Mentari sudah menyembul dari balik awan pekat yang menutupinya sedari malam. Semburat oranye kemerahan menghiasi langit sehingga nampak cerah dan indah. Cahaya samar-samar menjadi semakin terang, suhu bumi pun meningkat. Cuaca yang tadinya sangat dingin menuju beku, kini terasa agak lumayan hangat. Meski tak seperti keadaan cuaca normal di Kerajaan lain, tapi, begitulah suasana pagi di Kerajaan Cordovan.
Di dalam hutan, terlihat satwa kecil seperti kelinci, tupai, dan serangga tampak mulai pergi mencari mangsa. Burung-burung juga mulai bernyanyi riang menyambut pagi yang baru. Embun pagi yang beku mencair secara perlahan menjadi tetesan air yang menjalar ke dedaunan. Udara segar menyergap indera penciuman semua orang. Rombongan Raja Cordovan bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
*
Tok
Tok
"Maaf mengganggu, Yang Mulia. Sebentar lagi, kita akan tiba di Dukedom Gelael," Sir Albert mengetuk kaca kereta Markian, Sang Raja Cordovan.
Markian terkesiap, lalu terbangun dari tidurnya setelah tak memejamkan mata sama sekali. Sudah dua hari ini ia bekerja keras mencari keberadaan Isyana bersama para ksatria.
"Baiklah," sahut Markian dari dalam kereta. Ia merapihkan pakaiannya, dan bersiap untuk bertemu dengan penguasa Gelael.
*
Setelah berkendara selama 20 menit, rombongan Raja Cordovan akhirnya sudah tuntas melintasi Hutan Padenville. Hutan itu adalah batas terakhir dari kerajaan tetangga yang bersebelahan dengan Kerajaan Cordovan. Tampak aliran sungai deras dengan bebatuan menghampar di ujung jalan. Ada jembatan besar yang dapat dilalui kereta kuda. Setelah melintasi sungai, mereka akan tiba di Dukedom Gelael dan menemukan pos penjagaan berlambang Phoenix Biru dengan bendera hijau berkibar.
*
"Salam pada Matahari Kerajaan Cordovan," Kepala Ksatria Gelael membungkuk dan memberi salam, pasukan yang berada di belakangnya, juga melakukan hal serupa. Tanpa mengecek identitas, Ksatria Dukedom tentu hafal dengan lambang kereta kencana milik Sang Raja.
"Ya. Antarkan aku pada tuanmu," seru Markian dari dalam dari kereta. Kereta kencana Raja Cordovan pun melaju mengikuti pasukan ksatria supaya bisa sampai di kediaman utama dengan aman. Jarak antara pos penjagaan dengan kediaman cukup jauh, sekitar 15 kilometer.
"Kau lelah, Moti?" tanya Magda yang melihat wajah Moti semakin pucat. Moti menggeleng. Setelah kehilangan Putri Isyana, tak hanya Markian yang kebingungan, Moti pun sama. Sebagai pelayan pribadi sekaligus sahabat sejak kecil sang putri, Moti tentu sangat frustasi. Ia tak enak makan dan tak enak tidur karena khawatir dengan keadaan majikannya. Magda selalu menenangkan Moti supaya tak terlalu khawatir dan menjaga kesehatannya. Magda menghibur Moti supaya tetap optimis, sehingga, jika putri ditemukan, ia bisa kembali bekerja secara prima.
"Kita hanya perlu berkendara selama 1,5 jam lagi. Bersabarlah," ujar Magda kemudian memberikan, selimut pada Moti supaya bisa beristirahat dengan nyaman.
"Baiklah, Magda. Kau tak perlu khawatir. Aku baik-baik saja," ujar Moti. Ia lalu meringkuk di kursi kereta dengan selimut yang menutupi seluruh punggungnya. Meski matahari sudah semakin tinggi, namun, Moti tetap merasa kedinginan. Perubahan cuaca ekstrim yang ada di Tanah Cordovan tentu membuat orang-orang dari Kerajaan Puth harus menyesuaikan diri pelan-pelan.
Magda tampak khawatir dengan keadaan rekan kerjanya itu. Meski merasa kedinginan, namun, ia tak terlalu menggigil seperti Moti. Magda pun mencoba untuk memberikan kenyamanan pada Moti sesuai kemampuannya.
*
"Salam pada Matahari Kerajaan Cordovan. Izinkan saya mendapatkan kehormatan untuk melayani Yang Mulia,"
Duke Gelael beserta istri dan anak-anaknya memberikan salam pada Raja Markian. Setelah memberi dan menerima salam sebagai formalitas, Sang Duke yang juga merupakan pamannya, menyajikan santap pagi untuk semua rombongan. Markian berterima kasih karena sudah disambut dengan baik. Setelah menghabiskan santap pagi dengan lahap, Duke mengundang Sang Raja ke taman kesayangannya.
*
"Maafkan saya, Yang Mulia. Penguasa Gelael ini hanya bisa menyajikan jamuan sederhana," ujar Duke merendah.
"Sudahlah, Paman. Jangan terlalu formal. Aku kesini ingin meminta bantuan," tutur Sang Raja kemudian.
"Bantuan apa? Tentu saja, dengan senang hati akan saya lakukan, Yang Mulia, jika saya mampu," sahut Duke dengan tangan terbuka.
"Calon istriku hilang," Markian menunduk lesu sambil menahan air mata yang menggenang. Duke terkejut sampai tak bisa berkata-kata.
"Saya turut menyesal," ujarnya sambil menepuk bahu keponakannya yang sudah beranjak dewasa itu. Dalam hatinya, Duke Rhonda Gelael, masih menganggap Markian sebagai anak kecil yang kehilangan ibunya. Duke sangat mencintai keponakannya itu karena mirip dengan mendiang adiknya, Ratu Jelliza.
"Apakah paman bisa membantu?"
"Tentu, Yang Mulia, boleh saya tahu kapan kejadiannya?"
Markian lalu menjelaskan insiden hilangnya Sang Putri ketika mereka hendak menyeberang ke Benua Britani. Sekitar 5 hari yang lalu, Putri menghilang. Duke Gelael nampak memperhatikan cerita Sang Raja dengan seksama. Ia lalu mencoba berpikir sejenak untuk mencari solusi yang tepat. Karena, waktu kejadian juga berpengaruh terhadap keberhasilan misi. 5 hari adalah waktu yang cukup lama untuk mencari jejak yang tertinggal. Sehingga, pencarian dengan cara konvensional tentu tidak akan mungkin.
"Kalau saya boleh menyarankan. Mari kita pergi ke Kuil Suci untuk mencari calon istri anda, Yang Mulia. Saya tak berani jika hanya pasukan saja yang bergerak. Bisa dipastikan misi akan gagal, karena jejak sudah terhapus cuaca dan waktu," saran Duke.
Markian mencoba mempertimbangkan saran pamannya itu. Namun, sebenarnya ia tak ingin masalah ini menjadi semakin besar.
"Apa ada saran lain?" Markian mencoba menawar.
"Kita tak punya pilihan, Yang Mulia," Duke mencoba meyakinkan.
Markian akhirnya mengalah. Ia menyetujui saran pamannya. Malam ini, mereka akan bergerak menuju ke Kuil Suci yang jaraknya hanya 2 jam dengan mengendarai kereta.
Kuil Suci memiliki artefak sihir yang bisa menemukan seseorang terlepas dari waktu dan tempat kejadian. Artefak itu adalah Batu Peri, sebuah batu sihir yang dapat ber-resonansi dengan target tanpa kenal ruang dan waktu. Kesaktian Batu Peri sudah teruji selama hampir seratus tahun, sejak kerajaan berdiri.
Batu Peri merupakan hadiah dari Ratu Peri yang pernah mendapatkan suaka dari pendiri kerajaan Cordovan. Ditengah-tengah pengkhianatan kaumnya, Ratu Peri harus bersembunyi dan membangkitkan kekuatan optimalnya. Ketika kekuatannya sudah bangkit, ia lalu kembali ke kerajaannya dan memusnahkan para musuhnya. Ratu peri yang terasing itu pun dapat kembali memimpin kerajaannya dengan aman sentosa. Sebagai rasa syukur dan terima kasih yang besar, Ratu Peri memberikan artefak sihir berupa kristalisasi kekuatan memori peri selama 10 generasi, yang disebut sebagai BATU PERI.
Tidak ada situasi yang bisa mempengaruhi daya pencarian dari Batu Peri. Meski demikian, ada syarat yang harus dipenuhi oleh sang pengguna artefak. Syarat ini hanya akan diberikan jika sang pengguna bisa lulus uji kualifikasi oleh Panglima Suci yang merupakan penjaga pusaka kerajaan. Bahkan, seorang Raja pun juga harus tunduk pada aturan Kuil Suci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Kumako
semangat thor
2023-04-30
1