Ke KUA

Happy reading...

"Awas mupeng kamu, Ciiin!" ketus dan mendelik pada Sagara.

Sagara memutar bola matanya, malas. "Kenapa kamu harus ikutan juga!" kesal Sagara sebelum turun dari sedan mewahnya.

"Terus ekeuy kamu tinggalin di teras seperti sandal jepit yang hilang sebelah gicuuu!" seloroh Dahlan dengan bibir yang sudah mengerucut tinggal kasih karet dua kayak bungkus rujak cingur yang pedas.

"Emang, Mas Bumi mupeng sama siapa?" pertanyaan yang sangat polos dan jujur terucap dari bibir ranum Maidina.

"Astogee busway, cantik!" pekik Dahlan menusuk telinga Sagara.

"Dahlan!" geram Sagara. "Bicara tanpa ngegas bisa kan!" sentak Sagara.

"Sabar, Mas Bumi," Maidina mengelus lengan Sagara.

"Hadeeeh! Jangan dielus begitu bisa dipatuk ular Cobra kamu, cantik!" Dahlan mulai meninggikan satu oktaf nada suaranya. "Ini gadis apa nggak ngerti mupeng kali ya? Malah dielus segala itu lengan pemantik ular Cobra," Dahlan menyemburkan kata-katanya ke arah Maidina. "Kamu lahir di jaman apa sih? Masa kagak tau Mupeng!" omel Dahlan pada Maidina.

"Mulut penghibah," sahut Maidina dengan senyumannya yang menawan.

"Hahaha.." Sagara tertawa mengejek ke arah Dahlan yang melotot ke arah Maidina.

"Siapa yang suka mulut penghibah?" tanya Dahlan.

"Om Dahlan," seru Maidina bingung.

"Ya salam, Tuhan! Sagara itu lagi mupeng ke kamu, cantik! Mupeng alias muka pengen bin nyosor!" sahut Dahlan sambil mendekatkan wajah Sagara ke wajah Maidina.

Sagara dan Maidina sama-sama melongo atas kelakuan Dahlan. Dan belum sempat Sagara mengeluarkan suara untuk memaki si Dahlan, dengan cepat pria setengah jiwa itu menggiring keduanya untuk segera turun dari mobil. "Ayo cepat turun!"

"Kemana?" tanya Maidina spontan.

"Ke KUA!" sahut Dahlan.

"Ngapain?" tanya Maidina lagi.

"Buat nikahkan kalian berdua lah! Masa kebo!" seloroh Dahlan sewot.

Sagara cekikikan melihat drama antara si Dahlia vs Maidina.

"Orang nggak ada yang waras!" dengus Sagara sembari berdiri di depan pintu mobil, mengancing jas blazer yang dipakainya.

Maidina berdiri membatu menatap pintu besar di hadapannya berhias ribuan bunga beraneka warna. Kedua netranya tampak berkaca-kaca, ingatannya berputar kembali pada kisah cintanya bersama Daniel. Andaikan calon suami dan sepupunya tidak menghianatinya. Hari bahagia itu pasti tidak akan menjadi berantakan seperti sekarang ini. Bagaimana perasaan kedua orang tuanya menghadapi rasa malu yang begitu mendalam.

Sagara dapat melihat bagaimana gugupnya Maidina ketika melangkah memasuki pelataran loby gedung pernikahan yang sudah mulai ramai oleh kedatangan tamu undangan.

"Are you ready?" bisik Sagara menggenggam tangan Maidina, getaran halus begitu terasa di kulitnya. Maidina gemetaran terlihat keringat dingin mulai mengalir di keningnya yang mulus. Raut wajahnya pun tampak tak tenang. Sagara mengambil sapu tangan dari dalam saku celananya, lalu mengusap butiran-butiran keringat yang berjajar di kening Maidina. Sagara juga memahami bagaimana perasaan seorang Maidina yang ditinggal oleh kekasihnya.

"Kamu sudah cantik malam ini. Jangan rusak semuanya dengan hal yang tidak berguna, buang semua masa lalu kamu yang menyakitkan hati kamu. Dan sekarang tatap lah ke depan melangkah bersamaku!" ujar Sagara tegas serta memberikan lengannya ke arah Maidina.

Maidina menghembuskan nafasnya yang tersendat-sendat. Bola matanya yang tadi menurun sayu, sekarang berganti berbinar kebahagiaan. Kemudian dia menggenggam lengan Sagara dengan jemari lentiknya, berjalan beriringan sebagai pasangan yang sangat serasi. Lelakinya berwajah tampan dan wanitanya berwajah cantik.

"Sangat siap, Mas Bumi."

Sagara mengulum senyum manis ke arah Maidina yang menyambut uluran lengannya untuk diapitnya. Tanpa ragu lagi Maidina menggamit lekat lengan kokoh sang Bos hingga bahu mereka pun menempel.

"Wadidaw.. Tunggu sebentar kenapa," suara gaib itu kembali menganggu keromantisan dua couple yang sedang berbunga-bunga hatinya.

Dahlan berjalan tergopoh-gopoh di belakang Sagara dan Maidina. "Jangan menoleh ke belakang, nanti kamu kesambet!" suara Sagara disengaja dikeraskan agar terdengar oleh Dahlan.

"Kumvruuut, kamu Sagara!" pekik Dahlan.

"Malam ini, kamu jalan sendiri di belakang! Aku mau jalan berdua saja dengan bidadari yang mau terjun dari jembatan!" celetuk Sagara sambil cekikikan.

"Kan mending jalan bertiga dan kamu di tengah. Biar seperti Sultan tajir melintir yang punya satu ratu dan satu selir!" Dahlan menyambut ucapan Sagara yang mengejutkan hingga membuat Maidina terkekeh ringan.

"Tapi sayangnya, aku hanya memilih untuk memiliki satu ratu saja buat mendampingi aku di kursi singgasana. Dan tak ingin memiliki selir. Apalagi selirnya seperti kamu, Dahlia. Si manusia jadi-jadian. Jadi lelaki, enggak. Jadi wanita juga enggak!" hardik Sagara.

"Haseeem bener mulutmu, Sagara!" pekik Dahlan yang di sambut tawa oleh beberapa undangan yang melintas di hadapan mereka.

Sagara dan Maidina tetap berjalan berdua dengan Dahlan berjalan di belakangnya seperti bodyguard yang sedang mengawal. Terpancar dari keduanya senyum yang manis tersungging di kedua sudut bibir mereka.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

astaga bengek bos dan asisten ini ya🤣🤣🤣

2023-05-21

3

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

lebih baik mantan di buang ke tempat sampah mulai hidup baru menatap masa depan dengan orang baru yang menghargai dan mencintai kita ea

2023-05-21

3

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

kebo kalo anuh gak usah ke KUA langsung gaaas di tempat🤣🤣🤣🤣🤣

2023-05-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!