?"
"Ah itu karena saya ingin menjadi seorang Swordmage. Jadi selain melatih qi berpedang, saya juga melatih sihir."
"Oh, begitu ya. Ibu belum pernah dengar sesuatu seperti itu sebelumnya, namun mungkin jika hal itu bisa dilakukan mungkin akan menjadi sesuatu yang hebat."
"Yah, jika tak ada aku yang akan mengadakannya."
"Hahaha, kamu bisa saja. Penyembuhannya sudah selesai."
"Oh, terima kasih bu, kalau begitu saya kembali ke kelas dulu."
"Ya, lain kali berhati-hatilah, jangan terlalu berlebihan saat berlatih."
"Iya bu."
Setelah itu Zen pun keluar dari ruang perawatan yang langsung disambut beberapa pertanyaan oleh Aaron dan Alisia mengenai keadaanya sekarang. Namun saat ini ia sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Zen pun kembali ke kelasnya karena pelajaran telah dimulai. Namun setelah beberapa menit kemudian, ia tiba-tiba merasa sangat lemas lagi, dan sekali lagi ia tertidur dikelas hingga pelajaran berakhir.
Setelah waktunya pulang, ia pun bangun dan dengan cepat pergi meninggalkan kelas, ia sangat ingin tidur di kasurnya yang empuk.
'Hmm, kenapa tubuhku ini? Dulu saat aku berlatih di rumah sekeras apapun tak akan terjadi hal seperti ini. Bahkan setelah diobati oleh bu Eza hanya sebentar aku merasa baikan, dan beberapa menit kemudian kembali lagi seperti semula.'
Saat ia ingin masuk kedalam kamar, tiba-tiba ada dua anak yang menghampiri dirinya.
"Zen!"
"Hm? Ada apa?"
"Cepat ikut kami."
"Ha? Kenapa aku harus melakukan itu?"
"Kamu lagi sakit kan? Cepat ikuti kamu jika tak ingin celaka. Kamu pikir bisa melawan kami berdua saat sedang sakit?"
Saat Zen berniat menghajar mereka berdua, notifikasi misi muncul.
[Ding, misi terdeteksi.]
________
Misi : Ada anak yang berniat buruk padamu, ikuti rencana anak yang berniat buruk padamu, dan selesaikan secara sekaligus.
Hadiah : 1.000 coin, Buku swordmage mana circulation.
Gagal : kondisi pengguna akan bertambah buruk, dan terancam tak akan bisa menggunakan mana.
_________
'Oh, lucky, langsung ketemu cara menangani sakit ini.'
"Baiklah, aku akan mengikuti kalian."
Setelah itu, Zen pun mengikuti kedua anak itu, dan Zen dibawa kesebuah gudang tak terpakai di akademi, dan didalam gudang tersebut, sudah ada banyak anak, mungkin sekitar 20 anak berkumpul disana termasuk anak yang membawa Zen.
"Jadi, apa ada masalah?"
"Heh, diam kamu penghianat, kau kira kami tak tahu kau malah berteman dengan anak kelas upper? Apa lagi mereka dari kelas sihir." Kata Ardan yang memimpin anak-anak lain.
"Heh! Memangnya kenapa aku penghianat? Seingatku aku tak pernah bergabung dengan kalian."
"Cih, kamu tak sadar kalau kamu itu anak kelas kita, banyak teman kita yang dibully oleh anak kelas menengah dan upper, dan kamu malah berteman dengan mereka."
"Memangnya apa urusanku? Kalau kalian dibully itu urusan kalian bukan urusanku, terserah aku mau berteman dengan anak kelas apa, kenapa kau malah ingin mengaturku?"
"Sepertinya kau tak tahu keadaanmu Zen lagi sakit masih saja berlagak. HAJAR DIA!"
"Heh, aku mau sakit mau apa, kalian tak akan bisa mengalahkanku."
Zen pun langsung mengeratkan kepalannya, dan memasang kuda-kuda. Para kelompok Ardan pun mengerumuni Zen berniat mengeroyoknya ramai-ramai.
Saat itu, Zen pun langsung mengaktifkan Acceleration, namun.
"UGHK!"
'EH? Kenapa ini, saat mau menggunakan skill ku, saraf-saraf yang ada ditubuhku seperti ditusuk ribuan jarum.'
Karena Zen masih kesakitan karena hal itu. Ia pun terkena pukulan dari salah seorang anak dipipinya.
Bughk!
"Cih." Zen pun langsung berlutut.
Namun dengan cepat Zen kembali berdiri, dan mengambil posisi seperti petarung muay thai.
'jika tak bisa bertarung menggunakan mana, maka aku akan bertarung sesuai gaya bertarungku saat dibumi.'
Saat salah seorang anak maju menyerangnya, Zen pun menghindari tinju dari anak tersebut dan melayangkan tendangan lutut kearah ulu hatinya dengan keras.
Bughk!
Seketika anak tersebut pun langsung tepar karena sesak dan tak bisa bernafas.
Tak berhenti dari situ, Zen menarik kerah dari anak lainnya dan melayangkan sikunya kehidung anak tersebut.
Bukk!
Setelah itu ia langsung melayangkan tendangan lutut kearah dagunya, sehingga anak tersebut langsung pingsan tak sadarkan diri.
"MAJU SINI KALIAN BANG*AT!" kata Zen sambil menatap tajam anak-anak lainnya.
Melihat 2 orang langsung jatuh, juga intimidasi dari Zen, anak-anak lainnya pun seketika mentalnya down. Dan mereka pun maju menyerang dengan sembrono. Hal itu mempermudah Zen untuk menghajar mereka dengan gaya muai thainya.
Melihat anggotanya dihajar, Ardan pun kesal dan berlari menyerang Zen dengan pukulannya.
"Mati kau Zen!"
Saat Ardan memukulnya, ia pun menangkap pukulannya dan merangkul tangannya membelakangi Ardan. Setelah itu ia pun mendorong kaki kanannya keatas dan membanting Ardan dengan keras secara vertikal.
Brakkk!
Zen yang tadinya menggunakan muai thai, ia langsung berpindah ke judo.
Saat ia masih tidak stabil setelah membanting Ardan, ia kembali diserang oleh anak lainnya.
Zen pun berpindah dari judo ke taekwondo, ia pun berputar 180° dan menendang anak tersebut hingga terpental beberapa meter.
Bersambung>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments