Bab 20 - Putus

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Mario menghampiri Ashilla dan berniat meminta maaf karena tak bisa mengantar Ashilla pulang ke rumah. Begitu juga dengan mengatur Ashilla ke tempat perlombaan modeling.

"Emangnya kamu mau kemana Rio? Kamu kan tahu sendiri hari ini tuh aku ada perlombaan modeling. Kamu udah janji sama aku bakalan nganterin aku sama lihat secara langsung. Kenapa tiba-tiba kamu batalin gitu aja."

"Maaf Shilla, tapi Alyssa lagi sakit."

"Tapi, pasti ada mamanya yang jagain Rio."

"Iya emang, tapi Tante pasti kesusahan buat bujuk Alyssa untuk makan dan minum obat. Karena dia itu susah banget untuk minum obat. Bahkan harus dipaksa-paksa baru mau dan Tante nggak bisa ngelakuin itu. Karena biasanya aku yang suka maksa Alyssa buat minum obat," jawab Mario.

"Tapi ini juga perlombaan penting buat aku Rio. Modeling adalah impian aku. Nggak mungkin dong kalau aku nggak jadi ikut."

"Kan ada mama kamu yang bisa nganterin, Shill. Alyssa penting buat gue. Lagian lomba seperti itu pasti ada tiap bulan atau tahunnya."

"Jadi maksud kamu, aku dan impian aku nggak penting gitu? Makanya kamu lebih pilih untuk ketemu Alyssa daripada nganterin aku? Walaupun begitu, tetap saja aku maunya ikut lomba hari ini!"

Ashilla mulai kesal dan marah karena Mario yang tidak menganggap mimpinya penting.

"Bukan gitu maksud aku Shilla. Tapi seperti yang udah aku jelasin tadi. Alyssa butuh aku saat ini."

"Tapi aku juga butuh kamu Rio. Aku pacar kamu, aku yang lebih berhak atas kamu daripada Alyssa. Karena dia cuma sahabat kamu. Kalau disuruh milih antara aku dan Alyssa, kamu pilih mana?"

Mario menghela napasnya kasar. Ia bingung dengan keadaannya sekarang.

"Aku tidak bisa memilih di antara kalian berdua. Tapi untuk kali ini, aku akan tetap pergi ke rumah Alyssa. Maaf Shilla, Alyssa sangat penting untuk aku."

Ashilla tertawa sumbang karena itu berarti Alyssa adalah wanita yang dipilih oleh Mario.

"Karena kamu memilih untuk pergi, maka hubungan kita selesai sampai disini!"

"Baiklah, kalau itu mau kamu. Aku pergi, semoga perlombaan kamu lancar."

Mario pun pergi dari hadapan Ashilla. Wanita itu terlihat shock dengan jawaban yang keluar dari mulut Mario. Padahal tadi ia hanya menggertak saja, agar Mario tidak jadi pergi, tapi kenapa Mario malah mengiyakan berakhirnya hubungan mereka berdua. Ashilla jadi bersedih dan cairan bening pun keluar dari matanya.

Bahkan ia sudah tak lagi bersemangat untuk mengikuti lomba modeling. Padahal itu salah satu jalan untuknya agar bisa jadi model.

Ashilla berjalan dengan perasaan sedihnya. Ia masih tak menyangka, ia bisa kalah dengan Alyssa yang biasa saja. Ya, meski ia pun tahu, kenangan antara Alyssa dan Mario pasti lebih banyak dibandingkan dirinya. Tapi kenapa?

Rupanya, sedari tadi ada Abram disana yang sedang baru saja ingin pergi ke ruang guru untuk bertemu dengan mamanya. Ia tampak sengaja mendengarkan percakapan keduanya. Ia bisa merasakan gimana sakitnya Ashilla sekarang. Tapi, ia lebih peduli pada Alyssa. Lagipula, dengan Mario jujur dengan perasaannya akan sedikit hati yang tersakiti. Yaitu hanya Ashilla saja. Karena meski Abram sakit pun, ia sudah rela karena ingin Alyssa bahagia. berbeda dengan jika Ashilla terus bersama dengan Mario. Mario akan sakit hati, Alyssa juga begitu pun dirinya.

*

*

Mario memberhentikan motornya di depan rumahnya. Ia bahkan tak masuk ke rumahnya untuk meletakan tas. Ia langsung masuk ke rumah Alyssa untuk memastikan keadaan wanita itu.

Benar saja dugaannya, ia melihat mamanya Alyssa yang sudah putus asa membujuk Alyssa untuk makan dan minum obat.

"Huh! Akhirnya kamu kesini juga Rio. Tante sampe pusing gimana caranya bujuk Ica buat minum obat. Kalau ada kamu Tante jadi tenang. Tante titip Ica bentar ya, Tante mau belanja dulu ke supermarket."

"Oke Tante."

Mario pun masuk ke dalam kamar Alyssa. Alyssa yang mengira orang yang masuk adalah mamanya langsung mengusir sang mama.

"Mama, kan Ica udah bilang, Ica nggak mau minum obat! Obat itu pahit! Nggak enak!"

"Dasar keras kepala! Minum obat aja susah!"

Deg!

Jantung Alyssa tiba-tiba bergetar ketika tahu siapa yang datang. Tapi, ia tetap pada posisinya yang memunggungi pintu.

"Lo nggak kasian apa sama mama lo, yang udah jagain lo dari pagi, nyiapin lo makanan sama obat. Tapi, lo sama sekali nggak mau makan itu. Lo jahat tahu Ca!"

"Apa sih? Siapa yang jahat coba! Sembarangan aja kalo ngomong!"

Alyssa akhirnya berpindah posisi dan tidak memunggungi Mario lagi.

Mario tersenyum melihatnya. Sepertinya caranya untuk memprovokasi Alyssa akan berhasil. Tapi, melihat wajah pucat Alyssa dengan bibirnya yang yang berubah warna, Mario merasa sedih dan tersayat juga.

"Lagian nih ya! Kenapa lo ada disini? Kita kan udah bukan sahabat lagi? Sana pergi aja! Urusin tuh pacar lo!" kesal Alyssa.

"Kenapa malah jadi bahas gue dan kita sih Ca? Gue datang siapa lo mau makan dan minum obat!"

"Bodo amat! Sana pergi aja!" usir Alyssa.

"Lo sakit, tapi suara lo masih keras dan nyaring juga. Lo pura-pura sakit supaya gue datang ya?" tebak Mario.

"Cih! Kepedean sekali! Gue beneran sakit b*go! Kemarin gue kehujanan saat pulang dari halte ke rumah," jawab Alyssa.

"Abis ngapain aja lo pulang sore-sore begitu! Pacaran?"

"Kepo! Cepat sana pergi! Ada lo disini, kepala gue jadi pusing! Ingat ya, kita sekarang bukan sahabat lagi!!"

Terdengar suara helaan napas dari Mario. Laki-laki itu tak lagi bersuara tapi tak kunjung pergi juga dari sana. Ia malah menaruh makanan dan obat di meja dekat ranjang Alyssa berharap wanita itu akan memakannya sendiri.

Sebelum pergi dari sana, Mario menatap Alyssa lekat-lekat. Berhari-hari tak bercengkrama seperti ini menimbulkan rasa rindu di hatinya. Dulu, seharian tidak bicara dengan Alyssa sudah buat Mario uring-uringan, makanya mereka cepat baikan. Tapi sekarang? ia masih merasakan seperti itu, bahkan rasanya lebih sakit dan gelisah juga uring-uringan dari sebelumnya.

"Gue cuma ingin, setelah gue pergi. Lo makan dan minum obatnya. Gue tahu rasanya pasti tidak enak di mulut karena hambar. Tapi kalau lo mau sembuh, lo harus makan dan minum obat! Kalau nggak mau sakit, makanya jaga kesehatan, dan jangan hujan-hujanan! Udah tahu kalau kena hujan sedikit langsung tumbang. Malah sengaja hujan-hujanan. Harusnya lo cari tempat berteduh!"

Setelahnya, Mario benar-benar tak terlihat di mata Alyssa. Laki-laki itu benar-benar pergi. Alyssa malah menangis setelahnya. Tapi ia malah merubah posisinya jadi duduk dan makan makanan masakan mamanya sambil mengeluarkan air mata kemudian meminum obatnya.

Air matanya terus keluar, padahal Alyssa sudah berkali-kali menghapusnya. Ia tak tahu kenapa ia jadi cengeng begini. Entah karena rasa rindu, atau rasa sedih.

Rupanya Mario tidak benar-benar pergi dari rumah Alyssa, laki-laki itu mengamati Alyssa dari kejauhan. Ia merasa lega karena Alyssa mau makan dan minum obatnya meski sambil menangis. Rasanya ia ingin sekali masuk lagi kesana, tapi ia coba untuk menahannya dulu. Karena pastinya, Alyssa akan malu ketika tahu Mario melihatnya menangis.

Setelah Alyssa tak terlihat menangis lagi, Mario masuk ke dalam kamar Alyssa lagi.

"Lo kok masih disini?"

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Nayla Ujji ...

Nayla Ujji ...

iya, seandainya bisa diajak kompromi. ya cha..
Rain, please don't fall....

2023-06-01

0

💐€^ĽYŹÆ ĎWĪ Ř@£ÑÄ🌺

💐€^ĽYŹÆ ĎWĪ Ř@£ÑÄ🌺

mkinn seruu thorr lnjut smpai mreka jadian

2023-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!