Memulai Perjalanan

Malam yang sepi telah berganti pagi. Terlihat rombongan Bos Yang sedang siap-siap pergi melanjutkan perjalanannya yang masih dipandu Cheng Xin. Sebelum pergi Cheng Xin mengecek Hp nya kembali apakah sudah ada sinyal atau belum. Lalu Cheng Xin bertanya pada temannya.

“Sing, Hp mu ada sinyal tidak?” tanya Cheng Xin pada Sing.

“Tidak, pulau ini seperti tidak terjangkau sinyal. Kenapa memangnya?”

“Aku ingin menelpon anakku sudah beberapa hari ini aku tidak memberi kabar. Cheng Mai pasti khawatir. Aku juga memiliki perasaan yang tidak enak.”

“Kau tenanglah, Cheng Mai kan sudah besar pasti dia sedang bersenang-senang bersama teman-temannya.”

“Benar. Mungkin hanya firasatku saja.”

“Hey kalian! Ayo pergi!” Bos Yang memanggil.

“Iya Bos segera,” jawab Sing.

“Ayo.... ayo cepat! Jangan pikirkan itu,” ajak sing sambil mendorong bahu Cheng Xin.

Mereka pergi melanjutkan perjalanannya.

“Pagi!” sapa Jin Mei pada Cheng Mai yang sedang membersihkan sisa api unggun.

“Pagi!” sapanya juga.

Xiao Dan dan Dou Dou baru bangun. Mereka langsung membantu membereskan tempat mereka supaya tidak sampah tersisa. Setelah rasa cukup bersih kami pergi untuk mencari harta karun.

“Kalian sudah mau pergi?” suara Kakek Zhang yang datang entah darimana.

“Iya Kek, kami mau melanjutkan perjalanan panjang kami,” jawab Cheng Mai.

“Sebelum pergi kalian ikut kakek dulu sebentar ada yang ingin kakek berikan pada kalian,” ajak Kakek Zhang.

Cheng Mai dan lainnya saling memandang, mereka bingung akan ikut atau tidak.

“Baiklah!” jawab Cheng Mai mewakili lainnya. Kami mengangguk bersamaan.

“Ayo!” seru Kakek Zhang semangat.

Mereka tersenyum kecil kepada Kakek Zhang. Dengan ragu-ragu mereka akhirnya mengikuti Kakek Zhang. Mereka semua tidak tahu mau dibawa kemana dan akan diapakan. Rasa cemas menghantui mereka. Termasuk Dou Dou yang membuat dirinya jadi kebelet.

Dou Dou menyenggol-nyenggol badan Xiao Dan terus-menerus. Xiao Dan yang merasa risih akhirnya bertanya padanya.

“Kamu kenapa sih?” bisik Xiao Dan.

“Aku kebelet Dan,” jawab Dou Dou pelan.

“Cheng Mai mereka kenapa?” Jin Mei bertanya padanya.

Cheng Mai menengok kebelakang.Tak lama kemudian Cheng Mai mendekat menghampiri kakek Zhang yang sedang berjalan.

“Kakek.... Kakek Zhang, sepertinya temanku punya masalah.”

“Bisakah kami berhenti sebentar,” izin Cheng Mai.

“Baiklah,” jawab kakek Zhang mengangguk.

“Ada apa dengan kalian?” tanya Cheng Mai pada kedua temannya itu.

“Ini Dou Dou kebelet,” jawab Xiao Dan sambil mendorong Dou Dou.

(Berdecak) “Dou..... Dou Dou kalau kamu kebelet tinggal pergi ke balik pohon sebentar kan bisa,” pinta Cheng Mai heran pada sikap Dou Dou.

“Aku takut,” kata Dou Dou.

“Dasar penakut,” canda Jin Mei.

“Tak usah takut kami akan menunggumu kok, iya kan Kakek Zhang,” kata Cheng Mai sambil melihat kearah Kakek Zhang berdiri.

Kakek Zhang hanya mengangguk.

“Temani akulah Dan,” mohon Dou Dou pada Xiao Dan.

“Enggak ah kamu sendiri saja lagi pula deket kok, dari sini saja masih kelihatan,” tolak Xiao Dan.

“Sana sana buruan,” usir Xiao Dan.

“Kalian tunggu aku ya, jangan bohong,” pinta Dou Dou pasrah.

Sepuluh menit berlalu Dou Dou belum kembali.

Xiao Dan yang tidak sabar memanggil temannya itu.

“Dou.... cepat atau kami tinggal lho,” panggilnya keras sambil bercanda.

“Iya....iya sabar," teriaknya.

Ternyata Dou Dou sedang melihat sesuatu tapi tidak begitu jelas, dirinya seperti melihat sosok wanita berlari cepat, ia seperti mengenalnya tapi entah dimana. Tapi Dou Dou mengabaikannya dan kembali karena takut.

Dou Dou sudah bergabung bersama mereka kembali. Mereka berlari mengikuti kakek Zhang yang sudah berjalan dahulu. Dipikiran mereka masih bertanya-tanya sebenarnya kami ini mau kemana? Setelah berjalan cukup jauh, kami sampai ditempat yang sangat asing bagi kami.

“Selamat datang di markas kakek, ” kata Kakek Zhang memperkenalkan tempat itu pada kami.

Di Markas Kakek Zhang, terlihat banyak peralatan pertahanan diri yang terbuat dari alat seadanya.

“Oh ini ternyata tempat persembunyian Kakek Zhang selama ini,” ucap Cheng Mai dalam hati.

Kakek Zhang langsung memberikan beberapa alat seperti tombak dan lainnya yang dibuat Kakek Zhang dari bahan seadanya.

“Ini adalah alat kakek yang digunakan kakek jika sesuatu bahaya datang menghadang. Sekarang ini kakek serahkan pada kalian sebagai tanda terima kasihku,” jelas Kakek Zhang seraya memberikan alatnya pada kami.

“Tidak usah ini kan punya Kakek, jika ini diberikan bagaimana dengan bapak?” tolak Cheng Mai sambil memberikan alatnya kembali.

“Kakek sudah tidak memerlukan ini semua,” jawab Kakek Zhang.

"Tapi...," belum selesai bicara kakek sudah langsung memotongnya.

“Sudahlah terima saja,” potong Kekek Zhang.

“Baiklah, terimakasih,” ucap kami menurut.

“Kakek kami pergi dulu masih ada yang harus kami selesaikan,” pamit Cheng Mai.

“Tunggu dulu kakek akan ikut bersama kalian, ini terlalu berbahaya,” cegat Kakek Zhang. “Kakek akan memandu jalan kalian,” ujarnya.

“Baguslah ayo!” seru Dou Dou semangat.

“Jangan buru-buru nak, kakek akan mengingatkan beberapa hal penting pada kalian," jawab kakek Zhang.

Cheng Mai menyenggol siku Dou Dou. “Apa? Benarkan?”

"Husssst." Cheng Mai menyuruhnya diam.

“Hal penting apa, Kek?" tanya Jin Mei.

“Kakek mau memberitahu bahwa kalian jangan asal makan atau minum sembarangan,”

Xiao Dan menunjuk Dou Dou karena Dou Dou lah yang disini suka makan.

“Nanti kalian akan menghadapi beberapa hal aneh yang akan dialami kalian, jadi kalian harus siap," jelas Kakek Zhang.

“Kami siap!” seru Cheng Mai sambil hormat pada Kakek Zhang.

“Kami tidak akan takut jika ada Kakek bersama kami," tambah Jin Mei senang.

“Baiklah kita pergi sekarang!” ajak Kakek Zhang.

Mereka mengiyakan. Lalu mereka pergi meninggalkan markas dipandu Kakek Zhang, karena hari sudah mulai siang.

...⚓⚓⚓⚓⚓⚓...

Tim Bos Yang sedang istirahat. Mereka sekarang berada di sumur tua yang ada di hutan. Karena panas terik matahari yang menyengat, salah satu bawahannya Bos Yang tiba-tiba berlari dan langsung mengambil air dari dalam sumur dan langsung meminumnya.

“Hua segarnya, glegek.” kata salah satu orang merasa lega setelah meneguk airnya. Lalu ia mengajak yang lain untuk minum juga. Mereka semua kecuali, Cheng Xin, Sing, dan Bos Yang kesana untuk minum juga.

Boss Yang tidak tahan karena haus lalu berdiri. Belum sempat berdiri tiba-tiba saja mereka yang minum air dari sumur itu, teriak-teriak kesakitan dan seluruh badan mereka terasa panas.

Bos Yang menepuk Cheng Xin agar melihat kearah mereka. Cheng Xin berdiri melangkah menghampiri mereka.

“Ada apa dengan kalian?" tanyanya pada mereka.

“Pak Ceng to-tolong sa-ya,” kata salah satu dari mereka dengan suara serak seakan tercekik.

“Kalian sebenarnya kenapa?” tanya Cheng Xin lagi.

Mereka hanya menunjuk-nunjuk air didalam ember sumur.

“Mereka kenapa, Bos?” tanya Sing pada Bos Yang yang berdiri di sebelahnya.

Bos Yang tidak menjawab karena takut.

Tidak lama kemudian tubuh mereka meledak yang membuat Cheng Xin terkejut hingga terpental. Dirinya tersungkur ke tanah dan memandang sedih kearah rekannya yang meledak.

“Apa-apaan ini kenapa mereka bisa meledak?" pikir Sing tak percaya dengan apa yang barusan dilihatnya.

Bos Yang lagi-lagi hanya diam. Sing yang menyadari temannya tersungkur di tanah lalu menghampiri dan segera menolongnya.

“Cheng...,” teriak Sing.

“Kamu tak apa?” tanyanya

“Coba kamu periksa air itu Sing,” suruh Ceng Xin padanya.

Sing lalu mengecek air tersebut ternyata air itu mengandung bahan kimia yang dapat meledak.

“Cheng air ini bermasalah,” teriak Sing memberi tahu.

“Baiklah, aku mengerti pasti ada yang tidak beres dengan air itu,”

“Tolong bantu aku dulu,” pinta Cheng Xin.

Dirinya berdiri dan kembali kearah Bos Yang sambil di papah Sing. Bos Yang masih diam karena tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya. Untung saja Bos Yang tidak kesana.

“Bos .... Bos.... Bos tidak apa-apa?” tanya Cheng Xin sambil menggoyangkan badan Bos Yang yang diam.

Bos Yang lalu sadar dan langsung tersungkur lemas.

“Apa yang baru saja terjadi, mereka semua mati?” suara Bos Yang terdengar lemah.

Sing hanya mengangguk pasrah.

“Ini semua salahku, salahku tak mencegah mereka, aku tak bisa menjaga orang-orang mu,” ucap Cheng Xin bersedih penuh penyesalan.

“Sadarlah Cheng, ini bukan salahmu ini semua takdir,” kata Sing menenangkannya.

Cheng Xin masih terus meneteskan air matanya karena merasa gagal melindungi bawahan Bos Yang.

Mereka lalu pergi meninggalkan tempat itu. Kini mereka hanya tersisa bertiga. Mereka pergi dengan suasana sedih sambil meneteskan air mata penyesalan, sambil masih menengok ke arah dimana bawahan Bos Yang mati. Sungguh malang nasib bawahan Bos Yang.

...💎💎💎💎💎💎...

Masih di dalam pulau, Miss Fan sedang bersembunyi dari kejaran Gou Gou dan anak buahnya. Ia ternyata kabur dari Gou Gou karena tahu bahwa orang itu hanya memanfaatkannya.

Sebelum Miss Fan kabur.

Miss Fan bangun dari tidurnya dan akan keluar menemui Gou Gou. Disaat ia keluar Miss Fan mendapati anak buah Gou Gou sedang berbincang. Karena Miss Fan penasaran, ia sembunyi dibalik pintu dan mendengarkan pembicaraan mereka.

“Bos menyuruh kita jaga baik-baik nona itu, jangan biarkan ia lolos,” kata orang yang berbadan gempal.

“Kenapa? Bos menyukai nona itu,” tebak orang yang berbadan kurus.

"Mana mungkin Bos menyukainya, Bos hanya memanfaatkan nona itu saja. Kata Bos, nona itu memiliki peta harta karun asli pulau ini. Bos juga tidak mungkin membagi hasilnya pada Miss Fan. Itu mustahil,” jelas si berbadan gempal.

“Benarkah! Oh begitu,” jawab si berbadan kurus mengangguk mengerti.

Miss Fan yang mengetahui hal itu langsung lari kedalam pulau menyelamatkan diri.

Gou Gou datang melihat Miss Fan. Tapi Miss Fan sudah menghilang entah kemana. Gou Gou pun bertanya.

“Bon Bon....Ban Ban!” teriak Gou Gou memanggil.

Mereka terkejut dan langsung berdiri.

“Ada apa Bos?” tanya Bonbon terkejut.

“Kalian gimana suruh jaga saja tak becus, Mana Miss Fan coba?” bentak Gou Gou padanya.

“Bukannya ada dikamar Bos?” jawab Ban Ban berbalik tanya.

“Dikamar. Dikamar apanya? Dia kabur.” Marah Gou Gou lagi.

"Hahh." Bon Bon dan Ban Ban bingung sendiri.

“Cepat kejar! Sebelum pergi,” perintah Gou Gou kepada semua anak buahnya.

“Kenapa diam saja. Cepaaaat cari dia sampai dapat,” marah Gou Gou.

“Ba-ba-ik Bos,” jawab mereka berdua terbata-bata. Mereka berlari mengejar Miss Fan yang mungkin belum terlalu jauh.

Ketika Miss Fan bersembunyi Miss Fan menginjak sesuatu. Ternyata itu tangan manusia. Miss Fan berteriak histeris. Itu pasti mayat bawahannya Bos Yang yang diserang babi hutan kemarin.

“Aaaaaaaaa,” teriak Miss Fan histeris.

Gou Gou dan anak buahnya mendengar teriakan itu dan menghampirinya. Anak buah Gou Gou melihat Miss Fan yang sedang duduk sendiri karena shock.

“Nona sedang apa kau disini? Ha-ha-ha.” suara Gou Gou tertawa menakutkan.

Miss Fan melihat kearah mata Gou Gou yang sangat seram langsung berdiri dan hendak lari. Tapi usaha itu sia-sia karena ia langsung dicegat anak buah Gou Gou.

“Jangan apa-apakan saya. Saya tidak mau mati,” mohon Miss Fan.

“Kami tidak akan menyakitimu jika nona manis ini menurut padaku,” goda Gou Gou.

“Kamu hanya memanfaatkan aku saja. Kamu menginginkan ini kan?” tanya Miss Fan sambil memegangi peta itu.

Miss Fan memiliki peta itu karena dirinya mengambil secara diam-diam juga dari laboratorium ayahnya. Diketahui ayahnya adalah seorang profesor yang memiliki hubungan dengan Cheng Xin.

“Ha-ha-ha kamu sudah tahu,” tawa Gou Gou.

“Serahkan peta itu!" paksa Gou Gou.

“Jangan harap,” jawab Miss Fan.

“Tangkap dan rebut peta itu!” perintah Bos pada anak buahnya.

Mereka akhirnya menangkap Miss Fan dan merebut peta dari tangan Miss Fan.

“Lepaskan aku!” teriak Miss Fan sambil ditarik anak buah Gou Gou.

“Kami akan melepaskan mu tapi nanti setelah menunjukkan letak harta karun tersebut,” jelas Gou Gou.

“Jika kau tak mau kami akan membunuhmu,” ancam Gou Gou padanya.

Gou Gou dan anak buahnya tidak tahu membaca peta, maka dari itu mereka menyuruh Miss Fan untuk memandunya.

“Baiklah aku akan membantu kalian, tapi kalian harus berjanji jangan sakiti saya,” jawab Miss Fan terpaksa.

“Ok itu tergantung pada Nona,” jawab Gou Gou tersenyum menggelikan.

Anak buah Gou Gou menyuruh Miss Fan menunjukkan jalannya.

“Ke arah mana kita...,” teriak Bon Bon.

“Ke-kesana,” jawab Miss Fan ketakutan sambil menunjuk.

“Cepat kita pergi!” suruh Gou Gou.

“Aku tidak sabar menikmati hasil harta Karun yang akan kudapatkan,” gumam Gou Gou sambil senyum-senyum.

Mereka semua pergi mencari Harta Karun dengan panduan Miss Fan.

Bersambung......⚓⚓⚓

..."Tidak selamanya orang yang di percaya itu dapat dipercaya dan jangan mudah tergiur dengan ucapan manis seseorang"...

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

hati hati terhadap siapapun meskipun kita kenal dekat sekalipun

2023-12-26

0

Vernon

Vernon

kalau khawatir yaa balik aja pak, tapi yaa semoga anakmu baik2 ajaa, cepwt ketemu yaa ehhh 🫢

2023-11-27

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Hmm, rindu pun iya kalau saat - saat tertentu. Mana sinyal minta di tabok beneran, cuma ya mau gimana lagi emang itu resiko yang harus mereka terima.

2023-11-17

2

lihat semua
Episodes
1 SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2 Peta Rahasia
3 Cerita Pulau Terlarang
4 Tiba Di Pulau Terlarang
5 Memulai Perjalanan
6 Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7 Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8 Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9 Bertemu dan Di Tahan Perompak
10 Menelusuri Gua
11 Terpisah Kembali
12 Pertolongan Datang
13 Para Orang Tua Mulai Curiga
14 Peta Asli dan Peta Palsu
15 Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16 OMG! Peta Terbelah
17 Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18 Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19 Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20 Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21 Kembali Ke Sekolah
22 Berkunjung Ke Museum
23 Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24 Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25 Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26 Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27 Buku Langka Nan Unik
28 Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29 Camping Di Nanchang, China
30 Ikut Pergi Ke Nanchang
31 Tiba Di Desa Loufen
32 Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33 Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34 Pergi Mendaki Rame-rame
35 Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36 Artikel Fan Fan Viral
37 Gao Ting Bertemu Vivian
38 Penampakan Gou Gou di Stasiun
39 Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40 Bos Yang Penggila Harta Karun
41 Tamu Di Kantor Bos Yang
42 Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43 Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44 Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45 Terbongkarnya Lonceng Palsu
46 Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai
Episodes

Updated 46 Episodes

1
SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2
Peta Rahasia
3
Cerita Pulau Terlarang
4
Tiba Di Pulau Terlarang
5
Memulai Perjalanan
6
Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7
Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8
Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9
Bertemu dan Di Tahan Perompak
10
Menelusuri Gua
11
Terpisah Kembali
12
Pertolongan Datang
13
Para Orang Tua Mulai Curiga
14
Peta Asli dan Peta Palsu
15
Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16
OMG! Peta Terbelah
17
Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18
Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19
Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20
Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21
Kembali Ke Sekolah
22
Berkunjung Ke Museum
23
Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24
Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25
Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26
Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27
Buku Langka Nan Unik
28
Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29
Camping Di Nanchang, China
30
Ikut Pergi Ke Nanchang
31
Tiba Di Desa Loufen
32
Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33
Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34
Pergi Mendaki Rame-rame
35
Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36
Artikel Fan Fan Viral
37
Gao Ting Bertemu Vivian
38
Penampakan Gou Gou di Stasiun
39
Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40
Bos Yang Penggila Harta Karun
41
Tamu Di Kantor Bos Yang
42
Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43
Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44
Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45
Terbongkarnya Lonceng Palsu
46
Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!