Perlakuan Suami

PLAKK!!

Sebuah tamparan keras diterima Putra saat mereka kembali ke Rumah Sakit. Dengan wajah merah menahan amarah, Nadine menatap Putra dengan sinis.

“Kamu kemana saja?! Ayahku sedang disekap, anggota kami dipukuli, kamu seenaknya saja menghilang tanpa mengabariku!!” seru Nadine dengan emosi.

Artemis hanya diam di belakang Putra. Memang ia juga tidak niat membantu, tapi ia tertarik untuk melihat sejauh apa hubungan Putra dan Nadine selama ini.

Putra hanya diam sambil menatap Nadine. Ia tidak bergeming. Di benaknya hanya terpikir rencana Benedict yang baru saja disusun, yaitu menyusupkan mata-mata mereka karena Widiyanti Ega pasti hafal dengan anak buah Damaskus. Tentu saja Putra tidak ikut, dirinya paling mencolok karena merupakan menantu Damaskus.

“Heheheh, maaf ya Non Sayang, kami juga tidak berdiam diri dari tadi, kok. Rencana akan dijalankan dengan segera. Tapi kami tidak memberitahu siapa pun karena dikhawatirkan ada cepu di sini,”

“Aku itu anak ayah, kamu juga tidak percaya padaku?!”

“Takutnya kamu keceplosan, mendingan nggak usah tahuuu, hehehehe,” begitu jawaban diplomatis Putra.

“Dasar sinting kamu! Tahu nggak sih aku sedang cemas! Kupikir kamu menghilang ikutan diculik! Kamu kan nggak waras, siapa tahu main serang aja tanpa pikir panjang,”

“Wekekekeke, aku itu bukannya orang gila, Cuma ada kerusakan saraf aja dikiiit,” Putra memicingkan mata sambil menyeringai.

“Terserah kamu, pokoknya temani aku!” desis Nadine sambil mengelus lengannya sendiri. Ia tidak kedinginan, tapi rasa gugup menurunkan suhu tubuhnya.

Putra menatap Nadine dengan sendu. Ia mengerti kegundahan nadine. Kakaknya, Ali sedang koma, dan ayahnya entah di mana. Nadine kini sendirian, dalam keadaan hamil pula. Sudah pasti wanita itu resah sejadi-jadinya. Bisa jadi di benaknya berbagai kemungkinan buruk berseliweran. Hal yang tentunya buruk bagi kesehatan mentalnya. Janin di perutnya bisa merasakan perasaan ibunya.

Walau punitu bukan anak Putra, tapi menurut Putra, ia sudah memilih jalan ini. Jalan untuk membantu Nadine. Walau pun bukan haknya, tapi Putra menganggap anak itu adalah kewajibannya. Baik itu saat masih di dalam kandungan, mau pun nanti saat lahir.

Jadi, saat ini Putra memutuskan akan mengambil peran itu.

Peran seorang suami.

“Nadine...” Putra memeluk Nadine dari belakang. Kedua tangannya yang besar dilingkarkan ke area ulu hati Nadine, tepat di bawah dada wanita itu. Nadine agak tersentak karena kaget dengan perlakuan Putra. “Maaf,” hanya itu kalimat yang diucapkan Putra.

Tapi walau pun hanya sepatah kata, hal itu menyentuh hati Nadine.

Karena kata ‘maaf’ tidak pernah diucapkan oleh laki-laki di sekelilingnya.

Hanya Putra yang berbicara begitu.

Padanya.

Tadinya Nadine akan berontak, ia tidak terlalu suka Putra memeluknya.

Bagaimana pun mereka orang lain. Putra hanya pria random yang ditawari pekerjaan dan bersedia membantunya. Jadi tidak ada perasaan apa pun dalam diri mereka ke satu sama lain.

Tapi ternyata, di depannya Putra bersikap sangat lembut. Bahkan ayahnya sendiri tidak pernah memperlakukannya selembut ini. Nadine tidak sempat merasakan kehangatan seorang ibu, karena ibunya sudah meninggal beberapa minggu setelah Nadine dilahirkannya. Sementara ayahnya terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Ber-kasih-sayang bukan tipikal Damaskus.

Jadi perlakuan Putra padanya cukup menyentuh hatinya.

Apalagi... Putra adalah suaminya sendiri. Suami yang SAH. Jadi sikapnya yang seperti ini sebenarnya merupakan hal yang wajar.

Dengan gemetaran, Nadine meraih lengan Putra yang melingkari tubuhnya, lalu menyandarkan kepalanya ke belakang, ditopang dada Putra yang bidang. “Saat ini hanya kamu yang aku punya,” desis Nadine. Air mata mulai turun ke pipinya.

“Hm,” gumam Putra.

Diperlakukan begitu oleh Nadine, karena ia laki-laki normal, sudah pasti birahinya memuncak.

Jadi reflek ia tundukan kepalanya, dan ia kecup pelipis wanita di pelukannya ini.

Artemis menghela nafas panjang, di pikirannya langsung terbersit kalau tidak sepantasnya ia ada di sana dan menonton adegan suami-istri. Sudah cukup yang i alihat, perasaan Nadine ke Putra mungkin akan berubah. Lagipula, bukan tanpa alasan Nadine memilih Putra untuk jadi suaminya. Wanita itu bisa saja memilih salah satu anak buah Ayahnya, namun tidak ia lakukan.

Lalu diam-diam Artemis pun berlalu dari sana.

**

Artemis membuka pintu kmaar pasien dan mendapati kalau Baron masih belum sadar. Namun sekelibat matanya menangkap aktivitas di bilik sebelah Baron, paling ujung.

Tidak ada siapa pun di sana, Griffin sedang di ruang administrasi memantau keadaan Ali.

Artemis tersenyum sinis, lalu berjalan ke bilik ujung, dania membuka tirainya.

Wanita yang cantik, usianya tidak muda lagi terlihat dari kerutan di wajahnya. Tapi bisa dipastikan di masa mudanya, wanita ini pasti sangat cantik.

Ada selang infus yang masih terhubung ke punggung tangannya, dan wajahnya yang pucat tertidur dengan damai.

Artemis menarik kursi di sebelah ranjang wanita itu, lalu duduk di sana. Tak lupa ia ambil biskuit regal yang ada di atas nakas sebelahnya.

“Nggak usah pura-pura tidur lagi, Bu Nuraeni,” desis Artemis sambil membuka plastik biskuit. “Saya sudah tahu semuanya, barusan kami bertemu dengan Benedict Bryce. Dari The Great Kingdom of Eternal,”

“Eterny,” ralat Nuraeni.

“Ohiya, Eterny... hehe,”Artemis terkekeh geli sambil memakan biskuitnya. “Ibu tahu, Putra memilih untuk bersedia menerima tahta. Itu berarti tak lama lagi kalian akan terpisah,”

“Hem, iya saya sudah menduga hal ini pasti akan terjadi. Begitu curangnya mereka mengambil Putra saat saya susah payah membesarkannya. Datang kalau ada maunya saja. Salah saya juga sih menghubungi mereka duluan,” sungut Nuraeni.

“ Jadi ibu sudah siap ya berpisah dengan Putra,”

“Siap nggak siap, tapi saya percaya Putra tidak akan meninggalkan saya,”

Artemis mengangguk, “Kalau begitu, saya mohon izin meminjam Putra untuk melakukan penyerangan ke markas penculik. Terduga penculik adalah orang politik, tapi saya yakin semua akan disamarkan. Misi ini harus berhasil atau Putra akan mendapatkan sorotan publik, bisa jadi akan ada yang terluka atau korban tewas, dan penjara bukan hal asing bagi kami,”

“Dibawa ke Eterny juga merupakan penjara. Bedanya kalau di Lapas masih ada jam kunjungan,” sungut Bu Nuraeni lagi.

“Saya anggap kalimat barusan adalah restu ya bu, Terima kasih,” Artemis akan beranjak, namun tangan kurus Nuraeni menghentikannya.

Wanita itu memicingkan mata menatap Artemis, “Kamu kok... sikap kamu berbeda dengan yang tadi. Kamu tadi paling vokal, paling beringas, paling kasar. Kenapa sekarang jadi lembut begini sama saya?”

Artemis tersenyum, “Karena Anda seorang ibu. Saya juga punya ibu yang mencintai saya. Almarhum meninggal dibunuh bapak saya. Saya dipenjara karena membunuh bapak saya. Jadi posisi seorang ibu sangat penting bagi saya,”

Nuraeni ternganga mendengar pengakuan Artemis.

Artemis mengambil ponsel yang tergeletak di nakas, lalu mengutak-atiknya, “Nama saya Artemis. Kalau butuh apa -apa silahkan hubungi saya. Saya masukan nomor telepon saya di hape ibu ya,” lalu Artemis tersenyum dan kembali meletakkan ponsel itu di nakas, dan menutup bilik ranjang Nuraeni.

Sebelum keluar Kamar Nuraeni bisa mendengar kalau Artemis memeriksa keadaan Baron yang masih belum sadar, lalu berujar, “Bangun, bego. Jangan tidur kelamaan, kerjanya males-malesan melulu. Lo tuh cuma keserempet peluru, tiap hari kita dipukulin Boss masa begini aja lo mati, sih?!”

Namun belum ada respon dari Baron.

Tapi Artemis dan Nuraeni yakin, kalau Baron mendengar seruan Artemis di dalam alam bawah sadarnya.

Jadi setelahnya, Artemis keluar dari kamar itu untuk mengurusi hal lain.

“Waaah, udah ganteng, baek pulak. Cucok lah jadi bestie-nya si Putra. Di depan ribut, di belakang peluk-pelukan,” gumam Nuraeni.

**

Terpopuler

Comments

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

baca novel ini hentinya aku ketawa🤣🤣🤣

2023-08-22

0

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

halahhh....

2023-06-16

0

Ersa

Ersa

para preman di novel ini begitu mengagungkan ibu ya...salut

2023-06-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!