Rombongan Bos Yang yang dipandu Cheng Xin telah tiba di Pulau Terlarang terlebih dahulu. Pulau Terlarang terlihat begitu sepi, hanya dipenuhi tumbuhan liar dan hutan yang lebat serta gunung aktif didalamnya. Membuat suasana disana sedikit menyeramkan. Cheng Xin dan lainnya turun dari kapal. Bos Yang menyuruh anak buahnya untuk segera pergi kedalam hutan untuk mencari harta karun tersebut.
“Ayo kita mulai mencarinya!” suruh Bos Yang.
“Kita perlu persiapan dulu. Jangan buru-buru. Didalam pasti akan ada banyak bahaya. Jadi kita lebih baik menyusun strategi terlebih dahulu,” cegat Cheng Xin.
Sing dan bawahannya mengangguk tanda setuju.
“Baiklah kita susun strategi dulu,” kata Bos Yang menyetujui.
Disaat mereka sedang menyusun strategi, Tim pemburu kecil yang dipimpin Xiao Dan masih berada di kapal. Mereka masih terombang-ambing di tengah lautan.
“Apakah masih jauh. Perahu ini terlalu lambat,” keluh Jin Mei.
Cheng Mai mengangkat teropong yang dikalungkannya.“Sepertinya masih jauh. Pulau Terlarang masih belum kelihatan”
“Apakah pulau itu masih jauh?” tanya Xiao Dan kepada pemilik perahu.
“Tidak jauh lagi. Itu disana.” Pemilik perahu menunjuk pulau yang ditengahnya ada Gunung berapinya itu.
“Kalian tidak takut. Pulau Terlarang benar-benar berbahaya. Kemungkinan kecil, bocah seperti kalian bisa selamat,” kata pemilik perahu merasa khawatir kepada kami.
“Bapak tenang saja. Kami kan pemberani” jawab Dou Dou mewakili.
“Baguslah. Tapi bapak ingatkan kalian harus hati-hati,” pesan pemilik perahu.
“Iya kami pasti hati-hati,” jawab Cheng Mai mengiyakan.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di Pulau Terlarang. Mereka semua pun turun dari kapal. Mereka juga tidak lupa berterima kasih kepada pemilik perahu yang tidak diketahui namanya itu karena telah repot-repot mengantarnya.
“Terimakasih Pak, karena telah mengantar kami,” kata Cheng Mai mewakili teman-temannya sambil membungkukkan badannya.
“Iya sama-sama kalian hati hati dijalan,” balas pemilik perahu ramah.
Pemilik perahu pergi meninggalkan Cheng Mai beserta teman-temannya. Mereka berempat istirahat terlebih dahulu sebelum pergi jauh ke dalam pulau. Kami memakan bekal yang telah kami siapkan dari rumah. Kami memakan bekal kami dengan lahap.
Di Pelabuhan Guangzhou. Miss Fan masih mencari tumpangan. Tiba-tiba datang seseorang pria bertubuh kekar menghampirinya.
“Hei Nona, apa anda butuh tumpangan? Kami di siap mengantar anda,” tawar pria itu kepada Miss fan.
“Anda siapa? Memang kami searah?” tanya Miss Fan ketus.
“Kami seorang perompak aku adalah Gou Gou pemimpin di kelompok ini," jawabnya memperkenalkan diri.
“Memang nona mau kemana?” tanyanya.
“Aku ingin ke Pulau Terlarang” jawabnya.
“Kebetulan sekali kami juga ingin kesana. Kami ingin harta karun di pulau itu,” kata Gou Gou lantang.
Berita tentang harta karun ternyata sudah sampai ke telinga kelompok perompak yang berasal dari timur. Ia adalah Gou Gou yang terkenal kejam dan tak berperasaan.
“Bagaimana kalau kita pergi bersama? Kami bisa membagi hasil harta karun yang kita dapatkan nanti,” tawar Gou Gou yang membuat mata Miss Fan terperangah.
“Ok aku setuju. Tapi kalian jangan macam-macam padaku ya,” pinta Miss Fan acuh tak acuh.
“Kami tidak berani menyentuh anda,” goda Gou Gou sambil mengedipkan matanya.
Miss Fan terpaksa menyetujui tawaran Gou Gou dan mereka akhirnya berangkat menuju pulau terlarang. Miss Fan diperlakukan dengan baik oleh Gou Gou. Bahwa mereka menawarkan makanan juga. Miss Fan tidak tahu bahwa ia hanya dimanfaatkan saja. Gou Gou sengaja memperlakukan Miss Fan dengan baik karena ada maksud lain.
...💎💎💎💎💎💎...
Malam hari tiba. Tim pemburu kecil telah masuk ke dalam hutan dan mulai mencari harta Karun tersebut. Disisi lain Rombongan yang dipandu Cheng Xin juga sudah masuk ke.dalam hutan di pulau itu lebih jauh didepan mereka.
“Kita harus melewati lembah agar sampai ke arah gunung berapi,” kata Cheng Xin.
“Keluarkan senter kalian disini terlalu gelap!” suruh Cheng Xin.
“Kalian hati-hati jalannya terlalu licin jangan sampai terjatuh,” pesan Cheng Xin pada rombongan Bos Yang.
“Cheng....Cheng Xin,” panggil Sing tiba-tiba menghentikan langkah mereka karena melihat sesuatu.
“Ada apa kamu panggil Cheng tiba-tiba? Membuatku kaget saja,” teriak Bos Yang pada Sing.
“Ada apa?” tanya Cheng Xin.
“Di-di disana ada babi hutan yang sangat besar,” jawab Sing bergetar sambil menunjukan senternya ke arah babi hutan itu.
Cheng Xin, Bos Yang dan yang lainnya merasa panik.
“Tenang, kalian jangan panik,” Cheng Xin menenangkan mereka.
Mereka segera pergi menjauh membelakangi babi hutan tersebut. Saat ingin menjauh tiba-tiba saja Bos Yang menginjak sesuatu yang membuat babi hutan berbalik badan dan melihat mereka. Mereka menjadi semakin panik. Dengan cepat babi hutan langsung menyerang mereka dengan tatapan marah.
Cheng Xin, Bos Yang dan lainnya langsung mengambil alat yang ada disekitarnya untuk melawannya. Belum sempat melawan orang yang berdiri tidak jauh dari Cheng Xin, tiba-tiba mati kutu tidak bisa bergerak.
Melihat itu, babi hutan tersebut langsung menabraknya dan membuatnya jatuh ke dalam jurang. Babi hutan kembali dan melihat sekitarnya. Melihat salah satu bawahan Bos Yang jatuh dan tak sadarkan diri. Cheng Xin jadi bingung sendiri. Mereka kehabisan akal karena tidak mungkin menang melawannya.
“Gimana nih?” tanya Sing ketakutan.
“Kita tidak bisa diam saja lain,” pikir Cheng Xin dalam hati.
Cheng Xin memutar otaknya dengan cepat ia pun mendapat ide untuk menghadapinya.
“Aku punya ide kita harus menahan nafas kita dan jangan biarkan babi hutan itu mencium bau kita. Jika ia menyadari keberadaan kita, ia akan langsung menyerangnya. Biarkan ia pergi dengan sendirinya.” Cheng Xin menjelaskan idenya dengan pelan.
Akhirnya setelah menunggu beberapa lama babi hutan telah pergi meninggalkan mereka. Mereka merasa lega bisa selamat. Tapi mereka sedih dan menyesal karena tidak bisa menolong temannya. Mereka pun akhirnya terpaksa melanjutkan perjalanan.
...⛵⛵⛵⛵⛵⛵...
Hari semakin malam dan dingin. Para pemburu kecil sedang mendirikan tenda untuk istirahat. Cheng Mai dan lainnya berbagi tugas.
“Kita harus membuat api unggun supaya terlindung dari hewan buas,” saran Xiao Dan pada lainnya.
“Iya aku setuju itu juga bisa menghangatkan tubuh,” tambah Cheng Mai.
“Apakah aman mendirikan tenda disini? Sepertinya hutan pulau terlarang terlihat sedikit menyeramkan,” pikir Jin Mei yang mulai khawatir lagi.
“Semoga saja,” jawab Dou Dou sambil terus memakan Snack yang dipegangnya.
Dengan waktu singkat kami sudah selesai membuat api unggun. Karena sudah terlalu malam kami memutuskan untuk tidur dan melanjutkan pencarian besok pagi. Kami bergantian menjaga tenda.
Disaat Xiao Dan dan Dou Dou berjaga. Mereka mendengar bunyi aneh di sekitar semak-semak.
“Itu suara apa? Jangan-jangan itu penunggu hutan yang dibicarakan Jin Mei," duga Dou Dou ketakutan.
“Mungkin angin,” jawab Xiao Dan dingin.
“Aku sepertinya melihat sesuatu, coba kamu periksa,” suruh Dou Dou sambil mendorong Xiao Dan.
Xiao Dan yang tidak tahan dengan sikap Dou Dou, akhirnya terpaksa mendekat kearah yang ditunjuk Dou Dou.
“Itu disana. Hati-hati Dan.” Dou Dou berjalan dibelakang Xiao Dan sambil memegangi baju bajunya.
“Apa-apaan kamu Dou. Lepaskan.” Xiao Dan menyuruh Dou Dou melepaskan pegangannya.
“Kamu ya, badan aja besar tapi penakut,” ledek Xiao Dan.
“Hati-hati,” Dou Dou memperingatinya kembali.
Xiao Dan berbalik dan menganggukkan kepalanya.
Dengan perasaan deg-degan, Xiao Dan dan Dou Dou berjalan pelan mendekati semak-semak yang dicurigainya. Mereka membawa senjata yang sudah mereka pegang untuk berjaga-jaga. Tiba-tiba mereka terkejut karena seseorang kakek berambut acak-acakan dan berbaju aneh muncul mengagetkan mereka. Mereka perlahan mundur ke belakang.
“Jangan mendekat atau kami pukul,” ancam Xiao Dan dengan berani.
Orang aneh itu tanpa basa-basa langsung mendekat kearah mereka. Mereka panik dan langsung memukulinya.
“Aw aw aw jangan sakiti saya,” teriak kakek tua itu.
Cheng Mai dan Jin Mei terbangun karena mendengar suara teriakan. Ternyata itu suara teriakan orang aneh itu. Mereka pun menghampiri sumber suara. Cheng Mai langsung melihat temannya sedang memukuli seseorang. Cheng Mai dan Jin Mei langsung menghentikan mereka.
“Sudah sudah jangan sakiti lagi. Orang ini sudah kesakitan,” suruh Cheng Mai sambil membatu kakek tua itu berdiri.
“Cheng Mai menjauh dari orang itu!”perintah Xiao Dan.
“Iya menjauh lah berbahaya,” tambah Dou Dou.
“Saya bukan orang jahat saya hanya ingin mencuri makanan saja,” jelas kakek tua itu kepada Cheng Mai dengan suara pelan tak berdaya.
“Jangan percaya padanya mungkin ia berbohong,” larang Xiao Dan.
“Sudahlah biarkan aku bawa dulu orang ini ke tenda,” kata Cheng Mai.
Cheng Mai memapah orang aneh itu ke tenda. Xiao Dan merasa kesal karena Cheng Mai percaya pada orang itu begitu saja. Disaat Cheng Mai mengambil makanan didalam tenda untuk dibagikan kepada orang itu. Xiao Dan sudah ada dibelakang Cheng Mai dan menghadangnya.
“Kamu yakin Cheng Mai orang itu orang baik,” kata Xiao Dan memastikan dengan rasa khawatir.
“Tidak apa-apa aku yakin ia hanya butuh pertolongan saja dan tidak ada maksud lain"
“Tapi....”
“Sudahlah jangan dipikirkan kamu percaya padaku saja”
“Baiklah aku akan percaya”
“Aku mau mengantar makanan dulu”
“Biar aku bantu”
“Baiklah”
Mereka berdua kembali ke tempat orang aneh itu. Jin Mei dan Dou Dou hanya memandanginya saja. Cheng Mai memberikan beberapa makanan kepada orang itu. Dengan cepat orang itu menghabiskan makanannya. Cheng Mai yang penasaran mencoba bertanya.
“Emm.... Kakek kenapa bisa ada disini?” tanyanya pada orang itu.
“Sudah entah beberapa tahun kakek berada disini. Kakek sudah mencoba berkali-kali mencari jalan pulang tapi selalu tak berhasil, kakek akhirnya menyerah. Tinggal terdampar disini terlalu lama membuat kakek hafal seluruh pulau ini,” jelas Kakek itu menunjuk kearah segalanya yang ada disekitar.
“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Kakek pada kami.
“Kami disini ingin mencari harta Karun yang katanya terkubur di pulau ini,” jawab Cheng Mai. “Sepertinya itu ada di dekat gunung berapi sebelah sana,” duga Cheng Mai sambil menunjuk ke arah gunung berapi.
“Sebenarnya kakek dulu juga seperti kalian, pergi bersama teman karena ingin mencari harta karun lalu berujung terdampar disini, harta Karun itu memang ada tapi kakek tidak tahu letak pastinya,” tutur kakek itu bercerita.
“Bagaimana dengan nasib teman kakek?” tanya Dou Dou menambahkan.
“Kakek sudah lupa mungkin mereka semua mati hilang entah kemana,” jawab kakek tak yakin.
“Hah kenapa bisa begitu apa yang terjadi?” tanya Jin Mei terkejut.
“Sudahlah itu sudah berlalu,” jawab kakek mengelak.
“Kalau boleh tau nama bapak siapa?”tanya Xiao Dan.
“Sudah mengobrol lama, kalian baru mau tanya nama kekek. Ha-ha-ha,” canda Kakek sambil tertawa menepuk-nepuk pahanya.
Kami hanya tertawa kecil heran dengan sikap kakek tersebut.
Menghentikan tawanya, “Nama saya Lao Zhang panggil saja kakek Zhang.”
“Baiklah, Kakek Zhang disini saja dulu,” tawar Cheng Mai.
“Tidak usah ini akan merepotkan kalian,” tolak Kakek Zhang yang hendak berdiri.
“Tidak repot kok.” mereka berempat tersenyum kecil.
“Terimakasih,” ucap kakek Zhang.
Setelah lama mengobrol kami semua kembali tidur supaya besok kami segar kembali.
Rombongan Bos Yang juga sudah mendirikan tenda. Mereka sedang rapat kembali membahas harta karun. Setelah rapat mereka selesai, mereka juga pergi tidur. Sebelum tidur ia berniat menelpon putrinya.
Cheng Xin mengambil Hpnya dari saku celana. Saat ingin menelpon, ternyata Hpnya tidak memiliki sinyal. Cheng Xin akhirnya pergi menuju tenda untuk tidur.
Disisi lain ternyata Miss Fan dan Gou Gou baru saja sampai di Pulau Terlarang. Mereka memutuskan istirahat di kapal.
“Kita beristirahat disini saja!” perintah Gou Gou kepada anak buahnya.
“Miss Fan istirahatlah yang baik selamat malam,” ucap Gou Gou pada Miss Fan dengan lembut.
Miss Fan hanya memalingkan mukanya dan tidur.
Bersambung......⚓⚓⚓
...“Jangan pernah percaya pada omongan manis seseorang karena mungkin itu bisa menyesatkan kita nanti dan juga jangan menuduh orang hanya karena melihat penampilannya saja lihatlah sisi baik hatinya.”...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Rania Indani
Akhirnya bsa tidur jg
2023-12-27
0
JW🦅MA
siapa yang berani ya
lah hewan segitu gede nya
2023-12-26
0
@🍒⃞⃟•§¢•🎀musyafirᴳᴿ🐅
hewan buas memang takut dengan api
2023-12-21
1