Bab 02-- Air Mata Perempuan Lain

Flashback On

Sehari sebelum peristiwa kecelakaan.

Elvira membuka mata dan mendapati dirinya yang kini berada dalam pelukan suaminya yang masih terlelap. Seperti biasanya, mereka cukup sering melakukan rutinitas keintiman layaknya pasangan suami istri.

Masih dengan tubuh polosnya yang hanya dibaluti selimut, ia segera bangkit dengan memindahkan tangan Daffin dengan hati-hati.

Elvira melihat ke arah pakaian jenis night gown berbahan satin dihiasi sedikit renda yang saat ini berserakan di lantai, lantas mengambilnya lalu mulai mengenakan kembali pakaiannya.

Tanpa ia sadari ternyata Daffin turut bangun dan langsung ikut duduk memperhatikannya.

Dalam diamnya, Daffin memandangi punggung mulus yang selalu membuatnya berdesir, sudut bibirnya tersenyum mengingat betapa bahagianya ia karena beberapa jam yang lalu hasratnya dipuaskan oleh istrinya.

Tiba-tiba Daffin meraih baju yang hendak Elvira kenakan dan membuat Elvira terkejut.

“Sini aku bantu,” ujar Daffin memakaikan kain berwarna hitam tersebut hingga kini sudah menutupi punggung istrinya.

“Apa aku membangunkan kamu, Mas?” tanya Elvira sembari melirik sekejap sembari membenarkan pakaiannya.

“Tidak apa-apa, Sayang. Terima kasih ya untuk tadi malam,” ucap Daffin.

“Kamu selalu mengucapkan kalimat yang sama, itu adalah kewajibanku,” sahut Elvira.

Tanpa ia tahu jika Daffin masih saja memandangnya dengan nanar. Meski kerap melakukan hal serupa, namun Daffin merasa hal tersebut tak lantas membuat Elvira terlihat mencintainya.

Memang dar awal, Daffin yang tergila-gila pada kecantikannya dan ia tahu betul saat itu Elvira memiliki hati yang masih beku terhadap seorang pria. Daffin hanya berkeyakinan jika seiring berjalannya waktu istrinya itu akan membuka hati untuknya.

Namun sepertinya perlakuan Elvira terasa sama saja selalu datar kepadanya , tidak ada keromantisan yang tercipta pada hubungan mereka meski Daffin selalu memperlakukannya layaknya seorang ratu. Bagi Daffin, selama ini Elvira hanya menjalankan tugasnya sebagai pendamping hidup tanpa mau memberi hatinya.

Detik berikutnya, Elvira dikejutkan oleh Daffin yang tiba-tiba memeluknya dari belakang, Daffin meletakkan dagu pada bahu Elvira sesekali menghirup aroma leher jenjang istrinya itu.

“Sayang, kamu tahu kan betapa selama ini aku sangat menginginkan kamu,” kata Daffin dengan lirih.

“Iya, aku tahu.”

“Aku selalu merasa beruntung karena memilikimu di sisiku.”

“Iya, Mas.”

“Elvira. Pernah kah, sekali saja. Aku ada dalam hati kamu?”

Elvira tertegun mendengar pertanyaan yang baru keluar dari mulut Daffin selama masa pernikahan mereka itu.

“Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu?” taya Elvira balik.

Daffin melepas pelukannya. “Lihat aku,” pintanya.

Elvira menurut saja dan saat ini mereka sudah dalam posisi saling berhadapan.

“Elvira, cintai aku. Entah hari ini, esok, atau lusa. Bisakah kamu mencoba untuk mencintaiku? Atau setidaknya bisakah kamu mengatakannya meski itu hanya sekedar ucapan saja?”

Elvira yang merasa jantungnya terhantam oleh pertanyaan itu langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

Kesal dan marah, ia memaki dirinya sendiri dalm hati. Selama ini ia sudah menyerahkan dirinya kepada Daffin demi keluar dari kisah kehidupannya dulu yang pelik, ia hanya perlu waktu lebih lama lagi untuk bisa benar-benar menyerahkan hati dan perasaannya karena sampai saat ini ia masih takut untuk mencoba mencintai seseorang.

Elvira hanya berkeyakinan dalam diri jika lebih menggunakan hati dan perasaan, hal itu hanya akan membuatnya lemah dan tidak akan membantunya bertahan dalam hidupnya sekarang mengingat di sisi lain ada mama mertuanya yang membenci kehadirannya di keluarga ini.

“Tatap aku, aku bahkan sanggup memberikan segalanya. Tak bisakah kamu menyerahkan hati kamu untukku? Aku ingin bersama kamu bukan karena hanya ingin memiliki tubuh kamu. Aku ingin kita menjadi pasangan yang saling mencintai, mengisi hati satu sama lain,” ungkap Daffin.

Ia merasa lega karena keinginan yang selama ini sering ia tahan akhirnya bisa ungkapkan, ia hanya merasa terlalu lama menunggu Elvira.

Elvira tidak mengerti dengan perasaannya sendiri, untuk pertama kalinya ia mendengar Daffin mengatakan hal ini. Menatap mata Daffin kali ini rasanya sangat berbeda, tatapan mata yang menyiratkan penuh cinta dan ketulusan itu membuat hati Elvira mampu bergetar.

“Apa selama ini aku telah melampaui batas? Sampai aku tidak pernah menyadari ketulusannya?” benaknya.

“Maaf,” ucap Elvira dengan raut kesedihan menyiratkan ada sebuah penyesalan di hatinya.

Daffin yang merasa terlalu mencintainya bahkan tidak sanggup melihat kesedihan itu bersarang di raut wajah istrinya.

“Sudah lah, aku yang harus minta maaf atas ketidaksabaran ku. Elvira, aku tidak apa-apa. Kalau kamu maunya kita terus seperti, aku sungguh tidak apa-apa. Maaf kan aku, aku tidak bermaksud memaksa kamu, aku juga tidak ingin dengan perkataanku tadi malah jadinya akan membuat kita berjarak.” Daffin lalu memeluknya.

“Kenapa kamu harus memperlakukanku seperti ini? Kamu tidak seharusnya mencintaiku seperti ini.” Elvira berucap dalam hati seraya mempererat pelukannya pada Daffin.

“Besok aku mau ambil libur, kita ke resort milik oma, yuk. Jalan-jalan sekalian aku mau refreshing,” ajak Daffin yang saat ini sudah melepas pelukannya. Elvira hanya mengiyakan saja dengan penuh semangat.

Flashback Off

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Elvira memegang erat tangan Daffin yang lemah dengan perasaan seakan diselimuti sembilu. Melihat langsung bagaimana keadaan suaminya saat ini yang terbaring tidak berdaya dengan bantuan alat-alat medis yang terpasang ditubuh, membuat rasa khawatirnya semakin menyeruak.

Baru saja ia ingin mengungkapkan perasaannya yang sudah mulai terbuka untuk Daffin, tapi kini ia harus mendapati kenyataan yang menyedihkan ini.

“Dia bahkan bernapas dengan alat bantu. Mas Daffin, kamu harus bertahan. Tolong segera bangun, aku mau kita memulai lagi semuanya dari awal. Tolong maafkan aku,” tutur Elvira yang kini terisak sambil menempelkan tangan Daffin pada pipinya.

Berada dalam keadaan ini, rasa sesal yang berkecamuk di hati Elvira pun semakin menjadi. Elvira tak hentinya memohon kepada Daffin agar segera bangun karena saat ini Daffin telah menjadi seseorang yang sangat berarti baginya.

Merasa sudah puas menjenguk suaminya, Elvira melepaskan tangan Daffin.

“Suster, kita keluar sekarang,” pinta Elvira kepada seorang perawat yang sejak tadi menemaninya mulai dari kamar rawatnya.

“Baik, Bu.”

Segera perempuan berseragam itu membantu mendorongkan kursi roda yang saat ini membawa Elvira karena untuk sementara ia tidak bisa berjalan dengan normal. Keadan seperti ini tentu saja membuat Elvira merasa kesusahan, tapi ia masih mencoba menerima keadaan.

Sebelumnya Elvira mencuri waktu memaksakan diri pergi kesini karena saat itu tidak ada keberadaan Nevan di ruang rawatnya, meski Nevan sudah memperingatkannya untuk tidak dulu beranjak dari ranjang rawat.

Elvira bahkan memarahi dua orang pengawal yang berjaga di depan ruang rawatnya yang tadi sempat melarangnya untuk pergi kemana-mana. Yang terpenting baginya hari ini ia bisa bertemu dengan Daffin walau keadaannya sendiri masih belum pulih sepenuhnya.

...----------------...

Saat sudah di ambang pintu ruang rawat Daffin, Elvira heran sekaligus agak terkejut karena sudah ada seorang perempuan yang berdiri terpaku tidak jauh dari depan pintu menunduk dengan tatapan kosong, bahkan ia sampai tidak menyadari keberadaan Elvira.

Sedangkan Elvira masih memperhatikannya dengan lekat, sesuatu yang ia sadari bahwa perempuan muda dan berparas cantik itu nampak menitikkan air mata penuh kedukaan.

Elvira mencoba mengingat sesuatu terkait memori tentang sosok perempuan itu yang rasanya pernah ia temui beberapa kali, Elvira termasuk orang yang sulit mengingat siapa saja yang pernah ia temui karena tidak terlalu suka memperhatikan orang lain.

Detik berikutnya, ia seperti sudah mengingatnya diiringi gerakan perempuan tersebut yang buru-buru mengusap air matanya karena saat ini ia sudah melihat keberadaan Elvira.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

aku mampir kak 😁

2023-07-08

1

Erarefo Alfin Artharizki

Erarefo Alfin Artharizki

budeeee

2023-06-12

0

Author DE LILAH

Author DE LILAH

oh no girl! jangan panggil tante! panggil bude!

2023-05-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01-- Terbangun
2 Bab 02-- Air Mata Perempuan Lain
3 Bab 03-- Awal Kenyataan Pahit
4 Bab 04-- Sebuah Kenyataan Pahit
5 Bab 05-- Jawaban Dari Keraguan
6 Bab 06-- Salah Paham
7 Bab 07-- Rencana Bertahan
8 Bab 08-- Bertahan Terluka
9 Bab 09-- Memilih Bertahan
10 Bab 10-- Tetap Bertahan
11 Bab 11-- Kebohongan
12 Bab 12-- Memaafkan
13 Bab 13-- Benalu Lain
14 Bab 14-- Menyimpan Rahasia
15 Bab 15-- Ingatan Masa Lalu
16 Bab 16-- Jamuan Makan Siang
17 Bab 17-- Menggenggam Duri
18 Bab 18-- Terungkapnya Kebohongan
19 Bab 19-- Surat Cerai
20 Bab 20-- Rahasia Lain
21 Bab 21-- Usaha Mempertahankan
22 Bab 22-- Peristiwa Duka
23 Bab 23-- Kepiluan Berlipat Ganda
24 Bab 24-- Sisa Kesedihan
25 Bab 25-- Rencana Sang Perusak
26 Bab 26-- Kedatangan Benalu
27 Bab 27-- Acara Perusahaan
28 Bab 28-- Acara Perusahaan (Lanjutan)
29 Bab 29-- Rencana Mama Mertua
30 Bab 30-- Tersesat
31 Bab 31-- Kembali Pulang
32 Bab 32-- Sambutan Dari Elvira
33 Bab 33-- Urusan Pekerjaan
34 Bab 34-- Serumah Dengan Tamu
35 Bab 35-- Menata Hati
36 Bab 36-- Gejolak Perasaan
37 Bab 37-- Keluarga Anya
38 Bab 38-- Menguatkan Hati
39 Bab 39-- Sejenak Melupakan Lara
40 Bab 40-- Penawar Gundah
41 Bab 41-- Debaran
42 Bab 42-- Seseorang Dari Masa Lalu Nevan
43 Bab 43-- Sandiwara Anya
44 Bab 44-- Goresan Masa Lalu
45 Bab 45-- Tumpuan Hati
46 Bab 46-- Mengaku
47 Bab 47-- Tentang Melody
48 Bab 48-- Tentang Asty dan Raldy
49 Bab 49-- Bertamu
50 Bab 50-- Kegelisahan Anya
51 Bab 51-- Undangan Dadakan
52 Bab 52-- Sang Mantan
53 Bab 53-- Kecurigaan Elvira
54 Bab 54-- Awal Kesalahpahaman
55 Bab 55-- Penebar Kesalahpahaman
56 Bab 56-- Pertemuan Kerja
57 Bab 57-- Masalah Lagi
58 Bab 58-- Masalah Lanjutan
59 Bab 59-- Meraih Maaf Oma
60 Bab 60-- Dendam Sesungguhnya
61 Bab 61-- Menghilangkan Kesalahpahaman
62 Bab 62-- Berkunjung Ke Perusahaan
63 Bab 63-- Bertemu Masa Lalu
64 Bab 64-- Teman Lama
65 Bab 65-- Adegan Memalukan
66 Bab 66-- Kemarahan Anya
67 Bab 67-- Acara Universitas
68 Bab 68-- Janji Temu
69 Ban 69-- Kejadian Tak Terduga
70 Bab 70-- Kecemburuan Nevan
71 Bab 71-- Gejolak Perasaan Elvira
72 Bab 72-- Kunjungan
73 Bab 73-- Misi Lain
74 Bab 74-- Karena Cemburu
75 Bab 75-- Kebohongan Anya
76 Bab 76-- Kemarahan Gio
77 Bab 77-- Tamu Hari Ini
78 Bab 78-- Rencana Gio
79 Bab 79-- Kafe Tepi Danau
80 Bab 80-- Peringatan Dari Nevan
81 Bab 81-- Kembali Menggenggam Perih
82 Bab 82-- Permintaan
83 Bab 83-- Rumah Kedua
84 Bab 84-- Tamu Penyusup
85 Bab 85-- Rencana Sang Perusak (Lagi)
86 Bab 86-- Ucapan Terima Kasih
87 Bab 87-- Kejutan Untuk Elvira
88 Bab 88-- Surat Kuasa
89 Bab 89-- Bersiap Pergi
90 Bab 90-- Kejutan Lain
91 Bab 91-- Pengakuan
92 Bab 92-- Memori Lama
93 Bab 93-- Terpaksa Pergi
94 Bab 94-- Dimana Elvira
95 Bab 95-- Mencari Elvira
96 Bab 96-- Diluar Rencana
97 Bab 97-- Kembali Pulang
98 Bab 98-- Dua Keluarga
99 Bab 99-- Kegusaran Anya
100 Bab 100-- Pengunjung Toko
101 Bab 101-- Ke Panti
102 Bab 102-- Menemui Bahaya
103 Bab 103-- Bahaya Tak terduga
104 Bab 104-- Keikhlasan
105 Bab 105-- Jarak yang Tercipta
106 Bab 106-- Sisa Kekecewaan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 01-- Terbangun
2
Bab 02-- Air Mata Perempuan Lain
3
Bab 03-- Awal Kenyataan Pahit
4
Bab 04-- Sebuah Kenyataan Pahit
5
Bab 05-- Jawaban Dari Keraguan
6
Bab 06-- Salah Paham
7
Bab 07-- Rencana Bertahan
8
Bab 08-- Bertahan Terluka
9
Bab 09-- Memilih Bertahan
10
Bab 10-- Tetap Bertahan
11
Bab 11-- Kebohongan
12
Bab 12-- Memaafkan
13
Bab 13-- Benalu Lain
14
Bab 14-- Menyimpan Rahasia
15
Bab 15-- Ingatan Masa Lalu
16
Bab 16-- Jamuan Makan Siang
17
Bab 17-- Menggenggam Duri
18
Bab 18-- Terungkapnya Kebohongan
19
Bab 19-- Surat Cerai
20
Bab 20-- Rahasia Lain
21
Bab 21-- Usaha Mempertahankan
22
Bab 22-- Peristiwa Duka
23
Bab 23-- Kepiluan Berlipat Ganda
24
Bab 24-- Sisa Kesedihan
25
Bab 25-- Rencana Sang Perusak
26
Bab 26-- Kedatangan Benalu
27
Bab 27-- Acara Perusahaan
28
Bab 28-- Acara Perusahaan (Lanjutan)
29
Bab 29-- Rencana Mama Mertua
30
Bab 30-- Tersesat
31
Bab 31-- Kembali Pulang
32
Bab 32-- Sambutan Dari Elvira
33
Bab 33-- Urusan Pekerjaan
34
Bab 34-- Serumah Dengan Tamu
35
Bab 35-- Menata Hati
36
Bab 36-- Gejolak Perasaan
37
Bab 37-- Keluarga Anya
38
Bab 38-- Menguatkan Hati
39
Bab 39-- Sejenak Melupakan Lara
40
Bab 40-- Penawar Gundah
41
Bab 41-- Debaran
42
Bab 42-- Seseorang Dari Masa Lalu Nevan
43
Bab 43-- Sandiwara Anya
44
Bab 44-- Goresan Masa Lalu
45
Bab 45-- Tumpuan Hati
46
Bab 46-- Mengaku
47
Bab 47-- Tentang Melody
48
Bab 48-- Tentang Asty dan Raldy
49
Bab 49-- Bertamu
50
Bab 50-- Kegelisahan Anya
51
Bab 51-- Undangan Dadakan
52
Bab 52-- Sang Mantan
53
Bab 53-- Kecurigaan Elvira
54
Bab 54-- Awal Kesalahpahaman
55
Bab 55-- Penebar Kesalahpahaman
56
Bab 56-- Pertemuan Kerja
57
Bab 57-- Masalah Lagi
58
Bab 58-- Masalah Lanjutan
59
Bab 59-- Meraih Maaf Oma
60
Bab 60-- Dendam Sesungguhnya
61
Bab 61-- Menghilangkan Kesalahpahaman
62
Bab 62-- Berkunjung Ke Perusahaan
63
Bab 63-- Bertemu Masa Lalu
64
Bab 64-- Teman Lama
65
Bab 65-- Adegan Memalukan
66
Bab 66-- Kemarahan Anya
67
Bab 67-- Acara Universitas
68
Bab 68-- Janji Temu
69
Ban 69-- Kejadian Tak Terduga
70
Bab 70-- Kecemburuan Nevan
71
Bab 71-- Gejolak Perasaan Elvira
72
Bab 72-- Kunjungan
73
Bab 73-- Misi Lain
74
Bab 74-- Karena Cemburu
75
Bab 75-- Kebohongan Anya
76
Bab 76-- Kemarahan Gio
77
Bab 77-- Tamu Hari Ini
78
Bab 78-- Rencana Gio
79
Bab 79-- Kafe Tepi Danau
80
Bab 80-- Peringatan Dari Nevan
81
Bab 81-- Kembali Menggenggam Perih
82
Bab 82-- Permintaan
83
Bab 83-- Rumah Kedua
84
Bab 84-- Tamu Penyusup
85
Bab 85-- Rencana Sang Perusak (Lagi)
86
Bab 86-- Ucapan Terima Kasih
87
Bab 87-- Kejutan Untuk Elvira
88
Bab 88-- Surat Kuasa
89
Bab 89-- Bersiap Pergi
90
Bab 90-- Kejutan Lain
91
Bab 91-- Pengakuan
92
Bab 92-- Memori Lama
93
Bab 93-- Terpaksa Pergi
94
Bab 94-- Dimana Elvira
95
Bab 95-- Mencari Elvira
96
Bab 96-- Diluar Rencana
97
Bab 97-- Kembali Pulang
98
Bab 98-- Dua Keluarga
99
Bab 99-- Kegusaran Anya
100
Bab 100-- Pengunjung Toko
101
Bab 101-- Ke Panti
102
Bab 102-- Menemui Bahaya
103
Bab 103-- Bahaya Tak terduga
104
Bab 104-- Keikhlasan
105
Bab 105-- Jarak yang Tercipta
106
Bab 106-- Sisa Kekecewaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!