Setelah melakukan perjalanan cukup jauh, akhirnya mereka sampai juga di Indonesia. Kepulangannya dari Swiss pun mendadak, bahkan mama Anita dan papa Surya belum mengetahui kabar itu.
"Mas, apa nggak masalah kalau kita gak kabarin mama papa?"
"Ya sudah, lu kabari aja. Gue langsung cus ke kantor. Ada klien penting. Lu bilang sama mama papa kepulangan kita mendadak karena ada klien penting"
Tere pun mengangguk. Badannya direbahkan di sofa yang empuk. Badannya seakan rontok setelah perjalanan jauh itu.
Dave bersiap dengan penampilannya, satu jam lagi ia akan ke kantor menemui klien penting itu. Sepenting apakah?!
Tere mengambil ponsel di tasnya dan mendial nomor mama Anita. Tidak butuh waktu lama, mama Anita langsung mengangkat panggilan telepon dari menantu tercintanya
"Assalamu'alaikum sayang, ada apa?"
"Waalaikumsalam ma, Tere mau ngabarin kalau Tere dan Mas Dave sudah kembali ke Indonesia karena mas Dave ada kepentingan dengan klien dari Jepang", Tere mencoba menjelaskan pada mamanya. Liburan Swiss yang seharusnya 7 hari menjadi hanya 4 hari. Jadi, terpangkas 3 hari lamanya
"Kok sudah pulang sayang? bukannya ada waktu 3 hari lagi? Kamu dan Dave gak suka kah?", cecar mama Anita. Jelas! Karena tiket itu sengaja dihadiahkan untuk mereka sebagai honeymoon. Honeymoon?! Tidak! Mereka sama sekali tidak ber honey moon disana.
" Klien Jepang itu ingin menemui mas Dave langsung ma, terus juga jika bisa bekerja sama akan membawa pengaruh yang begitu besar untuk D'Crop"
"Sepenting itukah?! Kalian baru saja honeymoon malah Dave sudah kerja. Terkait klien itu seharusnya Dave tidak harus menyanggupi. D'Crop biasanya yang akan menentukan keputusan"
Terlihat dari nada mama Anita sepertinya Dave akan kena semprot karena memangkas honeymoonnya. "Maaf ya ma, Tere sama mas Dave mengecewakan mama", ucap tulus Tere. Ia merasa tidak enak hati pada mertuanya itu.
" Ya sudah, nanti mama akan bicara sama Dave ya sayang. Kamu gak perlu minta maaf untuk apa yang dilakukan Dave itu. Emang anak mama itu agak keras kepala, ambisius, dan kalau udah punya tekad ia bakal ngelakuin cara agar terwujud. Justru mama yang harusnya minta maaf ke kamu"
Mama Anita akan segera menginterogasi putra semata wayangnya itu.
*****
"Senang bisa bertemu dengan Tuan Rei. Semoga kerjasama kita bisa membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan kita masing-masing", ucap Dave tentu dalam bahasa Jepang. Dave menjabat tangan Tuan Rei dengan penuh penegasan. Mereka akhirnya sepakat untuk bekerjasama
Setelah selesai menandatangani kontrak dan lain lain, Tuan Rei dan sekretarisnya pergi. Dave sangat senang akhirnya bisa bekerjasama dengan perusahaan Tuan Rei yang menjadi cita citanya sejak dulu saat memimpin D'Crop
"Selamat pak atas keberhasilan bekerja sama dengan Tuan Rei", ucap sekretaris Dave, Baron.
" Iya Ron, akhirnya saya bisa mencapai target itu. Semoga kerjasama ini membawa dampak yang baik buat perusahaan kita", harap Dave. Tidak berselang lama ponsel di saku Dave pun bergetar.
"Mama", cicit Dave melihat panggilan telepon itu. Buru buru ia mengangkat. " Halo ma"
"Dave, kenapa kamu pulang ke Indonesia padahal masih ada waktu 3 hari lagi. Kamu merasa bosan? Kenapa D'Crop harus mengemis seperti itu? Apa perusahaan kita sedang tidak stabil?! Hah!!!!", sungut mama Anita. Belum juga menjelaskan Dave sudah kena semprot duluan.
" Aduh, sudah kuduga pasti mama marah", batin Dave. Ia menghela nafas panjang. "Ma, dengarin Dave dulu. Mama main marah saja", pinta Dave tetap dalam nada lembutnya.
" Ya sudah jelasin dong", mama Anita mulai mengontrol nada bicaranya
"Jadi aku mau minta maaf dulu ke mama soal ini mendadak ma, pas aku di Zurich, Baron meneleponku katanya pihak dari Jepang itu ingin bertemu langsung denganku. Apalagi klien kita Tuan Rei ma, mama tahu sendiri kan kalau Tuan Rei itu merupakan orang paling berpengaruh di Jepang, begitu juga perusahaannya. Itu mimpi Dave waktu memimpin D'Crop ma. Mana bisa Dave menyia nyiakan kesempatan emas ini", jelas Dave panjang kali lebar kali tinggi
"Pertama ya Dave, harusnya kamu minta maaf sama Tere. Dia yang pasti kecewa atas keputusan sepihakmu. Terus urusan Tuan Rei lah siapa lah, itu dari D'Crop harusnya memberi penegasan. Selama ini D'Crop tidak pernah mengemis seperti itu. Toh perusahaan kita sangat stabil. Bahkan maju pesat. Tanpa itu pun perusahaan bakal tetap berkembang pesat "
Bukan mama Anita kalau kalah berdebat dengan Dave. Daripada membuat penyakit jantunng mamanya kambuh, Dave terpaksa mengalah.
"Iya ma, nanti aku bakal minta maaf ke Tere deh. Ini Dave sebenarnya capek banget ma. Rasanya kaya remuk badan", keluh Dave. Sangat wajar karena aktivitas Dave begitu padat hari itu.
" Ya sudah, hari ini masih ada meeting atau tidak? Kalau emang tidak ya kamu langsung pulang saja. Biar Baron yang ngurus", perintah mama Anita.
"Ada meeting ma, ya sekitar 2 jam lagi. Udah dulu ya ma, Dave mau ngecek laporan ini", ujar Dave. Akhirnya mereka mengakhiri panggilan telepon itu.
****
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tetapi Dave belum menampakkan batang hidungnya. Tere yang menunggu sejak tadi pun kian gelisah.
"Kemana sih mas Dave, tumben banget belum pulang. Bukannya kantor tutupnya jam 5 sore ya? Kemana dia?!", Tere terus bolak balik layaknya setrikaan. Ia sangat mencemaskan suami palsunya itu
Tidak berselang lama, Dave akhirnya pulang. Wajahnya yang kucel dan pucat membuat Tere segera mendekat ke arahnya. " Ya Allah mas, kamu kenapa? Kok bisa pucat gini? ", ujar Tere. Tubuh Dave yang terlalu lemah akhirnya jatuh ke pelukan Tere. Beruntung Tere menangkapnya
" Ya Allah, kamu panas banget mas, kamu sakit loh ini. Ayo aku antar ke kamar", Tere akhirnya memapah tubuh kekar Dave. Sebenarnya ia kesulitan karena tubuh Dave jauh berbeda dengan tubuh Tere yang ramping. Dave bahkan tidak menolak saking lemasnya
"Mas, aku gantiin baju kamu ya"
Dave malah menggeleng pelan, tatapannya sayu. Tidak seperti biasanya Tere langsung menurut perintah Dave. Kali ini beda situasi, ia harus merawat Dave.
"Gapapa, gak usah malu. Ayo sini, aku buka kancingnya dulu", dengan kesigapannya Tere membuka kancing baju Dave satu persatu. Memperlihatkan tubuh atletisnya yang sangat menawan. Tetapi Tere tidak berpikir sampai situ. Melihat Dave yang terbaring sakit saja ia sudah tidak tega
Tere mengganti pakaian Dave yang lebih santai. Ia juga mengambil kompresan dan dikompreskan ke dahi suaminya. Tidak lupa, obat paracetamol juga diminum Dave.
Merasa tidak tega, akhirnya Tere menemani Dave diranjang. Ia tidak segan untuk memeluk tubuh Dave layaknya bayi yang lagi minta ASI ke ibunya.
Dave bahkan tidak menolak. "Andai saja mas, kamu bisa senurut ini, mungkin rumah tangga kita sangat bahagia", ucap lirih Tere sambil memejamkan mata menyusul Dave yang sudah terlelap
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments