Bab 2 - Pure Sahabatan

Kantin, 12.00

Alyssa dan Jehana duduk di kursi yang berhadapan dengan Mario dan Alfonso. Alyssa tampak tak bisa menyembunyikan kesenangannya hingga terus menerus tersenyum.

"Ngeri gue, liat lo senyum-senyum gitu," ucap Mario.

"Hehe, gue dapet nilai ulangan fisika 55. Itu artinya lo akan traktir gue sepuasnya hari ini," jawab Alyssa.

"Hah? Kok bisa sih lo dapat nilai segitu? Biasanya juga dapet 40 kalau ga ya 30," ucap Mario yang terkejut sekaligus tidak percaya. Padahal ia menantang Alyssa tadi karena yakin wanita itu tidak akan bisa melampaui tantangannya.

"Oh, ngeremehin gue ya? Pantes aja patokannya 50," ucap Alyssa dengan wajah kesalnya.

"Awalnya gue mau ngamuk-ngamuk sama lo. Tapi nggak jadi. Karena gue mau porotin duit jajan lo hari ini," tambah Alyssa lagi dengan cengiran yang memperlihatkan deretan giginya.

Mampus! RIP duit jajan gue! Si Ica mah suka nggak ngotak kalau udah minta ditraktir

"Jangan pesen banyak-banyak! Nanti nggak dimakan juga sama lo," ucap Mario mengingatkan.

"Tenang aja. Kan masih ada Jeje sama Alfon," jawab Alyssa dengan entengnya.

Alfonso tampak tertawa senang.

"Gue like pokoknya, Ca. Tiap hari aja porotin si Rio. Cuma lo yang bisa begitu," ucap Alfonso.

Alyssa ikut tertawa juga.

"Santai, nanti ada waktunya lagi. Tunggu aja."

Hal itu membuat Mario jadi cemberut dan wajahnya agak sedikit ditekuk. Uang jajannya hari ini akan dikuasai oleh Alyssa.

"Hhhh, pasrah aja lah gue."

"Hahaha... Pesenin gue bakso, mie ayam, batagor, siomay, cireng." Alyssa tampak masih berpikir lagi.

"Udah Ca, itu udah banyak banget tahu."

"Belum selesai, tambah es lemon tea satu, capuccino satu. Kalian mau apa?" tanya Alyssa ke Alfonso dan Jehana.

"Mie ayam," jawab Jehana.

"Bakso," jawab Alfonso.

"Nah, ditambah pesanan mereka berdua ya, Yo," ucap Alyssa dengan memperlihatkan senyum manisnya.

"Pinter-pinter banget ya kalian. Kerjasama buat porotin uang jajan gue."

Alfonso dan Jehana tertawa bersamaan.

"Udah sih ikhlasin aja Rio. Lagian itu ulah lo sendiri yang ngasih tantangan ke Ica."

"Hm." Mario menjawabnya dengan sebuah deheman saja.

Mario pergi untuk memesan semua pesanan. Setelah lama menunggu, Mario pun datang membawa 1 nampan makanan dibantu dengan 1 nampan yang lain oleh si penjual.

"Tuh, pesanan lo udah di depan mata," ucap Mario ke Alyssa.

"Thanks ya Yo. Baik banget deh hari ini."

Bukannya senang, Alyssa mengucapkan terima kasih padanya. Mario malah memutar matanya malas.

Lima belas menit setelahnya, mereka sudah selesai menghabiskan makanan.

"Nih, buat lo," ucap Alyssa menyerahkan satu es lemon tea untuk Mario. Mario pun langsung meminumnya dengan beberapa kali tegukan.

"Makasih traktirannya. Perut gue kenyang banget hari ini. Duit jajan gue juga aman. Sering-sering ya, Yo. Kalau gitu, gue sama Jeje ke kelas dulu. Bye."

Alyssa pergi dari sana dengan menarik tangan Jehana. Setelah kedua wanita itu menghilang dari pandangan kedua laki-laki itu. Alfonso mengobrol berdua dengan Mario sambil menunggu bel masuk berbunyi.

"Lo sama Ica nggak ada perasaan satu sama lain?" tanya Alfonso yang penasaran pada perasaan Mario. Karena pasalnya Mario selalu mengutamakan Alyssa. Apalagi keduanya sudah kenal sejak bayi.

Mario menggeleng.

"Nggak ada, kita pure sahabatan."

"Tapi, kalian berdua itu sama-sama belum pernah pacaran sama sekali."

"Ya, gimana ya? Belum ada yang pas di hati gue. Belum ada getar-getar cinta gitu. Ya udah lebih baik jomblo, kan?" jawab Mario.

"Gue mau tanya deh. Kalian berdua pernah berantem sampai nggak pernah ngobrol berhari-hari?"

Mario menggeleng lagi.

"Kita berdua kalau ada masalah, selalu diobrolin baik-baik. Apalagi gue sama Ica udah janji satu sama lain. Nggak boleh marah atau ngambek sama sahabat lama-lama," jawab Mario.

"Lo udah pernah jauh dari Ica walau cuma sehari?"

Mario lagi-lagi menggeleng.

"Kayanya sih nggak pernah. Soalnya rumah gue sama dia aja sebelahan. Kalau mau main tinggal jalan lima langkah."

Alfonso tertawa mendengar ucapan Mario.

"Lima langkah kaya judul lagu dong. Tapi kalau itu pacar lima langkah, lah lo mah sahabat lima langkah, haha."

"Iya juga, ya. hahhaa."

Mario jadi ikutan tertawa juga. Padahal candaan Alfonso agak garing.

"Kalo semisal nih ya, Ica punya pacar lebih dulu dari lo gimana?" tanya Alfonso lagi.

"Nggak tahu, nggak pernah mikirin sampe situ juga."

Mario tampak mengaduk-aduk minumnya padahal di dalam gelasnya hanya tersisa es batunya saja.

"Jangan-jangan, lo nggak rela lagi kalau Ica punya pacar," ledek Alfonso.

"Ngawur! Ya rela lah. Lagian gue sama Ica tuh sahabatan. Gimana sih!" jawab Mario yang jadi agak kesal karena ledekan Alfonso.

"Hahaha, iya dah iya. Yang sahabatan."

Entah kenapa gue punya feeling. Kalau lo sebenarnya sayang sama Ica lebih dari sekedar sahabat. Cuma mungkin rasa itu belum menguasai diri lo. Cara lo natap Ica saat lagi sama cowok lain terlihat seperti tatapan cemburu. Gue yakin, suatu saat lo akan menyadari itu semua.

Alfonso hanya bisa mengatakan itu di dalam hatinya. Karena percuma ia mengutarakan pendapatnya. Mario pastinya akan terus menyangkal.

*

*

Kediaman Alyssa, ruang tamu, 16.00.

Alyssa sedang rebahan sambil membaca novelnya di sofa. Ia tampak serius membaca novel itu. Bahkan di atas meja juga sudah ada cemilan untuk menemani gadis itu untuk membaca. Tiba-tiba seseorang datang dan mengagetkannya.

"DOR!"

Orang itu adalah Mario.

"KAMPRET!"

Alyssa terkejut sampai mau jatuh dari sofa. Tapi, untung saja ia bisa menyeimbangkan tubuhnya. Lalu merubah posisinya jadi duduk.

"Bhakakakak, ekspresi lo Ca. Ngajak gue sumpah!"

Mario terus tertawa sambil duduk di sebelah Alyssa.

"Sekali nggak ngeselin bisa? Bertamu kok nggak ketuk pintu atau ucap salam dulu. Tamu nggak ada akhlak!" kesal Alyssa tapi ia tidak menyingkirkan novel di tangannya.

"Biarin, wle." Mario menjulurkan lidahnya. "Lagian rumah ini udah gue anggap rumah kedua buat gue."

Mario melihat novel yang dipegang Alyssa.

"Ck! Novel mulu lo! Main PS aja yok!" ajak Mario.

"Malas, lagi seru baca soalnya," jawab Ica yang masih fokus pada novelnya.

"Coba lo ceritain dikit, novel apa yang lo baca ke gue. Penasaran gue. Lo maniak novel romansa banget soalnya. Pasti ngarep punya cowok kaya di novel-novel yang lo baca ya? Yang berkulit putih, hidung mancung, berkharisma, baik hati dan pacarable banget. Iya kan?" tanya Mario sambil sindir-sindir ke Alyssa.

Alyssa memang wajah datarnya mendengar ucapan Mario.

"Lo tau nggak, kenapa gue males buat ceritain novel yang gue baca ke lo? Itu karena lo selalu men-judge dulu sebelum tahu. Seakan-akan lo tahu akan isinya dan karena itu juga lo menjatuhkan imajinasi gue."

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Nayla Ujji ...

Nayla Ujji ...

jangan² mereka berjodoh.... Thor..

Mario deket jodohnya, tetangga.

2023-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!