Pertolongan Datang

Cheng Mai tersenyum tipis ketika melihat sosok orang yang membantu dirinya. Ya itu adalah kakek Zhang dan 2 temannya serta si perampok keji, Gou Gou. Kakek Zhang langsung melontarkan anak panah nya kembali. Ternyata alat alat itu ia dapatkan dari tasnya si Gou Gou. Awalnya mereka terkejut melihat Cheng Mai dan lainnya sedang di serang oleh kalajengking raksasa. Kakek Zhang jadi bingung karena tak bisa melawannya tanpa senjata. Secara diam-diam ternyata Jin Mei terus memperhatikan tas yang dibawa Gou Gou. Sesaat dirinya pun memiliki ide. Gou Gou yang sadar sedang dilihatin pun marah.

"Sedang apa kau melihati ku seperti itu?" marahnya sambil melotot ke arah Jin Mei.

"Aku maksudmu? Aku tak melihati dirimu tapi tas yang sedang di gendong mu," tukasnya langsung.

"Ada apa dengan tas ku hah?" tanyanya sewot.

"Kau kan perompak pasti terdapat alat tersembunyi di dalam tas besar mu itu kan," jawabnya menebak.

"Iya Gou coba buka tas mu," saut Kakek Zhang sambil menyuruh.

Si Gou Gou merasa enggan untuk membuka tasnya. namun dirinya langsung ditatap tajam oleh kakek Zhang dan membuatnya menjadi takut seketika. Tak diduga ternyata Gou Gou takut dengan tatapan tajam si kakek Zhang. Gou Gou pun membuka isi tasnya. Mereka bertiga langsung terperangah melihat isi tas Gou Gou.

"Waw ada panah, parang dan masih banyak benda tajam lainnya," kata Dou Dou yang terperangah.

"Hey Dou dia kan perompak masa iya bawanya ketapel memang kita," celetuk Jin Mei sambil bercanda.

"Udah sini kakek pinjem salah satu alat, salah satu senjata milikmu sepertinya akan mempan untuk mengalahkan hewan besar itu," ujar kakek Zhang sambil meminta.

"Enak saja ini punya ku," larangnya.

"Ah kelamaan, nih kek." Dengan langkah cepat, dou dou ternyata berhasil meraih panahan yang tersundul keluar tas dan dapat di raihnya dengan sekali tarik. Setelah mendapatkannya dirinya memberikan panah tersebut pada kakek Zhang.

"Eh bocah gendut bisa-bisanya kau mengambil panah ku tanpa permisi," marah Gou Gou tak menduganya.

"Ya bisa lah," ucap Dou Dou sambil menjulurkan lidahnya. "Kek cepat bantu mereka," ujar Jin Mei.

Begitulah mereka akhirnya bisa membantu Cheng Mai dan lainnya. Kalajengking raksasa itu terus-menerus dipanah oleh kakek Zhang. Cheng Mai dan lainnya juga ikut menyerang hewan besar itu dengan batu-batu yang di bilang cukup besar. Mereka berempat kecuali Gou Gou terus melempar batu ke arah hewan tersebut.

"Heh Pak Perompak jangan diam saja cepat bantu kami," suruh Cheng Mai pada Gou Gou.

"Hey bocah tengik, berani sekali kau menyuruh ku, kau lakukan saja dengan yang lain sampai kau kehabisan tenaga haha," jawabnya sambil tertawa diakhir.

"Dasar menyebalkan," gerutu Cheng Mai kesal.

"Cheng hiraukan saja dia, kita bantu kakek Zhang saja," ujar Xio Dan.

Karena akibat serangan kakek Zhang dan lainnya, kalajengking tersebut pun lama kelamaan mulai melemas. Tinggal satu panah yang tersisa. "Jika ku panah bagian dadanya sekali lagi pasti hewan tersebut akan mati," gumamnya. Kakek Zhang pun menarget ke bagian dada kalajengking. Dan... WUSHH panah melesat tepat sasaran.

Akhirnya Kalajengking raksasa itu mati juga. Cheng Mai dan lainnya merasa lega. "Apa kalian baik-baik saja?" tanya kakek Zhang memastikan.

"Kami baik kek, terimakasih karena sudah datang tepat waktu," jawab Cheng Mai.

"Sama-sama," balas nya sambil tersenyum. "Yah panah mu ku kembalikan." Kakek Zhang memberikan panah milik Gou Gou kembali. Gou Gou menerimanya dengan sewot dan langsung menaruhnya kembali ke tempatnya.

"Kek, dimana ayahku?" tanya Cheng Mai ingin tahu.

"Hah kakek tidak tahu Cheng Mai, sepertinya mereka pergi ke arah yang berbeda juga," jawabnya sambil menduga.

"Anak buah ku tak bersama kalian ternyata," sela Gou Gou.

"Tidak Perompak Gou, hanya ada aku, Xio Dan dan Mis Fan," kata Cheng Mai.

"Huh sialan kemana mereka berdua pergi," gerutunya.

"Kemungkinan mereka bersama Cheng Xin sekarang," duga Kekek Zhang.

"Ayo kita tinggalkan tempat ini dan cari mereka," ujarnya.

"Baik Kek," ucap Cheng Mai setuju.

Sementara di sisi lain gua, Cheng Xin dan lainnya sedang duduk diantara api unggun. Mereka berlima sedang beristirahat sambil mengobati luka mereka. Sing yang tadi pamit pergi, pulang dengan membawa seekor kelinci yang berhasil ditangkapnya.

"Hey.... lihat apa yang ku bawa," teriak Sing berjalan sambil menenteng sesuatu ditangannya. Dirinya terlihat senang akan hasil yang didapatnya.

"Seekor kelinci? Kau dapat dari mana?" tanya Cheng Xin terkejut.

"Di saat aku kencing tadi ternyata ada seekor kelinci nyasar dan menghampiri ku. Lalu ku berpikir tuk menangkapnya saja, lumayan lah buat isi perut kita," jelasnya

"Hah kau tak kasihan sing dengan kelinci kecil itu," ucapnya tak percaya.

"Tak ada pilihan lain Cheng kau ingin kita mati kelaparan," sela Bos Yang.

"Ya sudahlah tega tidak tega," kata Cheng Xin mengalah.

Setelah Cheng Xin setuju, Sing lalu langsung mengolah kelinci tersebut dengan alat dan bumbu seadanya. Peralatan dan bumbu mereka dapatkan di tas milik Bos Yang yang tak diduga isinya lengkap.

"Permisi Pak Cheng apa kami boleh minta makanannya," pinta Bon Bon ragu-ragu.

"Heh dua perompak jangan harap ini cuma satu ekor dan cuma cukup untuk bertiga saja," larang Bos Yang seketika.

"Tapi kami berdua juga lapar," ucap Ban Ban lirih.

Cheng Xin yang melihatnya jadi merasa kasihan. "Sudahlah kita bagi saja menjadi 5 bagian dilihat-lihat kelinci itu cukup besar juga," belanya.

"Tapi Cheng mana kenyang kita kalo cuma sedikit," bantah Bos Yang.

"Sudah matang, jadi gimana ini mau di potong berapa bagian?" tanya sing sambil mengangkat kelinci bakarnya.

"3 5," jawab Cheng dan Bos Yang bersamaan.

"Hee.... aku bingung ini jangan membuat ku pusing." Sing jadi bingung sendiri mau dipotong seperti apa biar semuanya kebagian. "Jika tak dibagi buat ku saja semuanya," ujar Sing yang kesal.

"Jangan lah maunya kamu itu," tukas Cheng Xin.

"Pak Cheng sudahlah jika tak di kasih kami berdua bisa menahan nya," sela Bon Bon pasrah.

"5 sing bagi menjadi 5 bagian," suruh Cheng Xin padanya.

Tapi.... ucapan Bos Yang seketika langsung ditabrak oleh Cheng Xin.

"Bos Yang jangan serakah kita bagi saja bersama supaya adil," kata Cheng Xin menasehati.

"Ini Bon ban sudah ku potongkan." Sing memberikan dua potong bagian tubuh kelinci yang sudah matang pada mereka berdua.

"Terimakasih banyak Pak Cheng dan Pak Sing," ucap mereka berdua sambil menerima makannya.

"Sama-sama," ucap Cheng Xin tersenyum, "selamat makan semuanya," ujarnya.

"Hee.... kenapa bagian ku sedikit sedangkan mereka banyak," protes Bos Yang tiba-tiba.

"Bos Yang itu sudah ku potongkan sesuai dengan bagian tubuhnya, Bos Yang mendapatkan bagian kakinya dan bon ban mendapatkan bagian iga nya," ucap Sing menjelaskan.

"Sudahlah jangan ribut makan tinggal makan saja, bersyukur kita masih bisa makan. Aku bahkan memikirkan anakku dan lainnya pasti mereka sedang kelaparan sekarang," ucap Cheng Xin yang sudah mulai frustasi.

"Ok ok aku mengalah," kata Bos Yang menyerah.

Mereka berlima melanjutkan makan malam nya. Hanya dengan satu ekor kelinci tapi mereka merasa puas. Bon Bon dan Ban Ban juga merasa senang karena bisa ikut menyantap kelinci bakarnya. Walau sempat terjadi masalah sedikit tapi kini semuanya sudah teratasi.

...🦇🦇🦇🦇🦇🦇...

Kembali ke Cheng Mai dan sisanya. Mereka telah menelusuri gua sembari mencari yang lainnya. Tiba-tiba saja langkah Cheng Mai berhenti karena merasa pusing. Yang lainnya pun jadi ikut berhenti dan melihat kondisi Cheng Mai.

"Cheng kau kenapa?" tanya Jin Mei yang mulai khawatir.

"Tak tau Mei kepala ku pusing seketika," jawabnya sambil memegangi kepalanya.

"Cheng itu apa yang ada di siku mu?" tanya Xio Dan sambil menunjuk siku Cheng Mai.

"Sebuah luka? Dari mana kau mendapatkannya?" tanya Xio Dan langsung khawatir. Dirinya lalu meriksa luka yang ada di lengan Cheng Mai.

"Ah sepertinya ini luka disaat kita menyerang kalajengking tadi," duganya tak pasti. Sebenarnya disaat panah terakhir mengenai tubuh kalajengking, tak diduga racun yang ada di tubuh kalajengking memuncrat keluar dan mengenai luka Cheng Mai sebelumnya.

"Kau ternyata terluka, apakah sakit?" ucapnya terkejut lalu bertanya.

"Tadi tidak tapi sekarang iya," jawabnya pelan.

"Mungkin kamu pusing sebab luka itu Cheng," duga Jin Mei menebak.

"Coba kakek lihat." kakek Zhang juga ikut mengecek luka Cheng Mai.

"Gawat kau terkena racun kalajengking itu," katanya terkejut.

"Hah benarkah? Cheng aku tak ingin kehilangan dirimu," ucap Dou Dou berlebihan.

"Hee Dou, Cheng tidak mungkin meninggal," tepis Jin Mei.

"Kek apa ini berbahaya bagi nyawa ku? Aku masih ingin bertemu ayahku," tanya Cheng Mai mulai khawatir pada dirinya.

"Bersyukurlah karena racun yang ada ditubuh mu sedikit. Dan hanya berefek pusing saja," jelasnya.

"Benarkah tapi kenapa aku merasakan sangat pu-," potong Cheng Mai tak melanjutkan.

Dan... Cheng Mai pingsan seketika. Xio Dan yang melihat Cheng Mai akan rubuh, dengan sigap dirinya menangkapnya. "Cheng Cheng hey bangunlah," panggil Xio Dan sambil menepuk-nepuk pipi Cheng Mai.

"Cheng Mai sepertinya butuh istirahat," duga Kakek Zhang.

"Ayo kita cari tempat peristirahatan dulu," ajaknya.

Cheng Mai yang pingsan di gendong oleh Xio Dan. Mereka mulai berjalan kembali dan akhirnya singgah di tempat yang cukup aman. Xio Dan lalu merebahkan tubuh Cheng Mai di tanah. Sembari menunggu Cheng Mai sadarkan diri, kakek Zhang pergi mencari tanaman obat penawar racun untuk mengobati Cheng Mai.

"Dan dan Cheng Mai akan baik-baik saja kan?" tanya Jin Mei padanya.

"Kita berdoa saja," jawabnya pasrah.

Keadaan tubuh Cheng Mai mendadak menggigil kedinginan. Xio Dan pun melepaskan jaketnya untuk menyelimuti Cheng Mai. Jin Mei dan Dou Dou yang melihat aksi Xio Dan hanya saling pandang dan saling beri isyarat.

"Heee sampai kapan temanmu akan seperti itu?" tanya Gou Gou tiba-tiba.

"Emang kenapa?" tanya Miss Fan menyela.

"Ya aku takut saja kita tak jadi menemukan harta Karun itu karena terhalang semua ini," jawab Gou Gou sambil bersedekap.

"Hee dasar Gou di pikiran mu harta Karun saja," ucap Miss Fan sambil memutar bola matanya.

"Nak Gou sabarlah jika kau mau harta Karun itu, sekarang kita rawat dulu Cheng Mai," ujar Kakek Zhang sambil berjalan ke arah Cheng Mai.

"Haish iya iya ok ok," kata Gou Gou sambil manggut-manggut.

"Nak Dan bisa bantu Nak Cheng duduk," pintanya.

"Baik Kek." Xio Dan pun mengangkat tubuh Cheng Mai agar duduk.

"Tolong bantu nak Cheng minumkan ini," pintanya sambil memberikan obat penawarnya. Obat penawar racun Cheng Mai berasal dari tumbuhan langka yang di ambil sarinya.

Xio Dan lalu membantu Cheng Mai meminum penawar tersebut. "Uhuk uhuk uhuk...." Cheng Mai batuk setelah selesai meminum penawarnya.

"Kau tak apa Cheng?" tanya Xio Dan khawatir.

"Tenang racun itu sudah keluar tinggal tunggu pemulihan saja," saut Miss Fan memberitahu.

"Oh begitu ya Miss," kata Jin Mei mengerti.

"Sudah larut malam kita istirahat disini saja, besok pagi kita lanjutkan mencari yang lainnya dan melanjutkan perjalanan bersama," ujar kakek Zhang.

"Baiklah Kek," ucap Xio Dan yang lainnya setuju.

Mereka semua akhirnya beristirahat dahulu. Mereka berharap esok hari bisa menemukan yang lainnya. Hampir satu bulan mereka tak pulang jadi mereka harus segera menemukan harta karun nya. Dengan begitu mereka semua akan bebas dari pulau terlarang dan kembali ke kehidupan biasa.

Bersambung....🦂🦂🦂

..."Saling berbagi serta janganlah bersifat serakah. Karena berbagi itu indah dan bisa membangkitkan keharmonisan. Saling tolong menolong juga jika melihat ada rekan kita yang sedang kesulitan" 😉...

Terpopuler

Comments

tidak pak/Shame//Shame/

2023-12-20

0

apaan sii

2023-12-20

0

tapi kasian😭😭

2023-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2 Peta Rahasia
3 Cerita Pulau Terlarang
4 Tiba Di Pulau Terlarang
5 Memulai Perjalanan
6 Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7 Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8 Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9 Bertemu dan Di Tahan Perompak
10 Menelusuri Gua
11 Terpisah Kembali
12 Pertolongan Datang
13 Para Orang Tua Mulai Curiga
14 Peta Asli dan Peta Palsu
15 Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16 OMG! Peta Terbelah
17 Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18 Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19 Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20 Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21 Kembali Ke Sekolah
22 Berkunjung Ke Museum
23 Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24 Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25 Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26 Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27 Buku Langka Nan Unik
28 Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29 Camping Di Nanchang, China
30 Ikut Pergi Ke Nanchang
31 Tiba Di Desa Loufen
32 Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33 Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34 Pergi Mendaki Rame-rame
35 Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36 Artikel Fan Fan Viral
37 Gao Ting Bertemu Vivian
38 Penampakan Gou Gou di Stasiun
39 Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40 Bos Yang Penggila Harta Karun
41 Tamu Di Kantor Bos Yang
42 Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43 Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44 Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45 Terbongkarnya Lonceng Palsu
46 Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai
Episodes

Updated 46 Episodes

1
SINOPSIS CERITA DAN PENGENALAN TOKOH
2
Peta Rahasia
3
Cerita Pulau Terlarang
4
Tiba Di Pulau Terlarang
5
Memulai Perjalanan
6
Sumur Beracun dan Hutan Bambu Ilusi
7
Masa Lalu Cheng Mai Dan Penyesalan Xiao Dan
8
Tim Pemburu Kecil Menyerah Dan Bertemunya Cheng Mai Dengan Ayahnya
9
Bertemu dan Di Tahan Perompak
10
Menelusuri Gua
11
Terpisah Kembali
12
Pertolongan Datang
13
Para Orang Tua Mulai Curiga
14
Peta Asli dan Peta Palsu
15
Pengkhianatan Sing Dan Bos Yang
16
OMG! Peta Terbelah
17
Miss Fan Ternyata Penyebar Rumor Peta Palsu
18
Isi Harta Karun Hilang Kemana? Pulang Atau Melanjutkan Mencari
19
Rahasia Cheng Xin dan Pulau Terlarang
20
Cerita Harta Karun Pulau Terlarang Sebenarnya
21
Kembali Ke Sekolah
22
Berkunjung Ke Museum
23
Tujuan Cheng Xin Ke Museum
24
Kelas Cheng Mai Akan Dibongkar
25
Benda Berkilap Milik Pak Kepala Sekolah
26
Keberadaan Harta Karun Di Sekolah
27
Buku Langka Nan Unik
28
Buku Unik Penemuan Cheng Mai
29
Camping Di Nanchang, China
30
Ikut Pergi Ke Nanchang
31
Tiba Di Desa Loufen
32
Liu He Dan Makam Dua Ratus Koin
33
Gao Ting Menjadi Kaka Cheng Mai
34
Pergi Mendaki Rame-rame
35
Karya Seni Tertua di Dataran Tinggi Tibet
36
Artikel Fan Fan Viral
37
Gao Ting Bertemu Vivian
38
Penampakan Gou Gou di Stasiun
39
Dua Bersaudara Akhirnya Bertemu
40
Bos Yang Penggila Harta Karun
41
Tamu Di Kantor Bos Yang
42
Hukuman Untuk Bos Yang dan Sing
43
Nasib Buruk Bos Yang dan Sing
44
Lonceng Emas Pengabul Kuil Dafo
45
Terbongkarnya Lonceng Palsu
46
Ujian Sekolah Menengah Pui Ying Di Mulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!