Ngerjain Aku

Happy reading..

Sagara mengacak-acak rambutnya frustasi, belum selesai masalahnya dengan Belinda. Tapi sekarang sudah datang masalah baru yang membuat kepalanya seketika buntu, tidak bisa berpikir jernih.

"Dahlan, kamu jangan diam saja. Beri aku solusi!" bentak Sagara rasanya kepala mau pecah.

"Sanusi apalagi, Cin!" pria kemayu itu menjawab sekenanya seraya memasukan kripik singkong ke dalam mulutnya.

Kriuk.. kriuk..

"Berisik!" Sagara semakin emosi mendengar suara bising yang dihasilkan dari blender mulut Dania.

"Terus aku harus apa, Cin?" wajah Dania berubah menjadi sendu. Dia seolah menunjukkan kesedihan yang mendalam.

"Kenapa dengan mukamu? Siapa yang mati?"

"Nggak ada yang mati, Bro!" sahut Dania dengan suara Dahlannya.

"Lalu kenapa muka dilipat gandakan seperti itu? Bikin tambah pusing!"

"Aku cuma ikut bersedih aja atas kelakuan Belinda, tapi aku juga menyayangkan. Kenapa kamu biarkan gadis secantik dia!"

Sagara menatap Dania dengan mata membulat.

"Dia siapa, Dahlan!"

"Itu!" Dania menunjuk seorang gadis yang duduk di ruang makan sendirian dengan matanya.

"Haiissh, kamu itu. Kalau lihat yang bening sedikit otakmu masih waras juga ya! Nggak belok!" kekeh Sagara.

"Hahaha.. Harus dong, Cin! Aku jadi begini kan cuma buat dikau, agar tetap bersinar bintang di atas kepala kamu!" narsis Dania seolah-olah karena dia, karier Sagara semakin cemerlang di dunia entertainment yang digeluti oleh Sagara.

"Ngaca! Ngaca! Noh ada cermin gede, biar jelas siapa kamu! Siapa aku!"

"Pasti sudah jelas! Aku manager artis yang jago mengorbitkan artisnya hingga di level tertinggi," ucap Dania dengan membungkukkan diri seakan memang dia yang top sebagai manager Sagara.

"Kurangi kepercayaan dirimu itu, Dahlan! Dan berhenti mengunggulkan diri sendiri! Minta aku buang ke hutan Amazon!"

Mendengar kata-kata Sagara, Dania langsung mendengus. Lalu Dania hendak membuka suara, tetapi tepat pada saat itu Maidina berjalan ke arah mereka berdua.

"Maaf mengganggu," Maidina membuka suara setelah berdiri di hadapan Sagara.

Sementara Sagara bergeming dengan wajah yang tak ceria.

Namun, secepat kilat Dania langsung menjawab ucapan Maidina. "Iya ada apa, Cantik?"

Sagara terkejut, saat tiba-tiba Dania bersuara mengambil kesempatan di depan matanya.

Maidina meremas ujung bajunya dengan kepala sedikit menunduk. "Bolehkah aku bekerja dengan Tuan? Bekerja apa saja, saya mau. Membersihkan tempat ini juga mau, yang penting ada kerjaan."

"Ngerjain aku, mau?" jawab Sagara seenak bibirnya.

"Itu sih enak di kamu, Nyet!" protes Dania mencibir.

"Suka-suka aku! Dia minta kerjaannya sama aku, bukan kamu!"

"Ingat pesan Papa kamu. Jangan buat onar lagi! Dia anak gadis orang, jangan dibuat nangis!" omel Dania.

"Pasti buat nangis! Nangisnya beda, Dahlan!"

"Iihh, Dania! Dania! Bukan Dahlan, Cin!" protes Dania dengan suara lakinya.

"Iya iya terserah kamu, Dania!" sungut Sagara. "Apa bedanya Dania dengan Dahlan? Orangnya sama saja setengah nggak full body!"

"Tuan.." suara Maidina terasa lembut di rungu Sagara.

"Iya" jawab spontan Sagara.

"Boleh, ya?" suara Maidina semakin membuat imajinasi Sagara ingin cepat-cepat sampai ke Nirwana.

"Boleh apa dulu ini?" goda Sagara dengan senyum devilnya.

Pletak..

Jari gede Dania sudah mendarat dengan selamat di kepala Sagara.

"Aduuh, sakit tahu!" kesal Sagara dengan menggosok kepalanya bekas jitakan Dania.

"Cepat kasih pekerjaan tuh, gadis cantik cocok jadi makmum aku," mulai kenarsisan Dahlan kembali ujuk gigi.

"Nyamber aja kek kereta odong-odong!" sindir Sagara beranjak dari duduk nya, hendak masuk ke dalam kamarnya.

"Tuan.. Kok malah ditinggal pergi?" suara Maidina terdengar seperti rengekan pada kekasihnya.

Jantung Sagara berdegup kencang. Sekencang kereta ekspress jurusan Surabaya-Jakarta.

'Bisa runtuh ini imronku, jika selalu bersama dia! Tapi tidak-tidak! Aku kan sudah punya Belinda! Tapi apakah Belinda bisa setia?' gumaman batin Sagara yang tiba-tiba dibuyarkan oleh suara dan tarikan di ujung kaosnya.

"Tuan, please.. Kasih aku pekerjaan, ya. Aku kan tidak mengingat semuanya. Masa, Tuan tega melihat saya kelaparan di jalanan?"

Deg.

Hati Sagara terketuk mendadak. 'Kasihan juga ini gadis, kalau luntang lantung di jalanan. Sedangkan saat ini saja dia tidak mengingat siapa dirinya. Juga alamat rumahnya juga tidak tahu. Lumayan juga wajahnya tidak jelek-jelek amat, kalau aku jadikan assisten aku. Lumayan buat teman pengisi kepenatan.'

"Oke, aku kasih kamu pekerjaan menjadi pengawal pribadiku sekaligus supir menggantikan Dahlan, jika sewaktu-waktu dia capek atau ngantuk. Bagaimana, mau?"

"Boleh tahu, pengawal pribadi itu meliputi apa saja ya, tugasnya?" Maidina menanyakan tugasnya di awal daripada nanti ujung-ujungnya membuat dia yang terjebak kembali seperti yang sudah dia rasakan.

"Ya, meliputi semuanya. Dari menyiapkan keperluan saya sehari-hari dan mengawal ke mana pun saya pergi!" Sagara menjelaskan tugas Maidina.

Antara senang dan tidak yang dirasakan Maidina saat ini.

Senangnya dulu, tentu saja dia akan mendapatkan gaji yang lumayan dari kerjanya. Dia bisa mempergunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena sekarang ini dia harus berpura-pura amnesia agar tidak dipulangkan kembali di rumah orang tua nya. Terlebih lagi, yang membuat muak Maidina adalah Penghianatan.

Yang dilakukan sang calon suami dengan saudara sepupunya.

Kalau tidaknya adalah, karena tugas menjadi pengawal pribadi itu tidak semudah yang kita bayangkan. Karena waktunya akan tercurahkan sepenuhnya pada Sagara. Ia harus mendampingi setiap langkah Sagara Bumi Samudera, seorang aktor dan foto model yang berbakat dengan segudang fans berat yang akan membully nya jika dia tidak becus menjaga aktor kesayangannya.

Tugas pokok yang terlalu berat diemban oleh Maidina, Tapi dia tidak ada pilihan lagi selain menerima tawaran pekerjaan itu dari Sagara.

Akankah dia mampu menjadi pengawal pribadi Sagara dengan sifat yang keras kepala, semau gua, belum lagi dia harus berhadapan dengan kekasihnya. Bisa-bisa kencing sambil berlari!

"Kenapa jadi ngelamun" Sagara menjentikkan jarinya di depan wajah Maidina.

"Ehh, maaf. Tuan. Iya saya mau." jawab Maidina gugup.

"Deal!" Sagara mengulurkan tangannya pada Maidina, lalu Maidina segera menyalami balik tangan Sagara.

"Deal!" jawab Maidina dengan tegas tanpa ada keraguan di matanya.

"Oke, untuk pertama kalinya. Kamu minta ajarin dulu sama Dahlan. Barang apa saja yang harus di bawa ke lokasi shooting. Ataupun jadwal-jadwal nya kamu harus selalu ingat!"

"Baik, Tuan. Tapi satu lagi yang mau saya pertanyakan," Maidina bingung bercampur takut untuk menanyakan hal yang satu itu. Seolah-olah dia terlihat gampangan sebagai seorang gadis, jika ia tinggal di apartemen yang sama. Dia juga tidak mau terjadi sesuatu pada dirinya.

"Terus, saya harus tinggal di mana, Tuan?" tanya Maidina dengan mengigit bibir bawahnya.

'Ini.. Ini.. Yang buat aku tak sanggup untuk tidak bilang Yes. Dia tinggal di apartemen ini!'

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

berani sekali ya Dania geplak kepala sagara🤭

2023-05-06

4

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

Oalah maidina pura pura hilang ingatan ya

2023-05-04

3

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren 😍

2023-05-03

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!