"Apa? darimana kamu mendapatkannya nak," tanya Cheng Xin terkejut.
"Maaf Yah aku diam-diam mengambilnya dari laci ayah," jawabnya mengaku
"Apakah pas waktu pagi itu ayah panggil kamu suruh berangkat tapi kamu tak menyahut," tebaknya.
"Iya Yah, sebenarnya aku sedang mengambil foto peta itu karena ku penasaran," akuinya lagi.
"Cheng Mai.... kamu ini ya penasaran mu tidak berubah," pekik ayahnya gemas.
"Maaf Yah," ucap Cheng Mai sambil menyeringai kuda.
"Udah udah sekarang ayah mohon simpen peta itu baik-baik dan jangan sampai Gou Gou tau," pintanya.
"Baiklah ya." Cheng Mai lalu segera memasukkan peta asli tersebut ke dalam tasnya kembali.
"Ok mari pergi kita sudah cukup lama meninggalkan mereka," ujar Cheng Xin.
Cheng Mai dan Cheng Xin kembali pergi menyusul yang lainnya. Sementara di perjalanan Gou Gou menyadari akan hilangnya Cheng Mai dan Cheng Xin. Dia pun menyuruh yang lainnya berhenti.
"Stop mana bocah ingusan itu sama ayahnya?" tanya Gou Gou setelah meneliti kalau ada yang hilang.
"Siapa Bos?" tanya Bon Bon tak tahu.
"Gadis ingusan dan ayahnya kemana?" jawab Gou Gou bertanya pada yang lain.
"Siapa yang kau maksud? Cheng Xin dan anaknya kah?" pikir Sing menebak.
"Hai kami disini," teriak Cheng Xin sambil berlari.
"Itu dia," kata Sing sambil menengok juga.
"Darimana saja kalian ku pikir kalian melarikan diri?" tanya Gou Gou menduga.
"Oo mana berani kita berdua kabur dari mu perampok Gou," jawab Cheng Xin mencoba meyakinkannya.
"Lantas kemana dirimu dan anakmu tadi?" tanyanya lagi.
"Lihatlah anak ku Cheng Mai masih lemas, dia meminta ku untuk menemaninya istrirahat," jawabnya sambil melirik ke anaknya.
"Ya sudah kita jalan lagi," ajak Gou Gou setelah mempercayainya.
Mereka semua pun memutuskan berjalan kembali dan terus berjalan. Gua itu ternyata sangat luas. Hampir dua hari dua malam mereka tak keluar atau menemukan tanda-tanda harta karun.
"Aku sungguh sangat kesal apa ini peta yang benar curiga ini peta palsu lagi," pikirnya kesal.
"Mana mungkin itu hanyalah peta satu-satunya sekarang," ucap Cheng Xin menyakinkan.
"Sudahlah aku lelah," kata Gou Gou lalu duduk di atas bebatuan.
Karena Gou Gou merasa lelah mereka akhirnya beristirahat kembali. Disaat para perompak tertidur, Cheng Mai memanggil yang lainnya untuk berkumpul diam-diam. Dirinya memberikan kode mata pada mereka dan mengerti maksud Cheng Mai.
"Cheng Mai ada apa? kenapa memanggil kami?" tanya Xia Dan langsung ketika sampai ditempat yang cukup aman.
"Ini." Cheng Mai kembali mengeluarkan peta yang asli dan kali ini ia tunjukkan pada semuanya.
"Apa itu pe-pe-peta asli?" tanya Miss Fan dengan gagap sambil menunjuk peta tersebut. Dirinya terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Iya ini peta yang asli," jawab Cheng Mai.
"Hah ternyata bukan aku saja yang punya sebelumnya tapi gadis itu juga," ucap Miss Fan tak menyangka nya dalam hati.
"Oh iya.... kamu kan punya peta yang aslinya Cheng," celetuk Xiao Dan yang lupa akan hal itu.
"Kok kita bisa lupa ya," pikir Jin Mei yang merasa lupa juga.
"Kalau ini peta asli lantas bagaimana dengan peta yang di Perampok Gou Gou?" tanya Sing ingin tahu.
"Itu peta palsu yang sengaja ku buat," jawab Cheng Xin jujur.
"Tapi kakek rasa ini terlihat mirip," pikir Kakek Zhang sambil terus mengamati perbedaan di antara keduanya
"Kakek peta itu ada di Kakek ternyata," ucap Cheng Xin terkejut karena peta miliknya sudah ada di tangan sang kakek dan sedang diamati olehnya.
"Iya peta ini masih di kakek," jawabnya mengangguk.
Lalu mereka mencoba membedakan antara peta asli dan palsu. Namun terlihat sama persis dan tidak ada yang berbeda. Tidak ada yang salah dan tidak ada bedanya
"Tunggu tunggu jadi selama ini kau membohongi ku dan Sing begitu," sela Bos Yang setelah lama berpikir.
"Maaf Bos yang aku tak bermaksud," ucap Cheng Xin menyesal.
"Xin kau tega menipu ku dan Bos Yang," ucap Sing tak menyangka nya.
"Dengarkan dulu penjelasan ku aku ....," Cheng Xin ingin menjelaskan namun Bos Yang terlanjur marah dan memilih pergi.
"Sudahlah ayo sing kita pergi saja," potong Bos Yang sambil menarik Sing untuk pergi bersamanya.
Bos Yang dan Sing yang menaruh rasa kekecewaan terhadap Cheng Xin akhirnya memilih pergi. Mereka berdua entah mau pergi kemana. Sementara Cheng Xin memilih berdiskusi kembali. Dirinya berpikir mungkin mereka butuh waktu untuk menenangkan diri. Akan tetapi Cheng Xin dan lainnya memiliki kesulitan saat membedakan diantara keduanya. Kerena pasalnya kedua peta tersebut seperti tak memiliki perbedaan.
"Batu itu, di peta asli tidak ada batu besar disana dan peta ini hanya di putar arahnya saja," tunjuk Miss Fan tiba-tiba ke arah peta.
"Hah jadi kita menuju ke arah sebaliknya," ucap Cheng Xin kaget setelah mengetahui kalau peta yang dibuatnya ternyata di balik arahnya.
"Sepertinya begitu," jawab Miss Fan.
Mereka semua yang mengetahui hal itu terkejut. Mereka tak menyangka kalau selama ini ternyata salah arah. Perompak Timur belum mengetahui hal ini. Lalu mereka memilih kembali terlebih dahulu sebelum Gou Gou dan anak buahnya bangun karena takut mereka akan menyadari akan hilangnya Cheng Xin dan lainnya.
Perbedaan peta asli dan palsu memang sangat sulit dibedakan. Hanya berbeda tipis saja, peta asli tidak terdapat batu besar sedangkan di peta palsu sengaja di balik arahnya. Yang harusnya mereka pergi ke utara malah ke selatan yang harusnya ke barat mereka ke timur begitulah seterusnya. Sungguh makin rumit untuk menemukan harta karun itu. Padahal belum tentu harta karun itu masih ada saat ini.
"Hei kalian semua darimana kenapa berdatangan rombongan begitu?" tanya Gou Gou langsung.
"Ah kami sedang berjalan-jalan saja untuk mencari makanan dan minuman," jawab Cheng Xin berbohong.
"Kalau begitu mana makanannya aku lapar," tagih nya pada mereka.
"Huh itu lah masalahnya, sayang sekali di gua mana ada makanan, kami hanya menemukan sumber air saja itu pun tak bersih," jelas Cheng Xin.
"Pak Cheng tapi kemarin Sing bisa menemukan kelinci, apakah tak ada hewan yang melintas lagi?" tanya Ban Ban padanya.
"Tidak Ban yang kemarin itu pun kebetulan," jawabnya.
"Sudah lah aku sudah tak lapar lagi, kenyang dengan omongan kalian," kata Guo Gou menyerah, "mana petaku tadi?" tanyanya.
"Ini di aku." Kakek Zhang lalu memberikan petanya ke Gou Gou. Bukannya berterima kasih malah dirinya menuduh Kakek Zhang mencurinya.
"'Kau mencuri nya yah" tuduh Gou Gou seenaknya.
"Kalau aku mencurinya mana mungkin ku akan kembalikan dan lagi pula kau sendiri yang memberikannya padaku tadi," jawab Kakek Zhang.
"Benarkah." Menatap tajam Kakek Zhang dengan penuh kecurigaan. Kakek Zhang lalu mengangguk tanda kalo itu semua benar. Gou Gou hanya berkata, "Ok ok aku percaya sekarang."
...🏞️🏞️🏞️🏞️🏞️🏞️...
Sementara di sisi berbeda Bos Yang dan Sing sedang duduk termenung. Mereka berdua sangat kesal karena tak bisa menemukan harta Karun itu
"Argh.... sial sekali, Cheng Xin ternyata membohongi kita," marah Bos Yang sambil menendang batu didepannya.
"Aku juga tak menyangka nya Bos, lalu bagaimana sekarang?" tanya Sing yang juga merasa kecewa.
"Bagaimana? Aku tak mau tau kita harus mengambil peta asli itu dari mereka," jawabnya sambil merah.
"Tapi bagaimana cara kita mendapatkannya?" tanya Sing tak mengerti.
"Gou Gou iya perompak itu kita bilang saja sama mereka kalau anak Cheng Xin mempunyai peta asli," jawabnya setelah mendapatkan ide.
"Kita khianati Cheng Xin dan lainnya," tebak Sing masih bingung.
"Ya siapa salah dia mengkhianati kita dulu," kata Bos Yang mengiyakan.
"Aku ikut saja lah Bos tapi aku butuh memikirkannya," kata Sing. Ya di hati Sing Cheng Xin pasti memiliki alasan untuk melakukan semua ini. Tapi dirinya juga merasa kecewa karena tak bercerita padanya.
Berbeda dengan di Kota Guangzhou. Feng dan Ibu Jin Mei kembali mendatangi kantor polisi untuk menanyakan kabar. Sesampainya di kantor polisi mereka berdua langsung menanyakan hasilnya.
"Bagaimana sekarang pak apa ada perkembangan dari pencarian anak kami?" tanya Feng pada pak polisi.
"Maaf Bu kami belum bisa melacak keberadaan mereka di pulau terlarang," jawabnya tak memuaskan.
"Kau gunakan lah koneksi mu kau kan polisi pakai helikopter kah atau apa, pokoknya aku gak mau tau anakku harus segera ditemukan. Titik!" Feng yang tak puas dengan jawaban nya langsung marah dan menyuruhnya untuk menggunakan koneksi yang lebih tinggi lagi.
"Baik Bu baik kami akan melakukan sesuai saran ibu dan segera menemukan mereka," jawab Pak Polisi.
"Sabar Feng anak kita pasti baik-baik saja, kita pulang dulu tenangkan diri mu," ujar Ibu Jin Mei seraya menenangkan Feng.
Setelah urusannya selesai mereka berdua kembali ke rumah untuk menunggu kabar selanjutnya lagi. Sedangkan di Gua, Cheng Xin sedang duduk sendiri, memikirkan bagaimana caranya mereka bisa pergi dan berputar arah tanpa sepengetahuan Gou Gou. Disaat itu juga datanglah Sing yang menghentikan pemikirannya
"Cheng sedang apa kau disini?" tanya Sing membuyarkan lamunannya.
"Sing," ucapnya sambil mendongakkan kepalanya menghadap Sing yang berdiri, "tidak aku hanya sedang duduk saja," jawabnya.
"Aku tau Cheng kau pasti sedang dalam masalah, jika kau mau kau bisa ceritakan itu pada ku," tebak Sing lalu menawarkan diri. Dirinya lalu duduk disebelahnya.
"Sing kau tak marah dengan ku mengenai perihal tadi? tanya Cheng Xin padanya
"Tidak untuk apa aku marah walau sebenarnya aku sedikit kesal tapi aku tau kau tak bermaksud begitu, kau melakukannya demi melindungi peta asli kan," jawabnya sambil tersenyum.
"Kau memang sahabat ku, terimakasih karena telah mengerti diriku," ucap Cheng Xin menaruh tangannya di pundak Sing sambil tersenyum.
"Sekarang ayo ceritakan," perintahnya.
"Begini sing aku sedang memikirkan cara, cara agar kita bisa kabur dari Gou Gou dan anak buahnya." Cheng Xin menceritakan apa yang sedang dipikirkannya tadi.
"Itu mudah Cheng, kau hanya perlu beraksi tengah malam disaat mereka tertidur." Setelah mendengar cerita Cheng Xin, Sing langsung memberikan usul padannya.
"Bagaimana jika mereka terbangun?" tanya Cheng Xin yang sedikit ragu dengan usul Sing.
"Tenang aku akan membantu mu dengan ini." Sing menunjukkan sekantong pil yang terlihat seperti permen.
"Apa itu sing?" tanyanya.
"Sebuah pil tidur yang akan membuat mereka tertidur pulas sepanjang malam," jawabnya. "Aku akan berikan ini ke mereka jika tiba saatnya," jelas Sing.
"Baiklah aku percayakan semua ini padamu, semoga rencana ini berhasil." Cheng Xin kembali menaruh tangannya ke pundak Sing sambil berharap.
"Semoga saja," jawab Sing dengan senyuman.
"Baiklah ayo kita kembali ke yang lainnya," ajak Cheng Xin padanya sambil beranjak lalu berjalan duluan.
"Maaf sing aku membohongi mu, "ucap lirih Sing sedikit menyesal karena telah membohonginya.
Malam harinya. Cheng Xin dan lainnya sedang menunggu waktu di mana Gou Gou dan anak buahnya akan tertidur. Sebelumya Cheng Xin sudah menceritakan rencananya kepada yang lain. Tapi sampai pada waktunya Gou Gou dan Anak buahnya belum juga tertidur. Mereka malah sebaliknya sedang bersenandung santai menunggu malam. Cheng Mai yang mulai merasa bosan menunggu, ia pun berbisik pada ayahnya
"Yah, kapan mereka tertidur jika begini terus aku yang akan tertidur duluan?" tanya Cheng Mai sambil berbisik.
"Sabar Nak, kita tunggu saja," balasnya berbisik.
"Gou tumben kau tak tertidur?" tanya Cheng Xin yang penasaran.
"Memang kenapa lagipula aku belum mengantuk dan aku ingin berjaga malam ini," jawabnya yang membuat Cheng Xin menelan ludahnya.
Cheng Xin dan lainnya mulai gelisah karena mungkin tidak malam ini mereka melarikan diri. Melihat itu, Sing pun memulai aksinya dia pergi mendatangi Gou Gou dan anak buahnya. Sing menawarkan permen pada mereka.
"Em Gou apa kau ingin ini," tawar Sing ragu.
"Apa ini?" tanyanya ketus.
"Sebuah permen untuk menemani mu begadang," jawabnya.
"Ini bagi juga untuk anak buahmu." Sing lalu memberikan permen yang sebenarnya pil tidur itu padanya.
Gou Gou tampak ragu untuk mengunyah nya. Dirinya pun diam-diam memasang mata melirik pada Bos Yang. Bos Yang mengangguk memberinya kode.
"Hem enak juga sepertinya aku semakin meuuulek," ucapnya sambil menguap lalu tak lama dirinya tertidur.
Bon Bon dan Ban Ban yang juga ikut menguap pun akhirnya memilih ikut tidur. Kini mereka bertiga sudah tertidur. Cheng Xin pun bertanya pada sing untuk memastikannya.
"Bagaimana apakah mereka sudah tertidur?" tanya Cheng Xin pada Sing untuk memastikan.
"Aman Cheng lebih baik sekarang kita segera pergi," jawab Sing sambil memberikan tanda Ok pada tangannya.
Cheng Xin pun berdiri dan menepuk-nepuk pundak Cheng Mai dan lainnya satu persatu agar bangun. "Apa mereka sudah tertidur?" tanya Cheng Mai sambil mengucek matanya. "Sudah ayo kita pergi," ajaknya sambil memberikan kode tanda untuk segera bangkit dan pergi. Setelah itu Cheng Xin pergi menuju Bos Yang untuk membangunkan dirinya, entah sejak kapan Bos Yang juga ikut tertidur. Namun saat hendak menuju ke bos yang tangan Cheng Xin mendadak di pegang oleh Sing
"Cheng kau mau kemana?" tanya Sing yang mencegat tangannya.
"Bos Yang apa kita tak membangunkannya?" jawabnya sambil berbalik tanya.
"Tidak usah kita tinggalkan saja bos gendut itu lagi pula aku sudah bosan menuruti perintah dari nya," jawab Sing yang tak biasa.
"Dasar anak buah kurang ngajar," batin Bos Yang yang mendengar perkataan mereka. Bos Yang tidak sepenuhnya tertidur karena dirinya hanya berpura-pura saja. Sementara Cheng Xin seketika melamun memikirkan sikap Sing yang tiba-tiba saja berkata begitu pada bosnya. Karena setahu Cheng Xin dirinya sangat setia sekali pada bosnya.
"Ayah ayo cepat keburu mereka sadar," panggil Cheng Mai menyuruhnya untuk segera pergi.
"Baiklah," ucapnya memilih menghiraukan pikirannya.
Mereka akhirnya berhasil meloloskan diri dari tangan perampok Timur. Mereka sangat senang, Cheng Xin pun tak lupa untuk berterimakasih pada sing yang sudah membantunya. Kata sing ini tandanya teman harus saling membantu namun sebenarnya itu hanyalah sebuah kebohongan yang dibuatnya. Kesenangan mereka mendadak hilang ditengah jalan. Karena nyatanya Gou Gou dan anak buahnya sudah menghadang mereka dari depan. Cheng Xin dan lainnya pun terkejut dengan semua itu. Dan terkejut nya lagi Bos s Yang juga ikut bersama mereka.
"Gou Gou bu-bukannya kau sedang tertidur tadi?" tanya Cheng Xin terbata kerena terkejut.
"Hem mana ada aku tidur aku hanya pura-pura saja haha," kata Gou Gou sambil tertawa meledek.
"Lantas pil itu," ucap Cheng Xin menjadi bingung.
"Pil itu hanyalah permen biasa Cheng kau telah dibodohi oleh rekanmu sendiri, kata Bos Yang yang muncul dari belakang Gou Gou.
"Apa Sing? Dan jangan-jangan...," Cheng Xin tak percaya dengan semua ini. Cheng Mai dan lainnya hanya bisa terbengong mengetahui semua itu.
"Ya aku dan sing telah menyusun ini semua," potong Bos Yang mengaku.
Cheng Xin kaget tak percaya. Sungguh tak menyangka sing akan mengkhianati dirinya. Cheng Mai dan lainnya pun juga merasakan hal yang sama kaget tak percaya. Mereka berpikir sing adalah orang yang baik selama ini tapi nyatanya tidak.
"Heh aku tau kalian akan pergi ke arah gua sebaliknya kan letak harta Karun itu ada disana," tunjuk Gou Gou ke arah belakangnya.
"Kenapa kau bisa tau siapa yang memberitahu mu?" tanya Cheng Xin kaget kembali.
"Siapa lagi kalo bukan teman mu dan Bos gendut mu," jawabnya sambil menunjuk bos Yang dan juga Sing.
"Sing, Bos Yang kalian...," Cheng Xin semakin tak percaya dengan semua yang sedang terjadi.
"Maaf," ucap lirih Sing sambil menengok ke arah rekannya itu.
Bersambung....💦💦💦
..."Di dunia ini tidak ada kata pertemanan yang nyata, pasti akan timbul sebuah kata pengkhianatan. Kita sudah percaya dan yakin padanya namun ternyata itu hanyalah kebohongan semata. Dan nyatanya pengkhianatan itu dimulai dengan kepercayaan."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
off
besok aja lanjutnya ada yang lemas juga itu
2023-11-15
0
off
waduh kok bisa beda? ada yang peta asli dan ada peta yang palsu itu kok bisa ya?
2023-11-15
0
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
Aman bila mereka tidak ada yg curiga..
2023-11-03
0