Dengan susah payah mereka akhirnya berhasil. Namun tidak dengan Dou Dou, dirinya masih diam di tempat. Rupanya saat hitungan kakek ke tiga dirinya tak ikut berlari. Tiba-tiba langkahnya menjadi kaku dan berat.
"CHENG MAII...," teriak Dou Dou dari seberang.
"Dou Dou kenapa kamu masih disana cepat kesini jangan diam saja?" tanya Cheng Mai dengan nada keras setelah menengok ke belakang.
"Aku takut Cheng kakiku terasa berat," jawabnya ketakutan.
"Kamu pasti bisa ayo lah!" suruh Xio Dan sambil menyemangati.
"Hey gendut pake acara ketinggalan saja, kita tinggal saja dia, lambat," sela Gou Gou tak sabar.
"Hey perompak, mereka itu anak-anak yang setia kawan yang tidak tega meninggalkan temannya tidak seperti kamu yang tega meninggalkan anak buah mu di telan lumpur," sindir Mis Fan kesal dengannya.
"Dou kamu pasti bisa Nak," teriak kakek Zhang menyemangati juga.
"Ayo Dou kami menunggu mu." Jin Mei juga turut menyemangatinya.
"Halah lama banget cuma tinggal nyebrang aja," sindir Gou Gou.
"Heh Gou Gou jika kau tak di bantu kami mana mungkin bisa melewatinya," marah Xio Dan geram padanya.
"Dasar tidak sopan," balasnya tak terima.
Dou Dou akhirnya memberanikan diri untuk mencoba melangkah. Sesekali dirinya terkejut ketika melewati asap yang keluar. Bahkan dirinya berteriak memanggil nama Cheng Mai berulang kali
"CHENG MAI...."
"CHENG...."
"Ayo Dou sedikit lagi," teriak Cheng Mai terus menyemangatinya.
Dou Dou sudah mulai mendekat. Melihat itu tangan Cheng Mai langsung diulurkan agar Dou Dou bisa meraihnya. Hap.... tangan Cheng Mai berhasil di raih olehnya. Cheng Mai menarik Dou Dou hingga sampai kepadanya.
"Akhirnya dou kau sampai juga hebat kamu Dou," ucap Xio Dan lega dan senang sambil mengusap usap rambut Dou Dou.
"Ini semua berkat kalian, terimakasih," katanya sambil tersenyum.
Sekarang semuanya sudah menyebarang dengan selamat, walau sebenarnya tangan Dou Dou terkena semburan asap sedikit tadi. Namun dirinya bilang tak apa-apa karena hanya melepuh kecil di ujung telapak tangannya. Senamun begitu, tidak membuat dirinya membebani teman-temannya.
Mereka semua pun melanjutkan perjalanan nya menelusuri gua. Namun lagi-lagi rintangan menghadang. Seekor Kalajengking raksasa muncul dihadapan mereka. Kalajengking itu bukanlah kalajengking biasa, sebab sungut nya yang berwarna merah membara. Sehingga hewan tersebut dinamai kalajengking sungut api. Karena kemunculan kalajengking yang tiba-tiba, semua orang jadi terkejut dan berlari. Mereka berlari untuk menghindar dari serangan hewan tersebut.
Karena terkejut, mereka semua jadi berlarian secara tak teratur dan tanpa disadari mereka berpisah menjadi tiga kelompok. Cheng Mai, Mis Fan, Xio Dan berlari lurus. Dou Dou, Jin Mei, Kakek Zhang dan Gou Gou berlari ke arah kiri. Sedangkan Cheng Xin, Bon Bon, Ban Ban, Sing dan Bos Yang ke arah kanan. Namun ternyata kelompok Cheng Mei tak beruntung, kalajengking sungut api ternyata lebih memilih mengejar mereka.
Cheng Mai, Xio Dan dan Mis Fan terus berlari sampai kalajengking tersebut tak mengejarnya lagi. Karena merasa sudah aman, mereka bertiga berhenti. Namun belum juga 2 menit mengambil nafas. Kalajengking itu sudah berada tepat di belakang mereka.
"Astaga kenapa Kalajengking itu malah mengejar kita," ucap Cheng Mai tak menduga.
"Aku juga tak tau Cheng Mai," saut Xio Dan.
"Hei kemana yang lainnya kenapa cuma kita bertiga," panggil Miss Fan memberitahu.
"Ya ampun kita berpisah gara-gara terkejut," kata Cheng Mai tak percaya.
"Cheng Mai.... di belakangmu," teriak Xio Dan memberitahu.
"Apa Xio Dan yang lainnya menyusul kah?" tanyanya bingung.
"Bukan i-itu." Xio Dan dengan mulut bergetar sambil menunjuk ke belakang Cheng Mai untuk memberitahunya.
Cheng Mai yang penasaran melihat kebelakang dan dirinya langsung menelan ludahnya. "Astaga lari semuanya...."
Mereka bertiga akan berlari namun ternyata Kalajengking itu menyerang duluan menggunakan sungut nya. Cheng Mai, Xio Dan dan Mis Fan pun berusaha menghindar. Mereka tak ada pilihan lain selain menyerang nya balik. Kebetulan saja didekat mereka banyak batu yang berserakan. Mereka bertiga akhirnya mengambil batu yang cukup besar itu untuk menyerangnya.
Sementara disisi yang berbeda yakni posisi Kakek Zhang, Gou Gou, Jin Mei dan Dou Dou. Mereka berempat sedang berdebat karena Gou Gou menolak untuk kembali mencari Cheng Mai dan lainnnya.
"Gawat kek yang lainnya tertinggal mungkinkah mereka berpisah," ujar Jin Mei memberitahu sambil menebak.
"Tak usah pikirkan mereka ayo kita teruskan dan dapatkan harta Karun itu," tukas Gou Gou memberikan pendapat lain.
"Dasar Pak Perompak yang tak punya hati," umpat Jin Mei kesal.
"Hayo kek kita kembali mencari mereka siapa tau mereka butuh pertolongan kita," ujar Dou Dou.
"Benar kamu Dou aku berfirasat merasakan firasat buruk sedang terjadi pada Cheng Mai," timpal Jin Mei setuju.
"Kami bertiga akan mencari yang lainnya kau mau ikut tidak?" tawar Kakek Zhang pada Gou Gou.
"Apa boleh buat aku hanya sendiri disini aku juga ingin mencari anak buah ku. Aku pengen tau mereka masih hidup atau tidak," jawabnya santai.
"Ish benar-benar orang ini," gumam Jin Mei pelan sambil ber geleng-geleng.
Mereka bertiga lalu pergi mencari Cheng Mai dan yang lainnya. Mereka berharap bisa menemukan diantaranya.
...🦂🦂🦂🦂🦂🦂...
Di sisi gua yang lain terlihat Cheng Xin, Bos Yang, Sing, Bon-Bon dan Ban-Ban sedang kesulitan melawan sekumpulan lintah raksasa. Hah lintah? Ya mereka berempat ternyata lari menuju bahaya lain. Awalnya mereka tak tau kalau tempat yang dipilihnya untuk berlari ternyata adalah tempat berbahaya. Lintah lintah itu tiba-tiba saja berjatuhan dari langit-langit gua. Mereka berempat kemungkinan berlari menuju ke sarang lintah.
Cheng Xin, Bos Yang, Sing, Bon-Bon dan Ban -Ban harus berusaha untuk menghindari beberapa monster lintah yang berjatuhan. Monster lintah lintah itu juga memperlihatkan gigi-giginya yang runcing dan seram. Cheng Xin lalu mengambil beberapa batu besar juga untuk menjepit ekor mereka. Dengan cara begitu lintah akan terjepit dan tak bisa bergerak menyerang. Mereka pun pergi bersembunyi dulu untuk menyusun strategi.
"Sial kita harus bagaimana?" Bos Yang bertanya pada Cheng Xin tentang solusinya.
"Ambil batu besar itu bersama lalu kita lemparkan ke arah ekornya," usulnya.
"Ide bagus itu tapi apa akan berhasil," kata Sing ragu.
"Dua perompak aku mohon untuk kerja samanya kali ini," pinta Cheng Xin pada Bon-Bon dan Ban-Ban.
Mereka berdua berbisik terlebih dahulu sebelum menjawab. "Gimana Ban?" tanya Bon-Bon padanya.
"Kita bantu saja agar selamat juga," ujarnya.
"Hem aku setuju," kata Bon-Bon mengangguk.
"Baiklah pak kami berdua akan membantunya," ucap Bon-Bon mewakili setelah berbisik agak lama..
Tiba-tiba saja....
TAPLUK.... seekor lintah besar jatuh tepat dihadapan mereka yang sedang bersembunyi.
GOARR.... satu monster lintah mulai menampakkan giginya yang runcing dan menakutkan.
HIYA..., Cheng Xin dengan sekuat tenaga melempar batu besar tersebut ke arahnya. Dengan bantuan kerja sama yang baik satu ekor lintah berhasil terjebak dengan baru besar.
"Kena juga kau ha-ha-ha," puji sing sambil tertawa senang.
"Jangan senang dulu ingat mereka bukan hanya satu tapi banyak," kata Cheng Xin sambil menunjuk ke arah Monas tersebut.
Sing dan lainnya melihat keatas dan mereka langsung terkejut karena banyak lintah yang menempel disana.
TAPLUK TAPLUK..., monster lintah mulai berjatuhan satu persatu.
"Lari semuanya usahakan jangan sampai tertimpa," teriak Cheng Xin memperingatinya.
Yang memperingati orang lain malah hampir tertimpa untung Sing langsung berteriak. "Cheng.... hati-hati juga diatas mu," teriak sing memberitahu.
Mendengar itu Cheng Xin langsung menghindar. "Hampir saja aku tertimpa, terimakasih sing," katanya lega.
"Hey itu ada lubang kita pergi kesana saja sepertinya lintah lintah itu tak akan mengejar nya," usul sing sambil mengarahkan senternya ke gua kecil didepan.
"Baiklah aku setuju, ayo kita lari ke arah sana," kata Cheng Xin setuju sedangkan yang lainnya hanya mengangguk.
Saat sedang berlari, tak sengaja Bos Yang terjatuh. Dirinya berlari terus tanpa melihat ada batu besar didepannya. Alhasil dirinya terjatuh dan lintah lintah yang mengejarnya sudah berada tepat di belakangnya. Bos Yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Cheng Xin dan lainnya pun bergegas menolong bos Yang. Cheng Xin bertugas mengalihkan perhatian lintah itu sedangkan sisanya membantu bos yang menuju tempat aman.
"Hai lintah menjijikkan mangsamu ada disini," teriak Cheng Xin untuk mengalihkan perhatiannya. Lintah itu berbalik arah dan hendak siap melempar dari
GOARR.... lintah itu berbalik dan menyerang Cheng Xin. Cheng Xin pun sekuat tenaga berlari ke lubang yang dimaksud tadi. hampir saja Cheng Xin terkena serangan lintah itu jika terlambat sedikit. Lubang kecil itu hanya muat untuk mereka berempat saja dan lintah yang berukuran raksasa itu tak akan bisa masuk karena ukurannya yang besar. Mereka berempat sekarang sudah aman, hanya saja Cheng Xin dan Bos Yang terluka sedikit. Kaki bos yang tergilir sedangkan Cheng Xin terluka di bagian lengannya karena terkena serangan ekor lintah raksasa.
"Syukurlah kita berempat selamat, ucap Cheng Xin lega, bagaimana keadaan mu Bos. Yang?" tanyanya.
"Aku baik Cheng hanya saja kakiku sedikit bengkak, dirimu bagaimana kamu sepertinya juga luka di bagian lenganmu?" jawabnya sambil berbalik tanya.
"Ah ini tak masalah bos," jawabnya.
"Cheng bagaimana selanjutnya apa kita harus berdiam diri disini saja?" tanya sing pasrah.
"Tidak bisa dibiarkan kita harus cari yang lainnya. Aku khawatir dengan anakku," ujarnya.
"Benar kita tak tau bagaimana keadaan semuanya karena terpisah," timpal Cheng Xin membenarkan.
"Bon-Bon juga gak tau kondisi bos saat ini," sela nya tiba-tiba.
"Hey kalian berdua kenapa kalian bisa ikut bersama si Gou Gou itu?" tanya Cheng Xin penasaran seketika.
"Kami berdua tak punya pilihan lain pak, keluarga kami ada hutang dengannya dan kami berdua harus menjadi bawahan perompak Gou Gou," jelas Ban-Ban mewakili.
"Ah begitu mari kita jalan dan temukan yang lainnya," ajak Cheng Xin pada lainnya.
"Baik pak," jawab Bon-Bon menurut.
Mereka berempat menelusuri celah kecil nan sempit itu. Sedangkan di tempat lain yang tidak lain adalah Cheng Mai beserta Xio Dan dan Mis Fan sedang berusaha keras melawan kalajengking sungut api tersebut. Mereka bertiga terus berusaha menghindar dari serangan sungut apinya. Sebab jika terkena sekali nyawa akan langsung melayang akibat dari racun yang terdapat di sungut nya.
"Xio Dan bagaimana ini? tanya Cheng Mai sambil menghindari serangan monster kalajengking.
"Aku juga tidak tau," jawabnya karena takut salah. Dirinya juga masih terus menghindar ke kiri dan ke kanan.
"Masa kita harus terus begini," ujar Xio Dan mulai lelah.
"Iya aku sudah lelah ini," timpal Mis Fan yang sudah mulai lelah juga.
WUSHH.... sebuah anak panah melesat cepat ke badan kalajengking itu. Cheng Mai, Xio Dan, dan Mis Fan yang sedang berlari pun berhenti.
"Kenapa dengan kalajengking itu?" tanya Cheng Mai yang heran.
"Aku tak tau Cheng sepertinya kesakitan," jawab Xio Dan menimpali.
"Hey lihat di bagian tubuhnya ada panah," tunjuk Mis Fan ke arah Kalajengking yang tergeletak kesakitan.
"Benar Mis aku bisa melihatnya," ucap Cheng Mai, "tapi siapa yang memanahnya?" ujarnya heran.
HUARRRR.... kalajengking itu tampak kesakitan dan berusaha menyerang lagi. Namun lagi-lagi sebuah anak panah melesat kearahnya kembali. Cheng Mai dan lainnya penasaran dengan orang yang menolongnya dan saat mereka mengetahuinya mereka tersenyum lega.
Bersambung.....🕷️🕷️🕷️
..."****Setia kawan itu penting dan kerja sama lah yang dibutuhkan. Serta jangan bersikap egois juga, ini semua demi keselamatan bersama****"...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🥀⃟ʙʟᴀᴄᴋʀᴏsᴇ
hahaha kasian
2023-12-20
0
Ney Maniez
setia kawan 👍👍👍👍
2023-12-20
0
pahlawan datang nih/Applaud//Applaud//Applaud/
2023-12-12
0