Happy reading..
"Belinda..! Apa yang kamu lakukan di sini?" Sagara menatap tajam.
Sebuah senyum dan sapaan ramah berubah seketika di wajah wanita yang berdiri di depan pintu sebuah kamar hotel mewah.
"Sagara.. Aku bisa.." Belinda tampak terkejut juga tergagap melihat kehadiran Sagara di depan pintu kamar itu, bukan sesuatu yang Belinda harapkan.
Jantung Sagara bagai diremas-remas, ditusuk pedang hingga tembus di dadanya, betapa tidak? Ia mendapati wajah kekasihnya menyambut di balik pintu kamar hotel mewah. Kamar hotel yang dipesan atas nama seorang lelaki paruh baya pengusaha sukses di negri ini.
"Sayang, aku bisa jelaskan besok! Sekarang aku lagi ada meeting! Pergilah sekarang! Lagian kenapa juga kamu ada di sini? Hari ini kan kamu ada jadwal pemotretan!" sahut Belinda panik, mencoba menutup kembali pintu kamar hotel itu secara paksa. Tapi Sagara segera menahan daun pintu dengan tangan kekarnya, juga bantuan dari dorongan tubuh Dahlan.
"Apa-apaan ini, Belinda! Meeting kata kamu! Haruskah di kamar hotel seperti ini?" geram Sagara dengan wajah yang memerah menahan emosinya yang sudah terbakar.
"Meeting kok di kamar hotel! Pakai lingerie merah tanpa dalaman, Cinn!" suara Dahlan semakin membakar emosi Sagara yang kian memuncak.
"Siapa yang datang, baby?" suara seorang lelaki yang menusuk indera pendengaran Sagara.
Sagara menerobos masuk ke dalam kamar, tampak seorang lelaki paruh baya bertelanjang dada dengan handuk yang membalut bagian bawah tubuhnya berjalan santai keluar dari kamar mandi.
"Kenapa cuma berdiri di situ, baby? Pelayan hotelkah?" tanya lelaki itu seraya mengeringkan rambutnya yang basah.
Sagara tak menyangka dengan apa yang dilihatnya malam ini. Belinda bersama lelaki lain di dalam kamar hotel dengan hanya memakai sebuah lingerie yang memperlihatkan tanda kepemilikan yang memenuhi tubuhnya, pemandangan yang sama yang dilihat Sagara pada tubuh lelaki paruh baya yang usianya seumuran dengan Papanya.
Sagara tahu lelaki itu, walaupun tidak terlalu mengenalnya. Dia pengusaha sukses yang terkenal di negeri ini. Tapi masih di bawah jauh dengan perusahaan GA Group. Lalu ada hubungan apa Belinda dengan laki-laki itu? Sagara masih tidak percaya bahwa sang kekasih sudah berbuat tidak-tidak di belakangnya. Satu penghianat yang langsung di lihatnya sendiri, bukan lagi hanya sebuah desas-desus atau berita yang simpang siur dari si Lambe Doumble, satu acara televisi yang menyiarkan gosip gosip terhot tentang artis di negeri ini.
Tanpa komando dari sang Bos. Maidina langsung merekam adegan demi adegan yang ditontonnya saat ini.
Wanita itu seketika memucat, namun masih berusaha mempertahankan sikap tenangnya. Dia tahu pasti Sagara akan segera memutuskan hubungan cintanya. Dan di luaran sana akan begitu senter diberitakan di berbagai media dan bukan menjadi rahasia umum lagi.
"Sagara.. Hmm.. Sayang!" Belinda dengan mimik yang sendu dan menggeleng seolah memelas. Namun kegugupan tak bisa dia sembunyikan, terlihat dari nada suara dan bola mata yang terus bergerak-gerak. Membuat Sagara makin yakin, bahwa Belinda kekasihnya tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Pria mana yang tidak emosi bahkan ingin menonjok orang yang berada di hadapannya saat ini. Pria lain berada dalam sebuah kamar hotel bersama kekasihnya dengan keadaan seperti itu.
Melihat lingerie yang melekat di tubuh Belinda saat ini, membuat debaran jantung Sagara kian menggila. Terlebih kini, dia dapat melihat dari dekat dan jelas, banyak tanda merah bekas ses4 pan bibir yang berwarna merah keunguan. Hingga otak Sagara berkerja cepat dan langsung menebak bahwa wanita yang berstatus kekasihnya itu telah bercinta dengan laki-laki tua bangka itu sesaat sebelum kedatangannya.
"Heii..! Matikan ponselmu!" suara bentakan yang ditujukan pada Maidina meluncur bebas dari bibir Belinda yang mengandung racun yang berbisa. "Aku bisa laporkan kamu ke polisi! Yang kamu lakukan itu melanggar privasi orang! Dasar wanita bodoh!" ancam Belinda dengan menunjuk kasar ke arah Maidina dengan mata mendelik.
"Lapor saja! Ekeuy nggak takut, cuyy!" seru Dahlan dengan tatapan sinis sembari mendorong bahu Belinda kasar. Tak terlihat sedikit pun rasa gentar pada wajah Dahlan sang manager Sagara.
"Bang s4t, kamu! Berani sama cewek!" tiba-tiba pria paruh baya itu menyerang Dahlan dengan mendaratkan sebuah pukulan dan tendangan sekuat tenaga, tapi untungnya dengan Dahlan segera menghindar dari serangan mendadak itu. Namun dengan tendangan mautnya Sagara membalas pria itu, dan berhasil merobohkan tubuh pria yang bertelanjang dada itu tersungkur di lantai. Hanya erangan kesakitan yang terdengar.
"Rasain! Kapok! Mudarr!" seru Dahlan dengan ekspresi gemas terus merekam semua kejadian di hadapannya dari ponsel Maidina yang berhasil dia ambil alih barusan. Dengan terus menyorot jelas wajah Belinda dan pasangan mesuumnya.
Belinda tampak cemas dan ketakutan, dia berteriak kencang untuk mencari pertolongan serta menutupi wajahnya untuk menghindari rekaman Dahlan.
Maidina berlari mendekat ke arah Sagara yang semakin membabi buta menyerang pria yang tersungkur di lantai dan terus mengerang.
"Stop Mas Bumi! Sudah cukup! Nanti dia bisa mati!" tahan Maidina setengah memekik sembari memeluk tubuh Sagara dari belakang. Sekuat tenaga Maidina menahan tubuh Sagara yang masih meronta-ronta hendak kembali menyerang pria itu.
"Sagara! Please, stop! Jangan kayak kecil begini!" maki Belinda, menghardik melupakan kemarahannya dan menunjuk kasar pada Sagara, yang saat ini Belinda mencoba melindungi laki-laki teman kencannya itu dengan memeluknya erat dan wajah panik ketakutan.
"Anak kecil katamu! Pikir dengan otak Belinda jangan pakai dengkul! Laki-laki mana yang tak emosi lihat kekasihnya bercinta dengan pria lain!" hardik Sagara meluapkan segala kemarahannya yang sedari tadi ditahannya. Bersamaan dengan menguar begitu saja rasa cinta yang selama ini dia pelihara untuk Belinda. Musnah begitu saja berhamburan bak debu jalanan.
"Cepat telepon keamanan hotel minta bantuan, sekarang!" perintah pria paruh baya itu yang tampak meringis menahan sakit. Terlihat jelas wajahnya lebam di bagian pelipis dan bibir bawah pecah mengeluarkan sedikit darah. Mahakarya dari tangan Sagara yang menggila penuh emosi.
"Mulai detik ini, jam ini, hari ini KITA PUTUS! Dasar pria tak berguna! Kamu belum bisa bahagiain aku saja belagu! Laki-laki tak bermodal! Miskin saja banyak gaya!" hinaan serta caci maki terus diucapkan oleh Belinda pada Sagara.
"PUTUS! AKU SANGAT BAHAGIA BISA PUTUS DARI WANITA JA L4NG SEPERTI KAMU!" sarkas Sagara yang hendak mendekati pria paruh baya itu. Namun Maidina tetap memeluk erat tubuh Sagara.
"Mas Bumi, sudah cukup! Jangan kotori tangan Mas Bumi dengan darah naj1s mereka!" bisik lembut Maidina di telinga Sagara. "Masih banyak wanita di luaran sana yang mengantri buat jadi pacarnya Mas Bumi," lirih Maidina lagi.
Sagara melirik sekilas ke wajah Maidina yang tersenyum manis membuat hati Sagara adem melihatnya. "Termasuk kamu!" balas Sagara dengan mengedipkan sebelah mata.
"Ogah!" singkat Maidina cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
ya sekarang ogah kan gak tau nanti
2023-05-14
3
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
Belinda belum tau yang sebenarnya si sagara itu siapa
2023-05-14
3
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
Dahlan memang 👍👍
2023-05-14
3