Gou Gou melemparkan Cheng Mai ke ayahnya, namun tidak dengan Kakek Zhang.
"Cheng Mai anakku kau tak apa?" tanya Cheng Xin karena mengkhawatirkan anaknya.
"Ayah jangan berikan petanya," cegah Cheng Mai pada ayahnya yang akan memberikan peta itu.
"Dia penipu," tunjuknya, "kenapa kau tak lepaskan kakek Zhang?" maki Cheng Mai pada Gou Gou.
"Kau tak berikan peta itu tak pa lagi pula kau akan membantuku," tebak Gou Gou tenang.
"Dasar perompak licik kau biarkan Cheng Mai bebas tapi kau tetap jadikan aku sandera untuk mengancam mereka kembali," umpat Kakek Zhang pada Gou Gou .
"Diam kau jika ingin selamat!" bentaknya pada Kakek Zhang.
"Apa maksudmu membantumu. Ah aku tahu kau ingin kami membantumu menemukan harta karun itu kan," duga Cheng Mai tentang maksud perkataan Gou Gou.
"Oh kau memang gadis pintar. Ya aku ingin ayahmu setuju membantuku," puji Gou Gou sambil tepuk tangan.
"Jangan setuju ayah," cegah Cheng Mai untuk tidak menyetujuinya.
"Jika ayahmu tak setuju, nyawa Kakek Zhang yang akan melayang," ancam Gou Gou kejam.
"Baik aku setuju," ucap Cheng Xin santai.
Cheng Mai terpaku tak percaya ayahnya menyetujui permintaan Gou Gou begitu saja.
"Cheng Mai kau ingin Kakek Zhang celaka. Kita hanya bisa menyetujuinya," jelas Xiao Dan.
"Tak bisa begitu dong," tolak Cheng Mai kembali tak setuju.
"Ayahmu saja setuju kenapa kau tidak," ledek Gou Gou.
"Cheng Mai percayalah!" bentak ayahnya karena tak tahan.
"Baiklah!" ucap Cheng Mai menyerah.
"Ok jika kalian sudah setuju. Kita bisa berangkat sekarang," ajak Gou Gou pada Cheng Xin.
"Tunggu dulu jangan buru-buru, kau tak ingin tahu apa isi dari peta harta karun itu," tawar Cheng Xin.
"Kenapa memangnya, nanti juga aku kan tau," tolak Gou Gou yakin.
"Baiklah kita pergi sekarang," ajak Cheng Xin menyerah.
"Tunggu sebelum pergi, kalian harus diikat agar tak kabur nanti," saran Gou Gou kepada mereka.
Tim pemburu kecil hingga Sing dan Bos Yang serta Kakek Zhang dan tak lupa Miss Fan juga diikat menjadi satu agar tak kabur dari Gou Gou. Mereka semua meninggalkan gua dan pergi kearah gunung berapi. Mereka diikat bergandeng menjadi seperti kereta.
Ayah Cheng Mai tak ikut diikat bersama mereka, Cheng Xin diikat sendirian dan Gou Gou menyuruhnya untuk berjalan didepan untuk dijadikan pemandu jalan. Cheng Xin tidak bisa berjalan normal, karena ikatan tali yang terlalu kencang dan mengikat seluruh badannya. Cheng Xin hanya berjalan dengan didorong dorong oleh Gou Gou agar bisa maju. Mereka juga sekali-kali berhenti untuk melihat peta agar tak kesasar.
"Cheng Mai maaf karena kakek, kalian jadi ikut disandera seperti ini," ucap Kakek Zhang menyesal. Ia merasa bersalah karena telah mempercayai si perompak Gou Gou itu.
"Tidak apa-apa Kakek ini bukan salah Kakek kok," kata Cheng Mai pelan.
"Iya Kakek kita tak menyalahkan Kakek," ujar Xiao Dan juga. Jin Mei dan Dou Dou juga mengangguk tanda tak menyalahkan Kakek Zhang.
Hampir satu jam mereka semua akhirnya sampai didepan gua dekat gunung berapi letak harta karun itu berada. Gou Gou menunjukkan petanya kepada Cheng Xin.
"Apa benar ini adalah letak harta karun itu?" tanya Gou Gou memastikan.
"Seperti di peta ini adalah tempat harta karun berada," jawab Cheng Xin sambil melihat peta.
"Gua itu terlihat seram ya," bisik Dou Dou pada Xiao Dan yang dibelakangnya.
Xiao Dan hanya mengangguk pelan sambil menelan salivanya.
"Apa benar benar peta itu ada disana," gumam Cheng Mai pelan.
"Aku tak tahu tapi sepertinya begitu," ujar Jin Mei pelan.
"Kita sudah ada di depan gua, bisakah kau melepaskan kita," pinta Cheng Xin pada Gou Gou.
"Tidak bisa kalian semua harus ikut masuk kedalam gua itu," tolaknya mentah-mentah.
"Tapi...," Cheng Xin ingin protes tapi sudah dilabrak kembali oleh ucap Gou Gou.
"Kau jangan macam-macam kau harus menuruti kami jika kau ingin selamat," ucap Gou Gou mengancam. "Bon Bon! Ban Ban! Cepat seret mereka masuk! Ayo kita lihat harta karun kita!" suruh Gou Gou senang.
...🦇🦇🦇🦇🦇🦇...
Mereka semua masuk ke dalam gua untuk melihat isi harta karun itu tapi mereka tak tahu jika didalam akan ada bahaya lagi yang akan mengancam mereka. Perlahan demi perlahan mereka masuk menelusuri luasnya gua dan pada akhirnya mereka sampai di depan dinding yang begitu aneh dan terlihat banyak sekali batu-batu jaman dahulu yang disertai ukiran kaligrafi China kuno.
Selain itu, terdapat juga ukiran-ukiran jaman purbakala. Sepertinya gua tersebut adalah peninggalan kerajaan kerajaan China terdahulu. Diketahui harta Karun tersebut berupa keris dari jaman dinasti Han. Harta Karun ini cuma satu biji namun sangat amat bernilai. Maka dari itu para perompak dari berbagai negeri pasti ingin mendapatkan nya tak terkecuali Gou Gou dan anak buahnya. Tujuan Cheng Xin disana sebenarnya adalah untuk meneliti benda keris pusaka tersebut. Namun tak terduga dirinya malah diajak temannya untuk berburu bersama dan melibatkan anak tersayangnya ikut dalam bahaya.
"Bos ada 3 celah gua mana yang akan kita pilih untuk lewati," lapor Bon Bon pada Gou Gou.
"Hey kamu, mana jalan yang benar sesungguhnya?" tanya Gou Gou pada Cheng Xin.
"Maaf Pak Perompak tapi aku tidak tau tentang jalan di dalam Gua. Aku hanya tau jalan untuk menuju guanya saja," jawabnya jujur.
"Sialan (meludah)," ucapnya.
"Lalu bagaimana Bos?" tanya Ban Ban kerena bingung.
"Pilih jalan tengah itu jalan aslinya," saut Kakek Zhang dari belakang.
Seketika semua mata langsung tertuju ke Kakek Zhang. Dengan cepat anak buah Gou Gou langsung menukar posisi Cheng Xin dengan Kakek Zhang. Tapi sebelum itu Kakek Zhang memberikan syarat pada Gou Gou terlebih dahulu.
"Tunggu dulu jika kau ingin mengganti Nak Cheng dengan ku maka kalian harus bebaskan mereka," pinta Kakek Zhang.
"Gimana Bos?" Bon Bon bertanya tentang pendapat Bos nya.
"Jangan lepaskan nanti mereka kabur dan macam macam lagi," ucapnya menolak.
"Kami tak akan kabur karena kamu juga ingin tahu bentuk dari harta karun itu," saut Cheng Mai di belakang.
"Baiklah lepaskan mereka," suruhnya akhirnya setuju.
Anak buah Gou Gou pun akhirnya melepaskan ikatan tali pada tangan mereka satu persatu. Cheng Mai dan lainnya memijat tangan mereka yang sakit akibat diikat terlalu kencang.
"Aku sudah lepaskan sekarang tunjukkan jalan nya," ucap Gou Gou pada Kakek Zhang.
Kakek Zhang lalu mulai memandu, "Baiklah silahkan jalan lurus saja tapi kalian harus hati-hati karena....," belum selesai berkata, tiba-tiba saja Dou Dou menginjak sesuatu.
Dan.... wush wush, beberapa anak panah terlontar entah dari mana. Kakek Zhang yang tau hal itu langsung menyuruh mereka untuk menunduk
"Menunduk semuanya hati-hati," teriak kakek Zhang memberikan peringatan.
Semua orang yang disana menurut dan menunduk bersama. Sekitar 10 menit panahan yang melontar dengan sendirinya akhirnya berhenti juga. Setelah merasa cukup aman, mereka berdiri kembali. Gou Gou langsung terheran-heran dan bertanya-tanya.
"Apa itu tadi? Dari mana anak panah itu berasal?" tanya Gou Gou bingung.
"Dou apa yang barusan kamu injak?" bisik Cheng Mei padanya kerena ingin tahu.
"Aku tak tau Cheng seperti sebuah tombol," jawabnya tak yakin.
"Kamu harus hati-hati, Dou, sepertinya banyak jebakan tak terduga terpasang disini," kata Xiao Dan memperingatinya.
"Hey gendut jadi kau yang menyebabkan kami semua hampir saja mati," saut Gou Gou yang ternyata daritadi menyimak pembicaraan mereka.
"Ma-maaf pa perompak sa-ya tak sengaja," ucap Dou Dou gagap karena takut.
"Sudah jangan marahi dia wahai perompak kau tak mau kah harta karun itu," bela Kakek Zhang.
"Gua ini bukan sembarang gua. Jadi, ku minta pada kalian untuk tetap waspada," jelas Kakek Zhang pada lainnya.
Mereka semua mengangguk bersama tanda mengerti. "Hei Cheng kenapa Kakek Zhang tau kalo gua ini bukan gua sembarangan?" tanya Xiao Dan sambil mencolek bahu Cheng Mai.
"Dan Dan, Kakek Zhang ini penunggu hutan ini pastilah dia hafal semua hal yang berbahaya di sini," jawabnya.
"Apakah iya tapi kenapa ku tak yakin ya," ucapnya ragu.
"Maklum Dan, kau ingat cerita Kakek Zhang pas pertama kali bertemu. Dia bilang ia adalah pemburu harta karun juga seperti kita," jelasnya lagi.
"Ah benar itu jangan-jangan Kakek Zhang...," belum sempat selesai, perkataan Xiao Dan langsung dipotong.
"Hey sedang apa kalian bisik bisik, sedang membicarakan ku ya," teriak Gou Gou sambil menduga.
"Tidak ada Pak Perompak kami hanya berbisik tentang tempat ini yang begitu terlihat menyeramkan," elak Cheng Mai mewakili.
Saat sedang berjalan tiba-tiba saja Kakek Zhang menyetop langkah kami semua dengan satu tangannya. "Ada apa wahai Kakek tua?" tanya Gou Gou penasaran.
"Hush," Kakek Zhang menaruh telunjuknya di mulutnya.
"Hei Kakek tua ada apa sebenarnya?" tanya Gou Gou penasaran dan mulai waspada.
"Jangan berisik kakek tak bisa berpikir untuk memecahkan teka-teki ini," suruhnya.
"Hey ku pikir ada apa ternyata hanya sebuah teka-teki," katanya langsung merasa lega.
Ya kakek Zhang ternyata menyetop mereka bukan ada suatu bahaya atau pun apa. Melainkan dirinya menemukan sebuah batu yang harus disusun berdasarkan susunan Dinasti China dari yang terakhir ke yang pertama kali. Di batu tersebut sudah bertuliskan nama dinasti dengan kaligrafi China kuno. Terdapat batu bertuliskan Dinasti Han, Sui, Tang, Song, Yuan, dan Ming.
Tapi karena Kakek Zhang sudah tua dan lupa-lupa ingat maka dirinya terus saja salah. Susunannya selalu kebalik sehingga menimbulkan suatu bahaya. Susunan pertama ternyata posisi dinasti Tang ketukar dengan dinasti Song. Sedangkan susunan kedua batu terus saja rubuh. Karena untuk menyusun ke 6 batu itu perlu menggunakan konsentrasi tinggi.
"Aaa kakek sedikit lupa, Dinasti Tang dulu apa Song dulu," ujarnya sambil membolak-balikkan batu yang di pegang nya.
Namun saat batu Tang diletakkan di atas batu yang Yuan ternyata secara tiba-tiba kawanan burung walet keluar dan menyerbu mereka.
"Haish Kakek yang benar lah," protes Gou Gou kesal.
"Kakek lupa dan ini sungguh sulit coba kau bisa tidak," marah kakek Zhang padanya.
"Hehe jangan marah Kakek," jawab Gou Gou terkekeh.
"Kakek biar aku coba," tawar Cheng Mai tiba-tiba saja menghampiri.
Cheng Mai lalu menyusun batu-batu tersebut dan setelah menunggu beberapa menit sebuah pintu terbuka. Mereka lalu melangkah pelan-pelan masuk ke dalam. Tenyata saat masuk terdapat banyak lubang asap. Mereka semua terkejut dengan apa yang dilihatnya. bagaimana cara mereka lolos dari sana? Ya mereka harus menghindari asap panas yang keluar dari lubang tersebut agar sampai ke seberang.
"WUSH," asap panas keluar tiba-tiba mengejutkan mereka.
"Sialan sekarang giliran apa ini," umpat Gou Gou kesal.
"Ini adalah lubang asap jika kalian terkena semburan asap itu maka kalian akan merasa terbakar kulitnya," jelas Kakek Zhang.
"Ya ampun aku takut salah langkah Dan,"
keluh Dou Dou sambil memegangi tangan Xiao Dan.
"Ish Dou kau penakut sekali," ucapnya sambil menyingkirkan tangan temannya itu.
"Aku takut lah Dan ini nyawa Dan nyawa, aku tak mau mati sia-sia disini jodohku belum ketemu," jelas Dou Dou khawatir.
"Halah selama kita bersama kita akan aman," kata Xiao Dan mencoba menghentikan pikiran negatif temannya.
"Hush kalian berdua bisa serius sedikit tidak," suruh Cheng Mei pada mereka.
"Iya Ceng Mai maaf," ucap Xiao Dan mewakili.
"Kakek asap ini terlalu cepat bagaimana cara kita menghindar?" tanya Cheng Mai pada kakek Zhang.
"Dilihat dari analisis ku asap ini keluar setiap 1 menit dan bergantian. Kita bisa melewatinya di setiap 1 menit asap berhenti dan muncul kembali. Tapi kesulitannya kita harus cepat," ujar Jin Mei sambil menarik kacamatanya ke atas karena melorot.
"Ya benar yang kamu katakan Nak Jin Mei,' katanya membenarkan. "Kita harus cepat! Jadi kakek harap semua tak ada yang tertinggal," pesan Kakek Zhang pada semuanya.
"Baik Kek!" jawab mereka mengerti.
"Cheng Mei hati-hati ya Nak," pesan ayahnya.
"Ayah juga," balasnya sambil mengangguk.
"Bos aku pegang tangan Bos saja ya," ujar Sing pada bosnya. Bos Yang lalu mengangguk tanda diperbolehkan.
"Ingat jika kalian tertinggal itu salah kalian," kata Gou Gou dengan ketus.
Mereka semua bersiap siap untuk melangkah. "WUSH WUSH WUSH...." satu lubang berhenti ini adalah kesempatan mereka untuk melangkah.
"Satu, dua, tiga, lari!" instruksi dari Kakek Zhang.
WUSH WUSH WUSH dengan gerakan yang cukup cepat untuk menghindar kemungkinan mereka akan berhasil. Namun tiba-tiba....
Bersambung.....🕷️🕷️🕷️
..."Bahaya selalu datang tiba-tiba, maka dari itu perlulah waspada selalu. Bahaya juga tidak perlu dicari karena bahaya akan datang kapanpun tanpa kita sadari. Dan sebaik mungkin kita harus menghindari bahaya itu agar aman selalu."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
dasar tidak sopan😳
2023-12-02
1
tanyakan sama peta nya si Dora dia tau segalanya /Determined//Determined//Determined/
2023-12-02
2
dri tadi juga aku diem kong/Grimace//Smug/
2023-12-02
1