SELAMAT MEMBACA
Flash back......
Saat Elang terjatuh akibat dorongan dari sang Ayah,Nek Ratmi langsung menghampiri Elang untuk membantu bocah itu berdiri.
Hati Nenek mana yang tidak akan hancur melihat cucu nya mendapat perlakuan kejam dari Ayah kandung nya sendiri yang merupakan anak kandung dari nya.
Nenek Ratmi merasa jika dirinya sudah gagal menjadi seorang ibu selama ini untuk Jefri putranya,karena Jefri sudah tumbuh menjadi pria yang kejam dan tidak berperasaan meskipun kepada anak kandung nya sendiri.
Dengan air mata yang menggalir dia menatap sang putra.
"KAMU MEMANG BUKAN MANUSIA JEFFRI...BINATANG SAJA TIDAK MUNGKIN MELUKAI ANAK NYA SENDIRI".Teriak Nenek Ratmi kepada Jefri.
"ALAH JANGAN BANYAK BACOT LOE...ENGGAK USAH IKUT CAMPUR URUSAN GUE...DIA ITU ANAK GUE, SEANDAI NYA GUE MAU MATIIN JUGA ITU URUSAN GUE BUKAN URUSAN LOE".Ucap Jeffri sambil mendorong tubuh wanita parubaya yang sudah mengandung dan melahirkan nya itu dengan kasar sehingga tubuh renta itu terjatuh kelantai.
Namun tidak sampai di situ saja perbuatan kasar Jefri,Jefri yang masih dalam pengaruh minuman keras,berjalan sempoyongan menuju kursi yang tidak jauh dari posisinya kemudian tanpa sadar Jefri mengangkat kursi kayu itu dan ingin membantingkan kursi kayu itu ke tubuh sang ibu namun bukan tubuh sang ibu yang terluka melainkan tubuh Elang yang terkena lemparan kursi itu.Karena pada saat Jefri akan melemparkannya Elang langsung buru-buru mendorong tubuh sang Nenek agar tidak terkena kursi kayu itu bahkan bocah kecil itu langsung menjatuhkan tubuh nya untuk melindungi sang Nenek.
Ratmi yang melihat cucu nya meringis kesakitan akibat terluka lemparan kursi kayu karena melindunginya langsung memeluk tubuh kecil Elang dengan tangisan yang begitu pilu.
"Astagfirullah Al azim hiks...hiks...hiks....kau benar-benar iblis Jefri hiks...hiks...hiks..."Ujar Nek Ratmi sambil menangis.
Jefri yang melihat lemparan nya salah sasaran langsung seketika murka.
"ANAK SIALAN...LOE MAU JADI PAHLAWAN KESIANGAN HAH....EMANG UDAH BENAR BANGET YA MENDINGAN GUE MATIIN AJA LOE BERDUA SEKALIAN BIAR ENGGAK ADA LAGI YANG GANGGU HIDUP GUE".Ucap Jefri sambil merogoh kantong celana nya dimana dia menyimpan pisau lipat disana.
Elang dan Ratmi yang melihat Jefri mengambil pisau lipat dari saku celana nya seketika langsung membulat kan kedua mata nya,lalu secara spontan Nek Ratmi langsung mengelengkan kepala nya sambil terus menangis sedangkan Elang..bocah itu malah berdiri menghampiri sang Ayah.
Elang masih terus memperhatikan gerak-gerik Sang Ayah,ketika melihat sang Ayah yang menggenggam pisau lipat itu terlihat tidak fokus Elang langsung merebut nya dan menusukan pisau itu tepat di dada sang ayah sampai berkali-kali sambil terus mengulang perkataan nya.
"MATI....MATI KAMU....KAMU YANG PANTAS MATI...KAMU PANTAS MATI...KAMU PANTAS MATI".Ucap Elang dengan tatapan kosong nya.
Hingga akhirnya Jefri menghembuskan nafas terakhir nya dengan banyak luka tusukan sedangkan Nek Ratmi yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Elang dan mencoba memeluk tubuh cucunya itu agar mau melepaskan pisau dari genggaman nya,dia benar-benar sangat syok sekaligus terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat.
Putra nya sudah tidak bernyawa dengan tubuh yang sudah bersimbah darah akibat tusukan dari Elang.
Sedangkan Elang masih memegang pisau yang penuh dengan darah bahkan tatapan cucunya itu kosong dengan tangan yang bergetar hebat.
Dengan susah payah Ratmi menurunkan bocah itu dari atas tubuh Jefri kemudian Nek Ratmi juga membantu melepaskan pisau yang di pegang oleh cucu nya itu.
Tidak lama Pak RT dan beberapa warga datang kerumah Nek Ratmi untuk melihat keadaan mereka berdua karena mendengar keributan dari dalam dan saat mereka masuk ternyata Jefri sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan tangan Elang yang masih berlumuran darah,Sebagian dari warga langsung buru-buru menghubungi polisi.
Awalnya memang warga yang kebagian meronda malam ini lewat depan rumah Jefri dengan pintu yang tidak tertutup rapat membuat mereka sangat jelas mendengar suara keributan yang terjadi dirumah itu dan mereka langsung melaporkan nya kepada Pak Rt dengan bertujuan untuk menegur Jefri yang sering pulang dengan kondisi mabuk dan tak jarang membuat onar mereka hanya khawatir kepada Nek Ratmi dan Elang tapi saat mereka sampai sana bersama Pak RT ternyata mereka melihat pemandangan yang sangat mengerikan,Jefri sudah meninggal dengan bersimbah darah tepat di dada nya bahkan dia juga melihat Elang dengan tubuh penuh luka dengan tangan yang bergetar hebat dengan masih keadaan tangan berlumuran darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments