Rasa penasaran yang dimiliki Cheng Mai sampai sekarang masih begitu tinggi. Rasa penasaran akan hal yang selalu dirahasiakan oleh ayahnya itu. Cheng Mai ingin tahu apa yang sebenarnya disembunyikan oleh ayahnya. Cheng Mai dan ayahnya tinggal di Kota Guangzhou, China.
Nama Cheng Mai diambil dari marga ayah dan ibunya. Ayah Cheng Mai bernama Cheng Xin. Beliau seorang Wakil Pustakawan Penelitian Institut Relik Budaya Arkeologi kota Guangzhou, China. Ibu Cheng Mai bernama Mai Ling. Beliau telah pergi meninggalkan dunia ini karena kecelakaan.
Ibunya Cheng Mai meninggalkan Cheng Mai pada saat ia berumur 6 tahun. Mulai dari situlah ayahnya membesarkan Cheng Mai sendirian. Ayah Cheng Mai orang yang penyayang. Namun sudah beberapa hari ini ia seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari anaknya.
Cheng Mai sekarang berumur 16 tahun dan sudah kelas X. Ia bersekolah di Sekolah Menengah Pui Ying, Guangzhou, China. Ia juga memiliki banyak teman di sekolahnya. Kadang Cheng Mai sedikit keras kepala dan egois. Ia juga memiliki sifat penasaran tinggi akan sesuatu. Senamun sifat Cheng Mai agak kurang, ia sebenarnya anak yang ramah dan suka bergaul dengan siapa saja.
Di rumah Cheng Mai. Dirinya dan ayahnya sedang makan malam bersama. Lalu tiba-tiba ada suara dering telepon dari saku milik ayahnya. Ternyata itu telepon dari teman yang dikenalnya. Akhir-akhir ini di Kota Guangzhou sedang ada berita ramai tentang penemuan harta karun yang diketahui berada di pulau terlarang.
Ayah meminta izin pada Cheng Mai untuk menjawab teleponnya itu. Diangkatnya telepon Cheng Xin.
“Halo Sing, apakah kamu yakin tentang rencana itu?” tanya Cheng Xin tidak yakin.
Sing adalah nama salah satu teman Cheng Xin ayah Cheng Mai. Ia bernama lengkap Sing Kwang. Ia bersama bosnya menyuruh Cheng Xin untuk membantunya dalam mencari harta karun.
“Aku yakin kita bisa menemukan harta karun tersembunyi yang berada di pulau terlarang itu.”
“Tim dan Bos sudah mengkonfirmasikannya padaku. Kau harus membantu kami,” pinta Sing memaksa.
“Baiklah aku besok akan ke kantor mu kita bicarakan disana. Aku tutup dulu nanti ku kabari selanjutnya,” jawab Cheng Xin kembali.
“Oke,” jawabnya.
Cheng Xin kembali ke meja makan sambil menghela nafas. Cheng Xin merasa gelisah tentang apa yang sedang disembunyikan. Lalu Cheng Mai pun bertanya pada ayahnya itu karena penasaran dan juga khawatir sesuatu terjadi padanya.
“Ada apa ayah? Belakangan ini ayah terlihat aneh. Apakah ada yang disembunyikan ayah dariku?” tanya Cheng Mai khawatir.
“Tidak ada apa-apa itu hanya urusan pekerjaan saja,” jawab ayahnya mengelak.
Cheng Mai mengangguk mengiyakan. Mereka pun lanjut menyelesaikan makan malam.
“Kamu sebaiknya kembali ke kamar. Besok kan kamu harus berangkat sekolah,” suruh ayah kepada Cheng Mai.
“Baiklah aku pergi ke kamar dulu. Selamat malam,” pamit Cheng Mai sambil menuju ke kamarnya.
Pada pukul 11 malam Cheng Mai terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Cheng Mai lalu pergi ke dapur untuk mengambil air. Di saat Cheng Mai mau kembali tidur, Cheng Mai tidak sengaja melihat ayahnya sedang menaruh sesuatu seperti kertas di lacinya.
Di kamar, Cheng Xin sedang melihat hal yang dirahasiakan itu. Cheng Xin berpikir kenapa berita itu sudah menyebar kemana-mana bahkan teman yang dikenalnya juga sudah tahu. Padahal hanya Cheng Xin dan anggota Tim Ilmuwan Tiongkok yang tahu tentang itu.
Seminggu sebelumnya.
Cheng Xin sedang bersama dengan tim Ilmuwan dari Tiongkok. Cheng Xin memberi tahu kepada mereka bahwa ia menemukan peta harta karun dirumahnya. Cheng Xin berkata bahwa itu peta harta karun yang ada di Pulau Terlarang. Cheng Xin tidak tahu apa isi harta karun itu. Maka dari itu Cheng Xin meminta tolong kepada mereka untuk menggalinya.
“Prof, tolong gali harta karun ini!” pinta Cheng Xin sambil menunjukkan peta asli kepada profesornya.
Profesor melihatnya, “Apakah peta ini asli? tanyanya.
“Ini benar peta asli namun aku sudah membuat salinan peta asli dan salinan peta palsu untuk berjaga-jaga,” jelas Cheng Xin
“Baiklah kami akan membantu menggalinya,” ucap Profesor.
“Terimakasih prof telah mau membantuku,” ucap Cheng Xin sambil berjabat tangan. “Aku tidak mau isi harta karun itu jatuh ke tangan yang salah, maka tolong diusahakan ya Prof,” pesan Cheng Xin.
“Baiklah aku mengerti!” ucap Professor setuju.
Cheng Xin masih berpikir siapa yang menyebarkan berita itu sebenarnya? Ayah Cheng Mai diam-diam menyimpan rahasia itu bersama Tim Ilmuwan Tiongkok.
“Semoga saja peta yang ada berita adalah peta palsu,” gumam Cheng Xin penuh harap.
Dikamar Cheng Mai sedang berpikir untuk berniat melihatnya besok. Cheng Mai pergi melanjutkan tidurnya.
...🗺️🗺️🗺️🗺️🗺️🗺️...
Keesokan hari di Kota Guangzhou yang cerah.
Cheng Mai bangun dan bersiap ke sekolah. Cheng Mai memanggil ayahnya karena ingin berpamitan.
“Ayah.... Ayah.... Ayah dimana? Aku mau berangkat,” teriak Cheng Mai memanggil.
Lalu Cheng Mai mencari ayahnya ke kamar, ternyata ayahnya tidak ada. Cheng Mai lalu ingat akan sesuatu yang tersembunyi di laci ayahnya itu. Dengan hati-hati Cheng Mai membuka laci tersebut. Ia melihat sebuah kertas usang didalamnya. Karena penasaran Cheng Mai akhirnya membuka isi kertas tersebut. Cheng Mai terkejut akan hal yang ditemukan itu. Ternyata itu sebuah peta harta karun yang ada di Pulau Terlarang.
Cheng Mai tau itu pulau terlarang dan itu sebuah peta harta karun sebab ada tulisannya di peta tersebut. Karena Cheng Mai suka penasaran dan ingin tahu, Cheng Mai akhirnya mengambil foto gambar peta tersebut menggunakan Hpnya. Dipikirkan Cheng Mai ternyata ini yang disembunyikan ayahnya beberapa hari ini.
“Maaf ayah aku tak bisa menahannya. Jangan salahkan aku karena mengetahui rahasia ayah,” gumam Cheng Mai dalam hati.
Tiba-tiba Cheng Mai dipanggil ayahnya. Cheng Mai pun segera pergi meninggalkan kamar ayahnya. Sebelum pergi ia tidak lupa untuk mengembalikan peta tersebut ke tempat semula.
“Kamu dari mana saja? Ini sudah jam berapa? Nanti kamu telat,” tanya ayah pada Cheng Mai.
“Aku mencari ayah dimana-mana. Aku cari ke kamar ayah tidak ada. Emang ayah kemana?” jawab Cheng Mai balik bertanya.
“Ayah tadi pergi ke keluar sebentar membeli sarapan untukmu. Oh iya tadi kamu ke kamar ayah” jawabnya.
“Iya. Tapi aku langsung keluar karena tak ada ayah dikamar. Emang ada apa?” jawab Cheng Mai sambil makan bakpao yang tadi di beli ayahnya.
Ayah tak menjawabnya. Cheng Mai pamit ke ayahnya untuk berangkat. Tiba-tiba ayah berkata
“Kamu benar tidak melihat sesuatu didalam kamar ayah kan,” duga ayahnya curiga.
“Sudahlah ayah aku mau berangkat dulu. Dah sampai nanti yah,” pamit Cheng Mai menghindar sambil berlari karena takut telat.
“Rasanya jantungku ingin copot takut ayah tahu. Ayah tidak curiga kan,” gumam Cheng Mai sepanjang jalan.
Di Sekolah Menengah Pui Ying tempat Cheng Mai bersekolah.
Di sekolah Cheng Mai langsung menghampiri Jin Mei. Jin Mei adalah teman sebangkunya. Ia gadis berkacamata dan suka menganalisis sesuatu. Cheng Mai dan Jin Mei telah berteman sejak kecil.
“Cheng Cheng selamat pagi!” sapa Jin Mei.
“Pagi juga,” jawab Cheng Mai sambil menaruh tas lalu duduk.
“Oh iya Jin Mei ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan,” Cheng Mai buka suara.
“Ada apa? Apakah sesuatu yang penting?” tanya Jin Mei menanggapi.
“Ini bukan sekedar penting, ini lebih dari penting, kamu tahu apa yang aku temukan.”
“Emang apa yang kamu temukan?” jawab Jin Mei.
“Aku menemukan rahasia yang telah lama disimpan ayahku. Ini sebuah peta Harta Karun yang baru saja aku temukan di laci ayahku” jelas Cheng Mai.
Cheng Mai berkata sambil menunjukkan foto peta harta karun yang diambilnya.
“What! Apa ini? I-i-ini benar peta harta karun,” jawab Jin Mei kaget tidak percaya. "Itu mungkin peta palsu?" Duganya karena tak percaya dengan omongannya.
“Ini tidak mungkin palsu. Aku menemukannya sendiri di laci rumahku. Kamu lihatlah baik-baik,” sangkal Cheng Mai sambil menyodorkan handphone-nya ke depan muka Jin Mei.
Jin Mei membenarkan posisi kacamatanya yang merosot. Ia lalu melihat kembali foto di handphone Cheng Mai dengan teliti.
“Gimana ingin mencarinya?” tawar Cheng Mai kepadanya.
“Kamu gila Cheng Cheng, ini peta harta karun di Pulau Terlarang. Kamu ingin mencarinya. Aku rasa ini tidak akan berhasil,” jawab Jin Mei ragu.
“Ayolah aku ingin mencarinya kamu temani aku, kita bisa mencarinya saat liburan musim panas nanti. Kamu kan pintar pasti bermanfaat,” bujuk Cheng Mai.
“Kita bisa meminta Dou Dou dan Xiao Dan untuk bergabung. Pasti mereka mau,” saran Cheng Mai.
Tiba-tiba Dou Dou dan Xiao Dan sudah ada dibelakang Cheng Mai kaget.
“Mau apa? Apa yang kamu inginkan dari kami?” tanya Dou Dou sambil memakan snack nya.
Ku perkenalkan teman Cheng Mai lainnya. Ia adalah Pang Dou atau sering dipanggil Dou Dou. Ia suka semua hal yang berbau makanan. Makanya ia berbadan gempal. Ada juga Xiao Dan/Dan Dan teman Dou Dou. Ia adalah murid paling pintar dan serba bisa di kelas.
“Kamu berdua mau tidak ikut aku pergi ke sini” tawar Cheng Mai sambil menunjukkan gambar di hpnya.
“Pulau Terlarang, kamu ingin mencari harta karun di pulau itu, kau ingin ikut-ikutan orang mencarinya seperti yang ada di berita.” ucap Xiao Dan kaget.
“Iya. kita bisa pergi bersama kesana. Kita bisa pergi saat liburan musim panas nanti, bagaimana?" tawar Cheng Mai kepada mereka berdua.
“Ayah kamu tahu tentang ini?” tanya Xiao Dan.
“Tidak. Aku merahasiakannya. Ini sebenarnya peta milik ayahku. Yang sengaja aku foto. Mungkin ada harta karun berharga di pulau itu.”
“Wah wah kamu hebat Cheng Mai. Ok aku ikut,” ucap Dou Dou antusias. "(Menepuk pundak Xiao Dan) Gimana Dan Dan?” tanya Dou Dou padanya.
“Ok. Sepertinya aku juga penasaran,” jawab Xiao Dan.
“Ok baiklah. Tim Pemburu Kecil terbentuk . Kamu ikut kan Jin Mei,” tanya Cheng Mai kepadanya sekali lagi.
“Baik aku setuju,” jawab Jin Mei mengangguk tanda setuju.
Bel berdering tanda masuk. Bu Guru Lin masuk dan memberi salam.
“Selamat pagi anak-anak!” salam Bu Lin kepada murid kelas X.
“Selamat pagi Bu!” jawab murid serentak.
“Ok sekarang buku buku IPS hal 104. Ibu akan menjelaskan materi itu sebentar,” jelas Bu Lin
Disaat Ibu Lin menjelaskan materi, Cheng Mai mengirim pesan kepada Xiao Dan.
“Pulang sekolah kumpul di gedung belakang sekolah. Kita bahas masalah harta karun,” isi pesan Cheng Mai.
“Ok” balas Xiao Dan.
Di Kantor Peneliti Kota Guangzhou.
Cheng Xin, Ayah Cheng Mai sudah bergabung bersama Sing dan bosnya serta bawahnya. Bos Sing bernama Yang Li dan sering dipanggil Bos Yang. Mereka sedang membahas rencana pencarian harta karun itu. Sebelum rapat Bos Yang memberikan peta yang sudah dicetaknya dari hp. Cheng Xin tahu bahwa peta itu pasti peta palsu tapi ia tidak memberi tahu temannya itu. Sebab peta yang asli sudah diamankan olehnya.
Bos Yang menjelaskan bahwa rencana pencarian tersebut akan sedikit menantang karena berada di pulau yang sangat jauh dan terlarang. Maka dari itu Bos Yang mengajak Cheng Xin untuk membantunya. Cheng Xin sebenarnya menolak tawaran kerjasama itu karena merasa tak yakin. Cheng Xin juga sebenarnya tidak ingin ikut mencari harta karun karena tidak ingin meninggalkan Cheng Mai sendirian dirumah dan juga akan membuat repot temannya karena pulau itu benar berbahaya.
“Cheng Xin, kamu jangan menolak tawaran ini. Kau akan mendapat untung jika kau jadi membantu tim ini. Kamu tidak perlu khawatirkan anakmu. Ia kan sudah besar,” jelas Bos Yang menyakinkan Cheng Xin
Cheng Xin menjawab dengan rasa ragu.
“Ok aku setuju senamun aku merasa tidak tega. Tapi ini karena aku menganggap Sing temanku," ucapnya.
“Baiklah kalau begitu kita berangkat ke pulau terlarang seminggu seminggu lagi. Dalam waktu seminggu ini tim kita harus sudah menyiapkan diri dengan baik. Ok rapat selesai,” jelas Bos Yang mengakhiri rapat tersebut.
“Cheng....!” panggil seseorang, ternyata itu paman Sing rekan kantornya.
“Ada apa?” tanya Pak Cheng.
“Selamat ya telah bergabung bersama tim kami. Aku yakin dengan adanya bantuan darimu pasti pencarian akan lebih mudah” jawab Sing sambil menjabat tangan Cheng Xin. Cheng Xin menjawab dengan menganggukkan kepala.
...🗺️🗺️🗺️🗺️🗺️🗺️🗺️...
Kembali di sekolah.
Cheng Mai dan temannya telah berkumpul di gedung belakang. Mereka juga sedang membahas peta yang sudah di foto Cheng Mai.
“Aku sudah mencari tahu lewat internet. Memang benar berita harta karun pulau terlarang itu. Aku melihatnya di situs laman Douban, disitu banyak sekali orang yang membicarakannya,” jelas Xiao Dan rinci.
Xiao Dan sebelumnya telah mencari tahu lewat aplikasi Douban, sebuah situs web yang sering digunakan oleh orang China. Entah siapa yang menyebarkan berita itu sehingga membuat mereka yang melihatnya jadi penasaran dan ingin mencarinya.
“Setelah ku cari tahu juga ternyata itu harta karun penggilan Dinasti Han. Seperti harta karun itu sangat berharga dan itu sudah berabad-abad yang lalu,” timpal Jin Mei sambil membaca buku yang dia cari di perpustakaan sebelum pulang.
Cheng Mai dan Dou Dou hanya mengangguk-angguk karena kagum akan teman-temannya yang pintar itu.
“Bagaimana denganmu Cheng Mai?” tanya Xiao Dan tiba-tiba.
“Aku juga sudah mendapat pesan dari ayah. Bahwa ayahku tidak akan pulang karena ada urusan. Aku yakin ayahku bersama temanya itu juga sedang mempersiapkan diri,” jawab Cheng Mai santai.
“Bagus. Kamu jadi tidak usah sembunyi lagi dari ayahmu,” kata Dou Dou.
“Bagaimana dengan orang tua kalian?" tanya Cheng Mai khawatir.
“Kamu tenang saja Cheng Cheng, kami akan bilang pada orang tua kami bahwa kami akan pergi berlibur kerumah neneknya Dou Dou, iya kan Dou?” jelas Xiao Dan mengedipkan mata tanda kode pada Dou Dou.
“Memang orang tua kalian akan percaya,” tanya Cheng Mai kembali karena belum yakin.
“Mereka pasti percaya, kamu tak usah khawatir,” jawab Dou Dou yakin.
“Baiklah aku jadi lega” ucap Cheng Mai.
“Mungkin tidak,” gumam Xiao Dan pelan.
“Jadi kapan kita akan berangkat?” tanya Jin Mei dengan semangat.
“Sepertinya kamu jadi semangat bukankah tadi kamu menolaknya. Tahu-tahu sudah dapat saja informasi sebanyak itu,” sindir Cheng Mai.
“Iya, sebenarnya sekalian menambah pengalaman saja saat masa liburan,” jawab Jin Mei sambil menggaruk kepalanya.
“Jadi kapan kita bisa berangkat ke Pulau Terlarang?” tanya Jin Mei kembali.
“Oh tentang itu, ayahku sepertinya akan berangkat seminggu lagi. Gimana kalau kita kesana dua hari setelah ayahku berangkat,” jawab Cheng Mai.
“Baiklah kita setuju. Ini juga bisa menghindari mu supaya tidak berpapasan dengan ayahmu,” jawab Xiao Dan mewakili semuanya.
“Oh iya aku mengingatkan bahwa pulau ini sangat jauh dan mungkin berbahaya. Mungkin juga akan ada penunggunya” tambah Jin Mei merasa khawatir.
“Tenang saja jika ada bahaya kita mempunyai Xiao Dan yang dapat melindungi kita. Iya kan,”ucap Cheng Mai yakin.
Xiao Dan hanya mengangguk mengiyakan, “Ok kita pulang dulu sampai ketemu besok. Besok kita bahas mengenai alat apa saja yan akan kita siapkan,” kata Cheng Mai mengakhiri pembicaraan. Mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
Di keesokan harinya Cheng Mai dan temannya telah berkumpul kembali di gedung belakang sekolah. Karena ini akhir pekan sekolah libur dan mulai besok sekolah juga sudah libur akhir semester.
“Gimana pembagian tugasnya?” tanya Cheng Mai tiba-tiba.
Senamun Cheng Mai yang merencanakan ini tapi semua urusan di atur oleh Xiao Dan karena ia yang paling pintar di group ini. Xiao Dan juga bisa dapat memahami situasi disekitarnya. Ditambah lagi ia juga anak dari seorang Dosen yang mengajar di Universitas Zhongshan. Pasti akan aman terkendali.
“Ok aku akan membagi tugas. Cheng Mai bertugas mengkopi peta tersebut agar terlihat jelas, dan jangan lupa bawa kompas serta teropong. Jin Mei dan Dou Dou bertugas membawa makanan dan alat lainnya yang dapat kita perlukan nanti. Sedangkan aku akan mengurus kendaraan untuk membawa kita kesana,” jelas Xiao Dan dengan rinci.
“Ok kami setuju,” seru mereka serentak.
“Semoga tim kami berhasil,” harap Cheng Mai.
Mereka berempat mengangguk bersama.
“Tim Pemburu Kecil, SEMANGAT!” seru mereka berempat.
“Besok kalian bisa menunggu ku didepan sekolah. Sampai jumpa besok jangan lupa barang pentingnya,” saran Xiao Dan.
“Baik kapten. Sampai jumpa!” jawab mereka bertiga sambil melambaikan tangan.
Bersambung......⚓⚓⚓
...“Jangan pernah mencuri yang bukan miliknya dan jangan berbohong demi memenuhi ambisi kita sendiri."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Rania Indani
Ceritanya keren!
2023-12-26
0
🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅
kamu luar biasa ji bisa bikin cerita sekeren ini🥰
2023-12-13
2
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari
Memang nama anak pasti ada di selip nama ortunya, meski beberapa ada juga yang tidak
2023-11-24
3