4

SELAMAT MEMBACA

Elang meningalkan kediaman keduanya dimana sang Nenek berada.

Mobil yang dikendarai oleh nya melaju dengan kencang membelah hutan buatan yang ada disekeliling kediaman nya itu untuk menuju ke tempat dimana Morgan dan anak buah nya berada.

Asisten Dandi sudah memberitahukan bahwa Morgan sudah berhasil di lumpuhkan dan sudah berada di Markas mereka.

Setelah satu jam perjalanan Elang akhir nya sampai di sebuah gedung kosong yang berada di dekat pantai di kota A.

Beberapa anak buah nya datang menghampiri Elang saat Elang keluar dari dalam mobil.

Mereka semua lansung mengekori Elang yang melangkahkan kaki nya menuju salah satu ruangan yang berada di dalam gedung itu,yang dimana itu adalah tempat penyiksaan Morgan saat ini.

Dandi dan beberapa anak buah nya langsung menunduk hormat ketika melihat kedatangan Elang.

Saat masuk kedalam Elang dapat langsung melihat Morgan yang sedang di ikat di sebuah bangku dengan wajah yang sudah babak belur bahkan salah satu kaki nya sudah terkulai lemas tak berdaya akibat luka tembak.

Elang berjalan menghampiri lelaki itu,kemudian dia menegakkan kepala Morgan agar lelaki itu menatap nya namun yang terjadi malah Morgan meludahi Elang tepat di wajah pria itu.

Seketika saja Elang langsung membersihkan wajahnya itu dengan tangan nya sambil tersenyum merendahkan kearah Morgan,sedangkan baik Dandi maupun anak buah nya yang lain cukup terkejut melihat keberanian dari Morgan kepada Tuan nya itu.

Bahkan mereka semua yang berada di sana sudah menduga kalau akan ada hal yang sangat mengerikan yang akan terjadi sebentar lagi kepada Morgan karena telah meludahi wajah Tuan nya.

Dan benar saja Elang setelah membersihkan wajah nya dari air liur Morgan,Elang langsung menarik rambut Morgan dengan kuat.

Setelah itu dia mulai mendekatkan kepala nya agar bibir nya itu dekat dengan telinga Morgan kemudian Elang langsung berbisik di telinga Morgan.

"Kau sudah berani bermain dengan ku ehm?..dan bersiaplah penderitaan mu yang sebenarnya baru saja akan di mulai".Ucap Elang langsung melepaskan kepala rambut morgan itu dengan kasar.

Dan setelah itu tanpa diduga Elang langsung memerintahkan salah satu Algojo nya untuk memotong lidah Morgan.

"Potong lidah nya".Perintah Elang dengan tatapan dingin nya.

Algojo itu langsung berjalan ke arah Morgan sementara Elang berjalan menuju kursi kebesaran nya dan menjatuhkan pantat duduk di sofa milik nya sambil menatap ke arah Morgan dengan tatapan meremehkan sedangkan ekspresi Morgan sudah pucat pasif ketika ketiga Algojo itu berjalan semakin mendekat ke arah nya.

Saat sudah berada tepat di hadapan Morgan kedua Algojo itu langsung memegangi tubuh Morgan dan satu nya lagi menarik rambut Morgan agar wajah dan kepala nya mendongak keatas,lalu satu Algojo yang sudah membawa pisau tajam yang sangat besar langsung memotong lidah Morgan tanpa rasa kasihan kepada pria itu meskipun air mata Morgan sudah mengalir dan mohon ampun tapi tidak menyurutkan ketiga Algojo itu.

SSSSRRRREEEEEETTTTT........

Seketika Lidah yang sudah berlumuran darah itu jatuh kelantai dengan suara erangan Morgan yang tertahan.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa...hiks...hiks...."

Dandi yang melihat eksekusi itu sempat menolehkan pandangan nya kesamping karena sejujurnya di dalam lubuk hatinya Dandi tidak akan tega melakukan penyiksaan seperti itu namun apalah daya Dandi juga tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkannya karena kalau tidak ada Elang waktu itu yang menyelamatkan nya mungkin sekarang dia sudah mati dan mulai saat itu Dandi berjanji akan mengabdikan seluruh hidup nya untuk berkerja dengan Elang seumur hidup nya dan apa yang di rasakan oleh Morgan sekarang adalah karena perbuatan nya sendiri meskipun hukuman itu terlihat kejam tapi hukuman itu pantas didapat kan oleh Morgan.

Sementara Elang yang menyaksikan semua itu terkekeh geli sambil bertepuk tangan.

"PROKKKKK....PROOOKKKK...PROKKKKK....HA...HA..HA..HA..."

Kemudian Elang memerintahkan anak buah nya untuk menyiram Morgan dengan air garam terbayang bukan bagaimana dasyat nya rasa sakit yang di rasakan oleh Morgan.

Sampai-sampai suara kesakitan yang tertahan dari Morgan begitu pilu dan menggema di seluruh ruangan itu,kemudian dengan santai nya Elang langsung bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan ruangan itu sambil di ikuti oleh Dandi dan beberapa anak buahnya yang berjalan di belakangnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!