Bab 8

"Mas, kita bakalan beli bakso di dekat taman yang gerobaknya warna biru itu, abang abang penjualnya ya--", Tere pun semenjak naik ke mobil terus berceloteh seakan memang ia antusias ingin membeli bakso langganan nya itu.

Telinga Dave seketika pengang mendengar ocehan Tere, "Bisa diam gak lu! Diam atau tidak sama sekali", kata Dave memotong pembicaraan Tere yang begitu panjang kali lebar. Seketika Tere menjadi kicep tak berbicara sama sekali

" Nasib punya suami kaku kaya gini", batin Tere sambil melirik Dave yang menyetir mobil dengan fokus. Setelah 10 menit perjalanan akhirnya mereka sampai

Tere segera turun dari mobil. "Yah, antri banget", keluh Tere. Ia menengok ke sisi kanan kiri tidak ada tanda tanda Dave akan turun. " Ga turun mas Dave ini, gimana sih. Masa mau makan bakso di mobil"

Tere pun kembali ke arah mobil di parkir. Ia menggedor gedor jendela mobil suaminya. "Mas, mas, keluar mas", ucapnya terus menggedor jendela itu. Iya, terlihat bar bar. Sungguh memalukan bagi Dave. Tak ingin berlama lama lagi, Dave langsung membuka jendela mobilnya.

" Lu malu maluin asli. Bisa gak sih jangan malu maluin. Kaya anak kecil aja", Dave mendengkus kesal melihat kelakuan random istrinya.

"Mangkanya ayo keluar, nanti tak bilangin sama mama Anita ya kalau mas gak mau diajak makan bakso"

Tak menghiraukan perkataan Dave dan tatapan mautnya, Tere malah meraih lengan suaminya untuk keluar. "Ayo mas, kalau gak! Aku akan bilang ke ma--"

"Diam dasar bocah ingusan. Iya iya gue bakalan turun. Terus jangan pegang pegang lengan gue. Jijik", ucap Dave sambil menampik cekalan Tere

Tere bukannya kesal malah mesem mesem sendiri. " Ya udah ayo suamiku sayangku", ucapnya mendayu manja. Membuat Dave bergidik ngeri. "Ada ya modelan orang kaya gini", batin Dave sambil keluar dari mobilnya

****

"Kok gak dimakan mas baksonya? Ini tuh enak banget loh, mama saja pernah aku ajak kesini. Mamah Anita maksudnya. Mamah juga ketagihan sama rasa baksonya yang berdaging, enak banget", Tere terus mengoceh sambil menikmati bakso itu.

Bakso yang Tere pesen adalah porsi komplit, begitu pula dengan Dave. Bakso yang berdaging dan kuah yang gurih dan berkaldu merupakan alasan Tere untuk menghayati makan bakso hahaha

"Buat lu aja, soalnya gue alergi makan sama lu", ucap Dave yang sibuk memainkan ponselnya. Mungkin dia mengecek email yang masuk. Hey, bukannya ini hari libur? Dave malah sibuk dengan pekerjaannya

Tere dengan berani merampas ponsel Dave. " Nah, ini penggangunya. Ayo sekarang makan dulu", kata Tere serius seakan emak memarahi anak hahaha

"Lu main sita sitaan sekarang? Gitu? Lu mau bayar denda perjanjian kontrak pernikahan 500 juta?", Dave menatap nyalang istrinya. Yang ditatap seketika meringis dan mengembalikan ponselnya.

Tidak kurang akal, Tere akhirnya menyuapi Dave dengan paksa. Walaupun dengan sedikit pemaksaan akhirnya bakso itu mendarat ke mulut Dave. Ya mau tidak mau, Dave harus mengunyah dan menelannya

Di luar dugaan, ternyata memang seenak itu baksonya. "Gila, ini mah bakso terenak yang pernah gue coba. Pengen ngehabisin tapi kok ada bocah ingusan tengil ini. Kan gue jadi malu", ucap Dave gengsi. Ia berusaha menetralkan ekspresinya

" Gimana mas? Enak kan?", Tere seakan mencari validasi atas pernyataannya. Dave tak menunjukkan reaksi apa apa. Merasa kecewa, akhirnya Tere memakan bakso milik Dave

"Ya sudah kalau tidak merespon, aku makan ya mas, mungkin kamu emang gak bakalan doyan makanan pinggiran yang super lezat ini", suap demi suap Tere perlihatkan pada Dave, bulatan bakso yang menggoda membuat Dave menelan salivanya sendiri

" Woi, jangan dihabisin. Itu punya gue. Gue juga lapar. Tapi jangan GR lu, ini karena gue gak ada pilihan makanan", ucap Dave sambil merebut mangkok bakso yang sudah berkurang 2 butir bakso.

Dave akhirnya menikmati bakso pinggir jalan itu dan Tere hanya tersenyum menyaksikan suaminya yang super gengsi itu. "Enak kan? Tuh kan gengsi mau ngakuin", ledek Tere sambil mencolek lengan suaminya yang kekar

Uhuk

Uhuk

Uhuk

" Diam lu, berisik amat. Gue lagi makan jangan coba coba lu ganggu. Atau 500 juta!!", ancam Dave. Lagi lagi ancaman Dave soal pelanggaran perjanjian membuat Tere tidak berkutik."Galak amat mas mas", ucapnya lirih.

Daripada Tere makin gak mood, ia segera menghampiri abang baksonya untuk membungkus 2 porsi bakso komplit. "apak, bungkus 2 ya, yang varian komplit sama saus dan kawan kawannya dipisah saja"

Selesai makan, Dave segera membayar totalan bakso itu. "Berapa semuanya pak?", ucap Dave sambil mengambil dompetnya. Dikeluarkannya black card membuat abang baksonya kebingungan.

" Maaf mas?Kok kartu ya?", ucap abang bakso polos. Tere yang melihat dari kejauhan hanya tertawa terbahak bahak dan mendekat ke arah mereka. "Mas, di sini gak menerima pembayaran pakai kaya gituan. Bisanya langsung cash", ledek Tere masih sambil tertawa. Yang ditertawai menatap nyalang ke arah istrinya

" Oke oke, berapa pak totalnya?", ucap Tere sambil merogoh dompet di tasnya. "Semuanya delapan puluh ribu rupiah mbak", ucap abang tukang baksonya

Tere pun mengasih lembaran 100 ribu. " Kembaliannya buat abang saja", ucap Tere. Dave pun yang masih kesal pun segera menaiki mobilnya disusul dengan Tere

****

Sesampainya di rumah, Tere pun masih melanjutkan tertawanya. Sungguh istri jahanam hahahhaha. " Assalamu'alaikum mah, pah", Tere mengucap salam dengan antusias. Suasana hatinya sedang baik.

"Waalaikumsalam sayang, gimana? Baksonya ada?", mama Anita langsung menghampiri mereka berdua dan Tere menyerahkan bungkusan bakso tadi

" Ini mah, pesanannya bakso komplit dengan saus terpisah ", ucap Tere antusias. Mama Anita mengembangkan senyumannya

" Terimakasih sayang, kamu kaya happy banget ya. Ceritain sama mama ada apa?", ujar mama Anita mulai kepo

"Tadi itu masa mas Dave bayar baksonya pakai black card ma, ya jelas abang baksonya kebingungan. Dan parahnya mas Dave gak paham hahahha", ucap Tere sambil melirik suaminya yang bermuka datar

" Hahahha iya kah nak?", ucap mama Anita seakan mencari validasi dari putranya. Dave pun mengangguk

"Maaf ya sayang, Dave emang gak pernah makan di tempat kaya gitu. Mama pasti ajak Dave ke tempat kaya gitu dia pasti nolak. Udah berulang kali. Mangkanya dia gak tau cara bayarnya gimana", lontar mama Anita membuka aib putranya hahahah

" Mamah jangan gitu deh, mana ada bos makan di pinggiran kaya gitu", sangkal Dave

"Sepertinya mama sama bocah ingusan tengil itu emang seakrab itu. Emang pakai pelet apa sih bocah tu. Bisa bisanya mama gue jadi demen sama dia", batin Dave sambil mendaratkan bobotnya ke sofa

" Oiya sayang, besok mama papa mau pulang loh, soalnya masih ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan", ujar mama Anita tiba tiba.

Yang semula muka Tere bahagia, berubah jadi sendu. Begitu sebaliknya, Dave yang awalnya sendu jadi bahagia. Artinya, dia tidak perlu berpura-pura baik pada istri bohongan nya

"YES!!!!!", ucap Dave keceplosan. Seketika atensi tertuju padanya

" Aduh mampus gue", batin Dave

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!