Istana Merah

(Ilistrasi Raja Arthur dan Ratu Jelliza de Cordovan)

"Yang.. Yang Mulia, anda sudah di sini? Salam kepada Matahari Kerajaan Cordovan," Luzelle, Kepala Pelayan Istana Ratu menyambutku.

"Sudah basa-basinya, jelaskan situasi sekarang," perintahku.

"It.. itu.. Yang Mulia... tiba-tiba.. bokornya menyemburkan air merah sampai ke langit-langit istana... Terjadi lagi, Yang mulia... Apakah ini, karena anda akan memiliki tunangan?"

Fenomena Istana Merah.

Fenomena yang terkenal di kalangan penghuni istana segera setelah usiaku dewasa. Sekiranya lima tahun yang lalu, ketika aku berusia 15 tahun. Fenomena pertama mulai muncul.

*

"Salam kepada Matahari Kerajaan Cordovan. Saya Lilibeth von Zenath, putri kedua Duke Zenath dari Timur Cordovan,"

Tunangan pertamaku, Lili, memperkenalkan dirinya untuk pertama kalinya. Aku bertunangan dengannya ketika berusia 15 tahun, dan seminggu setelah upacara pertunangan, Istana Ratu serasa terbakar.

Para pekerja di sana berhambur panik ke luar, menyelamatkan diri masing-masing. Air suci dari Bokor Mas milik Ratu Jelliza menyembur hingga ke langit-langit kastil. Bokor mas kesayangan ratu terletak di taman kaca dalam istana. Dan langit-langitnya serasa menembus awan, tanpa plavon, terbuat dari kaca tahan guncangan dan langsung berhadapan dengan langit Sang Kuasa.

Ratu selalu menikmati waktu santai sore di Taman Dalam Istana dengan teh dan camilan kesukaannya. Bokor Mas diletakkan di tengah air mancur buatan yang dikelilingi bunga-bunga cantik di dalam pot. Taman dalam istana ratu hanya bisa dimasuki Baginda Ratu dan aku saja.

*

"Berapa lama utusan dari Kerajaan Puth sampai ke sini?" tanyaku pada Louis.

"Mungkin satu bulan lagi, Yang Mulia. Jika lamaran anda diterima, "

'Menyebalkan. Masa iya ada kata jika diterima' aku mendengus kesal melirik ke arah Louis.

"Musim Bunga Mekar kan banyak yang datang, Yang Mulia, persiapkan diri anda untuk kemungkinan terburuk," Louis berdehem sambil pura-pura menyeka kacamatanya. Aku tau ia bertingkah begitu jika ingin menggodaku.

"Luzelle, apakah ada kerusakan?"

"Belum ada yang mulia, drainase taman sudah kami perbaiki, jadi hanya suara semburan air dan suasana horror saja yang mengganggu,"

Air muka Luzelle tampak pucat. Ia memang sedikit penakut.

"Baiklah, sterilkan akses ke Taman Dalam sampai semua benar-benar pulih, " perintahku.

"Yang.. yang mulia!!! Yang mulia!! Anda harus lihat ini," Sir Albert tergopoh-gopoh keluar dari Taman Dalam menuju koridor tempat kami berkumpul.

"Ada apa?"

"Kali ini.. ada tulisan di bokornya, Yang Mulia,

Aku bergegas ke Taman. Bokor itu sebenarnya ingin kubuang tapi dicegah oleh Louis. karena Bokor Mas milik ratu sudah didaftarkan sebagai aset kekayaan negara dan akan masuk museum begitu periode pemerintahanku berakhir.

*

'Bila Bulan Merah telah tampak, anda harus menepati janji anda, Baginda'

Begitu tulisan yang panjang tampak di sebuah Bokor Mas kecil. Mataku sampai menyipit untuk membacanya.

'Apa ini? Mengapa di air bisa ada tulisan? Sejak kapan air bisa jadi kanvas?'

"Yang Mulia,"

"Ap.. apakah... ini benar-benar Bokor milik peny... penyi... "

"Lancang!?!!" Sir Albert menghentikan Luzelle.

"Ma.. maafkan saya, Yang Mulia,"

"Sir Albert, ssudahlah Luzelle aku juga tak tahu. Malam ini cukup sampai di sini dulu. Aku akan menemui Paman Rhonda besok pagi. Mungkin ia tahu sesuatu,"

Aku membubarkan para pekerja yang masih berkumpul di koridor, dan meminta Luzelle untuk memindahkan mereka ke Mess Pekerja di Istana Raja untuk sementara. Sejak kepergian Ratu, para pekerja di Istana Ratu tidak banyak melakukan apa-apa, hanya perawatan istana saja. Mereka tidak sesibuk ketika harus melayani pemilik istana. Entah akan ada atau tidak yang akan memilikinya di masa depan. Karena, sudah santer rumor yang beredar bahwa Istana Ratu itu angker.

Istana yang dihuni ratu yang hidup kembali.

Istana merah yang menyemburkan air darah.

Istana dari Raja yang dikutuk.

Begitulah rumor yang berbedar di masyrakat. Meski mereka tidak pernah secara langsung membicarakannya. Tapi sudah jadi rahasia umum di bar-bar ibu kota, bahkan di jalanan pasar kalau Anggota Keluarga Kerajaan Cordovan memang sedang dalam kutukan.

Anggota Keluarga?

Ya, hanya aku satu-satunya.

*

"Bagaimana jika Putri Isyana menolak lamaranku, Louis? Apakah ada kandidat lain?" tanyaku dalam perjalanan pulang ke Istana Utama.

"Hmm... Mungkin ada harus menikahi adik sepupu anda, Yang Mulia. Lady Connelly,"

"Tidak, Louis. Kasihan anak itu. Aku tidak ingin membuatnya dalam masalah,"

"Yah, tapi hanya itu satu-satunya jalan untuk melanjutkan kerajaan, atau takhta akan berakhir di Duke Gonovan setelah anda berpulang," wajah Louis berubah sendu. Aku juga membayangkan masa depan kerajaan jika dipimipin oleh Elliot von Gonovan. Sepupu dari pihak ayah, putra Paman Archie von Gonovan de Cordovan yang merupakan anak kedua dari Raja Terdahulu.

Elliot mungkin tampak ramah dan lemah dari luar. Tapi aku paling tau bahwa dia sebenarnya adalah ular licik yang mengincar takhta sejak lama. Belum ada pergerakan yang berarti, namun aku harus waspada. Terutama di musim pertunangan seperti ini, karena, jika tidak ada kandidat ratu yang sesuai ekspektasi tetua, ini bisa jadi serangan politik untuk pemakzulan raja.

Berbeda dengan Elliot, Connelly, adiknya, sangat rapuh, meski sama-sama berwajah rupawan. Rambut pirang, mata biru, kulit pucat, mereka dikaruniai hal itu. Keluarga Duke Gonovan terkenal akan keturunannya yang bak representasi keindahan musim semi di tengah kepungan arus dingin Kerajaan Cordovan.

Kami bertiga tumbuh bersama. Namun, semakin dewasa, hubungan kami semakin renggang. Pembisik kubu Elliot seolah mengisyaratkan untuk mengambil-alih takhta menjadi salah satu penyebab keretakan hubungan kami bertiga.

Mungkin Elliot dan aku tidak mungkin untuk akur di meja yang sama. Tapi, tidak dengan Connelly. Aku masih menyanyanginya seperti adikku sendiri. Setelah kepergian Ibu, Kubu bangsawan yang kupercaya hanya ada beberapa, termasuk Paman Rhonda von Gelael, sepupu dari pihak ibu. Keluarga Duke Gelael telah melayani kerajaan sejak awal berdiri hingga saat ini. Paman Rhonda menjadi sandaraku ketika kubu Elliot mulai menyebarkan rumor-rumor aneh tentang kutukan anggota kerajaan.

*

"Yang mulia, utusan anda tiba lebih awal,"

Baru saja hendak memejamkan mata, Louis mengetuk pintu kamarku.

"Maaf menggangu istirahat anda, Yang Mulia. Tapi ini mendesak,"

Sir Floyd, kepala utusan luar negri menyerahkan amplop merah bersegel PI.

PI?

Putri Isyana?

Aku membuka amplop itu, dan kutemukan sepucuk surat dan potret diriku dengan bekas remasan.

Kurang ajar!

...****************...

(bersambung)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!