Bab 11

Tere kenal siapa orangnya. "K-k-kak Athur? Kak Athur ya?", ucap Tere antusias. Sudah lama Tere tidak bertemu dengan kakak dari sahabatnya, Amelys.

" Iya Re, masa wajahku berubah sih?", jawab Athur. Ia memang sudah berbeda dari 3 tahun ke belakang. Wajah, perawakan, dan cara bicaranya sungguh sudah sangat dewasa. Ia bagaikan menjelma menjadi pria yang tampan sekaligus berwibawa, bahkan pesonanya makin bertambah.

Yang mulanya Tere sedih, menjadi happy kembali. Bertemu Athur merupakan impiannya sejak 3 tahun yang lalu. Bahkan dulunya ia pernah memiliki rasa dengan kakak sahabatnya itu, tapi memilih untuk memendam lantaran merasa tidak sebanding.

"Beda lah Kak, jadi dewasa banget loh", ucap Tere sambil memindai dari atas ke bawah.

" Kamu ngapain di Zurich?", tanya Athur.

" A-aku liburan kak hehehe", Tere tidak langsung bilang jika ia sudah menikah. Mungkin menunggu momen yang pas. Karena rasanya tidak terlalu penting mempublikasikan pernikahannya ini. Pernikahan kontrak jatuhnya. Ya! itu pernikahan yang sebenarnya dilarang dalam Islam

"Liburan ya? Wah sama nih. Aku rencananya mau ke apartemen Amelys. Ikut nggak?", tawar Athur.

Selama liburan, Athur memanfaatkan untuk menjenguk adeknya yang kuliah di Swiss. Ya sekalian liburan. Mengingat jadwal kerja padat membuatnya jarang mempunyai waktu untuk bersenang-senang

"Boleh kak, jauh nggak dari sini? Soalnya hotel ku dekat sini", jawab Tere. Ya walaupun ia lagi marah dengan Dave, tidak baik pula jika ia pergi lama lama tanpa izin.

" Enggak kok, nanti kesininya aku antar lagi. Mungkin 10 menit. Gimana?", tawar Athur. Ya! Dari dulu memang Athur sepeduli itu pada Tere. Akhirnya mereka naik kendaraan umum untuk menuju ke apartemen Amelys.

"Kamu sekarang kuliah dimana?", tanya Athur, ia mengawali pembicaraan.

" Aku kuliah di Jakarta aja, di Kampus Pelita Jaya kak", ujar Tere. Entah kenapa Tere masih suka deg degan kalau ketemu Athur. Apa mungkin ini efek yang tertinggal waktu dulu? Tidak ada yang tahu!

"Wah, kampus ternama itu. Semester 8 ya berarti?"

"Iya, semester 8. Kakak sendiri sekarang masih nerusin kuliah S2 atau gimana?", tanya Tere. Ia juga penasaran dengan keadaan Athur saat ini. Terlebih mereka sudah 3 tahun tidak bertemu.

" Aku ngelanjutin kok, udah selesai juga. Ini aku sudah kerja", jawab Athur santai. "Oh ya?! Kerja dimana kak?"

"Kerja di rumah sakit sih hehehe jadi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah atau ahli kardiologi", ucapnya sambil mengembangkan senyum. Usaha Athur untuk menjadi dokter memang tidaklah mudah. Banyak perjuangan dan pengorbanan yang besar dalam hidupnya

" Hebat hebat, kak Athur hebat banget. Rasanya aku ikut bangga kak, ya aku tahu sih perjuangan kakak kaya gimana. Apalagi kakak orangnya ambisius hahaha"

Jelas Tere memuji. Menjadi dokter spesialis bukan cara yang mudah. Perlu pengorbanan besar, tapi Athur dengan tekun menjalaninya.

"Alah, biasa aja Re. Oiya kita sudah sampai. Ayo turun"

Karena saking asyiknya mengobrol, mereka sampai tidak notice jika kendaraan yang mereka tumpangi sudah berhenti di tempat tujuan. Langsung saja mereka menuju ke kamar apartemen Amelys. Pasti anak itu sangat merindukan Tere.

Ting

Tong

Ting

Tong

Athur menekan bel, Tere sengaja bersembunyi dulu. Ia ingin membuat kejutan untuk sahabatnya itu. Dari dalam kamar, Amelys membukakan pintunya. Ia langsung sumringah mendapati Athur yang sudah berada di depannya. Langsung tanpa basa basi, Amelys memeluk erat kakaknya

"Ya ampun kak, kok nggak bilang mau ke sini hiks hiks hiks, aku kangen banget sama kakak. Kakak mah sering sibuk ngurusin pasien"

Amelys malah memanyunkan bibirnya. Ia tetap seperti Amelys yang dulu, selalu manja. "Hahaha, kejutan dong. Maaf ya, buat kamu kaget. Oiya kakak mau kasih kamu kejutan yang lebih besar lagi", ujar Athur sambil tersenyum manis

" Apa itu kak?"

Dari samping kamar apartemennya, Tere pun muncul. Tere malah nyengir kuda. "T-Tere!!", seru Amelys seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Sahabatnya yang sangat ia sayangi berada di depannya juga. Tere dan Amelys berpelukan cukup lama. " Ya ampun, kamu kok kesini juga Re. Tapi aku bersyukur bisa ketemu kamu. Kamu apa kabar?"

Sudah jadi kebiasaan Amelys jika bertemu dengan Tere harus heboh dulu. "Jadi kakak boleh masuk nggak? Ini dari tadi kalian berpelukan terus gak masuk masuk. Capek loh kakak", canda Athur. Amelys pun mempersilahkan keduanya untuk masuk

" Maaf sempit ya Kak, Tere"

"Gapapa", jawab Athur dan Tere kompak. Ya! Hal itu mengundang ledekan Amelys. " Cie barengan gitu. Apa kalian diam diam udah nikah? Kalau iya sih aku setuju ya kak hahahaha walaupun aku nggak diundang", canda Amelys selalu begitu, tidak pernah berubah

Athur dan Tere menjadi saling pandang. Kalau untuk sekarang mana bisa? Sudah telat nyatanya. Tere sudah dinikahi oleh Dave. Tidak mungkin juga cerai hahahaha, bisa bisa mama Anita jantungnya kumat lagi.

"Enggak lah dek, kakak gak mungkin nikah kalau kamu enggak ada. Kamu tuh usil ya, Tere sampai salah tingkah tuh. Gak kasian kamu"

Athur malah blak blakan bilang jika memang wajah Tere memerah, tersipu malu dia. "Apaan sih kak, enggak kok, nggak salah tingkah akunya. Lagian kamu nih Lys, ada ada aja, masa iya aku sama kakakmu nikah"

Tere berusaha mengatur ekspresinya. Apa salah jika Tere mungkin masih ada perasaan walaupun secuil setelah perlakuan Dave yang begitu dingin itu?

"Gapapa kalau mau nikah mah. Oiya, aku mau bocorin sama kamu Re, mumpung kamu ada disini. Kakakku ini pernah naksir ke kamu loh. Ya laki laki mana yang gak naksir sama perempuan secantik dan sebaik kamu. Bahkan pas aku di bully sama teman sekelas. Kamu menjadi garda terdepan untuk membelaku. Jadi, gapapa kalau kalian nikah"

Tetap dalam pendiriannya. Amelys ngotot jika Athur bisa bersatu dengan Tere. Athur hanya menatap lekat Tere. Iya! Ia memang pernah punya rasa. Mungkin hingga saat ini yang menyebabkan ia masih melajang.

"Gak mungkin lah Lys, aku udah ni-"

"Udah gapapa, nanti aku ajarin kak, buat meluluhkan hati seorang Tere yang super cuek ini. Tenang saja, serahkan semua padaku"

Athur hanya tertawa dan mengacak acak surai lembut adeknya. "Kamu nih, jangan keras keras dong, malu kakak"

Bahkan Tere mau menjelaskan kalau ia sudah menikah pun tidak ada ruangnya. Selalu dipotong Amelys. Mungkin belum waktu yang tepat. Mengingat pernikahannya dengan Dave hanya melibatkan orang terdekat saja

Setelah 2 jam berlalu, akhirnya Tere pamit pulang. "Kak, Lys, aku pamit pulang dulu ya, gak enak udah ada yang nungguin di hotel"

Buru buru Athur menemaninya pulang. Ia tidak mau terjadi apa apa pada Tere.

"Oke Re, sering sering ya datang kesini. Aku bakalan kangen sama kamu. Oiya aku minta nomor teleponmu ya. Soalnya nomormu ynag dulu sudah tidak bisa dihubungi. Tere pun memberinya. Dan ia pamit pulang bersama Athur

****

" Ya sudah kak, makasih ya udah antar aku", ucap Tere sambil berlalu. Athur mengangguk. Dengan langkah yang sedikit tergupuh gupuh, Tere segera menuju kamar hotelnya. Ia masuk ke kamar itu, dan....

"Darimana saja hah, lu mau ngilang? Sengaja lu buat gue bersalah hahh!!", bentak Dave dengan kilatan mata yang marah.

"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!