Bab 12-- Memaafkan

Puas merutuki dirinya, Daffin segera pergi ke kamar untuk menemui Elvira. Melihat sambutan senyum dari Elvira membuat Daffin mematung sebentar menatap nanar ke arahnya.

Ia mengartikan senyum yang diberikan istrinya itu adalah sebenarnya senyum penuh luka dan kekecewaan.

“Mas, sudah selesai kerjanya?” tanya Elvira yang menyambutnya.

Ia pun masih merasa bingung bagaimana ia harus menunjukkan sikap antara menyembunyikan atau kah menunjukkan rasa kekecewaannya.

Selama beberapa hari terakhir ia sudah bersabar untuk masih menyimpannya menunggu hingga keadaan sudah membaik.

“Sayang, maafkan aku.” Daffin berucap sembari berlutut di hadapannya sambil memegangi kedua tangan Elvira.

“Mas Daffin, apa yang kamu lakukan?”

Elvira berusaha menarik tangan Daffin menyuruhnya kembali berdiri akan tetapi Daffin tetap membeku belum mau beranjak dari posisinya.

“Aku tidak bermaksud membohongi kamu, aku hanya terlalu takut jika kamu kecewa kepadaku dan akan meninggalkanku. Aku mohon, tolong maafkan aku. Kali ini aku akan jujur dan tidak ada lagi yang ku sembunyikan dari kamu.”

Elvira langsung turut mensejajarkan posisinya dengan Daffin, akhirnya ia akan mendengarkan penuturan langsung dari suaminya.

“Sayang, aku mengakui memang benar aku pernah memiliki hubungan dengan Anya, tapi itu hanya hubungan sesaat yang ku anggap kesalahan terbesarku karena pernah mengkhianati kamu. Aku sudah mengakhirinya. Tolong maafkan aku, tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahanku. Percayalah, tidak ada yang bisa menggantikan kamu di hatiku.”

“Terima kasih sudah mau jujur kepadaku,” sahut Elvira yang lagi-lagi melihat ketulusan di diri Daffin.

“Sayang, tolong beri aku kesempatan.”

“Iya, Mas. Aku juga minta maaf. Karena dalam kesalahan yang kamu perbuat, juga ada kesalahan dariku. Kalau saja aku tidak pernah mengabaikan perasaan kamu.”

“Tidak, Sayang. Semuanya bukan salah kamu. Kamu masih mau bersamaku kan? Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, aku sangat takut jika kamu berpikir untuk meninggalkanku.”

Elvira langsung memeluk suaminya itu dengan erat mengisyaratkan jika ia saat ini juga tidak akan pernah berpikir untuk meninggalkannya.

Bagaimanapun juga Elvira saat ini merasa berada di persimpangan hati yang memaksanya untuk memilih melepaskan Daffin karena rasa kecewanya atau kah tetap bertahan dengan memaafkan kesalahannya karena rasa cinta yang sudah tumbuh di hatinya.

Tapi Elvira lebih memilih untuk tetap memberi kesempatan pada hubungan mereka dan ia merasa masih bisa ikhlas menerima semua yang telah terjadi karena Daffin berjanji akan memperbaiki kesalahannya.

Bagi Elvira, ia percaya masih ada kesalahan yang bisa dimaafkan dan menganggap hal ini adalah pelajaran berharga baginya.

...----------------...

Hari ini Daffin mengajak Nevan pergi ke suatu gedung dan Nevan tercengang saat melihat isi sebuah ruangan apartemen mewah yang dikunjunginya bersama kakaknya kali ini.

Belum lagi hamparan pemandangan gedung-gedung kota yang terlihat dari jendela kaca lebar sebagai pemandangan utama ruangan ini yang sangat disukai Nevan.

“Ini salah satu bagian dari proyek yang baru diselesaikan musim lalu, aku akan memberikan satu unit ini untuk kamu,” ujar Daffin.

“Serius?”

“Iya, ini milik kamu sekarang. Bagaimana menurut kamu?”

“Ini bagus sekali, aku sangat menyukainya. Kak, bisa kah Kakak memberikan satu unit lagi seperti ini untukku di Amerika?” rayu Nevan yang terdengar menyebalkan di telinga Daffin.

“Apa kamu bercanda? Lupakan soal tinggal di Amerika, aku mau kamu kamu tetap di sini. Tinggal lah di rumah, sesekali kamu bisa berkunjung ke sini. Anggap saja ini hadiah untuk kamu.”

“Hadiah?” tanya Nevan yang mengernyit heran, ia merasa tidak melakukan apapun untuk bisa mendapatkan hadiah.

Daffin lalu memberi isyarat kepadanya untuk duduk di sebuah sofa panjang pada ruangan tersebut, tanpa bertanya Nevan ikut saja dengan arahan kakaknya.

“Aku ada jadwal pertemuan penting dengan beberapa pengusaha besar asing yang tertarik untuk bekerja sama membangun proyek seperti ini. Aku sangat perlu bantuan kamu untuk mencapai kesepakatan dengan mereka.”

“Jadi maksudnya ini adalah sogokan untukku?”

“Bisa dibilang begitu.”

“Memangnya kapan aku bisa menolak keinginan Kakak?”

Daffin hanya tersenyum kepadanya tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

Mereka pun akhirnya pergi bersama saat hari pertemuan penting itu tiba. Daffin melihat langsung bagaimana kemampuan negosiasi yang ditunjukkan Nevan saat berhadapan dengan orang-orang hebat tersebut hingga pada akhirnya tercipta kesepakatan kerja sama mereka yang terjalin dengan sukses.

Daffin sangat bangga ternyata adiknya sudah tumbuh dewasa menjadi pria yang hebat dan ia mengakui kemampuan Nevan yang menurutnya sudah bisa melebihinya dalam mengurus bisnis karena itu ia selalu ingin jika Nevan bisa ikut bersamanya mengurus perusahaan.

...----------------...

Meninggalkan pertemuan yang ternyata sudah mencapai kesepakatan yang diinginkan, saat ini mereka sudah berada di mobil dalam perjalanan.

“Kamu cepat belajar ternyata, kemampuan kamu sungguh luar biasa. Kamu bisa lihat tadi bagaimana mereka sangat antusias untuk proyek ini,” puji Daffin kepada Nevan.

“Apanya? Aku hanya membantu Kakak, selebihnya Kakak yang memegang kendali atas mereka. Kakak adalah panutanku yang terhebat.” Nevan balik memujinya.

“Kamu selalu saja merendah seperti itu. Kalau melihat kemampuan kamu seperti ini, aku jadinya tidak akan pernah ragu untuk menyerahkan posisiku. Ngomong-ngomong, setelan itu sangat cocok untuk kamu,” ujar Daffin yang berecak kagum melihat Nevan yang saat ini berpenampilan rapi sepertinya.

“Posisi yang bagaimana dulu nih?” tanya Nevan.

“Tentu saja posisi tertinggi di perusahaan. Aku rasanya ingin pensiun muda dan menghabiskan hari-hariku dengan penuh kebahagiaan bersama istri serta anak-anakku nantinya. Aku selalu menginginkan kehidupan seperti itu,” tutur Daffin.

“Apa yang Kakak bicarakan? Sekarang pun Kakak bisa mewujudkannya. Sepertinya hubungan kalian sangat baik dan dipenuhi kebahagiaan.”

“Entah lah, aku pernah melakukan kesalahan besar terhadapnya,” ungkap Daffin.

Lalu ia menghela napas sembari menyandarkan kepala pada jok dan melempar pandangan ke arah luar jendela mobil.

Sedangkan Nevan bertemu pandang dengan Sakti yang melirik mereka dari kaca spion dalam mobil.

Meskipun mereka sudah tahu tentang permasalahan yang sedang Daffin hadapi, tapi mereka memilih untuk tetap tidak ingin ikut campur dan tetap bersikap seolah tidak tahu menahu apapun.

...----------------...

Sementara itu Elvira masih tampak termenung sendiri sembari memegang ponselnya, sejak tadi ia tarik ulur keinginan untuk menghubungi nomor seseorang yang sudah ia dapatkan pada ponselnya. Namun detik berikutnya ia memutuskan untuk menekan nomor telepon tersebut.

Setelah nada panggilan tersambung, terdengar suara perempuan yang menjawab panggilan teleponnya.

“Halo? Dengan siapa?” tanyanya di seberang telepon.

“Temui saya hari ini, saya akan kirimkan alamatnya,” jawab Elvira sekenanya.

Setelah memastikan telepon, Elvira segera mengirimkan pesan teks kepada nomor tersebut.

Di tempat lain, Anya sudah menerima sebuah pesan teks berisikan keterangan waktu serta nama tempat yang telah dikirimkan oleh Elvira.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Fatisya

Fatisya

enak banget di sogok pake apartemen newah...
sultan mah bebas yaaa

2023-07-02

1

😺 Aning 😾

😺 Aning 😾

klu Aku jd Elvira... sdah tdk bs trsenyum lagi.... pura2 kuat it menyakitkan thor.

2023-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01-- Terbangun
2 Bab 02-- Air Mata Perempuan Lain
3 Bab 03-- Awal Kenyataan Pahit
4 Bab 04-- Sebuah Kenyataan Pahit
5 Bab 05-- Jawaban Dari Keraguan
6 Bab 06-- Salah Paham
7 Bab 07-- Rencana Bertahan
8 Bab 08-- Bertahan Terluka
9 Bab 09-- Memilih Bertahan
10 Bab 10-- Tetap Bertahan
11 Bab 11-- Kebohongan
12 Bab 12-- Memaafkan
13 Bab 13-- Benalu Lain
14 Bab 14-- Menyimpan Rahasia
15 Bab 15-- Ingatan Masa Lalu
16 Bab 16-- Jamuan Makan Siang
17 Bab 17-- Menggenggam Duri
18 Bab 18-- Terungkapnya Kebohongan
19 Bab 19-- Surat Cerai
20 Bab 20-- Rahasia Lain
21 Bab 21-- Usaha Mempertahankan
22 Bab 22-- Peristiwa Duka
23 Bab 23-- Kepiluan Berlipat Ganda
24 Bab 24-- Sisa Kesedihan
25 Bab 25-- Rencana Sang Perusak
26 Bab 26-- Kedatangan Benalu
27 Bab 27-- Acara Perusahaan
28 Bab 28-- Acara Perusahaan (Lanjutan)
29 Bab 29-- Rencana Mama Mertua
30 Bab 30-- Tersesat
31 Bab 31-- Kembali Pulang
32 Bab 32-- Sambutan Dari Elvira
33 Bab 33-- Urusan Pekerjaan
34 Bab 34-- Serumah Dengan Tamu
35 Bab 35-- Menata Hati
36 Bab 36-- Gejolak Perasaan
37 Bab 37-- Keluarga Anya
38 Bab 38-- Menguatkan Hati
39 Bab 39-- Sejenak Melupakan Lara
40 Bab 40-- Penawar Gundah
41 Bab 41-- Debaran
42 Bab 42-- Seseorang Dari Masa Lalu Nevan
43 Bab 43-- Sandiwara Anya
44 Bab 44-- Goresan Masa Lalu
45 Bab 45-- Tumpuan Hati
46 Bab 46-- Mengaku
47 Bab 47-- Tentang Melody
48 Bab 48-- Tentang Asty dan Raldy
49 Bab 49-- Bertamu
50 Bab 50-- Kegelisahan Anya
51 Bab 51-- Undangan Dadakan
52 Bab 52-- Sang Mantan
53 Bab 53-- Kecurigaan Elvira
54 Bab 54-- Awal Kesalahpahaman
55 Bab 55-- Penebar Kesalahpahaman
56 Bab 56-- Pertemuan Kerja
57 Bab 57-- Masalah Lagi
58 Bab 58-- Masalah Lanjutan
59 Bab 59-- Meraih Maaf Oma
60 Bab 60-- Dendam Sesungguhnya
61 Bab 61-- Menghilangkan Kesalahpahaman
62 Bab 62-- Berkunjung Ke Perusahaan
63 Bab 63-- Bertemu Masa Lalu
64 Bab 64-- Teman Lama
65 Bab 65-- Adegan Memalukan
66 Bab 66-- Kemarahan Anya
67 Bab 67-- Acara Universitas
68 Bab 68-- Janji Temu
69 Ban 69-- Kejadian Tak Terduga
70 Bab 70-- Kecemburuan Nevan
71 Bab 71-- Gejolak Perasaan Elvira
72 Bab 72-- Kunjungan
73 Bab 73-- Misi Lain
74 Bab 74-- Karena Cemburu
75 Bab 75-- Kebohongan Anya
76 Bab 76-- Kemarahan Gio
77 Bab 77-- Tamu Hari Ini
78 Bab 78-- Rencana Gio
79 Bab 79-- Kafe Tepi Danau
80 Bab 80-- Peringatan Dari Nevan
81 Bab 81-- Kembali Menggenggam Perih
82 Bab 82-- Permintaan
83 Bab 83-- Rumah Kedua
84 Bab 84-- Tamu Penyusup
85 Bab 85-- Rencana Sang Perusak (Lagi)
86 Bab 86-- Ucapan Terima Kasih
87 Bab 87-- Kejutan Untuk Elvira
88 Bab 88-- Surat Kuasa
89 Bab 89-- Bersiap Pergi
90 Bab 90-- Kejutan Lain
91 Bab 91-- Pengakuan
92 Bab 92-- Memori Lama
93 Bab 93-- Terpaksa Pergi
94 Bab 94-- Dimana Elvira
95 Bab 95-- Mencari Elvira
96 Bab 96-- Diluar Rencana
97 Bab 97-- Kembali Pulang
98 Bab 98-- Dua Keluarga
99 Bab 99-- Kegusaran Anya
100 Bab 100-- Pengunjung Toko
101 Bab 101-- Ke Panti
102 Bab 102-- Menemui Bahaya
103 Bab 103-- Bahaya Tak terduga
104 Bab 104-- Keikhlasan
105 Bab 105-- Jarak yang Tercipta
106 Bab 106-- Sisa Kekecewaan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 01-- Terbangun
2
Bab 02-- Air Mata Perempuan Lain
3
Bab 03-- Awal Kenyataan Pahit
4
Bab 04-- Sebuah Kenyataan Pahit
5
Bab 05-- Jawaban Dari Keraguan
6
Bab 06-- Salah Paham
7
Bab 07-- Rencana Bertahan
8
Bab 08-- Bertahan Terluka
9
Bab 09-- Memilih Bertahan
10
Bab 10-- Tetap Bertahan
11
Bab 11-- Kebohongan
12
Bab 12-- Memaafkan
13
Bab 13-- Benalu Lain
14
Bab 14-- Menyimpan Rahasia
15
Bab 15-- Ingatan Masa Lalu
16
Bab 16-- Jamuan Makan Siang
17
Bab 17-- Menggenggam Duri
18
Bab 18-- Terungkapnya Kebohongan
19
Bab 19-- Surat Cerai
20
Bab 20-- Rahasia Lain
21
Bab 21-- Usaha Mempertahankan
22
Bab 22-- Peristiwa Duka
23
Bab 23-- Kepiluan Berlipat Ganda
24
Bab 24-- Sisa Kesedihan
25
Bab 25-- Rencana Sang Perusak
26
Bab 26-- Kedatangan Benalu
27
Bab 27-- Acara Perusahaan
28
Bab 28-- Acara Perusahaan (Lanjutan)
29
Bab 29-- Rencana Mama Mertua
30
Bab 30-- Tersesat
31
Bab 31-- Kembali Pulang
32
Bab 32-- Sambutan Dari Elvira
33
Bab 33-- Urusan Pekerjaan
34
Bab 34-- Serumah Dengan Tamu
35
Bab 35-- Menata Hati
36
Bab 36-- Gejolak Perasaan
37
Bab 37-- Keluarga Anya
38
Bab 38-- Menguatkan Hati
39
Bab 39-- Sejenak Melupakan Lara
40
Bab 40-- Penawar Gundah
41
Bab 41-- Debaran
42
Bab 42-- Seseorang Dari Masa Lalu Nevan
43
Bab 43-- Sandiwara Anya
44
Bab 44-- Goresan Masa Lalu
45
Bab 45-- Tumpuan Hati
46
Bab 46-- Mengaku
47
Bab 47-- Tentang Melody
48
Bab 48-- Tentang Asty dan Raldy
49
Bab 49-- Bertamu
50
Bab 50-- Kegelisahan Anya
51
Bab 51-- Undangan Dadakan
52
Bab 52-- Sang Mantan
53
Bab 53-- Kecurigaan Elvira
54
Bab 54-- Awal Kesalahpahaman
55
Bab 55-- Penebar Kesalahpahaman
56
Bab 56-- Pertemuan Kerja
57
Bab 57-- Masalah Lagi
58
Bab 58-- Masalah Lanjutan
59
Bab 59-- Meraih Maaf Oma
60
Bab 60-- Dendam Sesungguhnya
61
Bab 61-- Menghilangkan Kesalahpahaman
62
Bab 62-- Berkunjung Ke Perusahaan
63
Bab 63-- Bertemu Masa Lalu
64
Bab 64-- Teman Lama
65
Bab 65-- Adegan Memalukan
66
Bab 66-- Kemarahan Anya
67
Bab 67-- Acara Universitas
68
Bab 68-- Janji Temu
69
Ban 69-- Kejadian Tak Terduga
70
Bab 70-- Kecemburuan Nevan
71
Bab 71-- Gejolak Perasaan Elvira
72
Bab 72-- Kunjungan
73
Bab 73-- Misi Lain
74
Bab 74-- Karena Cemburu
75
Bab 75-- Kebohongan Anya
76
Bab 76-- Kemarahan Gio
77
Bab 77-- Tamu Hari Ini
78
Bab 78-- Rencana Gio
79
Bab 79-- Kafe Tepi Danau
80
Bab 80-- Peringatan Dari Nevan
81
Bab 81-- Kembali Menggenggam Perih
82
Bab 82-- Permintaan
83
Bab 83-- Rumah Kedua
84
Bab 84-- Tamu Penyusup
85
Bab 85-- Rencana Sang Perusak (Lagi)
86
Bab 86-- Ucapan Terima Kasih
87
Bab 87-- Kejutan Untuk Elvira
88
Bab 88-- Surat Kuasa
89
Bab 89-- Bersiap Pergi
90
Bab 90-- Kejutan Lain
91
Bab 91-- Pengakuan
92
Bab 92-- Memori Lama
93
Bab 93-- Terpaksa Pergi
94
Bab 94-- Dimana Elvira
95
Bab 95-- Mencari Elvira
96
Bab 96-- Diluar Rencana
97
Bab 97-- Kembali Pulang
98
Bab 98-- Dua Keluarga
99
Bab 99-- Kegusaran Anya
100
Bab 100-- Pengunjung Toko
101
Bab 101-- Ke Panti
102
Bab 102-- Menemui Bahaya
103
Bab 103-- Bahaya Tak terduga
104
Bab 104-- Keikhlasan
105
Bab 105-- Jarak yang Tercipta
106
Bab 106-- Sisa Kekecewaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!