"YES!!!!!", ucap Dave keceplosan. Seketika atensi tertuju padanya
" Aduh mampus gue", batin Dave
"Kenapa Dave? kelihatannya kamu senang sekali mama pulang?", tanya mama Anita menaruh curiga pada putranya. Seketika Dave pun kelimpungan. " Itu mah, nanti aku sama Tere bisa berduaan lagi gitu maksudnya, ya kan sayang?", Dave langsung memberikan kode dengan mengerlingkan matanya pada Tere
"Iya mah, maklum saja, putra mama ini kalau masih ada mama papa suka malu pengen berduaan sama aku, gitu", tambah Tere sambil nyengir kuda.
Mama Anita pun makin mengembangkan senyumannya. " Kenapa malu Dave? Sebenarnya mama mau kasih sesuatu sama kamu dan istrimu sesuatu. Sebentar ya, mama ambilin dulu di kamar", mama Anita dengan langkah cepat segera menuju kamar untuk mengambil hadiah untuk mereka berdua. Yang diberi hadiah saling bertatapan
"Hadiah apa?", batin Tere.
" Lu kalau jawab bisa mikir dikit nggak sih, gue lagian mana mau berduaan sama lu. Pakai acara bilang gue malu kalau ada mama papa saja", gerutu Dave, seakan tidak terima jika atas jawaban Tere
"Dih, mas harusnya bersyukur aku bantuin. Bukannya bilang terimakasih malah ngomel. Ingat ya mas, harusnya mas tuh banyak bersyukur karena aku enggak ngumbar aib mas", ucap Tere menjawab omelan suaminya
Dave hanya memutar bola matanya dengan malas. Setelah perdebatan kecil itu, mama Anita pun membawa amplop. Entah itu isinya apa. Dan diserahkan pada Tere.
"Ini sayang, mamah mau kasih ini", ucap mama Anita sambil menyodorkan amplop itu. Dengan sigap Tere mengambilnya. " Makasih mah, Tere buka boleh?", izinnya. Mama Anita pun mengangguk. Dengan hati yang berdebar, Tere membuka amplop itu, ada isinya.....
Sebuah tiket liburan ke Swiss. Mata Tere pun membulat mengetahui hal itu. Dave yang masih penasaran seketika meraih isi dari amplop itu.
Serupa dengan reaksi Tere, Dave pun juga syok melihat tiket itu. "Aduh mampus kalau ini , bisa bisa bocah tengil itu kesenangan", batin Dave. Dave lantas menatap Tere. Tere pun mengendikkan bahu
" Gimana? Kalian suka kan? Honeymoon di Swiss loh", ujar mama Anita dengan mata berbinar. Dave yang masih menghargai pemberian orang tuanya pun ikut tersenyum. Tapi tersenyum palsu hahaha
"Senang banget, ya kan Sayang? Ini kan sebenarnya jadi tujuanku sama Tere kalau honeymoon mah, tapi mamah malah duluan kasih", jelas itu hanya basa basi Dave. Tere mendengar penjelasan dari Dave pun tampak kegirangan.
" Yes, honeymoon. Aku yakin mas, cepat atau lambat kamu pasti takhluk sama aku", batin Tere. Tere yang senang lantas memeluk mama Anita.
"Makasih banyak ya mah, ini salah satu impianku sama mas Dave. Tere bersyukur banget punya mertua yang baik kaya mama", ucap Tere tulus. Memang itu yang diharapkan Tere, tetapi tidak dengan Dave
Mama Anita membalas pelukan menantunya. Ada sisi haru saat mama Anita dipeluk. Hatinya menghangat mendapatkan perlakuan baik dari menantunya. " Sama sama sayang, mamah juga ikut senang. Syukur syukur kalau kalian pulang dari sini bisa kasih cucu ", mama Anita pun terkekeh
Tere melepas peluknya, " Mana bisa langsungan gitu mah hahahha", timpal Tere sambil tertawa juga
Pukul 10 pagi, akhirnya mama Anita dan papa Surya pun pulang. Dave dan Tere mengantarkan sampai ke halaman rumah. Mereka berpelukan ria. "Mama papa pulang dulu ya", ucap papa Surya. " Iya pah, hati hati. Jagain mamah pah ", lontar Dave sambil berpelukan dengan papanya.
" Itu udah pasti, kamu juga jagain istrimu", timpal papa Surya dibalas anggukan oleh Dave membuat Tere membatin
"Emang iya bakal dijagain aku", batin Tere menatap Dave. Akhirnya mama papa beneran pulang. Dan seperti biasa Dave dan Tere kembali berdua
" Apa lu liat liat, sana cuci baju, cuci gorden, nyapu halaman,setrika baju, nyiram tanaman", perintah Dave menatap nyalang pada istrinya. Tere pun memanyunkan bibirnya. "Tuh kan, ingat pesan papa Surya tadi apa? Suruh jagain aku. Lha ini, malah aku dijadiin pembantu", kesal Tere.
" Sana!!!", bentak Dave membuat Tere mata berkaca kaca. "Tega kamu mas, sekeras itu kamu ngebentak aku", batin Tere sambil berlalu.
Dengan langkah gontai Tere pun segera memasukkan baju ke mesin cuci dan pergi ke untuk mencopot gorden di rumahnya. Cukup melelahkan. Sambil menyeka air matanya
Bahkan setelah merasa capek ketika selesai mencopot gorden pun ia malah menangis terisak. Sungguh ironi, andai mertuanya masih disini. Mungkin ia tidak ada dibentak sekeras ini dengan Dave
Dengan mata yang sembab, ia pun menyiram tanaman. Ya mungkin ini adalah hiburan tersendiri dengan Tere untuk menghilangkan kesedihannya. "Ayo Re, katanya kamu mau berjuang, mana usahamu? Jangan cengeng gini", ucap Tere menyemangati dirinya sendiri.
****
Setelah pekerjaan selesai, Tere pun beristirahat. Dave juga masih di kamarnya. Karena hari ini masih libur. Mungkin mengecek email yang masuk.
Sedangkan Tere merebahkan dirinya ke kamarnya juga. "Alhamdulillah istirahat dulu, tadi masakan masih ada. Jadi masak sore saja", tuturnya
Tok!
Tok!
Tok!
Ada yang mengetuk pintu kamarnya, ya! Siapa lagi kalau bukan Dave. " Ada apa mas?", ucap Tere sambil membuka pintu, masih sembab, tapi sudah tidak terlalu parah.
"Besok kita berangkat. Persiapin diri lu. Terus gak usah cengeng", pinta Dave dengan muka datar
Dave melihat wajah sembab Tere. Apakah dia diam diam memperhatikan Tere? Atau memang tanda sembab itu terlalu jelas? Entah lah, Tere tidak mengerti akan hal itu
"Iya mas", jawaban singkat itu ynag diberikan Tere, kemudian ia menutup pintunya. " Dasar cengeng banget jadi cewek. Pantas saja kalua gue juluki bocah ingusan. Emang masih kekanak-kanakan ", batin Dave yang masih di depan pintu Tere. Tak lama dari itu, Dave juga berlalu
Tere langsung mengemasi barang yang akan dibawa ke Swiss. Ternyata satu koper tidaklah cukup. Dia membawa 3 koper sekaligus.
" Ternyata banyak juga ya, aduh bawanya gimana coba", Tere pusing akan bawaanya, ia memijit pelipisnya
***
Malam pun tiba, Tere sedang menata makanan di meja makan. Ia berencana untuk memanggil Dave makan malam. Langsung saja ia menaiki tangga dan ke kamar Dave
Tok!
Tok!
Tok!
"Mas, ayo makan malam", ucap Tere sambil mengetuk pintu. Dave pun membukakan pintunya. " Ada apa?", tanyanya datar
"Ayo makan malam dulu", ajak istri palsunya itu. Dave pun menolak. " Lu aja, gue gak nafsu lihat lu", pinta Dave akan menutup pintu, tapi Tere langsung mencegahnya
"Bisa gak sih mas, kamu menghargai aku yang sudah masak. Setidaknya makan lah walaupun dibawa ke kamar, mau ya? Atau mau aku bilangin mama?", ucap Tere mengancam.
Dave mendengkus kesal. " Lu siapa ngancam ngancam gue! Gue gak akan nurut. Lu lupa perjanjian kita yang gak perlu ngurusin hidup satu sama lain?! Amnesia lu?", bentak Dave
"Oke fine, kalau itu mau kamu mas! Bisa gak sih kalau nolak gak usah bentak bentak aku. Aku punya hati mas, tolong hargai sedikit saja perasaanku", curahan hati Tere, ia sudah tak mampu membendung rasa kecewanya, seketika itu juga air matanya luruh. Dan langsung berlari menuruni tangga.
"Emang gue sekasar itu ya", batin Dave mencoba tidak peduli dengan kondisi Tere
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Lisa Halik
😪
2023-05-13
0