“Jika kita bisa bertahan, mungkin kita bisa mengikutinya, karena sebelum ia pergi, ia menunjukkan ketertarikan kepada kita. Jadi, sekali lagi aku katakan, bertahanlah.” Sambung pria bertubuh kekar yang di panggil kakak pertama dengan nama Wen Naozi.
Tap tap..!!
“Hemm..!! Sungguh mata yang tajam, tak salah aku menilaimu cukup tinggi,” ucap Zang Wei yang tiba-tiba muncul dalam kegelapan.
Melihat Zang Wei muncul dan memujinya, entah kenapa Wen Naozi merasakan adanya kebanggaan dalam dirinya.
“Te..Terimakasih Tuan muda, suatu kehormatan dapat pujian dari anda,” ucap Wen Naozi dengan nada tulus.
“Apa yang kalian tunggu, cepat beri hormad kepada Tuan muda,” ucap Wen Naozi dengan nada sedikit menekan.
Tak lama, ketiga anggota atau saudara Wen Naozi pun menyapa Zang Wei.
Zang Wei dengan santai mengibaskan tangannya.
“Aku tidak perlu rasa hormat, dan aku kesini akan langsung ke intinya, jika kalian ingin kuat, maka ikuti aku. Tapi jalan yang akan kalian tempuh untuk menjadi kuat sangatlah mengerikan, bahkan jauh lebih mengerikan dari pada Neraka.” Ucap Zang Wei terdengar serius.
“Jadi tentukan pilihan kalian.” Sambung Zang Wei.
Mendengar itu, Wen Naozi dan ketiga saudaranya saling melirik satu sama lain.
Mereka tentu paham jalan seorang ahli bela diri sangatlah berdarah. Tapi mereka berpikir apakah mereka bisa kuat?
Mereka berpikiran begitu, lantaran mereka semua sama sekali tidak mempunyai bakat apapun, sehingga mereka memilih menjadi berandalan serta mencuri di gang-gang kecil.
Saat Wen Naozi hendak bertanya, terdengar suara dari Zang Wei terlebih dahulu.
“Aku hanya butuh jawaban kalian, apakah kalian ingin mengikuti atau tidak, walau jalan latihan yang kalian alami seperti jalan neraka. Jadi jawablah, karena aku sudah tidak punya banyak waktu.” Ucap Zang Wei.
Kini Wen Naozi pun terdiam bersama para saudaranya.
Terlihat jelas jika ketiga saudara Wen Naozi tidak menginginkan kekuatan jika jalan yang mereka lalui layaknya Neraka. Tapi berbeda dengan Wen Naozi, ia terlihat memancarkan mata penuh tekad.
Tap..!!
“Saya mau Tuan, mohon bimbingannya,” ucap Wen Naozi dengan nada penuh hormat.
“Jika begitu, apa kau rela meninggalkan ketiga saudaramu itu? Pikirkan baik-baik sebelum kau setuju, akan ku tunggu besok jam 5 pagi di gerbang kota.” Ucap Zang Wei.
Wuss wuss..!!
***
Bam bam bam..!!
Di sebuah ruangan yang sangat besar, terlihat sosok pria tua membanting meja di depannya dan menghancurkan beberapa yang ada di sekitarnya.
“Sialan, bagaimana bisa rencana yang telah aku bangun bisa hancur begitu saja.” Teriak pria tua yang tak lain Penetua Sekte Harimau Hitam.
“Bukan hanya itu saja, yang mengagalkan rencanaku pun adalah Putrinya Patriak Klan Ji, seorang wanita yang baru di angkat menjadi Komandan beberapa bulan lalu,” sambung Penetua Sekte Harimau Hitam atau biasa di panggil Penetua ke 3.
Kini, tatapan penetua ke 3 mengarah ke bawahannya yang bersujud kekatukan.
“Cari tahu siapa saja yang bersama wanita itu menghancurkan Mansion yang ku buat, dan cari sampai dapat Buku yang telah lama aku simpan di bawah tanah. Karena buku itu tidak boleh sampai ke tangan Kerajaan Bintang.” Perintah Penetua ke 3.
Seketika, semua bawahan Penetua ke 3 langsung melesat pergi.
...
“Sialan, ini terlalu bahaya, jika Buku sampai ke tangan Yang Mulia Raja, maka Sekte Harimau akan di panggil, setelah meminta penjelasan, aku pasti akan langsung di bunuh oleh Master Sekte.” Umpat Penetua ke 3 yang kini benar-benar di penuhi amarah serta tidak bisa bergerak sembarangan lagi.
“Jika begini, satu-satunya jalan adalah menangkap putri Patriak Klan Ji, tapi siapa yang akan aku tugaskan untuk menculiknya?” Gumam penetua ke 3 mulai berpikiran licik. Yaitu jika rencananya ingin aman, maka ia harus menculik Xing Ji.
Untuk masalah murid sekte Harimau Hitam yang di bunuh atau di tangkap di Mansion tersebut. Penetua ke 3 bisa mencari berbagai alasan jika itu adalah tuduhan palsu atau ada yang menjebak mereka.
Cukup lama Penetua ke 3 berpikir, ia pun tersenyum tipis.
“Murid kedua Master Sekte, Dan Jiansen, ia sangat menginginkan Xing Ji menjadi miliknya. Aku bisa memanfaatkannya untuk menculik Xing Ji,” gumam penetua ke 3 tersenyum lebar.
***
Pagi hari jam, 04.30.
Terlihat Wen Naozi sudah berdiri menunggu Zang Wei di depan gerbang kota.
Tap tap..!!
Tepat pada saat pukul 05.00, Zang Wei pun muncul di sertai seutas senyum tipis.
“Hoho,, kau cukup disiplin dalam waktu,” ucap Zang Wei sembari terus melangkah.
“Ayo ikuti aku,” ajak Zang Wei menuju selatan, dimana Gunung Hutan Kematian mengarah ke Selatan.
Tanpa banyak tanya, Wen Naozi langsung mengikuti dan pada saat perjalanan, Zang Wei memberikan Wen Naozi perintah untuk melatih pernafasannya dan dalam tiga langkah ia berjalan, Wen Naozi harus bernafas sebanyak 10 kali.
Awalnya itu sangatlah sulit, tapi setelah 2 jam perjalanan, Wen Naozi sudah bisa menghembuskan 10 kali nafas dalam tiga langkah.
Zang Wei mengajarkan Wen Naozi seperti ini, karena ia ingin mengajarkannya metode Pernafasan Naga. Tapi Zang Wei tidak bisa langsung menyuruhnya menggunakan metode tersebut, karena itu bisa membunuhnya.
Jadi langkah awal adalah melatih Wen Naozi tahapan bernafas.
Tap tap..!!
“Kita akan istirahat di sini, karena perjalanan kita masih cukup jauh, yaitu 1 hari lagi.” Ucap Zang Wei.
Wen Naozi pun dengan patuh mengangguk, tanpa di perintah, ia langsung memungut-mungut ranting pohon yang ada di sekelilingnya.
“Tuan muda, aku akan cari Ayam Hutan di dekat sini terlebih dahulu, mohon tunggu sebentar saja,” ucap Wen Naozi setelah mengumpulkan rating pohon.
“Tidak perlu, kau nyalakan saja api unggunnya,” ucap Zang Wei menggelengkan kepalanya.
Tangan kiri Zang Wei pun terayun dan batu runcing langsung melesat ke arah utara.
Jlep..!! Kwok kwok..!!
Seketika terdengar suara Ayam hutan yang sedang kesakitan.
Wuss..!!
Bruk..!!
Setelah batu runcing Zang Wei tarik, terlihat dua Ayam hutan menanjap di batu tersebut dan terjatuh tepat di samping Wen Naozi.
“Bersihkan Ayamnya, dan saat mencabut bulu Ayamnya, kau harus bisa menarik 20 tarikan nafas dalam satu bulu Ayam yang tercabut. Jika kau sudah bisa melakukan selama 10 bulu Ayam tercabut, maka kau harus menambah jumlah tarikan nafasmu sebanyak 10 kali.” Perintah Zang Wei.
Wen Naozi pun mengangguk penuh semangat, ia sangat bahagia saat di beri latihan oleh Zang Wei, karena ia sudah bisa merasakan efeknya.
Pertama, tubuh Wen Naozi merasakan sedikit lebih bugar, ia tidak mudah lelah dan otot-ototnya mulai berdenyut tanda membesar.
Zang Wei yang melihat kelakuan Wen Naozi, hanya bisa menggelengkan kepalanya.
“Sifatnya memang benar-benar sama, apa dia keturunannya ya?” Gumam Zang Wei dalam hati sembari menutup matanya untuk menyerap energi di sekitarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Semangat dan terus berkarya Tor
2025-01-05
0
Abu Fadhila
kalimat; tap-tap!! itu maksudnya apa Thor?
2023-10-30
0
Alan Bumi
menancap
2023-08-14
0