Happy reading..
"Suami?" Sagara mengernyit, memicingkan matanya, menatap intens Maidina meminta penjelasan.
Namun, Maidina cuek saja dengan tatapan Sagara begitu. Yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana cara cepat agar bisa membawa Sagara kembali ke kamarnya. Agar dia aman dari kemarahan Giordan Adhitama.
"Hei, bicara yang benar kamu!" wanita itu mengangkat tangannya hendak menampar Maidina. Tapi dengan gerak cepat Maidina dapat menghindari ayunan tangan wanita yang tak dikenalnya.
Maidina mendekap erat tubuh Sagara, lalu menggiring tubuh tegap Sagara keluar dari tempat bising itu. Dengan sebelumnya membisikkan kalimat "Tolong jangan buat aku dipecat oleh Tuan Giordan! Apa Mas Bumi nggak sayang sama aku?" lembut Maidina di rungu Sagara.
Posisi yang sangat dekat hampir tidak ada jarak yang berarti di antara mereka. Dan posisi seperti itu menguntungkan bagi Maidina untuk menunjukkan pada wanita genit itu, seolah-olah bahwa Sagara memang betul suaminya.
Mata wanita itu terus melotot ke arah Maidina. Sedangkan yang dipelototi tak perduli. Dia semakin memanfaatkan keadaan itu untuk melindungi Tuannya dari gangguan manusia berkelakuan iblis.
"Sayang, ayo pulang!" rengek Maidina dengan manja pada Sagara, memulai aktingnya.
"Jangan menggoda singa jantan yang lapar!" hardik Sagara yang sudah dilanda hangover tinggi.
Rasa bercampur aduk mulai bersarang di hati dan pikiran Maidina. 'Apakah tindakanku ini salah? Ataukah Mas Bumi mengartikan semua yang kulakukan ini, seperti gadis murahan? Betul apa yang dikatakan oleh wanita itu. Tapi mau gimana lagi, agar aku bisa membawa Mas Bumi keluar dari tempat yang menyesatkan ini?' kegalauan hati Maidina terus membayangi, tapi dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan Sagara.
Maidina menahan nafasnya dua detik, ia berusaha meredakan rasa gugup yang terus melanda dirinya. Namun berbeda dengan Sagara. Wajahnya kian mendekat, bersama bola mata yang tertuju pada bibir Maidina menggugah seleranya.
Apa benar ya orang jatuh cinta cukup butuh waktu tiga detik untuk menatap matanya dengan intens tanpa berkedip? Dan kita akan menemukan jawabannya di sana. Apakah kita jatuh cinta ataukah hanya menguatkan mata agar tidak berkedip?
Sagara tak dapat mengelak lagi, gairahnya sudah terpancing sejak Maidina membisikkan kata di telinganya dengan begitu lembut. Apalagi saat ini, gadis itu tengah memeluk tubuh gagah Sagara.
Setelah menatap Maidina dalam tiga detik tanpa berkedip, tiba-tiba hati Sagara meremang. Dia mengecup leher jenjang mulus milik Maidina, kemudian menyusurinya. Seketika membuat Maidina terpejam, gadis cantik itu berusaha mengendalikan sesuatu alamiahnya yang kian menggila. 'Ya Tuhan, kuatkan Maidina. Jangan sampai aku terjatuh ke dalam jurang, hanya karena menjalankan tugas dari Tuan Giordan yang harus amanah,' hati Maidina terus merapalkan doa yang dia hafal di luar kepala.
"Mas Bumi, sadar Mas.." desis Maidina seraya menarik wajahnya dari penguasaan Tuannya yang kian kuat menahan tengkuknya.
Tak terima dengan penolakan Maidina. Bibir Sagara mulai mengeluarkan kata-kata sarkas. Seolah meremehkan keteguhan Iman Maidina.
"Kenapa? Takut jatuh cinta sama aku? Atau kamu tidak normal? Bahkan kamu tidak sanggup untuk memberikan kesenangan pada pasanganmu! Bener kekasihmu meninggalkan kamu karena dianggap tak berguna!" gumam Sagara di depan wajah kalem Maidina. Sagara menghembuskan nafas hangat bercampur aroma alkohol yang menyengat menyapu wajah Maidina.
"Bisa.. Sangat bisa aku memberikan apa yang Mas Bumi inginkan! Minta sampai merangkak turun dari ranjang! Aku juga mampu dan sangat normal!" kesal Maidina yang terasa diinjak harga dirinya oleh Sagara, tapi dia tidak terlalu diambil pusing karena keadaan Sagara saat ini, otaknya sedang tidak bekerja dengan baik. Jadi racauannya semakin berbelok arah. "Jangan main terobos palang yang membentang di depan pintu anak gadis orang! Halalkan dulu, baru burungmu bisa nangkring di dalam sangkarnya dengan bebas!" Maidina membisikkan kata pada rungu Sagara penuh dengan penekanan. Padahal gejolak gairahnya juga sudah menggulung dirinya, saat dirinya merasakan burung Murai milik Sagara sudah berkicau mengeluarkan pesonanya di balik resleting yang kian menegang dan mengembung sempurna untuk segera di keluarkan dan bisa bertemu dengan sangkar yang diinginkannya.
Mendengar ucapan Maidina yang baru didengarnya semakin memacu adrenalin seorang Sagara Bumi Samudera. Tidak ada kaum hawa yang bisa menolak pesonanya. Sagara menyakini bahwa Maidina akan bertekuk lutut padanya. Pria tampan dengan karier yang sangat melejit juga pewaris tahta GA Group. Wanita mana yang akan begitu saja melepaskan kesempatan emas itu. Tapi tidak dengan Maidina, dia tetap berpegang teguh pada prinsip hidupnya dan juga tidak mau melanggar aturan agama yang telah ditetapkan.
Tubuh Maidina bergerak kembali, berusaha menarik diri dari dekapan Sagara. Ternyata tindakan yang dilakukannya tadi telah menjadi boomerang baginya. Justru penolakan Maidina, semakin membuat Sagara ingin segera menyatukan dirinya dengan Maidina kian tak terbendung lagi. Dia menarik tekuk Maidina mendekati wajahnya kembali, lalu dengan cepat Sagara mengunci bibir Maidina dengan bibirnya. Kemudian kedua benda kenyal itu saling bertukar saliva.
Maidina gadis yang normal, apalagi di usianya. Pasti diperlakukan semanis dan selembut itu oleh lawan jenis yang begitu tampan dan gagah, tentu saja tak akan sanggup menghindar. Tapi kewarasan dan kesadaran otak Maidina masih berjalan normal. Apa bedanya kelakuannya dengan dua couple yang telah mengkhianati dan menyakitinya. Dia tak ingin merusak dirinya dengan kesenangan sesaat bahkan bisa-bisa menyesatkan hidupnya.
"Kalian berdua ngapain begini di sini!"
Tiba-tiba saja suara tegas seseorang berbarengan dengan jeweran tangannya yang mendarat di daun telinga mereka berdua, sangat mengejutkan. Maidina cepat-cepat menjauhkan wajahnya dari wajah Sagara yang mendominasi, lalu memicingkan kelopak matanya mengamati pria yang berdiri di hadapannya dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan.
"Om Dahlan?" suara Maidina bergetar bercampur rasa takut yang menderanya.
Sagara ikut menoleh pada pria yang disebut namanya oleh Maidina. "Apa lihat-lihat!" seloroh Sagara.
"Cepat balik kamar kalian berdua! Malu-maluin saja di tempat umum makan lolipop begitu, kek nggak ada tempat lain!" Dahlan mulai melancarkan kultum paginya pada Sagara dan Maidina.
"Ini lagi, katanya mau jemput Sagara malah asik mojok di sini!" semakin panjang saja rentetan omelan Dahlan.
Maidina hanya tersenyum kecut tak menanggapi serius kata-kata pedas yang meluncur bebas dari bibir si tulang lunak yang bisa berubah gender sesuai permintaan. Maidina pun tidak sepenuhnya menyalahkan Dahlan yang berkicau bebas seperti itu, dirinya juga salah karena sudah terjebak oleh toxic bosnya.
"Seret aja, Mas Bumi. Kalau ngeyel tak mau balik kamar!" kata Maidina sembari mengayunkan langkahnya mulai meninggalkan dua pria yang masih berdiri pada posisinya.
"Hahaha.." tawa Dahlan akhirnya meledak juga mendengar kata-kata Maidina yang kesal melihat kelakuan bosnya itu.
"Sabar cantik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
hati hati maidina pusatkan pikiran dan hati supaya sinkron🤣🤣🤣
2023-05-18
4
🕊️⃝ᥴͨᏼֱᷛ֯🍾⃝ͩʀᷞᴇͧɴᷠ»ͣᴿᵋᶮ
sungguhh kata2 yg menusukkk...🙄🙄
bukan gak bisa MEMUASKANN yaa Sagara tolongg DCATEETT....
tapii memangg bukan waktunya n blom halall.
2023-05-09
6
🔵🍭ͪ ͩ𝐒𝓊𝓈𝓌𝒶𝓉𝒾 ՇɧeeՐՏ🍻
ko burung murai?? bukan burung cendet????
wkwkwkk
🙈🙈😁😁😅😅😅😅🏃🏃🏃🏃
2023-05-07
14