Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari

"Apa???Hilang???" tanya Cheng Xin terkejut tak percaya.

"Iya hilang! Lihat lah, kosong!" Bos Yang memperlihatkan peti yang kosong itu pada semuanya.

"Ada apa ini? Apa perjalanan kami selama ini jadi sia-sia?" pikir Cheng Mai tercengang.

Tak ada yang tau kemana hilangnya isi harta karun tersebut. Harta Karun tersebut ternyata sudah kosong, kira-kira kemana hilangnya isi dari harta karun tersebut? Curiga isi harta karun tersebut telah lama hilang dan sudah diambil oleh orang yang pertama kali menginjakkan kakinya di Pulau Terlarang tersebut.

"Kenapa bisa kosong kemana hilangnya isi harta karun itu?" tanya Cheng Xin dengan kebingungan.

"Mana ku tahu," jawabnya, "haish sungguh sia-sia perjalanan kita ini." Bos Yang tampak kesal dengan hasil yang tak memuaskan itu. "Hayo Sing kita kembali saja!" suruhnya. "Apa-apaan ini semua," kata Bos Yang dengan rasa kecewa sambil melempar peti harta karun itu ke arah Cheng Xin dan lainnya.

Bos Yang dan Sing yang merasa kecewa, memilih pergi pulang meninggalkan Cheng Xin dan lainnya yang masih bingung dengan situasi yang sedang terjadi. Mereka berdua patutlah kecewa karena merasa sudah dibohongi oleh peta harta karun yang nyatanya harta karun tersebut adalah zonk.

"Apa yang harus kita lakukan Yah? Apa kita terus mencari atau pergi pulang saja?" tanya Cheng Mai pada ayahnya.

"Ayah juga bingung nak, ayah sebenarnya penasaran dengan hilangnya harta karun itu, tapi mau gimana lagi, kalian sudah terlalu lama disini. Ayah khawatir orang tua dari teman mu pasti tengah khawatir sekarang," jawab Cheng Xin panjang.

"Sebaiknya kalian pulang saja, kalian sudah terlalu lama di sini, kakek takut kalian akan seperti kakek tak bisa pulang dan terjebak disini," ujar kakek Zhang pada semuanya.

"Baiklah Kek, waktu liburan jaga sebentar lagi berakhir kami harus berangkat ke sekolah kembali," jawab Cheng Mai setuju. Sedangkan yang lainnya hanya mengangguk tanda setuju juga.

"Haish kita pulang berarti, ah pasti aku akan kena omel ayah karena pergi diam-diam," keluh Mis Fan tiba-tiba.

"Ayah mu tak tau jika kau kesini Miss Fan," timpal Cheng Xin yang mendengar keluhannya.

"Tak lah aku lari dari ayah karena penasaran dengan pulau ini," katanya.

"Sudah lah aku ikut pulang, di marahi sudah jadi nasibku nanti." Mis Fan dengan pasrah menurut ikut pulang juga.

Cheng Xin dan lainnya akhirnya memilih pulang dan kembali. Ada rasa kecewa didalam diri mereka. Usaha dan perjuangannya sia-sia karena tak mendapatkan hasil yang memuaskan. Harta Karun tak berhasil didapatkan tapi mereka pasti akan mendapatkan omelan dari para orangtuanya.

...🐛🐛🐛🐛🐛🐛...

Sementara di Pelabuhan Guangzhou, rombongan polisi beserta Feng dan Lin yang ikut serta dalam pencarian anak-anak mereka telah tiba disana. Kapal untuk menumpang rombongan polisi dan dua orang tua sudah siap. Mereka semua masuk, kapal pun mulai berlayar. Para polisi di dalam kapal menggunakan teropongnya untuk melihat ke arah pulau terlarang, terdapat tanda-tanda keluar dari orang yang masuk ke dalam sana atau tidak. Terdapat beberapa tim SAR juga yang ikut bergabung bersama mereka untuk mempermudah dalam proses pencarian.

Dua jam perjalanan, sampai lah mereka di pulau terlarang. Disaat tiba, munculah dua orang dari dalam hutan. Itu adalah Bos Yang dan Sing. Mereka berdua ternyata menemukan jalan pintas untuk pulang sehingga langsung sampai ke bibir pantai dengan cepat. Para polisi yang melihat ada pergerakan seseorang datang langsung mempersiapkan senjatanya berupa pistol.

"Siapa disana?" tanya satu petugas polisi dengan cepat.

Bos Yang dan Sing yang baru sampai, di buat terkejut dengan kehadiran banyak polisi disana. Mereka berdua langsung mengangkat tangannya kerena ditodong pistol oleh beberapa polisi. "Ada apa ini, kanapa banyak polisi disini?" pikir Bos Yang bertanya-tanya.

"Apa kalian dua dari rombongan para pencari harta karun di pulau ini?" tanya salah satu anggota polisi.

"Haa iya kami berdua juga bisa dikatakan begitu," jawab Bos Yang mengiyakan.

"Mana yang lainnya kenapa hanya kalian berdua?" tanyanya lagi.

"Mana ku tahu, dan siapa yang kalian maksud?" jawab Bos Yang sambil mengangkat bahunya lalu berbalik tanya.

"Xiao Dan, Jin Mei apa kalian berdua mengenal nya?" Feng yang mendengar obralan Bos Yang dan polisi itu, langsung menghampirinya dan menyela pembicaraan mereka.

"Ah bocah tampan itu dan gadis berkacamata teman anak Cheng Xin," celetuk Bos Yang setelah ingat siapa yang dimaksudnya.

"Iya iya, kalian tau dimana mereka?" tanya Feng langsung bersemangat.

"Ya terakhir kami lihat mereka masih ditempat harta karun itu berada. Entah lah sekarang mereka mungkin masih mencari harta Karun zonk itu atau bahkan sedang dikejar hewan aneh lainnya didalam sana," jawab Bos Yang dengan asal.

Feng dan Lin jadi tambah khawatir setelah mendengar perkataan Bos Yang mengenai anak mereka. "Aku harus masuk dan mencari mereka. Awas saja kamu Cheng Mai karena telah membuat anakku ikut masuk ke pulau yang berbahaya ini," ucap lirih Feng, ibu Xio Dan dengan kepalan tangannya.

"Tenanglah Feng kita tunggu mereka saja siapa tau sebentar lagi mereka akan datang," ujar Lin sambil menenangkan Feng. Lin lalu mengusap bahu Feng agar lebih tenang.

"Tenang Bu Feng, separuh dari anggota kami akan coba masuk ke dalam sana untuk mencari mereka," kata komandan kepolisian ikut menenangkan juga.

"Hee Pak Polisi apa kami berdua boleh numpang kalian pulang?" tanya Sing dengan ragu-ragu.

"Bai..., Qian...," panggil komandan polisi pada anak buahnya.

"Siap komandan!" Seru mereka langsung memberikan hormat padanya.

"Kalian berdua antarkan mereka berdua ke kota Guangzhou. Antarkan dengan selamat dua orang ini dan kalo bisa beri keterangan pada mereka tentang pulau terlarang ini, titah sang komandan pada anak buahnya.

"Baik Pak Komandan, laksanakan!" seru mereka kompak.

Bos Yang dan Sing pun, dibawa pulang duluan dengan diantar oleh dua orang polisi. Setelah mereka kedua polisi dan kedua orang yang ditemukannya pergi, Pak Komandan memberikan perintah separuh anggotanya untuk masuk ke dalam hutan.

Di pulau yang berbeda yakni Pulau Samian. Tampak seseorang nenek yang sedang beberes untuk pergi. Ya itu adalah Nenek Dou Dou, dirinya tak kunjung mendapatkan kabar dari ibunya Xiao Dan. Mungkin Feng juga tak sempat mengabari Nenek Dou Dou karena sibuk dengan urusan mencari anaknya juga. Nenek Dou Dou sudah beberapa hari ini tak bisa tidur karena memikirkan cucunya. Itu alasan Nenek Dou Dou berkemas hari ini. Dengan diantar sang suami, Nenek Dou Dou pergi ke dermaga menghampiri kapal pesanannya yang menuju ke kota Guangzhou.

"Kek, nenek pergi dulu, nenek sungguh sangat khawatir pada cucu nenek yang satu ini," pamit nenek Dou Dou pada sang suami.

"Iya Nek, kakek mengerti. Kakek juga akan berusaha mengabari Dou Chang biar berhenti melaut dan pulang untuk menunggu Dou Dou," ujar sang suami. Dou Chang adalah Ayah Dou Dou yang bekerja sebagai seorang pelaut. Sementara ibunya telah memilih pergi untuk hidup bahagia bersama orang pilihannya.

"Baiklah Kek, nenek berangkat dulu jaga diri kakek dan kesehatan Kakek selama nenek pergi," pesan Nenek Dou Dou padanya.

"Iya iya sudah pergilah tak usah mengkhawatirkan diriku ini," kata sang Kakek agar berhenti mengkhawatirkan nya.

Nenek Dou pergi menaiki kapal, kapal pun mulai melaju membawa Nenek Dou Dou menuju kota Guangzhou.

"Tunggu nenek cu, semoga dirimu selamat dari bahaya," batin Nenek Dou Dou penuh harap sambil memandang laut didepan.

Disisi lain di suatu tempat yang terlihat aneh, ketiga perompak itu terlihat terkejut dan bingung karena telah berada di dunia yang berbeda. Dunia fantasi yang penuh dengan hal yang tak masuk akal. Pohon, langit dan hutan semuanya berwarna merah muda. Tempat itu terlihat sepi tapi bisa juga mengundang bahaya untuk mereka.

"Bos kita ada dimana sekarang, kenapa semuanya tampak aneh?" tanya Bon-Bon heran dengan tempat yang asing baginya itu.

"Lihat merah muda semua warnanya mulai dari pohon, langit semuanya merah muda," sambung Ban-Ban sambil menunjuk benda-benda disekitarnya.

"Mana ku tahu kau kan yang membawa ku jadi masuk ke dalam gua itu," jawab Gou Gou sambil menyalahkan Bon-Bon.

"Lah mau gimana lagi bos kita mau di keroyok sama lintah lintah itu," ucap Bon-Bon membela diri.

"Haa iya juga tapi kita jadi dimana ini?" tanya Gou Gou yang juga bingung dengan tempat yang ditemukan nya itu.

"Tempat apa ini?" gumamnya penuh tanya.

"Entah lah Bos, tapi bagaimana kita keluar dari sini, bagaimana dengan harta karun itu?" Bon Bon merasa khawatir pada harta karun yang sedang di carinya.

"Aku sudah tak menginginkannya kita sudah menemukan harta Karun yang lebih besar dari itu," jawab Gou Gou sambil senyum-senyum senang.

"Apa maksudnya Bos? tanya ban ban tak mengerti.

"Lihat lah pohon itu bukan hanya berwarna pink tapi berbuah emas." Tunjuk Gou Gou ke arah pohon aneh didepannya.

"Wah iya Bos kita kaya kita kaya!" seru mereka berdua gembira.

"Ha-ha-ha aku tak mau pulang aku akan selamanya disini," ucap Gou Gou dalam tawanya.

Para perompak sangat senang dengan tempat yang berhasil ditemukannya. Mereka bahkan enggan kembali dan memilih tinggal didalam sana, menikmati harta Karun yang lebih besar dan lebih menggiurkan dari harta karun Pulau Terlarang. Mungkin ini adalah harta karun yang sebenarnya. Harta karun yang benar-benar tersembunyi dan berhasil ditemukan oleh Gou Gou dan anak buahnya.

Kembali ke Pulau Terlarang. Para polisi mulai berjalan menelusuri hutan yang ada di pulau terlarang. Sampai lah para polisi didepan

"Sepertinya ini mayat salah seorang yang ikut mencari harta karun tersebut," duga salah seorang polisi yang mengecek mayat tersebut.

Satu anggota polisi mendekat dan mengecek mayat seorang laki-laki tersebut. Terdeksi mayat tersebut hampir satu bulan di biarkan membusuk di lokasi.

Para Polisi segera memanggil Tim SAR untuk segera mengevakuasi jasad tersebut. Disaat Tim SAR mengangkat dan memasukkan jasad ke dalam kantong, komandan polisi yang bernama Lyner Bai mengambil teropong miliknya dan meneropong lokasi sekitar.

"Huh pulau ini ternyata sangat luas, semoga pencarian hari ini berhasil," ucap komandan Lyner penuh harap.

"Pak Lyner jasad sudah di evakuasi kan apa kita mau lanjut berjalan," lapor salah satu anggotanya.

"Baiklah kita lanjut berjalan ke arah Utara, siapa tau ada tanda-tanda terlihat," perintah nya pada para anggotanya.

"Siap komandan!" seru mereka serentak.

Para polisi dan beberapa Tim SAR yang tersisa melanjutkan menelusuri hutan. Sedangkan di tepi pulau, Feng dan Lin tidak sabar menunggu karena para polisi terlalu lama.

"Lin sebaiknya aku ikut menyusul mencari anak ku," usul Feng yang cemas sedari tadi.

"Tunggu Feng, kita tunggu saja disini," cegah Lin menghentikan langkah Feng yang sudah mulai berjalan masuk ke hutan.

"Sampai kapan kita menunggu Lin, ini sudah hampir satu jam pencarian, mereka belum ada tanda-tanda keluar dari sana." Feng merasa lelah karena harus menunggu terlalu lama sedangkan rasa cemasnya tak kunjung hilang dari tadi. Bagaimana bisa tenang jika tau anaknya masuk ke pulau yang berbahaya seperti itu?

"Pokoknya aku mau menyusul mereka kau mau ikut atau tidak terserah dirimu," ucap Feng ngotot.

"Baik baik aku ikut." Akhirnya Lin setuju saja untuk ikut. Lin juga merasa cemas jika terjadi apa-apa pada putri satu-satunya itu.

Feng dan Lin akan masuk ke dalam hutan untuk mencari anak-anak mereka. namun baru beberapa langkah, mereka berdua sudah di cegat oleh dua orang polisi yang berjaga di sana.

"Ibu Ibu mau kemana?" tanya Pak Polisi yang berjaga di sana.

"Kita mau masuk Pak kami tak sabar menunggu," jawab Feng langsung.

"Bersabarlah Bu, sebentar lagi mereka pasti datang," kata Pak Polisi tersebut. Benar saja beberapa Tim SAR keluar sambil membawa jenazah orang tadi. Feng dan Lin yang melihatnya tampak terkejut dan menduganya kalo itu adalah jasad anak mereka.

"Tunggu pak, apa ini? Jasad siapa yang baru saja ditemukan?" cegah Feng sambil bertanya pada dua anggota yang membawa satu jasad keluar dari dalam hutan.

"Apa ini kamu Dan? Anak ku," pikir Feng yang tidak-tidak.

"Tenang Bu ini jasad orang yang ikut mencari harta Karun juga. Diduga dirinya meninggal karena serangan babi hutan," jawab satu petugas Tim SAR.

"Coba aku periksa!" Dengan tangan bergetar, Feng membuka resleting tas yang berisi jasad tersebut.

"Huh syukurlah bukan dirimu nak." Feng yang sangat takut kalo itu jasad anaknya langsung lega setelah tau kalo itu bukanlah anak nya.

"Lihat Feng itu jasad orang yang tak beruntung saja," kata Lin yang ikut lega juga. "Sungguh naas nyawanya harus hilang ditengah-tengah hutan yang menyeramkan ini," ucapnya pelan sambil melihat seorang petugas menutup kembali kantong jasad tersebut.

"Permisi Bu," pinta salah seorang Tim SAR.

"Oh ya silahkan Pak." Feng langsung menepi, memberikan jalan untuk mereka. Dirinya memandangi jasad yang dibawa oleh Tim SAR menuju kapal. Ada rasa kasihan padanya dan bersedih karena tak bisa membayangkan kalo anak nya ditemukan dalam keadaan tak selamat seperti itu.

Bersambung.....🐖🐖🐖

..."Dalam situasi seperti ini kita hanya perlu berharap dan berdoa pada yang diatas agar memberikan keselamatan bagi mereka yang sedang hilang🥺"...

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

expetasi nya ketinggian boss eh kenyataan nya zonk hehehe

2023-11-06

0

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

wahh bnr gk itu hrta karun ny🤔🤔

2023-10-22

0

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

udh cape2 gk dpt apap🤦‍♀️

2023-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2 Peta Rahasia
3 Cerita Pulau Terlarang
4 Tiba Di Pulau Terlarang
5 Memulai Perjalanan
6 Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7 Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8 Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9 Bertemu dan Di Tahan Perompak
10 Menelusuri Gua
11 Terpisah Kembali
12 Pertolongan Datang
13 Para Orang Tua Mulai Curiga
14 Peta Asli dan Peta Palsu
15 Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16 OMG! Peta Terbelah
17 Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18 Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19 Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20 Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21 Kembali Ke Sekolah
22 Berkunjung Ke Museum
23 Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24 Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25 Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26 Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27 Buku Langka Nan Unik
28 Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29 Camping Di Nanchang, China
30 Ikut Pergi Ke Nanchang
31 Tiba Di Desa Loufen
32 Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33 Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34 Pergi Mendaki Rame-rame
35 Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36 Artikel Fan Fan Viral
37 Gao Ting Bertemu Vivian
38 Penampakan Gou Gou di Stasiun
39 Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40 Bos Yang Penggila Harta Karun
41 Tamu Di Kantor Bos Yang
42 Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43 Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44 Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45 Terbongkarnya Lonceng Palsu
46 Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai
Episodes

Updated 46 Episodes

1
SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2
Peta Rahasia
3
Cerita Pulau Terlarang
4
Tiba Di Pulau Terlarang
5
Memulai Perjalanan
6
Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7
Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8
Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9
Bertemu dan Di Tahan Perompak
10
Menelusuri Gua
11
Terpisah Kembali
12
Pertolongan Datang
13
Para Orang Tua Mulai Curiga
14
Peta Asli dan Peta Palsu
15
Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16
OMG! Peta Terbelah
17
Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18
Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19
Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20
Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21
Kembali Ke Sekolah
22
Berkunjung Ke Museum
23
Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24
Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25
Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26
Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27
Buku Langka Nan Unik
28
Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29
Camping Di Nanchang, China
30
Ikut Pergi Ke Nanchang
31
Tiba Di Desa Loufen
32
Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33
Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34
Pergi Mendaki Rame-rame
35
Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36
Artikel Fan Fan Viral
37
Gao Ting Bertemu Vivian
38
Penampakan Gou Gou di Stasiun
39
Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40
Bos Yang Penggila Harta Karun
41
Tamu Di Kantor Bos Yang
42
Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43
Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44
Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45
Terbongkarnya Lonceng Palsu
46
Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!