Bab 19

Ahhh tidak diangkat". Dave gusar karena panggilan teleponnya tidak dijawab oleh istrinya. Hatinya mendadak gelisah karena kepergian Tere. Ia khawatir jika mama Anita akan menayakannya. Untuk mengusir rasa gelisahnya, Dave segera bergegas mandi.

****

3 hari kemudian....

Tere sepertinya sudah terbiasa melakukan aktivitas di villanya. Tentu kepergiannya dari rumah Dave tidak diberitahukan pada orang tuanya. Tere takut orang tuanya akan cemas.

Notifikasi panggilan telepon tidak terjawab dari Dave juga sesekali berseliweran di ponselnya.

Tere sengaja tidak mengangkatnya. Ia ingin tahu seberapa besar Dave akan memperjuangkan dia. Prinsip yang kini Tere pegang yaitu ' Jika orang yang kamu cintai tidak memperjuangkanmu maka kamu bukan prioritasnya'

Tere bisa apa dengan kondisinya saat ini. Ia juga perlu waktu sendiri untuk merenungi nasib pernikahannya ke depan akan seperti apa. Bukankan kunci dari sebuah hubungan ada di kepercayaan, komunikasi, dan cinta?! Tapi Tere tidak mendapatkan itu. Jadi apakah wajar disebut pernikahan yang baik?

Tere juga terkadang membalas chat dari orang orang tertentu saja. Misalnya Athur. Buka Tere yang chat duluan, tetapi Athur yang mengawali. Tere hanya menjawab seperlunya saja karena ia tahu batasannya sebagai seorang istri harus bagaimana.

Tiba tiba ada notifikasi panggilan telepon, buru buru Tere mencari ponselnya. Dan ternyata dari Athur. "Kak Athur? Mau apa dia?", batin Tere. Lekas ia angkat panggilan itu

Tere : [Hallo, assalamu'alaikum kak]

Athur : [Waalaikumsalam Re. Lagi sibuk apa enggak?]

Tere : [Enggak kok kak, ada apa?]

Athur : [Gapapa kok. Lagi nyantai saja hari ini. Pasien juga sudah aku tangani semua. Maaf ya kalau ganggu malam malam]

Tere : [Oh, enggak kak. Gak ganggu kok. Aku juga belum tidur. Lagian masih jam 10 malam ]

Athur : [Oiya, makasih ya. Kamu repot repot kirim hadiah buat ulang tahunku kemarin. Jadi sungkan aku. Harusnya sih gak perlu]

Kemarin adalah hari ulang tahun Athur, Tere merasa hutang budi karena Athur membelikannya kalung liontin yang dia cari di google memiliki harga yang cukup fantastis. Ia menghadiahkan kaos dan jam tangan untuk Athur.

Tere : [ Gapapa kak, cuma secuil itu hadiahku. Maaf gak bisa langsung kasih ke kakak, soalnya aku lagi sibuk juga]

Athur : [ Iya Re, sekali lagi makasih ya. Bakalan berguna banget sih hadiahmu]

Tere dan Athur bercakap ria sampai jam 11 malam. Dan tiba tiba di tengah percakapannya, Athur mengatakan bahwa ada pasien yang sedang kambuh jantungannya

Athur : [Tere, maaf ya. Kita lanjut kapan kapan lagi. Soalnya ini ada panggilan dari rumah sakit. Pasienku ada yang kambuh riwayat jantungnya. Perlu penanganan khusus. Sudah dulu ya. Assalamu'alaikum]

Tere : [Iya kak, waalaikumsalam]

Tere baru saja mematikan panggilan telepon itu, chat dari Dave sudah menggunung di aplikasi hijau.

"Mas Dave kok chat banyak banget. Kenapa ya". Dengan sigap, ia langsung membuka isi pesan itu. Dan alangkah terkejutnya bahwa ternyata mama Anita penyakitnya kambuh. Tere membelalakkan matanya. Tak terasa bulir bening dari pelupuk matanya tumpah seketika

Tere merutuki dirinya sendiri. Ia beranggapan bahwa Tere lah yang menyebabkan mama mertuanya kambuh karena mungkin mengetahui kepergiannya dari rumah Dave

" Mama, maafin Tere". Tere menangis terisak. Detik itu juga, ia kemasi barang barangnya. Dan meninggalkan villa. Seperti dejavu. Ia juga pergi dari rumah Dave saat malam hari.

Rasa takutnya sudah menghilang begitu saja

Padahal jam menunjukkan pukul 11 malam, tapi Tere tetap nekat. Rasa bersalahnya lebih besar dari hanya sekedar rasa takutnya. Tidak lupa ia juga menelepon suaminya, Dave.

Tere : [Halo mas, mama dirawat di rumah sakit mana?]

Dave : [Di rumah sakit Harapan Bunda. Sebaiknya lu besok saja kesini. Ini sudah malam]

Tidak menggubris perkataan Dave, Tere langsung mematikan panggilan telepon itu secara sepihak. "Enak saja besok, mama adalah segalanya bagiku, walaupun beliau mama mertua". Tere malah mengomel sendiri sambil menangis terisak

Jalanan sepi, kendaraan yang lalu lalang hanya beberapa saja. Dan telat 2 jam, Tere langsung menuju ke rumah sakit itu. Ia menghampiri Dave yang memijat pelipisnya. Dave bersama papa Surya dan kedua orang tuanya. Mama Salma dan Papa Haris

"Mama, Papa". Tere tertegun ketika melihat orang tuanya yang sudah ada di rumah sakit itu. Mama Salma lantas menghampiri Tere dan memeluk putrinya.

" Kemana saja kamu nak? Semua orang bingung mencarimu 3 hari ini. Bahkan mama Anita juga terlihat syok saat mendengar cerita Dave bahwa kamu sudah pergi tanpa izinnya". Mama Salma menangis dan menatap putrinya dengan tatapan sendu.

"Ma, kita bicarakan ini. Tapi mama harus ingat. Jangan sampai papa Surya maupun papa Haris tahu soal ini". Tere harus memastikan terlebih dahulu. Dan mama Salma mengangguk

Mereka di taman rumah sakit itu sambil menunggu kabar dari dokter. " Ceritakan nak, apa yang sebenarnya terjadi sama kamu dan Dave?". Mama Salma memandang Tere sambil memegang kedua tangan Tere dengan tatapan penuh tuntutan penjelasan

Tere menghela nafas panjangnya. Jujur, ini adalah momen paling sulit jika mama Salma tahu semuanya. "Mah, sebenarnya aku sama mas Dave itu lagi berantem. Mas Dave tidak mencintaiku mah, aku merasa ia tidak memperlakukan aku sebagai istrinya. Tuduhan macam macam telah terlontar dari mulutnya membuatku sakit hati. Jadi untuk sementara waktu aku harus menenangkan diri".

Tere menjelaskan secara lembut pada sang mama. Rasanya sulit jika harus berbohong pada mamanya. Ia sudah sangat dekat dengan mamanya itu. Begitupun mama Salma juga tidak terlalu kaget jika Dave tidak mencintai Tere. Karena mereka menikah karena dijodohkan

"Maafin mama harus mengorbankan kamu menikah dengan orang yang kamu tidak cintai. Maafkan mama, mama terlalu egois. Maafkan mama". Mama Salma malah menangis terisak lagi di hadapan Tere. Ia merasa bersalah akan kondisi putrinya saat ini

" Sudah lah ma, gapapa. Aku akan membuat mas Dave mencintai aku. Aku butuh dukungan dari mama. Mama doakan yang terbaik buat aku ya". Tere mengusap punggung mama Salma. Ia yang harusnya menangis, tetapi melihat mama Salma yang menangis terisak. Ia jadi tidak tega untuk menambah beban orang tuanya itu.

Setelah puas berkeluh kesah, akhirnya mereka kembali ke ruang tunggu. Terlihat Dave memandang Tere.

"Maafin gue".

Sontak kata kata yang terlontar dari mulut Dave itu membuat Tere tertegun. Bagaimana bisa Dave Dharmendra meminta maaf dulu pada istrinya. Atau hanya sebaga formalitas?!

" Sudah mas, iya aku maafin. Aku juga minta maaf". Mereka mengobrol lirih saja, tanpa didengar oleh kedua orang tua dan mertua mereka.

Setelah 15 menit berlalu, dokter pun keluar memberi kabar tentang kondisi mama Anita.

"Saudara pasien?". Ya!! Bisa kalian tebak. Dokter itu adalah Dokter Athur. Tere pun membelalakkan matanya.

" Kak Athur?!"

Terpopuler

Comments

Lisa Halik

Lisa Halik

haa...

2023-05-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!