Happy reading..
Hahaha.. Awas Bro jaga jarak aman. Jaga mata dan juga jaga hati! Kamu sudah punya Belinda yang semelo hek. Tapi yang ini lebih greget Bro!
Selamat berada di antara pertigaan jalan yang berkelok! Awas tikungan tajam siap di depan mata!
Ledekan yang terus menerus dari setan alas Caruban yang kian nyinyir pada Sagara.
Sagara segera meraup kasar wajahnya. Kesal dan frustasi menjadi satu. Ingatannya kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu. Di saat kendaraannya saling beradu balap di jalanan aspal hitam, hanya karena Sagara ingin menangkap basah bahwa sang kekasih telah bermain api di belakangnya.
Belinda Sanjaya, seorang artis yang cantik. Banyak fans yang mengeluh eluhkan namanya. Memuji aktingnya di setiap judul film yang dibintangi nya selalu mendapatkan rating teratas di Negeri ini.
Sagara mengenal Belinda dari satu judul film yang sama-sama dibintangi nya. Dia beradu akting dengan Belinda dan berujung cinta lokasi akibat seringnya waktu bertemu dan kemistri yang klik pada saat memerankan lakonnya.
Selama ini dia mendengar omelan dari Dahlan kalau si Belinda sudah menghianatinya. Akhir-akhir ini Belinda memang sulit sekali diajak ketemuan. Dengan dalih segala macam alasan ini dan itu, mulai dari padatnya jadwal syuting di luar kota hingga acara jumpa fans yang diadakan managementnya.
Bukan Sagara kalau langsung mempercayai semua omongan Dahlan. Dia selalu punya cara tersendiri untuk menangkap basah kekasihnya yang berselingkuh di belakangnya.
"Ciiinnn.." teriak Dahlan mengagetkan Sagara yang lagi menikmati secangkir teh susu buatan Maidina.
"Hush! Mulutmu minta dikareti beneran, Dahlan!" kesal Sagara yang lantas menaruh cangkir yang dipegangnya di atas meja makan.
"Bicara biasa saja nggak bisa!" bentak Sagara.
"Dengerin ekeu bicara dulu, Cinn," Dahlan mendaratkan pantatnya yang s3xy di samping kursi yang diduduki Sagara.
"Cinn.. Cinn.. Cinnamon!" Sagara menajamkan matanya ke arah Dahlan. "Dasar ben cong! Ngomong nggak pakai nyentuh-nyentuh begitu, bisa kaaannn!"
"Sudah cap cus, dengerin ekeu dulu. Nih ada berita penting di sosmed yang harus kamu ketahui segera, Sagara Bumi Nusantara!" Dahlan bicara dengan bibir yang mencap mencep pingin nampol pakai sepatu kuda yang terbuat dari besi biar mantap.
Sementara itu, Maidina yang masih diam berdiri terpaku berusaha bersikap tenang tidak terlalu kepo dengan apa yang dibicarakan kedua manusia yang duduk di kursi meja makan. Saat ini Maidina hanya sebagai penonton yang baik menyaksikan perdebatan antara orang normal dengan orang up normal.
Maidina cukup hanya menyiapkan hati yang seluas samudera agar dia tidak mental terkena ulti Tuannya. Jika sudah marah akan mengalahkan si lambe turah yang lagi exis. Dia harus bekerja semaksimal mungkin agar tidak terkena imbas dari lambe si Bos beserta si lebay, Dahlan.
"Kamu harus ingat, Cinn. Apa pesan Papa dan Mama kamu yang sudah kasih ijin kamu terjun ke dunia entertainment. Padahal kerajaan bisnis Papa kamu sudah menunggu penggantinya. Kekosongan kursi pewaris tunggal perusahaannya masih menunggu kesiapan mental kamu. Jadi jangan sia-siakan kepercayaan kedua orang tua kamu, Cinn!" tutur Dahlan pada Sagara seperti sang Mama lagi mengomeli putranya yang berbuat kesalahan.
"Can.. Cin.. Dari tadi panas kuping aku, Dahlan! Bicara pokoknya saja, nggak usah berbelit-belit!" sarkas Sagara. "Dan satu lagi, jangan pernah sebut masalah bisnis Papaku! Aku lagi nggak ingin mikir ke sana dalam waktu dekat ini! Aku hanya ingin menikmati kebebasanku, sekarang! Faham, Dahlan!"
"Tapi, Cinn. Ekeu kan juga pingin kerja kantoran gitu!" Dahlan berbicara dengan bibir yang monyong ke sana ke sini.
"Nggak usah ketinggian mimpinya, Dahlan! Jadi manager artis aja, sering absen. Apalagi jadi assisten pribadi seorang bos! Emang IQ kamu berapa?" ejek Sagara hendak beranjak dari kursi yang didudukinya.
"Bentaran napa! Ekeu belum selesai bicaranya!" Dahlan menahan Sagara agar tidak pergi dari sisinya.
"Makanya cepetan ngomong, Dahliaaaaa!" pekik Sagara.
"Ohh, no! No Dahlia! Tapi Dania.. Dania..!"
"Wis sak karepmu, Dahlan!"
Dahlan segera menunjukkan hasil buruannya tentang kabar miring si Belinda pada Sagara.
"Nih lihat sendiri!" Dahlan memberikan ponselnya pada Sagara agar bisa dilihatnya dengan jelas dan akurat.
Sagara meraih ponsel yang diberikan oleh Dahlan, lantas mensroll berita-berita miring tentang kekasihnya yang memiliki hubungan dengan laki-laki yang telah berumur.
"Gila si Belinda, mau-maunya dengan si tua bangka!" dengus Sagara lalu membuang kasar begitu saja ponsel milik Dahlan.
"Sagara Bumi Nusantara!" teriaknya melengking. "Kau apa kan ponsel keramatku itu!" histeris Dahlan lagi.
"Nggak urus! Derita kamu!" Sagara bangkit kemudian melangkahkan kakinya.
"Hancur! Hancur sudah harapanku!" oceh Dahlan.
"LEBAY!" ucap Sagara tanpa menoleh ke arah Dahlan dengan hati yang bergemuruh. Emosi yang melihat kabar tentang Belinda seketika membuat moodnya pagi ini, ambyar.
Jika banyak cewek yang mengganggap Sagara hanya seorang aktor yang belum mempunyai harta berlimpah, itu salah! Karena Sagara tidak terlalu membuka tentang siapa kedua orang tuanya ke public. Kerajaan bisnis Papa Sagara mampu untuk menyumpal mulut para kaum hawa yang haus harta.
Sagara terjun ke dunia entertainment ingin berdiri sendiri di kakinya tanpa ada bayang-bayang nama besar Papanya dengan kekayaan no 5 se Asia.
Kini, tatapan Sagara tertuju pada gadis yang masih konstan dengan posisinya sedari tadi. Berdiri tegak tanpa suara dengan raut wajah yang datar, bibir terkatup rapat tidak ada celah nyamuk masuk dan bola mata menyorot lurus ke depan.
Bak princess di Negeri dongeng. Kecantikan alami yang dimiliki Maidina menghipnotis saraf-saraf normal Sagara.
Otak traveloka Sagara segera terkoneksi sempurna, loading begitu cepat dan akurat. Sagara memiringkan sedikit kepalanya dan memaku mata liarnya untuk menelanjangi tubuh ramping milik seorang Maidina Aurora, yang dibalut dengan kemeja press body berlengan pendek hingga mencetak lekukan tubuh yang aduh4i sedap dipandang mata untuk penyegaran di pagi hari penambah imun agar tidak lelah indera penglihatannya.
"Hmm.. Buat apa mikirin si Belinda, mendingan juga lihat yang adem-adem begini. Penyejuk hati dan juga penyemangat hidup," gumam Sagara dalam batinnya.
Sagara semakin dekat langkah nya ke arah Maidina, tanpa memutuskan tatapan sorot mata yang susah di artikan.
Kini dia berdiri tepat di hadapan Maidina dengan jarak tak lebih dari satu langkah dengan tatapan matanya berhenti tepat pada gunung kembar gadis yang terdiam berdiri bak patung candi yang dibuat dalam semalam.
"Aku memang tampan!" bisik Sagara tepat di rungu Maidina.
Maidina yang tergagap tersadar dari lamunan panjangnya dengan suara lembut pria tampan yang tersenyum devil di hadapannya.
"Enggak juga!" spontan Maidina berkata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
💫 R⃟
wkwk Traveloka kemana tuh Sagara😁😁
2023-05-24
0
📵Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ📵
sagara rada rada 😝
2023-05-23
0
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
bener banget buat mikir yang gak ada yang nampak depan mata aja cantik dan seksoi
2023-05-06
1