“Sesuai janji, sudah ku lakukan Nona, kini kau bebas ingin membunuhnya atau tidak,” ucap Zang Wei dengan seutas senyum hangat.
Glek..!!
“A..Apakah dia memiliki kpribadian ganda?” Gumam Lin Jia sedikit merinding saat melihat tadi betapa mengerikannya Zang Wei kepada murid Sekte Harimau Hitam, bahkan ia tersenyum saat membunuh mereka.
Tapi saat ia melihat Zang Wei melihat ke arah dirinya. Itu langsung berubah seketika, seolah itu bukanlah Zang Wei yang ia lihat tadi saat membunuh musuhnya.
Entah kenapa Lin Jia merasa tenang dan nyaman saat melihat senyuman hangat Zang Wei saat ini.
Tap tap..!!
“Terimakasih Tuan muda, ini Liontin yang anda minta sebagai bayarannya dan ini ada tambahan beberapa Koin Perak,” ucap Lin Jia mendekati Zang Wei sembari mengulurkan tangannya.
Tapi Zang Wei hanya mengambil Lionton tersebut. “Aku tidak butuh uang, aku hanya ingin Lionton ini sebagai bayarannya, karena terlihat sangat indah,” ucap Zang Wei tersenyum bahagia saat memegangi Lionton Mata Semesta.
Melihat ekspresi Zang Wei yang sangat bahagia, Lin Jia pun semakin yakin jika Zang Wei ini memiliki kpribadian ganda, atau bisa ia sedikit kurang waras. Namun Lin Jia tidak ingin membuat Zang Wei marah dengan bertanya hal tersebut.
Kini Lin Jia pun mendekati Tuan muda Dong Wexin.
Krak..!!
Argh..!!
Dengan di penuhi amarah, Lin Jia langsung menginjak burung milik Dong Wexin, yang membuat Dong Wexin tersadar dari pingsan lalu berteriak.
“Akan ku buat kau menderita dasar pecundang,” ucap Lin Jia kembali meluapkan emosinya.
Krak krak..!!
Lin Jia pun kembali menginjak kedua kaki Dong Wexin yang terluka hingga patah, bahkan kedua tangannya juga tidak luput.
***
Zang Wei yang melihat kebencian Lin Jia hanya bisa terdiam.
“Memang wanita sedikit menyeramkan saat marah, bahkan seorang wanita akan tanpa sadar jauh lebih mengerikan dari seorang pria. Namun mereka selalu membantah itu,” gumam Zang Wei menggelengkan kepalanya.
***
20 menit berlalu, setelah Lin Jia puas menyiksa Dong Wexin, namun ia tidak membunuhnya.
Zang Wei yang mendengar alasan Lin Jia tidak membunuh Dong Wexin sedikit merinding. Lantaran alasannya ingin melihat Dong Wexin menjadi kasim seumur hidup di sertai tidak akan bisa berjalan lagi, yang otomatis ia akan hidup di atas ranjang seumur hidupnya.
Lin Jia juga menjelaskan tujuannya datang ke sini adalah mencari Tanaman Herbal Yaitu, lumut hitam berusia 100 tahun yang tumbuh di tepi danau puncak Gunung, dan sering tumbuh di dinding gua. Namun untuk gua tersebut, sampai saat ini keberadaannya tidak di ketahui.
Tapi Lin Jia menjelaskan jika gua tersebut benar-benar ada di puncak gunung tersebut, karena itu yang kakeknya ceritakan dahulu sewaktu ia masih kecil.
Zang Wei yang juga menceritakan alasannya kesini yaitu mencari beberapa Tumbuhan Herbal pun, kini berangkat bersama menuju puncak dengan Lin Jia.
Tujuan Zang Wei mau bersama Lin Jia adalah, karena ia ingin Lin Jia sebagai petunjuk arahnya.
...
Wuss wuss..!!
Tap tap..!!
Tepat setelah 1 jam, kini Lin Jia dan Zang Wei sudah mencapai puncak gunung, dan cukup jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat sebuah danau yang sangat luas.
“I..Itu di sana, dulu aku sering kesini bersama kakek ku,” ucap Lin Jia kembali melangkah ke arah danau.
Zang Wei pun mengangguk ringan dan mengikuti dari belakang.
Saat melangkah, pandangan Zang Wei mengarah ke segala arah, dimana banyak kabut hitam di samping kiri dan kanannya.
Tepat setelah setengah perjalanan menuju danau, samar-samar Zang Wei merasakan pergerakan dari arah kanan.
“Berhenti,” ucap Zang Wei langsung menarik Lin Jia.
Wuss..!!
Tepat saat Lin Jia di tarik, muncul Serigala Hitam menerjang ke arah Lin Jia. Namun beruntung Zang Wei cukup sigap.
Gerr..!!
Serigala Hitam yang hampir dapat menerjam mangsanya, kini menggeram ke arah Zang Wei.
“Pantas saja aku merasakan kenapa tidak banyak Binatang Buas saat dalam perjalanan, ternyata mereka berkumpul di sini,” ucap Zang Wei melihat area sekitarnya, dimana bermunculan satu persatu Binatang Buas.
Lin Jia yang melihat itu seketika sedikit merinding.
“I..Ini, kenapa aku merasakan Binatang Buas ini sangat kuat,” ucap Lin Jia sedikit heran, karena setahunya para Binatang Buas yang tinggal di puncak Gunung ini tidak sekuat ini. Bahkan Lin Jia heran dengan warna mereka yang rata-rata hitam.
“Hemm..!! Jika tebakanku tidak salah, mereka menjadi semakin kuat karena Kabut hitam ini, terlebih lagi mereka muncul dari kabut hitam yang paling tebal.” Ucap Zang Wei.
“Apa dulu di sini memang ada kabut hitam?” Tanya Zang Wei yang merasakan ada yang salah dengan kabut hitam ini.
“Hemm..!! Di sini memang ada kabut hitam, tapi samar-samar, tidak setebal dan segelap ini.” Jawab Lin Jia.
“Jika begitu, kau ambil lumut hitam yang ada di tepi danau, aku akan melindungi pungungmu dan lakukan dengan cepat.” Ucap Zang Wei.
Wuss..!!
Tepat di saat Zang Wei selesai bicara, salah satu Serigala Hitam menerjang ke arah samping kanan Lin Jia.
Trank..!!
Dengan sigap Zang Wei menahan gigi Serigala tersebut menggunakan batang kayu.
“Kenapa kau diam, ayo cepat,” ucap Zang Wei.
Lin Jia yang menerung pun langsung tersadar.
“Maafkan aku,” ucap Lin Jia dan langsung berlari ke arah danau.
Tepat di saat Lin Jia berlari, terlihat beberapa Binatang Buas mencoba menghentikan Lin Jia.
Tapi Zang Wei menggunakan Langkah Naga muncul mengayunkan batang kayu untuk menghempaskan mereka satu persatu.
“Sial, aku tak tahu berapa jumlah mereka, karena saat ini pandanganku terhalang oleh kabut ini dan kesadaranku juga ikut terhalang,” umpat Zang Wei yang kini terlihat sedikit berantakan.
Jika saja ia tidak melindungi seseorang, mungkin ia sudah mengamuk dan memudahkannya untuk bergerak bebas. Tapi saat ini ia sedang melindungi Lin Jia.
Tap tap..!!
Setelah mencapai bibir danau, dengan cepat Lin Jia mengambil beberapa Lumut Hitam.
Lantas, mereka pun langsung kembali dengan cepat.
Tap tap..!! Setelah mencapai area luar kabut, terlihat para Binatang Buas tidak menyerang mereka lagi.
“Huh huh,, aku tidak menyangka jika Gunung Hutan Kematian akan semengerikan ini, ini jauh berbeda saat aku kesini waktu kecil bersama kakek,” ucap Lin Jia dengan nafas terengah-engah.
Pandangan Lin Jia pun mengarah ke Zang Wei. “Kita akan kemana kali ini?” Tanya Lin Jia.
“Kembalilah, karena kau telah mendapatkan herbalnya, sementara aku akan ke sisi sana, karena tujuanku ada di sana.” Ucap Zang Wei menunjuk ke arah sisi seberang Gunung.
“Jadi kita akan berpisah di sini,” sambung Zang Wei.
Lin Jia pun terdiam sesaat, ia sedikit enggan berpisah dengan Zang Wei setelah banyak menolongnya. Tapi apa boleh buat, ia juga memiliki kepentingan saat ini, yaitu menyelamatkan ayahnya yang sakit. Jika ia tidak memiliki kepentingan, mungkin ia akan keras kepala ingin mengikuti Zang Wei.
“Baiklah, maafkan aku karena tidak bisa membantumu,” ucap Lin Jia mengulurkan tangan kanannya tanda salam perpisahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Sehat selalu Tor 🙏
2025-01-05
0
Alan Bumi
menerung = merenung
2023-08-15
0
Nf@. Conan 😎
menerung ntuh paa tihor 🤨🤨🧐
2023-08-14
0