Belahan Jiwa (2)

Panglima suci akhirnya meminta maaf pada Raja Cordovan. Ia lalu bersiap untuk meminjamkan kekuatan Batu Peri setelah Tuan Penasihat Agung muncul di antara mereka.

Penasihat Agung adalah seorang pertapa yang merupakan keturunan langsung dari pendiri Kuil Suci sejak kerajaan ini berdiri. Ia tak pernah beranjak dari bilik doa kecuali ketika harus berbuka puasa atau buang air saja. Kesehariannya dihabiskan untuk berdoa. Baru kali ini, Tuan Penasihat Agung keluar dari bilik doa dan pingsan. Kejadian seperti ini biasanya terjadi jika ia melihat ramalan. Calon ratu Cordovan yang sedang dibicarakan tentu memiliki hubungan khusus dengan kerajaan ini tanpa ada yang mengetahui. Calon ratu harus ditemukan.

"Yang Mulia. Anda harus menikah terlebih dahulu dengan calon ratu," ujar Panglima yang membuat Markian bingung.

"Bagaimana aku menikah dengannya kalau dia saja menghilang?" Jawabnya bersungut-sungut. Panglima Suci tersenyum, selama mereka berbicara, baru kali ini pimpinan kuil suci itu merekahkan bibirnya. Markian jadi semakin tak mengerti.

"Kita akan melakukan pernikahan jiwa, Yang Mulia. Apakah anda sudah yakin untuk menjadikannya sebagai Ratu?" tanya Panglima menyelidik. Markian mengangguk.

"Apa itu pernikahan jiwa?" Tanya Duke Gelael tak paham. Baru kali ini ia mendengar tentang pernikahan jiwa.

"Pernikahan Jiwa adalah proses menyatukan dua jiwa dalam upacara pernikahan. Tidak dibutuhkan mempelai wanita, hanya mempelai pria saja dan janji suci bisa langsung diikat untuk kedua jiwa tersebut," Jelas Sir Bright membantu tugas Panglima Suci dalam menjelaskan prosedur pernikahan jiwa.

"Jika benar begitu, mari ikut ke Altar Suci," Panglima Suci mengantar Raja Cordovan menuju Altar Suci. Ia lalu meletakkan Batu Peri di atas cawan besar. Lalu, meminta Raja Cordovan untuk meneteskan darahnya di atas Batu Peri serta merapal mantra khusus untuk menikah dengan Putri Isyana.

Cahaya Batu Peri yang awalnya temaram, berubah menjadi kilatan cahaya yang menyorot ke langit-langit menara. Sinarnya begitu menyilaukan, sehingga semua orang menutup mata mereka karena tak tahan dengan sorotan tajamnya.

Pelan tapi pasti, sinar menyilaukan itu pun memudar. Batu Peri kembali berpendar seperti sedia kala. Pernikahan jiwa telah selesai.

Mantra penutup dari Panglima Suci mengakhiri upacara pernikahan jiwa. Saat ini, Raja dan Ratu Cordovan telah sah sebagai pasangan suami-istri walau tanpa bertemu muka.

"Selamat, Yang Mulia. Anda sudah menjadi Belahan Jiwa dari Ratu Anda. Sekarang. Mari kira mulai ritual pencarian belahan jiwa,"

Kali ini, Panglima Suci menggambar lingkaran sihir kemudian merapalkan mantra. Tuan Penasihat Agung telah dipindahkan kembali ke ruang doa sejak pingsan tadi. Altar Suci menjadi saksi pencarian Sang Ratu yang sudah hampir seminggu menghilang.

Kyuuuu....

Kyuuuu....

Kyuuuu...

Kyuuuu....

Setelah Sang Panglima merapal mantra dalam lingkaran sihir, Batu Peri menyorot sinar tajam kembali. Namun, kali ini, sinar itu dibarengi dengan ledakan kecil. Siapa yang menyangka? Ledakan kecil tadi merupakan gerombolan kupu-kupu yang menyembul dari balik Batu Peri. Mereka adalah titisan peri yang tersimpan dalam batu sihir. Kupu-kupu itu bisa berbicara dengan bahasa peri, sehingga, hanya Tuan Penasihat Agung yang dapat menerjemahkan bahasa mereka.

Sinar terang yang mengiringi kepakan sayap kupu-kupu itu merupakan manifestasi dari kekuatan para peri selama satu dekade. Kupu-kupu itu nantinya akan terbang ke arah belahan jiwa sang pemohon, dan menginformasikan keberadaan target jika sudah ditemukan.

"Untuk sementara, kita hanya bisa menunggu. Jika pencarian sudah selesai, kupu-kupu akan kembali ke sini dan menunjukkan lokasi Sang Ratu, Yang Mulia," jelas Panglima Suci.

Markian mengangguk dengan terkesima, melihat keindahan kupu-kupu yang memancarkan cahaya hangat di dalam Altar. Semua orang di dalam ruangan juga ikut terpana. Mereka belum pernah melihat kejadian ajaib seperti ini sebelumnya.

"Bagus sekali! Semoga bisa mendapat kabar baik," Markian berdoa. Duke Gelael tersenyum lega, akhirnya masa krisis akan segera berakhir.

*

Kyuuuu....

Kyuuuu....

Kyuuuu...

Kyuuuu....

Kelompok kupu-kupu mulai berpencar ke segala penjuru. Mereka terlihat sedang menangkap pertanda yang didapatkan dari belahan jiwa Markian. Jika Putri Isyana ada di dekat kupu-kupu itu, maka, cahaya mereka akan beresonansi sehingga tampak semakin terang. Kawasan wilayah Kuil Suci tentu tak memancarkan getaran jiwa. Putri Isyana sudah dipastikan tidak hilang di sekitar sini. Kupu-kupu bergerak ke selatan, menyusuri tiap jalan, pepohonan hingga hutan-hutan. Hari pertama mereka keluar, tidak, mendapatkan hasil. Kupu-kupu terus terbang, hingga melintasi sungai dan juga lautan. Sampai pada akhirnya, mereka sampai di pulau tak berpenghuni, bernama Gene Island.

Pendaran sinar yang lemah menjadi semakin terang.

Kyuuuu....

Kyuuuu....

Kyuuuu...

Kyuuuu....

Kupu-kupu terus memancarkan gelombang jiwa yang mencari sumber getaran dari arah lainnya. Sinar mereka semakin terang, kawanan kupu-kupu itu menerima getaran. Ada sebuah menara kosong yang tampak tak berpenghuni dari arah seberang.

Kyuuuu....

Kyuuuu....

Kyuuuu...

Kyuuuu....

Drrrrrtt...

Drrrrrt....

Drrrrrtt....

Kawanan kupu-kupu bergetar hebat. Sepertinya mereka menemukan resonansi dari arah Menara tua itu. Kupu-kupu itu pun semakin terbang ke dalam, melihat situasi yang mungkin terjadi.

PYAAASSSHHHH

Tubuh mereka terhempas dinding tak kasat mata yang mengelilingi menara itu. Kupu-kupu berkelebat kebingungan selama beberapa saat. Mereka kemudian menghilang dan melakukan teleportasi kembali ke Kuil Suci untuk melaporkan pada Tuan Penasihat Agung.

*

Segera setelah mendapatkan laporan dari Tuan Penasihat Agung, Markian pun mengomando para ksatria kerajaan. Panglima Suci yang terlanjur turut dalam misi pencarian Sang Ratu tentu tidak tinggal diam. Ia juga akan mengawal Raja Markian bersama para Ksatria Suci.

"Lebih banyak pasukan, tentu lebih baik, Yang Mulia," tukasnya. Kali ini, Markian melemparkan senyum dan mengucapkan terima kasih pada Panglima.

"Aku akan membalas budi," Ujar Sang Raja kemudian bersiap untuk pergi menjemput Ratu yang sedang ditawan di sebuah bangunan tua di Gene Island.

"Kita berangkat saat ini juga!" Komando Raja Markian dengan nafas memburu. Adrenalinnya terpacu cepat karena sudah tak sabar ingin menebas kepala orang yang berani menculik belahan jiwanya itu.

"Siap! Yang Mulia!" sahut para ksatria kompak. Derap kuda pun berpacu beriringan memecah keheningan malam. Pasukan Ksatria yang terdiri atas 20 orang itu bergerak beriringan menuju ke selatan. Mereka berhasil melalui kawasan kuil suci, kemudian masuk ke wilayah Dukedom Gelael. Setelah melintasi sungai yang ada jembatan besarnya, akhirnya, mereka sampai juga di Hutan Padenville. Hutan itu memang cukup rimbun dan termasuk medan yang berat karena banyak akar pohon yang menjulang, dan batu-batuan berserakan. Kuda-kuda para ksatria harus teliti melintas supaya tidak tergelincir atau terluka.

"Mari kita berkemah dulu di sini," Raja Markian memberi perintah. Ia tidak tega melihat pasukannya tertatih kelelahan karena harus menempuh perjalanan jauh di tengah malam. Stamina yang tidak prima akan memperburuk keadaan. Ada baiknya, mereka beristirahat sebentar.

"Siap, Yang Mulia!" Seru komandan ksatria, yang kemudian dituruti oleh pasukan mereka. Api unggun besar kemudian dinyalakan. Mereka berkemah sehari semalam supaya esok dapat menyebrang menuju ke Gene Island.

...****************...

(bersambung)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!