PART 19

Empat jam lalu

24 April—Pukul 10.09

Melalui kaca pintu transparan, Wesley bisa melihat dua pelaku tengah berbincang di depan ruangan. Percakapan tidak terdengar, tetapi sepertinya sangat serius diamati dari gerak gerik mereka. Mereka sama-sama mengenakan pakaian serba hitam, hanya berbeda pada corak rompi, di mana si A memiliki garis merah tua.

Tak lama, B masuk. Masih dengan tugasnya, dia merawat Wesley dengan baik. Memberi makan sampai mengatur jadwal pemeriksaan pria itu.

"Kau cepat membaik." Untuk sesusia Wesley, dibutuhkan sekiranya satu minggu agar mampu berbicara dan bergerak, tetapi ia hanya perlu tiga hari.

"Saat muda dulu, aku banyak olahraga. Istriku juga sering memasak makanan sehat. Itu membuat tubuhku menjadi lebih kuat."

"Bersyukurlah, walaupun kau juga tak bisa lolos dari kami." B melepas helmet yang menutup seluruh kepalanya. Sayang, kain hitam masih membungkus wajahnya sehingga Wesley tak mampu mengenali.

B menghirup napas dalam-dalam. Berada di balik helmet membuatnya susah bernapas. A menyuruhnya untuk tetap memakai helmet mengingat saat ini mereka memiliki seorang tahanan. Namun saat ini, ia harus memakai stetoskop untuk memerika jantung Wesley. Lantaran elektrokardiograf telah dicopot darinya.

B memakai earpiece stetoskop di telinga, lalu menempelkan diaphragm di dada dan perut Wesley. "Karabin itu tidak bisa mengalahkan kami."

Wesley terdiam. Bagiamana dia bisa tau rencana kami? batin Wesley.

B tersenyum dari balik kain hitam. "Sebelum mereka melakukan itu, kami akan menembakkan gas klorin ke rumah walikota. Menunggu mereka berhamburan keluar rumah, kemudian menembak mereka satu persatu. Atau jika memilih berlindung di dalam rumah, maka mereka akan mati keracunan klorin."

"Katakan padaku. Bagaimana kalian bisa tau rencana kami?" tekan Wesley.

"Kami ada di mana saja. Kami bisa lihat apa saja. Dan kami bisa mengetahui apa saja."

"Apa kau tau tentang kondisi istriku?"

"Maksudmu, orang yang rela menukar nyawa orang lain demi nyawamu?"

Kening Wesley mengkerut. "Apa maksudmu?"

B menurunkan earpieces dan menggantungkan stetoskop ke leher. "Wesley, kau pikir kenapa kita merawatmu di sini? Tidak ada sesuatu yang dilakukan manusia tanpa imbalan."

Wesley tersentak. Jantungnya berdebar kencang, sel-sel otaknya bekerja keras agar cerebum menciptakan sebuah logika yang masuk akal.

Sandra, istrinya...

Wesley terkekeh. Bodoh sekali dirinya nyaris mempercayai orang yang telah membunuh puluhan manusia tanpa merasa bersalah. Wesley mengenal Sandra lebih dari siapa pun.

"Tutup mulutmu. Jangan sesekali berbicara yang tidak benar tentang istriku," bariton Wesley.

"Terserah jika kau tidak percaya. Namun ketika dia sampai ke mari, kau akan mengetahui kebenaran." B berdiri, kemudian menjejak ke luar ruangan.

Sebelum benar-benar pergi, B berbalik dan mengatakan sesuatu. "Siapkan hatimu agar tidak terlalu terkejut, sebab aku sudah beri taukan sebelumnya."

Wesley betul-betul terdiam. Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin. Itu yang dia ulang dalam hati. Sandra adalah sosok yang sangat lemah lembut. Merenggut nyawa seseorang? Bahkan istrinya saja akan merasa bersalah bila tidak sengaja menyakiti hewan.

Tapi tunggu... Si B menyebutkan kata Ke mari? Berarti..., Wesley masih ada di Chaderia? Lebih tepatnya di dalam Menara jam.

Wesley menekuri borgol yang mengurung kedua tangan dan kakinya. Kemudian, bola matanya menjurus ke penjuru ruangan. Pertama, Wesley harus bisa melepas borgol-borgol ini. Selanjutnya..., tidak tahu.

Pada intinya, Wesley harus segera menghubungi Jasper dan yang lain. Dan tanpa B sadari, kunci borgol kini berada di tangan Wesley.

To be Continue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!