Orang Pinggiran

Kini, Artemis, Griffin, Baron dan Ivander duduk di kamar itu sambil termenung. Mereka adalah asisten Damaskus, di kantor mau pun di kehidupan keras. Bertahun-tahun mereka mengawal Damaskus sampai pada titik mereka sudah tidak bisa benci lagi ke pria tua licik itu. Saking sudah ketergantungannya.

Dan kini terus terang saja mereka tidak tahu harus melakukan apa.

Artemis memutar cara bagaimana menyembunyikan siapa ayah biologis janin yang ada di perut Nadine dan bertanya-tanya apakah Widiyanti Ega sudah tahu suaminya berselingkuh? Apa karena ini Boss mereka diculik?

Mau lapor polisi jelas tidak bisa, mau nyari tapi kemana. Yang mereka bisa lakukan hanyalah secara diam-diam mengerahkan anak buah untuk mengamati kediaman dan kantor Widiyanti Ega.

Dan di tempat lain,

Siapakah Widiyanti Ega?

Wanita berusia 35 tahun itu adalah anak seorang Mantan Menteri yang sukses memiliki beberapa ratus hektar tanah yang disulap menjadi perkebunan jati. Kekayaan keluarganya dari usaha kayu dan perusahaannya telah merambah ke luar negeri sebagai pemasok jati yang bisa dibilang lumayan besar.

Ia sendiri kini menggunakan kekayaan keluarganya untuk menjabat sebagai politikus.

Tapi, ya dia sendiri lumayan nakal.

Tidak ada politikus yang hidupnya lurus-lurus saja di negara mana pun.

Suaminya kini mengelola usaha kayu keluarga. Setelah ayahnya mertuanya mulai sakit-sakitan, Anthony mulai mengatur strategi agar usaha kayu mereka bisa tetap mengalami masa jayanya.

Masalahnya… Si menantu tidak berbakat berdagang.

Lebih berbakat menghabiskan uang mertua dan istrinya.

Dan inilah yang sedang dipikirkan Widiyanti.

"Damaskus sudah di tempatkan di safe house," Kata Ajudannya.

"Aman dari sinyal kan?" tanya Widiyanti Ega.

"Siap Bu, Aman,"

"Dia mulai lancang menjalin kerjasama bisnis dengan pihak oposisi," geram Widiyanti. "Bukan hanya dengan satu perusahaan, tapi lima perusahaan!!" Dan ia mulai menjerit kesal.

"Si-siap Bu! Mu-mungkin, Pak Dama melihat peluang untuk-"

"Dia jadi serakah karena merasa sudah bisa berdiri sendiri!! Saya akui perusahannya sangat berkembang, tapi kan awalnya saya yang membukakan jalan untuknya menjalin jaringan!!"

Sang Ajudan sampai-sampai memejamkan mata karena tak tahan dengan jeritan histeris Widiyanti.

"Apa dia lupa hal itu hah?! Jangan kasih dia makan dan minum sampai dia minta maaf dan membatalkan kerjasama dengan perusahaan oposisi!!"

Sang Ajudan mengernyit tanda tidak setuju tapi apa yang bisa ia perbuat? Karena menurutnya Bisnis tidak bisa disatukan dengan politik. Tapi ya bukannya tidak berhubungan.

Apalagi Widiyanti ini jenis wanita labil yang kelewat sensitif, jadi semua ia ukur dengan perasaan. Saat emosinya tingkat tinggi, ia cenderung bersikap ceroboh.

Kini, dengan pandangannya yang angkuh, dia mengatupkan bibirnya dan geram. Merasa diperlakukan tak adil oleh Damaskus.

***

Nadine masuk ke kamar rawat inap dengan ragu. Di sana ada Artemis dan Putra yang duduk dalam diam menunggu Ivander sambil berpikir mengenai kemana cara melacak Damaskus.

"Nad… Gue mau ngomong sama lo," gumam Artemis sambil berdiri dan menarik tangan Nadine keluar.

"Eh? Tapi-"

"Udah lo nurut aja!" potong Artemis ke Nadine.

Kini, Putra hanya berdua saja dengan Nuraeni yang pura-pura tidur.

"Bu?"

"Lagi pingsan," jawab Nuraeni.

"Wekekekeke, pingsan tapi ngelucu,"

"Lah katanya ibu disuruh pura-pura ngga sadar,"

"Hm…"

"Put," panggil Nuraeni. "Artemis tuh sopo?"

"Bodyguardnya Bapak mertua,"

"Yang dua lainnya itu juga?"

"Griffin dan Ivander? Iya,"

"Namanya aneh-aneh,"

"Itu nama samaran Bu, ada sejarahnya juga. Yang jelas kalau sampai nama asli mereka terungkap, kantor Pak Damaskuus bisa digrebek polisi. Isinya preman yang dijadiin karyawan semua,"

"Preman kok bisa kerja,"

"Ya tinggal dididik aja. Sama kayak aku, Sekolah aja nggak lulus tapi bisa baca, bisa 6 bahasa, bahkan jadi suaminya bidadari,"

"Maaf ya Nak,"

"Kok minta maaf sih buk?"

"Iya… Gara-gara ibu, kamu sampai harus melalui masa lalu yang berat. Harusnya kamu sekolah tapi sampai nggak bisa karena sibuk ngamen,"

"Kok jadi gara-gara ibu… Itu kan jalan hidup yang kupilih sendiri," desis Putra.

Namun Nuraeni benar-benar menyesal.

Kalau tahu begini, ia akan berusaha lebih keras lagi agar mengusahakan pendidikan anaknya walau pun harus menjajakan tubuhnya siang malam.

"Udah sana, pura-pura pingsan lagi,"

"Ih, kamu nih…" gerutu Nuraeni sambil terbaring lagi.

**

"Kamu kasih tau itu ke Artemis?! Itu menyalahi perjanjian!!" dengan marah Nadine melabrak Putra saat mereka hanya berdua saja di ruangan rawat inap itu. Nadine minta waktu ke Artemis untuk bicara berdua saja dengan Putra sebelum mereka memulia meeting mengatur Strategi.

"Non, ini situasi genting. Dan yang nyerang bapakmu itu Widiyanti Ega,"

"Tahu dari mana?!"

"Dari anteknya,"

"Siapa anteknya?"

"Udah mati dtembak Artemis,"

"Dan kamu tahu dari mana kalau itu Widiyanti Ega hah?!"

"Kamu kan pernah ngomong ke aku kalau anak dalam kandungan itu pria beristri, dan istrinya ketua umum partai,"

"Banyak yang perempuan jadi Ketua Umum partai!"

"Yang Ketua Umum partai, dan masih punya suami, siapa lagi hoy?"

"Eeergh! Benar juga!"

Putra berdecak menanggapi Nadine, "Walau pun aku orang pinggiran, tapi nggak sebego itu juga. Aku sering dengar nama Widiyanti Ega itu di lapas. Setengah tahanan Tipikor semua tahu nama itu, bahkan sebagian besar dijebloskan ke penjara olehnya!"

"Widiyanti Ega dan Papaku memiliki hubungan sahabat yang erat! Itu fitnah!"

"Ada orang yang untuk menyebutkan namanya sampai rela kehilangan nyawanya. Ya walau pun si Roto tak pantas hidup juga. Tapi itu berarti bapakmu itu terlibat kasus serius!"

"Tapi bukan berarti Artemis harus tahu,"

"Dia harus tahu Non, karena dia pengawal bapakmu! Yang bisa jagain bapakmu itu cuma dia! Liat aja dipisah sebentar bapakmu udah diculik!" seru Putra ikut emosi.

Nadine mengeluh sambil mengipas-ngipas lehernya dengan tangannya.

Ia berusaha mendinginkan tubuhnya yang emosi tingkat tinggi.

"Udah belom diskusi suami-istrinya?" Artemis menyeruak masuk ke kamar itu dan langsung duduk di pinggir ranjang.

"Belom," sahut Nadine dan Putra serentak.

"Udahan aja dulu," desis Artemis. Beberapa suster masuk sambil mendorong ranjang. Baron masih setengah sadar di sana setelah menjalani operasi akibat luka tembak yang dialaminya. "Waktunya udah mepet,"

"Kita udah nolak visum polisi biar nggak ada yang ikut campur. Tapi mereka tetap datang karena keributan sudah terlanjur terjadi dan banyak saksi mata," desis Ivander.

"Bilang aja konslet listrik,"

"Bisa-bisa Rolls Royce dateng untuk minta investigasi, nggak terima mobilnya dibilang bisa konslet. Konfigurasinya kan canggih punya!"

"Ya gimana kek caranya biar itu dibikin kecelakaan aja. Kayak yang kena kasus cuma kita aja. Banyak penembakan di sini tapi bisa tuh nggak diungkap ke publik!" desis Artemis makin pusing.

Lalu semuanya terdiam.

"Halo, Bang Rasno?" terdengar suara Putra menelpon seseorang.

"Ngapain sih si kampret nelpon di saat begini?" dengus Artemis kesal.

"Iya Bang Rasno, bener. Orangnya udah tua, rambut putih jenggot tebel. Iya Bang, hahahahaha bener Boss gue yang tampangnya songong. Hah? Ke arah Bintara? Mobil mewah parkir di depan rumah angker? Diseret masuk ke dalam dam sempet ngamuk? Widiiiiih,"

Dan kondisi percakapan Putra dengan Bang Rasno yang seru itu, menarik perhatian Artemis dan kawan-kawan.

Lalu saaat Putra menutup teleponnya sambil cekikikan, pria itu menyeringai lebar.

"Menurut temen-temen tukang parkir dan preman jalanan kenalan gue, Pak Damaskus terakhir terlihat di kawan Bintara," begitu kata Putra.

"Wooow," gumam Artemis salut. "Hebat juga jaringan lo,"

"Jangan remehin orang pinggiran. Persahabatan kami lebih erat dari kaum hedon, dan seringkali kami lebih tahu banyak hal dari kalian. Cuma tak ada untungnya ngasih tahu info ke orang lain," desis Putra.

Terpopuler

Comments

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

bener...

2023-06-16

0

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

gak usah dijawab juga loh bu kalo lagi pingsan 🤣

2023-06-16

1

𒈒⃟ʟʙᴄ 𝘬ꪶꪖ𝘳ꪖ𝘴𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ ᴳᴿ🐅

𒈒⃟ʟʙᴄ 𝘬ꪶꪖ𝘳ꪖ𝘴𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ ᴳᴿ🐅

wkwkwk
si ibu keren juga ya, pingsan tapi bisa jawab 🤣🤣🤭

2023-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!