Damaskus dengan nekatnya menghisap tembakau dengan cangklongnya di dalam kamar Saputra. Sementara Saputra hanya menanggapi Damaskus sambil cengengesan.
Mereka sedang terlibat perbincangan antar pria saat ini, berdua saja. Membentuk Gentleman Agreement bawah tangan yang krusial bagi masa depan mereka berdua.
“Pembatalan pernikahan karena faktor agama, pikiran yang cukup bijaksana,” dengus Damaskus saat Saputra menyampaikan niatnya.
“Jadi begini Pak, rencananya setelah bayi Nadine lahir, saya akan menikahinya secara sah,”
“Saya yang akan memberikannya calon suami,” tegas Damaskus.
“Untuk yang itu, bagaimana kalau kita mencapai kata sepakat, Pak? DNA saya sedang di tes, kemungkinan muncul hasilnya sekitar dua minggu lagi. Setelah hasilnya keluar, kalau saya memang seorang keturunan raja, saya akan segera memulai memimpin pemerintahan Eterny,”
“Saya dengarkan, lalu?”
“Tawaran saya, mengenai perusahaan Bapak, seluruh Praba Grup, akan saya beli sahamnya. Enaknya dibentuk PT Baru sebagai induk usaha, dengan nama ibu saya sebagai pemegang saham utama,”
“Ibu kamu,” desis Damaskus, bukan berupa pertanyaan dan bukan pernyataan.
“Ibu saya, Nuraeni,”
“Karena kamu akan segera pindah warga negara dan Raja tidak bisa terdaftar sebagai pemimpin suatu badan usaha,” ujar Damaskus menebak alasan Putra.
“Betul. Itu akan terjadi setelah kasus ini diusut dan dihitung berapa kerugian negara. Negara tidak mungkin membiayai seluruh biaya operasional yang sudah terlanjur terjadi, dan dengan terbengkalainya perusahaan akan membuat PHK massal puluhan ribu orang, terlalu berat bagi negara untuk membayar semua pesangonnya. Mereka pasti butuh investor baru yang menyuntikkan dana untuk Praba Grup,”
“Saat itu kamu, atas nama ibu kamu, masuk?”
“Betul,”
“Usaha kamu ini ditukar dengan Nadine,”tebak Damaskus lagi.
“Ya tentu saja, memangnya bapak mau Anthony yang ambil alih?”
“Ya tidak juga, malah saya mau bunuh dia sekarang,”
“Jangan dong, dia harus hidup walau pun tidak bisa jadi wali tapi anak kami kan harus tahu nasabnya,”
“Anak kami...” suara Damaskus semakin terdengar kesal. “Makin besar kepala ya kamu, dasar sombong,”
“Setidaknya, walau pun ibu saya tidak bisa ikut kami ke Eterny, dia bisa hidup layak di sini. Menikmati deviden dari hasil usaha Praba Grup. ”
Damaskus berdecak, “Halah, kamu kan masih bisa bolak-balik Eterny-Jakarta diam-diam,”
“Anak haram seperti saya sampai harus dijadikan Raja... jadi bisa saja saya ubah peraturannya dong? Hehehehehehe,”
“Mereka pasti ngakunya Nuraeni dan Almarhum Pangeran nikah siri, edit-edit foto dikit pakai AI, biar kamu nggak terlalu haram,”
“Ya bisa jadi begitu, hehehehe,”
“Berdosa banget kamu, semprul,”
“Setelah semua membaik, kami akan mengembalikan semua saham kepada Pak Dama. Saya titip ibu saya. Bagaimana Pak?”
Damaskus menghisap perlahan tembakau yang terbakar dari cangklongnya, lalu menghembuskan asapnya lewat sudut-sudut bibirnya.
“Baiklah, Saya setuju,” kata Damaskus.
“Kita sepakat,” Putra mengulurkan tangannya.
Damaskus menjabat tangan Saputra dengan tegas, “Ya, kita sepakat,”
“Kondisi penting apa saja yang harus saya ketahui tentang Praba Grup?”
“Hem... banyak. Tapi yang sedang hangat-hangatnya masalah korupsi. Salah satu anak usaha kami yang bergerak di tambang batubara kemarin menghadapi kasus penggelapan dana. Ada karyawan kami yang menjual tambang ke pihak ketiga tanpa sepengetahuan saya. Saya tahu ia melakukannya demi keuntungan berlipat bagi perusahaan juga. Dia juga baru menikah jadi saya mengerti dia butuh uang. Tapi dia bertindak sangat ceroboh,”
“Sudah diselesaikan?”
“Tambang sudah berhasil saya miliki kembali. Saat ini terbengkalai, tapi diprediksi dalam dua tahun akan menghasilkan profit karena kondisi ekonomi,”
“Berapa dana yang dikorup?”
“250 miliar,”
“Pesakitan bersedia mengembalikannya?”
“Bersedia. Sudah dilunasi seperempat oleh anaknya, seperempat dari hasil usaha barunya,”
“Baik, batubara adalah penghasil polusi yang sangat besar di bumi. Setelah menghasilkan keuntungan 2x lipat dari keuntungan pertama, saya ingin tambang itu ditutup,” kata Saputra.
Damaskus mengangkat alisnya tanda keheranan. “Ditutup saat menghasilkan. Kamu gila?”
“Iya,” jawab Putra sambil terkekeh.
“Ah ya, saya lupa,” Damaskus melipat kedua lengannya di dada. “Boleh saya tanya kenapa?”
“Tapi, lebih gila lagi kalau saya eksploitasi bumi ini habis-habisan. Saya akan memiliki anak-cucu nantinya. Dan saya tidak ingin bumi ini hancur saat mereka tinggal di sini. Setidaknya kalau memang bumi ini bergejolak, saya tidak ingin menjadi pihak yang turut andil,”
“Astaga...” Damaskus menggelengkan kepalanya tanda salut, “Kamu bukan preman biasa,”
“Sesama mantan preman tidak seharusnya saling menjegal Pak,”
“Hehe, lucu-nya garing ya kamu. Sok tahu.” Kekeh Damaskus.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Tyaga
waahhh kerenn sampai memikirkan anak dan cucu...pemerintah aja engga dieksploitasiiii terusss smpai habis bahkan dijual ke asing 😅
2023-06-28
1
ZQ
ini mah klo para elit baca novel bab ini kira kira gimana ya???
2023-06-23
0
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
raja gitu loh 😅😅😅😅
2023-06-16
0