Rapat Rahasia Duke Elliot

"Aaaahhhhhhh......"

Suara seorang wanita terdengar dari kamar Duke Elliot. Ruangan dengan ranjang dan beberapa perabot itu pun menjadi sangat panas. Sang penguasa terbiasa menyewa pekerja **** komersial untuk memuaskan hasratnya. Madam Velocia, adalah seorang PSK yang sangat terkenal di kalangan atas. Madam sudah menjadi simpanan Duke selama setahun terakhir. Hal ini tentu saja karena kemampuan layanannya yang di atas rata-rata. Tidak ada yang tak bisa dilakukan Madam jika uang banyak yang ditawarkan.

Bagi Duke yang memiliki kekayaan melimpah, memberi harga setara kereta kencana pada Madam Velocia tentu hal yang mudah. Gairah dari Sang Penguasa menjadi satu-satunya kesempatan Velocia untuk merangkak naik ke status yang lebih tinggi dan bersinar. Tak ada yang bisa menolak godaan Velocia yang sangat lihai memuaskan pria. Melayani Duke dua kali seminggu sudah cukup untuk menghidupi diri selama setengah tahun. Tentu, Velocia akan memanfaatkan momentum ini selagi masih menjadi sang pujaan hati.

*

Tok

Tok

"Maaf, Yang Mulia. Keadaan mendesak!" Fillipe, kepala pelayan kediaman Duke Elliot menginterupsi malam panas Sang Duke. Ia tentu tahu bahwa nyawanya sedang dipertaruhkan, namun, tak ada jalan lain, karena Fillipe sedang membawa surat kosong tanpa tulisan. Surat jenis ini adalah surat rahasia dari Guild Pembunuh yang sedang disewa Sang Duke. Tentu saja isinya pasti sedang dinantikannya.

Elliot masih tampak bermain cinta bersama simpanannya. Perawakan tinggi semampai dengan bentuk tubuh aduhai, membuat Velocia mampu menghipnotis lawan mainnya. Elliot tak ingin menyudahi malam yang mereka lalui bersama, namun, di sisi lain, Elliot juga tak bisa melewatkan pesan rahasia itu begitu saja. Mau tak mau, Elliot mengirim Velocia pulang. Dengan wajah sedih, Velocia pamit. Ia segera beranjak setelah menagih pembayaran pada kepala pelayan.

"Masuk," Perintahnya.

Setelah memberikan sekantong emas pada Velocia, Fillipe memasuki kamar Duke yang beraroma mawar dengan penerangan temaram.

"Maaf, Yang Mulia. Ini mendesak,"

Fillipe menyerahkan surat kosong pada tuannya. Duke menyiramkan air pada kertas tersebut sehingga tampak tulisan rahasia.

Begitu bunyi surat rahasia yang baru saja tiba. Senyum Duke merekah. Ia mengomandokan para dewan untuk segera berkumpul ke Balai Utama. Fillipe dengan sigap menghubungi kepala Ksatria untuk menyampaikan perintah sang penguasa. Tepat tengah malam, para dewan sudah tiba di Balai Utama.

"Conelly masih tidur?" Tanya Duke sebelum memimpin rapat. Fillipe mengangguk.

"Lady tidak enak badan, Yang Mulia," Jawabnya kemudian.

"Bilang aku ada pekerjaan, jika dia bangun. Dan cegah Conelly untuk berada di Paviliun Barat," Pesannya, lalu segera beranjak ke Balai untuk membuka rapat bersama para dewan.

*

"Calon ratu sudah dibereskan. Sekarang saatnya kita maju ke rencana berikutnya,"

Duke Elliot membuka pembicaraan. Para dewan yang terdiri atas bangsawan termasyur itu bersorak gembira. Mereka adalah kelompok yang kontra pemerintah. Tujuan utama mereka adalah menempatkan Elliot menjadi Raja selanjutnya dengan mengganti Markian.

"Bagus, Yang Mulia! Sekarang apa rencana kedua?" Tanya Marquess Wangler berapi-api. Ia siap menyuplai senjata secara massif bila diperlukan. Meski harus merekrut banyak tentara bayaran, ia tak peduli. Ksatria Marquess tentu kalah jumlah dan kalah piawai dibandingkan dengan Ksatria Kerajaan. Namun, tak ada yang menyangkal bahwa senjata buatan Wangler teruji hebat selama di medan perang. Sebelum membelot, ia menjadi penyuplai tetap senjata untuk pasukan kerajaan.

"Katakan, Yang Mulia. Kami sangat penasaran!" seru Viscount Helsinki tak sabar.

"Kalian bangsawan bodoh. Berfikir saja tak becus. Tentu saja kita buat rumor lagi," ujar Count Yale mencibir. Count Yale termasuk pemikir handal yang ada pada Kubu Elliot. Rencana-rencana pemberontakan yang dibuatnya hampir 80% berhasil. Sehingga posisi Elliot sangat diuntungkan.

"Tenanglah semua. Betul kata Count Yale. Kita akan mulai lagi rumor kutukan, setelah itu menunggu respon dari rakyat, harus ada penyucian," jawab Elliot ringan.

Upacara penyucian adalah upacara untuk membuang kesialan yang ada pada diri manusia. Meski terkesan sepele, buang sial tentu hal yang diinginkan setiap orang. Tidak ada seorang pun yang ingin menempatkan dirinya dalam bahaya hanya karena pembawaan sial yang bisa dihilangkan.

Upacara Penyucian ini dilakukan setahun sekali ketika Hari Kemerdekaan Cordovan untuk semua rakyat. Namun, ada waktu-waktu khusus yang mengharuskan penyelenggaraan upacara ini, misal, badai angin yang sangat buruk di suatu wilayah, atau bencana kelaparan yang terjadi di suatu desa. Maka, Penyucian para penguasa daerah tersebut harus dilakukan. Tentu saja upacara ini dilakukan oleh Panglima Suci. Otoritas tertinggi dalam hal keyakinan. Wewenang Menara Suci bahkan setara Raja, sehingga jika upacara penyucian dilakukan untuk Raja Cordovan, tentu kekuatan Menara Suci akan unggul. Anggota kerajaan pun akan patuh tunduk pada keputusan Panglima Suci.

Momentum inilah yang akan jadi kekuatan untuk memutarbalikkan fakta bahwa kutukan hanya terjadi di bawah garis keturunan Raja Arthur. Sehingga, kesempatan Elliot untuk menjadi penerus Takhta akan semakin besar. Elliot merupakan sepupu Markian. Jadi, tentu saja ia bukan keturunan Raja Arthur, melainkan keturunan Duke Gonovan, anak Kedua dari Raja Cordovan Awal. Dua bersaudara yang berbeda waktu kelahiran, membuat urutan suksesi takhta menjadi jelas. Hanya anak pertama yang mewarisi takhta ayahnya.

*

Rapat di Balai Utama kediaman Duke Elliot riuh dengan sorak-sorai pendukungnya. Semua orang menikmati angan-angan untuk menaikkan posisi sebagai Kubu Penguasa. Malam yang hening, menjadi ramai dengan obrolan dan kehebohan para bangsawan licik yang siap melakukan pemberontakan kapanpun Elliot minta. Tak ada yang menyadari, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari kegelapan.

Conelly, yang berpura-pura sakit, mendengar semua yang dibicarakan para dewan. Ia diam-diam mengikuti kakaknya yang sedang menuju ke Paviliun Barat untuk memimpin rapat di waktu yang tak lazim.

*

"Yang Mulia, kita sudah mencari berhari-hari, tapi tak ada hasil. Sudah waktunya memanggil bantuan,"

Dari sisi lain di Benua Britani, rombongan Raja Cordovan yang sedang berduka, nampak makin kehilangan harapan. Hampir satu minggu mereka melakukan pencarian Putri Isyana yang menghilang, namun tak kunjung membuahkan hasil. Raja Markian yang tampak sayu dan keletihan, menolak untuk menyerah begitu saja. Ia bekerja keras setiap harinya agar dapat menemukan belahan jiwanya yang entah dimana.

"Apa saranmu, Sir Albert?" Markian mencoba bernegosiasi.

"Mari melaju ke utara, ke Dukedom Gelael, Yang Mulia. Dan minta bantuan Ksatria dari Duke Gelael, paman anda," Saran Sir Albert.

"Baiklah, jika itu saranmu. Mari kita lanjutkan perjalanan esok hari,"

Tak butuh waktu lama untuk memikirkan saran Ksatria setia Cordovan itu. Markian tentu menyetujuinya. Rombongan akhirnya bisa berkemah sejenak, kemudian melanjutkan perjalanan melintasi satu desa lagi untuk sampai ke Dukedom Gelael. Wilayah kekuasaan Paman Rhonda Von Gelael. Wilayah yang cukup sejuk, karena, sebenarnya wilayah itu adalah tanah asri dan subur. Namun, ada yang mengatakan bahwa itu hanya mitos karena sudah 50 tahun Kerajaan Cordovan tidak memiliki tanaman. Semua wilayahnya tandus tergigit dinginnya salju dan angin utara yang membuat makhluk hidup membeku. Tidak ada harapan yang terpatri pada rakyat Cordovan selain bertahan hidup hari demi hari.

...****************...

(bersambung)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!