Pengintaian

Di dalam ruangan apartemen milik pasukan keamanan Kerajaan Eterny, Ivander, anak buah Damaskus yang dulunya bekerja di Dittipidsiber, satuan kerja yang berada di bawah Bareskrim Polri dan bertugas untuk melakukan penegakan hukum terhadap kejahatan siber, namun resign dengan alasan bosan dan beberapa tahun belakangan bergabung dengan Damaskus menjadikan hidupnya lebih berwarna... yah, diwarnai kekerasan, maksudnya. Saat ini sedang mengusahakan suatu aktivitas hacking terhadap beberapa CCTV yang terpasang di rumah-rumah warga di sekitar markas musuh.

Tidak mudah melakukan itu, apalagi ia tidak memiliki IP Address komputer warga.

Tapi ya namanya juga hacker ya, dilakukan berbagai cara. Saat ini dua mata-mata kerajaan yang dibayar oleh Eterny melakukan pengintaian dengan cara... menyusup masuk ke rumah warga. Ada yang masuk dari plafon, ada yang melenggang begitu saja masuk ke gerbang seakan itu rumah sendiri. Semua dilakukan untuk mendapatkan IP Address komputer yang terhubung ke CCTV agar bisa dikendalikan jarak jauh oleh Ivander.

Sebenarnya sih bisa saja dia menggunakan alat tracking atau menciptakan spam website yang saat diklik, ponsel korban terhubung ke sistemnya Ivander. Tapi saat itu Ivander lagi malas mikirin codingnya.

Iya, dia mageran orangnya.

Putra dan Artemis menatap Ivander dengan kesal. Hanya menatap saja dengan sinis. Apa sih susahnya bikin website fake buat seorang Ivander, gitu loh?!

Jawabannya : “Biar seru, bro,” begitu.

“Seru apanya, bang-sat?! Itu mata-mata Eterny ada yang sampe hampir digebukin warga dikira rampok!” ujar Artemis sebal.

“Ya lagian nggak hati-hati ngebobolnya. Pake drama obeng jatoh segala,” Kilah Ivander

“Bukan gitu juga maksudnya Bang Ivaaan!”seru Artemis makin emosi.

Dengan tenang, Ivander menyesap kopi hitamnya dan menyeringai, “Sekali-kali ngerjain pasukan kerajaan,” kekehnya.

“Mas Ivan, IP Address sudah didapatkan semua kan ya? Bisa lah ya dilakukan pengintaian sekarang?” Bene datang dengan wajah khawatir.

“Udah bisa nih Om! CCTV Clear!”seru Ivander sambil mengangkat cangkir kopinya.

“Good, nah tinggal saya tarik pasukan saya cepat-cepat,”

“Ngapain buru-buru sih Om?”

“Mereka ada pekerjaan lain setelah ini. Ke Pasar Subuh,”

“Ngapain ke Pasar Subuh,”

“Ya beli cemilan dong, apalagi coba?! Masa mejeng?”

“Pengawal lo kerjanya makan, emang di negaranya krisis pangan yak?” desis Artemis ke Putra.

“Bukan begitu, di sini makanan enak-enak, harganya murah, kualitasnya nggak masuk akal,” begitu penjelasan Bene.

“Mainnya kurang jauh si Panglima,” gumam Artemis.

“Bagus lah, gue tinggal beli loyalitas si Bene pake seporsi Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih,” kata Putra cengengesan. “Pak Panglima, sini deh...”

“Kenapa, My Lord?” Bene mendekat.

Putra menunduk dan berbisik, “Udah pernah ngerasain Indomie belom?”

“Apa tuh? Merk mie? Enak nggak?”

“Enak banget, mau dibikinin?”

“Boleh lah, tengah malem makan mie,”

“Akal bulus apa lagi lo?!” desis Artemis ke Putra saat Bene sudah pergi.

“Kalau dia udah kecanduan Indomie, gue paksa dia buat melegalkan keberadaan nyokap gue di Eterny, iming-iming sekardus Indomie,” bisik Putra.

Artemis hanya bisa mendengus kesal.

**

“Putra!!” Bang Rasno menghampiri Putra sambil merentangkan tangannya. Tampak Supeno di belakang Bang Rasno, turun dari becak kesayangannya dan juga menghampiri Putra. Di belakangnya ada selusin anak buah Bang Rasno dengan wajah sumringah menghampiri Putra.

Iya, sumringah karena kan mau dikasih duit.

Putra berjalan ke arah Bang Rasno, bersiap memeluknya, Tapi...

PLAKK!!

Ia memukul kepala Putra dengan sandal.

“Dasar kampret lo! Anak Setan!! Kemana aja lo selama ini?!  Begitu dateng bikin masalah melulu kerjaannya!! Gue khawatir tau nggak!! Mana Giman masih belom bisa ditanya-tanya kerjanya bengong melulu!!”

“Wekekekeke, gue juga kangen ama lo, Bang!” Seru Putra sambil cekikikan. “Juhari mane?” tanyanya ke Supeno.

“Lagi jual motor, ntar siangan dia dateng gabung!” kata Supeno sambil mengacak-acak kepala Putra. “Lu kenape sih? Coba ceritain! Terakhir itu yang kita tau si Giman dipukul cewek dan lo dijeblosin ke penjara!”

“Iya, si Giman yang mulai duluan Pak Peno. Itu ada cewek anak konglomerat dia main seret aja ke dalam gang, gue yang kena getahnya,” kata Putra.

“Lo beneran dipenjara?”

“Ya dipenjara tapi bukan di kantor polisi, tiap hari gue dipukulin,”

“Konglomerat mana yang berani maen-maen sama kita Woy!! Gasak sampe melintir nih!!” seru Bang Rasno emosi.

Dan Artemis berjalan ke arah mereka, “Preman yang ini,” katanya dengan sinis.

Semua langsung diam.

Jelas mereka mengenali Artemis.

Kalau ada Artemis jadi ada...

“Dasar si Giman bego! Prabasampurna dia gangguin,” gumam Bang Rasno sambil menunduk dan geleng-geleng kepala.

“Bisa-bisanya nggak kenal sama Nadine? Lo ajarin anak buah lo gimana sih Rasno?” desis Artemis kesal.

“Mbak Nadine udah biasa mondar-mandir di sekitar sana, harusnya si Giman udah tahu sih Bang. Kecuali dia...” Bang Rasno menghela nafas dengan penuh sesal, “Lagi mabok,”

“Jadi cuma gue yang nggak kenal siapa Nadine,” desisnya Putra ke Artemis.

“Lo kelamaan di lapas kali, tahanan Narkoba kan masa tahanannya lebih lama,” kata Artemis.

“Padahal gue nggak ngobat loh, jadi kurir aja,”

“Apalagi kurir, mampus aja lo dipenjara judulnya, mana miskin pula lo. Bisa bebas aja udah untung!”

Bang Rasno mendekat ke arah Artemis. “Jadi... ada kerjaan apa nih Bang? Kenapa kita dikumpulin gini?”

“Boss Dama di culik,” desis Artemis.

“Waduh!! Berani bener yang nyulik!!”

“Widiyanti Ega tersangkanya,”

Bang Rasno mencibir, “Ya jelas berani...” gumamnya.

Artemis menatap anak buah yang dibawa Bang Rasno. “Lo bisa sediain berapa orang Rasno? Segini kurang banyak, gue mau bikin huru-hara,”

“Tiga kali lipatnya bisa, Bang,” kata Bang Rasno sambil menggaruk kepalanya.

“Per kepala berapa juta?” tanya Artemis.

“Ju-ju-juta?!” Bang Rasno jadi kaget mendengar penawaran terbuka itu.

“Elah, mahal bener lo buka harga,” gumam Putra.

“Lo diem aja Semprul!” seru Bang Rasno ke Putra. Putra hanya cekikikan.

“Biar kerjanya bagus. Nggak setengah-setengah. Tapi...” Artemis tersenyum sinis, “Kalo gagal, yang gue Dor kepala lo sebagai ketua suku, ngerti?”

Bang Rasno pun menelan ludah dengan gugup.

**

Menjelang siang,

Tampak ketegangan yang terjadi di antara para anak buah Damaskus. Ivander bahkan sampai memicingkan mata sambil melipat lengannya yang kekar dan bertattoo karena mengamati lingkungan sekitar rumah tempat Bossnya kemungkinan disekap.

“Tim huru-hara siap?” desis Ivander. Terdengar suara dari interkom yang terpasang di telinganya.

“Tim huru-hara bapak lo,” gerutu Artemis dari seberang sana.

“Tim eksekusi diem dulu, gue nanya ke tim huru-hara,” gumam Ivander

“Siap Boss,” terdengar suara seorang pria dari seberang sana. Mereka adalah anak buah bayaran yang disewa untuk berbuat keributan. Sudah tentu anggotanya adalah anak buah Bang Rasno yang dipinjam Putra dengan iming-iming uang.

“Tunggu aba-aba gue, kita belum tahu Big Boss beneran ada di dalam rumah itu atau tidak,”

“Baik Boss,”

“Tim Tarik ulur siap?” tanya Ivander lagi.

“On Location Sir, ready for action,” terdengar suara Benedict.

“Tim tarik ulur kerjanya apa sih?” terdengar Putra bertanya

“Mereka memancing keributan, habis itu mereka juga yang meredakan keributan di akhir nanti kalau Boss udah berhasil kita jemput,”

“Cocok lah ya sama kerjaannya Om Bene, diplomat, Wekekekeke!”

“Put, lo jangan cengengesan, kuping gue sakit,” desis Ivander sambil mengernyit.

Lalu dari kamera terlihat beberapa orang keluar dari dalam rumah itu dan masuk ke mobil. Ivander mengenali beberapa di antaranya, “Itu anak buah Widiyanti Ega,” katanya. “Tunggu mobil mereka menjauh, kita ciptakan keributan agar tim tarik ulur bisa masuk ke dalam dan memastikan Boss Dama ada di rumah itu,”

Setelah mobil itu masuk ke jalan raya, tanpa di duga, ada mobil yang masuk ke area perumahan. Mobil mewah yang semua orang kenal.

“Widiyanti Ega masuk komplek! Tahan dulu!” seru Ivander kaget.

“Duh! Ada apa lagi sih niiih!” desis Artemis kesal.

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

ini tim lbh aneh🤣🤣🤣...klo tim GSA si arman tim baper...bapak2 perkasa😂😂

2024-01-26

1

May Keisya

May Keisya

😂😂😂

2024-01-26

0

May Keisya

May Keisya

dia jawab sndr😂😂😂

2024-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!