Saudara pasien?". Ya!! Bisa kalian tebak. Dokter itu adalah Dokter Athur. Tere pun membelalakkan matanya.
" Kak Athur?!"
Bukan hanya Tere yang terkejut melainkan juga Athur sendiri. Ditambah mama Salma dan papa Surya juga ikut terkejut.
"Re". Athur yang masih syok pun hanya memanggil nama Tere saja. Ia langsung fokus ke keluarga mama Anita.
" Maaf Pak Dave, begini. Jadi bu Anita mengalami syok yang lumayan berat karena suatu kabar yang mengejutkan. Tapi alhamdulillah bapak lekas membawa ibu bapak kemari. Jadi saya bisa menanganinya lebih cepat. Keluarga pasien juga bisa mengunjunginya dengan syarat 1 orang saja secara bergantian. Kalau begitu saya permisi"
"Oke, makasih dok". Dave bergegas masuk ke dalam ruang itu. Kondisi mama Anita kalau itu belum sadarkan diri.
Athur yang melmasih penasaran dengan keberadaan Tere di tengah keluarga konglomerat itu. "Sebenarnya Tere ada hubungan apa dengan pak Dave. Kenapa juga tante Salma dan om Haris disitu?". Athur berjalan sambil memikirkan hal itu. Ia berusaha menepis rasa penasarannya, tapi hasilnya nihil.
Di sisi lain, Tere juga bertanya tanya, apakah Athur adalah dokter yang kebetulan menangani mama mertuanya atau sebagai dokter pribadi mamanya?! Lamunan itu disadarkan oleh mama Salma
"Nak, kenapa kamu?". Mama Salma memegang lengan Tere, seketika itu juga Tere terhenyak. " Eh mama, gapapa kok". Tere berusaha menormalkan ekspresinya
Sesuai dengan dugaan, mama Salma juga menanyakan tentang Athur. "Re, ternyata Athur jadi dokter spesial jantung. Hebat banget ya". Puji mama Salma mengembangkan senyumannya. Tere tersenyum kikuk. Ia bingung harus menjawab apa. Bayangan tentang dirinya yang sudah menikah akan terbongkar. Apa tidak masalah? Bagaimana jika Dave marah?!
"Mah, aku khawatir sama mama Anita. Semoga beliau baik baik saja ya. Aku merasa bersalah karena sudah membuat beliau jadi begini. Rasanya aku tidak pantas menjadi menantunya". Daripada memikirkan tentang pernikahannya, kesehatan mama Anita jauh lebih penting
Tere menangis sesenggukan. Papa Surya pun iba melihat menantunya. Bagaimana juga ia tidak menyalahkan Tere. Yang harusnya merasa bersalah adalah Dave, karena ia menyebabkan Tere pergi tanpa izinnya selama 3 hari.
"Sudah nak, tidak apa apa. Mama Anita akan baik baik saja. Kamu berdoa yang terbaik ya buat mama Anita". Ucapan itu berasal dari penuturan papa Surya. Ia ingin menenangkan menantunya itu.
" Pah, maafin Tere ya. Tere janji gak bakalan pergi tanpa izin dari mas Dave". Tere yang memeluk mamanya sontak menarik atensi ke papa Surya. Ia menatap dengan tatapan sendu.
"Iya nak"
Tidak berselang lama, Dave pun keluar dari ruangan itu. "Mama ingin bertemu denganmu Re". Dave menatap Tere dengan tatapan penuh arti. Sebenarnya ada apa?!. Daripada berlama lama, Tere langsung masuk ke ruangan itu
Tampak mama Anita yang sudah sadarkan diri. Ia tersenyum pada Tere. "Sempat sempatnya mama tersenyum pada Tere", batin Tere, ia pun juga tersenyum singkat ke arah mama Anita
" Mah, maafin Tere ya". Tere memegang jari jari tangan mamanya. Ia mencium punggung tangannya juga. Mama Anita tersenyum simpul.
"Maaf kenapa sayang, justru harusnya mama yang minta maaf sama kamu. Gara gara anak mama yang keras kepala itu, kamu jadi pergi dari rumah. Maafin Dave ya sayang. Mama tahu, kalau Dave memang agak sulit buat jatuh cinta, tapi sekalinya jatuh cinta ia akan bertekuk lutut padamu". Mama Anita sudah paham betul karakter dari putranya itu.
"Iya ma, aku juga minta maaf. Sikapku juga kekanak kanakan. Mungkin aku akan bersikap lebih dewasa dari sebelumnya. Aku akan berusaha buat meluluhkan hati mas Dave". Tere memeluk mama Anita dari samping. Keduanya berkeluh kesah atas kejadian yang menimpa belakangan ini. Dan tidak lupa Tere juga memberikan waktu papa Surya untuk menjenguk mama Anita
****
Ketika lagi tiba, Tere yang sejak semalam kelaparan pun bergegas ke kantin. Tak lupa juga ia menawarkan diri pada Dave untuk ikut ke kantin bersamanya atau tidak.
"Mas, kamu mau ikut ke kantin gak? Aku mau sarapan dulu. Lapar banget".Tere mengelus perut datarnya itu. Merasa tidak enak hati jika harus menolak ajakan Tere, akhirnya Dave mengangguk. Mengingat disitu ada mama Salma dan papa Haris. Jadi sebisa mungkin Dave bersikap baik pada Tere.
" Ayok mas". Tere yang sudah tidak sabaran pun menarik tangan suaminya. Setelah jarak mereka sudah agak jauh dari mertuanya. Dave menepiskan genggamannya dari Tere
"Lepas". Dave menunjukkan muka datar dan menatap Tere dengan tatapan menusuk.
" Apaan sih mas, orang digandeng istri sendiri. Harusnya mas bersyukur aku masih mau pulang. Coba kalau enggak. Mas pasti akan dimarahi habis habisan sama mama Anita". Tere memanyunkan bibirnya sambil bersedekap dada.
"Udah ngomongnya? Cerewet banget". Dave berucap lalu meninggalkan Tere di tempat. Tere pun segera berseru memanggil nama Dave dan menyusulnya
" Mas Dave, mas, tunggu aku mas". Tere berlari menyeimbangkan langkah Dave yang sudah jauh. Tega banget hahaha
Saat Tere sudah bisa mengejar ketertinggalannya, tiba tiba dari arah yang berlawanan atensi Dave dan Tere teralihakan ke dokter Athur.
"Pak Dave". Tentu saja Athur ramah dengan Dave, karena memang Athur dokter pribadi mama Anita. Dave pun menganggukkan kepalanya. Sebenarnya ia juga kepo, kok bisa Tere mengenal Athur dan menyebutnya dengan panggilan 'Kak'
" Kak Athur", ucap Tere lirih. Atensi Athur teralihkan ke Tere. "Hai Re, kamu sama Pak Dave? Apa kalian saudara?". Akhirnya Athur memberanikan bertanya itu pada Tere.
" Ja-jadi, sebenarnya aku dan mas Dave itu cuma teman. Ya kan mas Dave?". Tere terpaksa membohongi Athur karena ia takut kalau Dave begitu marah padanya jika ia membongkar pernikahannya.
Dave yang tidak terima dengan pernyataan Tere, Dave membuat klarifikasi mengenai hubungannya.
"Maaf dokter Athur, dia agak ngelantur. Saya suami dari Tere. Maksud dari Tere yang menganggap saya sebagai teman itu adalah teman hidup. Bukan begitu sayang?". Dave tiba tiba merangkul lengan Tere secara posesif. Membuat Tere menoleh ke arah Dave dan tersenyum kikuk ke Athur.
Kala itu, harapan Athur menjadi pupus begitu saja. Ia ingin memperjuangkan cintanya pada Tere, tetapi nyatanya jika seseorang sudah dimiliki oleh orang yang ia cintai dengan ikatan yang sah, maka hal terbaik yang harus Athur lakukan yaitu mengikhlaskan. Karena level tertinggi dalam asmara adalah tentang mengikhlaskan sesuatu yang bukan lagi milik kita
Tere pun terkejut dengan pernyataan Dave yang dengan lantang menyuarakan pernikahan palsunya itu.
"Oiya mas, kak Athur ini adalah kakaknya dari sahabatku, Amelys yang aku ceritakan pada mas". Tere memberi paham pada suaminya.
Dave hanya manggut manggut.
" Oh jadi ini yang katanya Tere hebat itu, apaan coba masih hebatan aku", batin Dave tidak terima. Sekali lagi, cemburu bilang bos hahahaha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Lisa Halik
wHahaha .
2023-05-13
0