Suamiku

Happy reading...

Lantunan suara lagu yang terdengar menggema di kamar tidurnya, sejak tiga puluh menit yang lalu. Ternyata tak mampu membuai Maidina memasuki alam mimpi. Berkali-kali dia mencoba memejamkan kelopak matanya yang sudah berat. Namun masih ada rasa sesuatu yang mengganjal di hatinya. Rasa kantuk pun menguar begitu saja.

🎶🎶 Ancen rogo iki ora nggetih senadyan tatu.. Mergo roso perihe ning njero dodoku.. Gulone manis iseh manis madu.. Mergane sing mbo iris atiku.

Sayup-sayup masih terdengar suara cowok tampan mengalunkan melodi indah dari gitar dan terus bersenandung menceritakan tentang kekecewaan hatinya.

🎶🎶 Ora perpisahan sing dadi getune ning ati. Nanging nyapo biyen koe tak senengi.. Nyenengi sliramu gae loro atiku.. Getune nyapo biyen ketemu..

Suhu udara dari penyejuk ruangan Maidina stell di derajat yang cukup rendah. Saat ini Maidina hanya menggunakan tank top dan hot pan. Cuaca panas beberapa hari sedang melanda di kotanya. Dia sengaja juga tidak menutup rapat pintu balkon agar tercipta suasana yang sejuk untuk segera memejamkan mata dan terbang ke alam mimpi.

Namun tetap saja mata indahnya masih berkhianat pada penat yang sudah terasa di sekujur tubuh Maidina. Posisinya pun sudah terlentang pasrah di atas ranjang empuk demi memanjakan tubuh yang lelah, dengan didukung lampu kamar yang menyala redup agar hawa dingin mendominasi.

Dia berdiri di depan pagar besi yang sebagai pembatas. Lalu menggeser layar ponselnya dan menekan tombol dialling setelah terpampang nama Dahlan di layar ponsel yang ada di tangan.

Ditempelkan ponsel canggihnya di daun telinga. Terdengar suara serak dan berat menyambut panggilannya. "Iya, cantik. Ada apa?" Maidina mendengar nada suara yang dipaksakan keluar dari pita suaranya yang terkesan malas.

Maidina sedikit ragu sebenarnya menghubungi Dahlan di jam rawan begini. Takutnya malah kena semprotan pembasmi serangga.

"Om Dahlan," lirih Maidina tak ingin berbasa-basi karena memang bukan itu tujuannya menelpon Dahlan alias Dahlia.

Maidina menghubungi Dahlan hanya untuk mengetahui keadaan Sagara, saat ini. Sejak tadi dia kepikiran terus dengan bosnya itu. Maidina adalah gadis yang amanah, jika diberi titah dari sang Tuannya. Giordan Adhitama memberi titah pada Maidina agar menjaga putra semata wayangnya itu dari hiruk pikuk dunia malam yang gemerlap serta menyuguhkan kenikmatan surga dunia.

"Mas Bumi ada di kamarnya kan?" tanya Maidina langsung pada tujuan awal. Dia hanya ingin memastikan jika Tuannya itu sedang beristirahat memejamkan matanya, sekarang ini.

Sekian detik Maidina, tak kunjung mendapatkan jawaban dari Dahlan. Seakan menghilang begitu saja. Sedangkan orang yang diajak bicara, malah enak melanjutkan mimpinya.

"Om Dahlan..!" teriak Maidina kencang, membuat gelagapan sang empu nama.

"Sagara tidak ada di kamarnya, cantik!" sahut Dahlan tetap dengan mata yang terpejam.

"Nggak ada di kamarnya, bagaimana?" pekik Maidina, membulat sempurna.

Suara Dahlan terdengar lagi, tapi kali ini terdengar lebih jernih dan kencang. Tidak ada suara serak dan berat seperti pertama kali menjawab telepon Maidina. "Dia tadi pamit ke Bar, sebentar!"

Sontak jawaban Dahlan membuat shock terapi Maidina. "Maksudnya Om Dahlan?" seru Maidina dengan suara meninggi. Dia ingin memastikan kebenaran atas jawaban yang Dahlan ucapkan.

"Iya, Sagara ke Bar, hotel ini. Maidina! Kamu jangan khawatirkan dia! Palingan dia minum sedikit terus balik ke kamar lagi!" Dahlan menjawab dengan begitu santai. Karena bagi Dahlan, pasti Sagara tidak akan berbuat macam-macam di luaran sana. Dia sudah hafal betul dengan kebiasaan Sagara. Dia juga butuh untuk sendiri dan men-freshkan otaknya. Tapi tidak dengan Maidina. Dahlan tahu gadis cantik itu sudah mulai gelisah dan terdengar jelas dari nada suara dan decakan kesalnya.

"Saya mau menyusul Mas Bumi!" putus Maidina mengakhiri sambungan teleponnya dengan Dahlan secara sepihak. Sempat terdengar sekilas Dahlan berteriak memanggil namanya, sebelum ponsel itu tekan tombol merahnya oleh Maidina.

Maidina bergegas mengganti seragam tidurnya dengan celana jeans dan kaos press body, lanjut memakai jumper berhodie.

Tanpa merias wajahnya, Maidina segera keluar dari kamarnya. Kemudian tak membutuhkan waktu lama bagi Maidina mencari keberadaan pria yang menjadi bosnya itu.

Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 Wib. Dengan suasana yang begitu temaram dan ditambah lagi dengan suara live musik dari band di atas stage, mengiringi kaum penikmat surga dunia. Namun, pandangan mata Maidina tidak burem sama sekali. Kedua bola matanya langsung menatap lurus pada sosok pria gagah yang sedang duduk di atas kursi tinggi di depan meja bar. Terlihat Sagara menunggu pesanan minuman yang masih dibuatkan oleh bartender bar.

Maidina menggeser pandangannya sedikit pada seseorang yang duduk tak jauh dari Sagara. Keduanya terlibat interaksi pembicaraan yang intens. Tapi sepertinya wanita yang bersama Sagara lebih mendominasi. Dia terlihat sangat antusias untuk merayu dan bergelayut manja di lengan Sagara. Tapi berbeda dengan Sagara yang tidak terlalu menanggapi ucapan dan rengekan manja yang dikeluarkan oleh wanita itu.

Hati Maidina sudah gemas melihat tingkah genit wanita tersebut. Dengan langkah pasti dan lebar, Maidina segera menghampiri Sagara yang sekarang tengah tertunduk dan memainkan gelas kecil di tangannya. Kemeja yang dipakai Sagara tak terkancing dua baris dari atas.

"Mas Bumi!" panggil Maidina, saat berada tepat di samping Sagara. Pria tampan dengan tatapan dinginnya itu menolah dengan gerakan perlahan lalu melengos cuek dari pandangan Maidina.

Rasa kesal dan jengkel mulai merambat di hati Maidina. 'Kalau bukan karena perintah Tuan Giordan, aku juga ogah datang ke sini, hanya untuk melihat orang mabuk juga mojok dengan wanita lain! Tapi kalau aku jadi Mamanya, langsung saja aku seret dia ke kamar mandi, lalu menenggelamkan kepalanya dalam bak mandi. Biar kapok! Anak bandel, dari kecil disayang-sayang kedua orang tuanya. Ehh, begitu tumbuh besar. Semakin tak waras otaknya!' Maidina menggerutu sendiri dalam hati. Ingat hanya dalam hati! Mana berani Maidina nyerocos langsung di depan Sagara.

Sorot mata Sagara, seolah memerintah Maidina untuk segera pergi dari tempat itu. "Pergi sana!" usir kasar Sagara, tak ingin kegiatan santainya diganggu oleh Maidina.

Tapi Maidina tak bergeming. Dia tetap berdiri tepat di sebelah kanan Sagara. "Ngapain kamu ke sini! Ini bukan tempat yang cocok buat kamu!" ketus Sagara.

Ucapan Sagara tersebut didengar oleh wanita yang duduk di sebelahnya. Spontan matanya melotot ke arah Maidina.

"Hushh, pergi sana! Sudah di usir juga, masih aja budeg! Dasar wanita j4 lang!" wanita itu mengusir Maidina dengan kata-kata kasar dan menyakitkan di telinganya.

Sagara tetap fokus men yesap minuman yang ada di tangannya dengan kenikmatan tiada tara.

Maidina tidak menyerah begitu saja. Dia segera mencengkram lengan Sagara dengan kuat dan sedikit menyentak. Hingga membuat kaget Sagara beranjak dari duduknya dan terhuyung menabrak kedua benda kenyal milik Maidina.

Sementara wanita yang sejak tadi merayu Sagara, ikutan berdiri dari duduknya dan menyaksikan perdebatan keduanya. Kini wanita itu mendorong tubuh Maidina dengan keras. "Cepat pergi sana! Jangan ganggu laki-laki aku!" ocehnya.

Tanpa pikir panjang Maidina memekikkan kata. "Dia suamiku! Bukan lelakimu! Dasar wanita mu rah4n!" pekik Maidina sambil menatap tajam ke arah wanita itu.

"Suami?" Sagara mengernyit, memicingkan matanya, menatap intens Maidina meminta penjelasan.

Namun, Maidina cuek saja dengan tatapan Sagara begitu. Yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana cara cepat agar bisa membawa Sagara kembali ke kamarnya. Agar dia aman dari kemarahan Giordan Adhitama.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

waah maidina berani nya berkata kalau sagara suaminya🤭

2023-05-18

0

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

healah dalam hati tok maidina 🤣🤣🤣🤣

2023-05-18

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

lanjut 😍

2023-05-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!