Happy reading..
"Sagara!"
"Sagara! Bagaimana kabar Belinda? Apa benar kalian sudah putus?"
Suara salah satu paparazi pencari berita itu, akhirnya sampai juga di telinga Sagara Bumi Samudera.
Sagara nampak acuh dengan apa yang barusan didengarnya.
"Maaf, bisa kasih jalan! Sagara capek hari ini!" tutur Dahlan tanpa mengencangkan nada suaranya, dia hanya meminta pengertian dari para paparazi yang mengelilingi mereka bertiga.
Tiba-tiba ada yang menarik tubuh Maidina, lalu mendorongnya. "Kamu pasti pelakornya!" pekik salah satu haters Sagara, membuat Maidina memekik kesakitan karena mendapat beberapa cubitan juga pukulan.
"Hai, jaga mulut dan tangan kamu!" suara bariton Sagara menguar begitu saja dari bibir s3xy nya membuat semakin ricuh keadaan.
Ingin rasanya Maidina menangis saat itu juga. Kalau hanya sekedar cubitan, Maidina masih bisa menahannya. Tapi dia tidak terima, jika dicaci dan dibully oleh para fans Belinda yang mengira dirinya seorang pelakor dan penyebab kerenggangan hubungan Sagara dengan Belinda yang tidak diketahui oleh fans Belinda. Bahwa yang berselingkuh dan berkhianat adalah Artis yang diidolakan mereka.
Untungnya dengan cepat Sagara dan Dahlan dapat menyelamatkan Maidina dari fans berat Belinda tersebut.
Seketika waktu seolah berhenti selama beberapa detik. Jantung Maidina berdegup kencang seakan berpacu di arena pacuan kuda.
'Ya Alloh, salahkan pilihan aku untuk saat ini? Ataukah aku kembali pulang pada kedua orang tuaku? Tapi aku tidak ingin melihat muka si pencundang itu! Aku harus bagaimana, Ya Alloh?' hati Maidina berteriak kencang. Bagaikan buah simalakama yang tak ingin dipilihnya satu pun.
Lelah yang menyerang sekujur tubuh Maidina setelah hampir dua belas jam dia mendampingi kegiatan Sagara, bisa dia abaikan. Tapi jika lelah bathin yang menyerang nya hingga gendang telinga nyaris jebol akibat omelan Sagara, juga mendengar cacian dan bullyan para haters. Rasanya Maidina ingin segera mengakhiri penyakit amnesia yang diperankan nya.
Medan pekerjaan yang ditekuni kali ini sangat berbeda dengan keseharian Maidina selama ini. Dia yang mempunyai rutinitas sebagai mahasiswi dan membantu kedua orang tuanya di toko kue yang sudah buka beberapa tahun itu. Hanya lelah fisik yang Maidina rasakan, dengan makan dan beristirahat beberapa jam saja sudah kembali fresh.
Namun, tugas sebagai asisten seorang Sagara Bumi Samudera, aktor terkenal dengan segudang aktivitas sangat menguras tenaga dan benar-benar menuntut dirinya untuk memiliki mental sekuat baja serta dinding telinga yang tebal.
Membayangkannya saja, tidak ada dalam pikiran Maidina selama ini untuk menjadi seorang assisten artis. Apalagi harus stay bersabar mendengarkan segala rentetan ocehan Sagara yang kelewat batas melebihi lambe domble. Sejujurnya bagi Maidina itu sangat menyebalkan bahkan bisa memicu emosi yang sudah ditahannya.
Sejak kecil dia tidak pernah mendengarkan ocehan yang unfaedah begitu dari kedua orang tuanya, karena selama ini Maidina adalah anak yang selalu patuh kepada kedua orang tuanya.
Tidak bisa dibayangkan, jika setiap hari bekerja dengan orang seperti Sagara ini. Mampukah Maidina bertahan di sisi Sagara? Atau bahkan Maidina telah terpesona dengan wajah tampan Sagara? Malah sebaliknya, Sagara akan bertekuk lutut oleh kesabaran Maidina!
Tugas baru, tantangan baru yang harus ditaklukkan oleh Maidina Aurora. Bukan sekedar soal gaji besar yang didapatkan. Tapi juga tentang harga diri sebagai seorang perempuan yang ber-atitude, dia tidak mau disebut 'pelakor'. Dia bertekad untuk bisa membuktikan bahwa kekasih Sagara yang juga artis terkenal itu yang telah menghianati Sagara terlebih dulu. Maidina akan menggunakan strategis yang sangat cantik agar dapat menjalankan tugasnya kali ini sukses.
-
-
-
Roda empat itu terus berputar di atas aspal hitam membelah jalan raya. Angin malam yang dingin sangat menusuk tulang tak dihiraukan oleh pemakai jalan. Dahlan mengarahkan kemudi mobil SUV silver itu memasuki basement gedung apartement mewah milik Sagara. Jarum jam panjang yang melingkar di tangannya tepat berada di angka sebelas, sekilas Dahlan melirik benda bundar tersebut.
Ada Maidina yang sedang terlelap pulas, duduk di kursi penumpang belakang kemudi dan tepat di sampingnya ada Sagara yang bersandar di jok mobil, bermalas-malasan sambil memainkan benda pipih yang ada di tangannya. Ia sibuk menscroll di sebuah aplikasi medsos untuk sekedar mencari berita tentang kebenaran gosip yang sedang beredar luas mengenai Belinda, sang pacar cinloknya.
Namun, tanpa Sagara sadari. Posisinya saat ini, dia sedang bersandar nyaman di bahu Maidina. Bahu gadis itu menjadi tempat nyaman bagi Sagara untuk menempelkan kepalanya yang pusing sambil terus memijit pelipisnya, Sagara menggerutu sendiri, dikala dia melihat sebuah foto yang menyakitkan netra nya. "Dasar wanita ganjen! Awas saja kalau aku bisa menangkap basah kalian berdua! Langsung aku putuskan kamu!" gerutunya, yang spontan membuat Dahlan menoleh ke belakang kursi penumpang.
"Apose, Cinn?" pekik Dahlan.
"Berisik! Fokus nyetir aja kamu, Dahlan!" seru Sagara mendelik sebal.
"Aneh? Dia yang berisik, kenapa ekeu yang disalahin!" suara decakan sebal dari bibir Dahlan membalas omelan Sagara.
"Bodo!" sahut Sagara, terdengar nyaring.
"Kecilkan suara kamu! Kasihan tuh, gadis yang terpejam di samping kamu, jadi terganggu!" Dahlan mengingatkan.
"Biarin dia bangun! Enak aja, kerja belum selesai malah enak-enak molor!" Sagara mengomel.
"Jangan galak-galak! Nanti jatuh cinta bisa nyungsep kamu!" ledek Dahlan pada Sagara, disertai kekehan kecil terdengar mengusik indera pendengaran pria yang sedang menahan emosi duduk di kursi penumpang.
Spontan Sagara menegakkan tubuhnya dengan suara umpatan yang nyaring. "NEVER!"
Dahlan semakin terkekeh geli sembari melirik ke arah Sagara. "Awalan dari kata NEVER dan berakhir dengan kalimat I LOVE YOU!" sindiran yang sangat tepat buat seorang Sagara.
"Sekali NEVER, ya tetap NEVER! Nggak level! Mana mungkin dia mampu mengobrak-abrik kan hati aku!" emosi Sagara mulai meluap.
Namun reaksi yang diperlihatkan Dahlan justru berbeda. "Awas terkena petuah orang Jawa! Waiting tresno jalaran soko kulino!" hardik Dahlan seraya menyibukkan jemarinya pada setir bundar.
Maidina menggeliat merasakan ada sesuatu yang berat menimpa bahunya. Sekilas dia melirik sepasang mata elang Sagara berbingkai alis tebalnya.
"Auww.. Berat banget," rancau Maidina merasakan kebas di sekitar bahu yang dijadikan sandaran oleh Sagara.
Maidina sayup-sayup mendengarkan apa yang dibicarakan dua pria yang berada satu mobil dengan nya, tapi dia tak peduli dan tak mau tahu apa yang tengah dibahas oleh aktor dan manajer nya itu.
Setelah mobil terparkir dengan sempurna. Maidina langsung turun tanpa mempedulikan tatapan tajam Sagara. Dia menenteng koper kecil di tangan kiri dan tas kecil milik Sagara di tangan kanan. Maidina memilih melangkahkan kakinya di belakang dua orang laki-laki yang masih melanjutkan obrolan absurd mereka.
💖💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
bagus maidina buktikan kalo kamu bukan pelakor
2023-05-13
0
mᴏᷤlᴏᷨrsilent
haters emg mengerikan yk hahaha
2023-04-29
4
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ᙏᴼᙏ'ˢᎯ📴
enak banget tuh haters bilang Maidina pelakor,,,sembarangan ya kalian main tuduh seenak jidatnya
2023-04-24
8