Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi

Perjalanan masih jauh. Mereka masih terus berjalan menyelusuri lebatnya hutan dan masih dipandu Kakek Zhang. Mereka sampai ditempat sumur tua. Dou Dou hendak mendekat ke sumur tua namun langsung dicegat oleh Kakek Zhang.

“Berhenti jangan dekati sumur itu, air di dalamnya beracun!” cegat Kakek Zhang.

Mendengar itu Dou Dou langsung mundur kebelakang menjauhi sumur tua itu.

(Menepuk pantat Dou Dou) “Dasar kamu Dou, katanya takut tapi penasaran juga,” ledek Xiao Dan.

Disaat mereka ingin melangkah maju, tiba-tiba saja Cheng Mai menginjak sesuatu. Itu adalah sobekan baju Ayah Cheng Mai. Dirinya seketika berhenti dan mengambilnya. Kekek Zhang dan lainnya ikut berhenti.

“Ini..., ini sobekan baju ayahku,” ucap Cheng Mai sambil meneteskan air mata.

“Cheng Cheng kamu kenapa?” tanya Jin Mei khawatir.

Cheng Mai hanya diam dan terus meneteskan air matanya.

“Sepertinya ada yang baru saja terjadi disini,” duga Kakek Zhang sambil melihat sekitar.

“Ayah Cheng Mai sebenarnya disini ia sedang mencari harta karun juga," jelas Xiao Dan.

"Sepertinya ayah Cheng Mai baru singgah disini sebentar,” duganya.

“Mungkin ini bekas ledakan orang yang meminum air itu,” duga Kakek Zhang lagi sambil menunjuk kearah sumur tua.

“Mungkinkah ayahmu...?” Dou Dou belum sempat selesai bicara, Cheng Mai langsung berteriak.

“Tidak mungkin. Ayahku pasti baik-baik saja” teriaknya tidak percaya.

“Sudahlah! Jangan sedih Cheng Mai ayahmu pasti baik-baik saja kok, kamu doakan saja yang terbaik untuknya,” ucap Jin Mei menenangkannya sambil mengelus pundak Cheng Mai.

“Cheng Mai menghapus air matanya dan berdoa.

“Semoga kau selalu melindungi ku dan ayahku dimana pun engkau berada,” harap Cheng Mai pada yang kuasa.

“Ayahmu pasti akan baik-baik saja, ayahmu pasti bisa jaga diri. Kamu tenanglah!Percayalah padanya,” ucap Xiao Dan berusaha menghibur.

"Huh." Cheng Mai menghela nafas panjang. “Aku percaya padanya ayahku akan baik-baik saja,” ucap Cheng Mai yakin.

Setelah tangis Cheng Mai reda, mereka menelusuri jalanan kembali.

Saat dijalan, Dou Dou yang berjalan paling belakang berhenti tanpa disadari teman-temannya. Dou Dou berhenti karena melihat buah jatuh. Dirinya sempat heran karena ada buah jatuh tapi tak ada pohon buah didekatnya. Namun tanpa berpikir panjang Dou Dou langsung mengambil dan memakan buah itu.

Padahal kakak Zhang sudah memperingatinya tadi bahwa jangan makan apapun secara sembarangan itu akan berbahaya. Tapi Dou Dou lupa akan hal itu.

setelah selesai melahap buah tadi, dirinya langsung berlari mengejar teman-temannya yang sudah berjalan didepan seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Kakek Zhang, Cheng Mai dan lainnya sampai di depan sebuah hutan bambu. Hutan itu sepertinya kelihatan aneh dan misterius.

“Aduh.... aduh...perutku sakit sekali,” teriak Dou Dou tiba-tiba.

Semua mendekat ke Dou Dou dan bertanya.

“Kamu kenapa Dou?” tanya Xiao Dan khawatir.

“Aku tidak tahu tiba-tiba saja perutku terasa sakit,” jawabnya sambil terus memegangi perutnya.

“Memang kamu tadi makan apa?” tanya Cheng Mai.

"Sebenarnya aku tadi tak sengaja berhenti sebentar, aku menemukan sebuah apel jatuh, karena perutku terasa lapar jadi aku memakannya,” jelas Dou Dou jujur yang masih memegangi perutnya.

“Bukankah Kakek Zhang sudah bilang jangan minum apalagi makan sembarang seperti kamu, sekarang siapa yang mau tanggung jawab?” marah Xiao Dan karena frustasi.

“Sudah jangan marahi Dou Dou lagi kasihan dia,” bela Jin Mei.

“Bukan itu maksudku. Kenapa kamu bisa mengambil dan memakan buah yang asal tak tahu darimana serta mengabaikan pesan kakek Zhang begitu saja,” jelas Xiao Dan tak habis pikir.

“Maafkan aku. Aku khilaf aku lupa tadi,” jawab Dou Dou pelan.

“Masih sakit?” tanya Kakek Zhang tiba-tiba.

Dou Dou hanya mengangguk karena sudah tak sanggup bicara karena perutnya yang bertambah sakit.

“Nah, kamu makan ini,” ucap Kakek Zhang memberikan sesuatu pada Dou Dou.

“Itu apa?" tanya Cheng Mai penasaran.

“Ini obat yang kakek buat tadi dari tumbuh-tumbuhan herbal. Untung disini ada beberapa tanaman yang bisa dijadikan obat jadi teman kalian masih bisa selamat,” jelas Kakek Zhang.

“Syukurlah! Terima kasih Kek,” ucap Cheng Mai.

Kakek Zhang membalas dengan mengangguk.

“Terimakasih Kakek Zhang, jika tak ada kakek mungkin aku tak selamat,” ucap Dou Dou sambil membungkuk.

“Terimakasih semua dan maaf telah merepotkan kalian,” maaf Dou Dou pada lainnya yang masih membungkuk.

“Hayya itu tidak masalah,” jawab Cheng Mai yang membuat semua tersenyum tertawa kembali. Dou Dou tertawa sambil memegangi perutnya yang sakit.

...🗺️🗺️🗺️🗺️🗺️🗺️...

Sore menjelang malam. Cheng Xin, Sing, dan Bos Yang sudah ada didalam hutan bambu yang penuh dengan kabut. Di dalam hutan tersebut, Sing sedang kewalahan menghentikan Cheng Xin dan Bos Yang terkena efek hutan tersebut. Awalnya mereka seperti mendengar suara musik Opera China yang membuat mereka hilang kendali. Cheng Xin dan Bos Yang seperti terbayangkan oleh ilusinya sendiri dan tidak bisa mengendalikannya.

Hanya Sing yang tidak terkena efeknya sebab ia sedikit ada masalah dengan pendengarannya. Kenapa coba? Jika Sing terkena efeknya juga, terus siapa yang bisa menolong mereka. Karena disana hanya ada orang bertiga saja. Dan karena ledakan tadi terlalu keras, membuat telinga Sing yang lemah menjadi sedikit tuli. Sing ditarik sana sini oleh keduanya. Sing jadi bingung sendiri.

“Cheng.... Bos sadarlah! Kalian kenapa?” teriak Sing berusaha menyadarkan mereka.

Sebenarnya apa sih yang ada di bayangan ilusinya Cheng Xin dan Bos Yang. Mereka berdua terbayang akan kejadian masa lalu. Cheng Xin melihat sosok perempuan sepertinya itu istrinya yang sudah pergi meninggalkannya. Sedangkan Bos Yang mendapati bayangan dirinya diwaktu kecil bersama ayahnya.

“Mai Lin jangan tinggalkan aku, jangan pergi!” suara Cheng Xin sendu sambil terus berjalan kearah bayangan isterinya berada.

“Cheng sadarlah!” teriak Sing kembali.

“Ayah aku ingin bersamamu, aku rindu ayah," suara Bos Yang sedih.

Sing jadi semakin bingung karena tidak ada cara lagi. Sing terus menarik mereka berdua agar tidak pergi.

Sing tiba-tiba teringat sesuatu, ia sepertinya tadi sempat melihat tanda peringatan sebelum masuk ke dalam hutan. Sing seketika sadar bahwa mereka sedang ada didalam Hutan Bambu Ilusi.

“Pasti mereka sedang ada di ilusinya sendiri. Memang benar-benar hutan ini menyesatkan,” tebak Sing pelan.

“Sadarlah! Aku mohon. Ini hanya ilusi saja bukan kenyataan,” teriak Sing spontan kerena pasrah.

Akhirnya Sing terpaksa mengikat mereka berdua dengan tali yang ada di tasnya dengan dirinya. Mereka akhirnya bisa keluar dengan selamat dari dalam hutan.

Di tempat Cheng Mai berada sekarang.

“Apakah kalian yakin akan melanjutkan perjalanan ini setelah apa yang baru saja terjadi,” ucap Kakek Zhang gelisah karena khawatir.

“Tentu saja. Kami sudah jauh-jauh ke pulau ini. Kami tidak akan menyerah begitu saja. Ini bukan sifat kami jika kami menyerah ini akan sia-sia,” jawab Cheng Mai yakin.

“Iya kami kan pejuang sejati," timpal Dou Dou.

Dou Dou sepertinya sudah baik-baik saja dan tidak begitu merasakan sakit berkat obat Kakek Zhang.

“Baiklah kakek tidak akan menghalangi kalian lagi. Kalian memang anak-anak pemberani,” ucap Kakek Zhang bangga.

Mereka tersenyum kecil mendengar pujian Kakek Zhang.

“Kalian siap menghadapi tantangan berikutnya!” seru Kakek Zhang semangat.

“Kami siap!” jawab mereka serentak.

Mereka masuk ke dalam hutan yang begitu gelap padahal baru akan menuju malam.

“Ini hutan apa Kek? Begitu gelap hampir tak kelihatan,” tanya Xiao Dan sambil melihat sekeliling hutan.

“Mataku tak bisa melihat dengan jelas,” keluh Jin Mei.

“Tenanglah! Kalian harus fokus, kita jalan pelan-pelan saja dan tetap bersama,” suruh Kakek Zhang.

Sementara itu Miss Fan, Gou Gou dan anak buahnya sedang mendapati masalah karena mereka dihadang oleh dua ekor serigala didepannya.

“Mundur dulu Miss Fan kami akan maju melawannya,” perintah Gou Gou pada Miss Fan.

Miss Fan menurut mundur ke belakang.

“Jangan takut! Keluarkan senjata kalian!” perintah Gou Gou pada anak buahnya.

Mereka menyerang bersama tapi mereka kalah. Gou Gou akhirnya mulai takut, karena ia jadi sasaran kedua serigala itu. Kedua serigala itu siap menerkam Gou Gou. Karena refleks Gou Gou langsung melempar satu anak buahnya yang ada disampingnya.

Diterkam lah anak buah Gou Gou yang tidak bersalah itu. Miss Fan terkejut karena akan apa yang dilihatnya. Disaat kedua serigala itu sedang menerkam mangsanya.

“Ayo kita lari, bawa Miss Fan!" ajak Gou Gou pada lainnya.

Gou Gou dengan tega meninggalkan rekannya sendiri.

“Ta-tapi Bos, bagaimana dengan dia?” tanya Bon Bon menunjuk dengan suara bergetar.

“Biarkan saja kita tidak bisa menolongnya. Selamatkan diri kalian dulu,” jawab Gou Gou tanpa berpikir panjang.

Mereka menyelamatkan diri mereka sendiri tanpa membatu temanya terlebih dahulu.

Cheng Xin, Sing, dan Bos Yang sedang istirahat menenangkan diri. Pak Cheng dan Bos Yang sudah sadar kembali.

“Apakah kami tadi hilang kendali?” tanya Cheng Xin pada Sing tidak kembali.

“Iya. Kalian tidak tahu seperti apa perjuanganku saat menolong kalian,” jawab Sing.

Cheng Xin melamun apa yang sedang dipikirkannya ya?

“Kenapa bisa seperti ini. Aku telah meremehkan Pulau Terlarang. Pulau ini benar-benar berbahaya. Dimulai dari babi hutan sampai hutan ilusi, kok aku bisa tak tahu,” pikir Cheng Xin lama.

“Cheng, apa yang kamu pikirkan?” tanya Sing

“Oohh tidak bukan apa-apa. Terimakasih ya karena telah menolongku,” jawab Cheng Xin sambil memegang pundak Sing.

“Terimakasih Sing kau sangat berjasa kali ini,” puji Bos Yang padanya.

“I....tu bukan masalah kita memang harus saling membantu sesama teman,” jawab Sing senang.

...💎💎💎💎💎💎...

Kembali ke posisi Cheng Mai dan lainnya sekarang.

Mereka berhenti sebentar. “Kita harus fokus, ikatkan pada tangan kalian satu persatu agar bisa bergandeng,” ucap kakek Zhang sambil memberi mereka tali.

Digandengkan lah tangan mereka satu persatu secara berurutan. Kakek Zhang didepan bergandeng dengan Dou Dou, Dou Dou bergandeng pada Jin Mei, Jin Mei ke Xiao Dan, dan Xiao Dan ke Cheng Mai yang paling akhir. Kakek Zhang juga memberikan kapas untuk menutupi telinga mereka.

“Ini untuk apa?” tanya Dou Dou sambil mengikatkan tali ke pergelangan Jin Mei.

“Ini agar kalian saling mengikat dan tidak bisa terpisah, kita harus tetap bersama. Sedangkan kapas itu supaya kalian tidak bisa mendengarkan suara-suara aneh di hutan ini” jelas Kakek Zhang.

“Apapun yang terjadi pada kalian, kalian harus tenang dan jangan berpengaruh pada yang lainnya. Teruslah fokus ke depan,” pesan Kakek Zhang mengarahkan kami.

“Sebenarnya ada apa? Kenapa kita harus tenang dan fokus?” tanya Dou Dou yang masih belum mengerti.

“Sebenarnya hutan ini dinamai hutan bambu ilusi. Di hutan bambu ini kalian juga akan mendengar suara musik opera. Kalian akan terpengaruh jika kalian tak fokus atau mendengar suara itu. Jika nanti kalian merasakan atau mendengar suara aneh kalian akan dikendalikan dan akan terpengaruh oleh ilusinya sendiri. Itu sebabnya kakek menyuruh kalian bergandengan seperti ini dan menutup telinga kalian dengan kapas,” jelas Kakek Zhang sambil menengok ke belakang.

“Oh begitu. Siap kami pasti akan fokus!” seru Dou Dou sambil melihat ke yang lain.

Mereka semua mengangguk tanda siap.

“Ayo! Ingat jangan sampai lepas,” ucap kakek Zhang berpesan pada mereka.

Mereka semua mulai berjalan pelan-pelan.

Mereka sempat terpengaruh dan mendengar suara aneh tapi mereka langsung sadar, tapi tidak dengan Cheng Mai. Apa yang terjadi padanya?

Tali yang diikat Xiao Dan pada Cheng Mai tiba-tiba saja longgar, sehingga Cheng Mai terpisah dari yang lain. Tak ada satupun dari mereka yang sadar akan perginya Cheng Mai. Mereka semua fokus pada dirinya masing-masing. Cheng Mai kini hilang entah pergi kemana.

Mereka terus berjalan dengan perlahan dan bersusah payah. Mereka akhirnya keluar juga dari hutan ilusi yang sungguh merepotkan itu.

“Kalian baik-baik saja kan?” tanya Kakek Zhang memastikan.

“Kami tidak apa-apa,” jawab Jin Mei

“Syukurlah!" ucap Kakek Zhang lega.

Xiao Dan yang menyadari Cheng Mai tidak ada langsung bertanya pada yang lainnya.

“Mana Cheng Mai? tanyanya.

“Bukanya tadi di belakangmu,” jawab Dou Dou bingung.

"Iya tapi....," Belum selesai bicara, Xiao Dan melihat tali yang di pergelangan tangannya terlepas. Xiao Dan pun langsung berlari ke dalam hutan ilusi lagi. Ia merasa khawatir akan terjadi apa-apa pada Cheng Mai.

“Mau kemana kamu?” teriak kakek Zhang pada Xiao Dan.

Xiao Dan berhenti, “Aku mau kembali mencari Cheng Mai. Aku khawatir ia dalam bahaya” jawab Xiao Dan cemas.

“Kakek akan ikut. Kita cari bersama,” saran Kakek Zhang.

“Kami ikut,” kata Jin Mei antusias.

“Kalian disini saja tunggu kami kembali,” larang Kakek Zhang padanya.

“Baiklah! Pergilah! Kalian hati-hati!” ucap Dou Dou sambil berpesan.

Xiao Dan dan Kakek Zhang masuk kedalam hutan bambu bersama untuk mencari Cheng Mai.

Bersambung......⚓⚓⚓

..."jangan pernah makan apapun secara sembarangan atau kamu akan seperti Dou Dou dan juga jangan pernah mengabaikan pesan orang yang telah memperingatkan mu akan hal itu”...

...satu lagi...

..."Hadapilah tantangan dengan berani, percaya diri, jangan menyerah dan terus maju tanpa mundur dan juga hadapi masalah dengan tenang, hanya dengan kerja samalah masalah akan cepat selesai dan ingat jangan egois!”...

Terpopuler

Comments

Vernon

Vernon

Jahatnya Gou Gou, hati2 karma

2023-12-08

0

Vernon

Vernon

Aduh Dou Dou jangan sembarangan makan, jangan rakus gituu

2023-12-08

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Star malah kalau udah dengar kata sumur tua jadi ngeri jadinya, jangankan mendekat liat aja langsung palingin wajah takut ada ekhemnya

2023-11-24

3

lihat semua
Episodes
1 SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2 Peta Rahasia
3 Cerita Pulau Terlarang
4 Tiba Di Pulau Terlarang
5 Memulai Perjalanan
6 Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7 Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8 Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9 Bertemu dan Di Tahan Perompak
10 Menelusuri Gua
11 Terpisah Kembali
12 Pertolongan Datang
13 Para Orang Tua Mulai Curiga
14 Peta Asli dan Peta Palsu
15 Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16 OMG! Peta Terbelah
17 Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18 Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19 Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20 Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21 Kembali Ke Sekolah
22 Berkunjung Ke Museum
23 Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24 Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25 Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26 Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27 Buku Langka Nan Unik
28 Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29 Camping Di Nanchang, China
30 Ikut Pergi Ke Nanchang
31 Tiba Di Desa Loufen
32 Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33 Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34 Pergi Mendaki Rame-rame
35 Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36 Artikel Fan Fan Viral
37 Gao Ting Bertemu Vivian
38 Penampakan Gou Gou di Stasiun
39 Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40 Bos Yang Penggila Harta Karun
41 Tamu Di Kantor Bos Yang
42 Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43 Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44 Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45 Terbongkarnya Lonceng Palsu
46 Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai
Episodes

Updated 46 Episodes

1
SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2
Peta Rahasia
3
Cerita Pulau Terlarang
4
Tiba Di Pulau Terlarang
5
Memulai Perjalanan
6
Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7
Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8
Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9
Bertemu dan Di Tahan Perompak
10
Menelusuri Gua
11
Terpisah Kembali
12
Pertolongan Datang
13
Para Orang Tua Mulai Curiga
14
Peta Asli dan Peta Palsu
15
Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16
OMG! Peta Terbelah
17
Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18
Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19
Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20
Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21
Kembali Ke Sekolah
22
Berkunjung Ke Museum
23
Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24
Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25
Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26
Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27
Buku Langka Nan Unik
28
Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29
Camping Di Nanchang, China
30
Ikut Pergi Ke Nanchang
31
Tiba Di Desa Loufen
32
Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33
Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34
Pergi Mendaki Rame-rame
35
Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36
Artikel Fan Fan Viral
37
Gao Ting Bertemu Vivian
38
Penampakan Gou Gou di Stasiun
39
Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40
Bos Yang Penggila Harta Karun
41
Tamu Di Kantor Bos Yang
42
Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43
Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44
Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45
Terbongkarnya Lonceng Palsu
46
Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!