Giman Yang Ceroboh

Malam itu sambil bersungut-sungut Giman menghitung uang bayaran parkir di sekitar minimarket. Ia berhitung di bawah spanduk : Parkir Gratis sesuai Perda bla bla bla…

"Berkurang penghasilan gue gara-gara si bang-sat…" gerutunya. "Mana tipnya dia lebih gede pula! Ngerusak rejeki orang aje!"

Di depan sana tampak Putra sedang mengobrol dengan mas-mas kasir minimarket sambil merokok dan ngopi. Hal itu membuat Giman, pria bergigi tonggos dan berkulit legam itu semakin sebal. " Brengsek!!" Giman membanting handuk lusuhnya ke aspal di depannya.

"Woy Bang! Wekekekekekek!!" seru Putra sambil menghampiri Giman. Dihampiri pria bertubuh besar membuat Giman mencibir dan beringsut ke belakang. Jelas di depan Putra sikapnya baik. Sekali hantam saja sudah pecah kali kepala si pria kerempeng itu. "Dapet berapa lo hari ini?!" tanya Putra.

"Em… Dua ratus rebuan," gumam Giman.

"Oh, gue 500ribu Hihihihi. Nih… 150ribu biar sama'an," Putra menghitung lembaran uangnya dan menyerahkan beberapa lembar ke Giman, sampai si Giman melongo.

"Lah ngapa lu kasih gua?" tanya Giman sambil mengelus kedua lengannya yang merinding.

"Mau kagak?!"

"Sini'in dah!" Giman merebut uang di tangan Putra. Tanpa berterima kasih karena merasa itu memang haknya yang direbut oleh Putra. Padahal kalau ia bekerja sendiri, ya tidak dapat sebanyak itu juga sih. Putra staminanya lebih fit, jadi kalau ada mobil mau keluar parkir ia sigap menghampiri. Apalagi, semua takut padanya karena dia cengengesan melulu.

Kalau Giman selalu leyeh-leyeh, lambat mobil sudah ke jalanan raya dia baru ngeh, bahkan kalau dikasih koin 500 suka ia lempar begitu saja ke selokan karena merasa uang segitu tak berharga.

Sementara Putra, uang 200 perakan ia tukarkan ke minimarket yang memang butuh uang receh untuk kembalian.

“Man, Man! seorang sekuriti Gerai ATM menghampiri Giman dengan terburu-buru, “Man, gue sakit perut nih, si Suyat lagi beli kopi di sana,”

“Iya, iyaaaa, gue gantiin jaga dah! Jangan kelamaan, jangan maen hape di WC!” gerutu si Giman sambil beranjak dari jongkoknya. Semua mempercayai Giman karena ia memang dari kampung di belakang pertokoan ini, jadi kalau ada apa-apa masih mudah dilacak.

Masalahnya, si Giman otaknya jongkok rada blo’on kebanyakan nge-lem.

Tak lama, sebuah sedan mewah memasuki parkiran ruko dan parkir di depan ATM.

"Wih.. Mobil apa'an tuh! Orang kaya!" gumam Giman.

"Jam segini ada Aventador keliaran. Paling habis pulang pargoy di club hotel sana, Hehehehe," desis Putra. "Lagi mabok kemungkinan besar. Nekat juga kagak ngeri tabrakan,"

"Ngomong apa sih lu cuy?!" gerutu Giman. Walau pun sama-sama SD saja tak lulus, paling tidak di lapas Putra diajarkan banyak hal mulai dari Bidang Hukum sampai Investasi oleh tahanan politik. Putra bahkan menguasai 4 bahasa asing saat ini. Hanya memang ia tak berijazah dan tanpa sertifikat .

Belum sampai Putra menjawab, seorang wanita keluar dari mobil itu. Seksi, sangat cantik, dengan kulitnya yang putihnya bagai dicat. Rambutnya yang hitam panjang dan pakaiannya berkilauan saat terkena pantulan cahaya lampu pertokoan.

Tapi jalannya sempoyongan. Benar kata Putra, wanita itu sedang mabuk.

"Woaaah, semoook!" seru Giman. Ia lalu menelpon teman-temannya dari ponsel, "Woy! Mangsa empuk nih!!"

Putra menatap Giman sambil mengernyit. "Mangsa empuk apa'an?"

"Aaaah! Lu anak baru kagak usah tau! T4ik!!" seru Giman sambil mengibaskan tangannya ke arah Putra.

"Ya udah gue pulang aja lah, lo jangan macem-macem. Jangan berurusan dengan orang kaya pokoknya!" kata Putra.

"Bukan urusan lo bocah, pulang aja sono!" seru Giman sambil memanjangkan lehernya dan mengawasi keadaan sekitar. Saat ini pukul 1 dini hari dan suasana sepi.

Putra memutuskan untuk tidak ikut-ikutan, ia berbalik arah dan masuk ke gang sempit di antara ruko untuk lompat pagar beton, jalan alternatif menuju kampungnya.

Dan saat itu Putra mendengar bunyi…

DUAGG!!

Dari arah belakangnya.

Pria itu menoleh ke belakang dan dilihatnya Giman beserta beberapa laki-laki sedang memapah wanita seksi tadi ke dalam gang.

Putra tampak membeku saat itu, belum tahu apa yang harus ia lakukan.

Wanita itu tampak meronta dan menendang-nendang, namun salah seorang teman Giman menampar si wanita sampai tubuh mungilnya jatuh ke samping membentur tembok ruko.

"Hoy, begoo!!" seru Putra sambil menghampiri mereka.

"Lu nggak usah ikut-ikutan Bang-sat!!" seru Giman ke Putra.

Tampak Pria itu menahan tubuh si wanita ke aspal yang kini tampak tak berdaya, lalu merobek ****** ***** wanita itu, "Wuuuh legiiit!!" seru Giman kesenangan sambil berusaha membuka resleting celananya.

"Man! Jangan g0blok deh! Cewek yang pake sepatu puluhan juta macam begini biasanya anak konglomerat. Lo berani kerjain dia, besok pagi kepala lo di-DOR sama bapaknye! Udah kagak pake polisi lagi!" seru Putra berusaha memperingatkan Giman.

"Lo sok tau banget, sumpah lo bawel sekali lagi, kita bakal bakar lo hidup-hidup!" gerutu Giman.

"Gasak aja Man, cepetan. Gue udah gatel!" seru salah seorang teman Giman.

"Di sini kagak ada cctv, diem lo!" ancam Giman ke Putra.

"Kagak ada CCTV gundulmu! Dashboard mobilnya ada kamera! Di ATM ada kamera! Di ruko ada cctv! Di hapenya dia aja sekali pencet ada GPS! Peta yang menunjukan dia ada dimana! Lo pikir anak orang elit macam dia kagak ada yang bakalan nyariin?!"

"Aaah-" pekik Giman kesal sambil menghampiri Putra berniat menampar pemuda itu.

"Man! Man! Dia bener Man!" seru seorang teman Giman sambil menahan Giman yang hampir maju menyerang Putra.

"Jangan terpengaruh woy! Dia sok jago aje mentang-mentang dah ngerasain lapas!" seru Giman.

Apa hubungannya coba?

"Bukan gitu Man! Tapi gue tau kalo ni bocah bener! Kita nggak pake masker pula! Nih cewek pasti anak orang berpengaruh! Sekarang kita dapet enak bisa ngerasain dia, tapi nyawa kita melayang sejam lagi, ogah gue!!" desis teman yang lain.

Lo pengecut banget sih pada. Kalo nggak mau yaa buat gue aja sendir-"

PRANGGG!!

Sebuah botol kaca tampak dipukulkan ke kepala Giman.

Giman langsung jatuh ke tanah, pingsan.

dari kepalanya mengalir darah segar.

Semua di sana terperangah, lalu menatap ke depan.

Wanita seksi tadi tampak berdiri sambil terengah-engah dan menggenggam botol pecah. Di dekat sana adalah restoran kecil yang kerap menyediakan air mineral mahal yang botolnya dari kaca, namun pegawai tokonya suka meletakkan satu kontainer di depan pintu belakang sebelum dikembalikan ke supplier untuk di daur ulang.

Dan wanita itu menggunakan salah satunya untuk memukul kepala Giman saat mereka sibuk berdebat.

"Kurang aja kalian. Gue pastiin kagak bakalan ada yang lolos. Gue hapalin tampang lo semua…" desis si wanita seksi sambil berdiri sempoyongan dan mengacungkan pecahan botol.

Teman-teman Giman langsung kabur dengan lari melewati pagar.

Tapi Putra tidak bisa kabur.

Ia menatap tubuh Giman yang terkapar di tanah.

Ia merasa harus membawa Giman ke rumah sakit sebelum keadaannya jadi lebih parah.

"Ya Ampuuuun, khehehehehe. Modar dah si Giman,"

Terpopuler

Comments

Welli Pare

Welli Pare

Mereka setipe tinggi besar,ganteng, pintar, pernah masuk penjara

2023-08-08

0

Wakhidah Dani

Wakhidah Dani

emg si putra beneran ada sindrom tourette??

2023-07-08

0

YK

YK

ini nih tukang parkir siluman. saat masuk butuh bantuan kagak ada, begitu mau keluar parkir muncul tiba2 macem Jailangkung...

2023-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!