*BGT Bab 15

"Kalian memang tidak ada salah padaku. Tepatnya, bukan kalian yang bersalah. Tapi, pria ini yang sudah punya salah besar terhadap aku juga kakakku. Karena dia, aku kehilangan orang yang aku sayang. Jadi, karena itu aku datang untuk memberikan hukuman."

"Tidak! Aku juga tidak punya salah padamu." Preman itu tidak mengakui apa yang Cherry katakan.

Hal itu langsung membuat Cherry semakin merasa kesal. Dengan tatapan tajam, Cherry menatap lekat preman tersebut.

"Aku masih ingin memaafkan kamu jika kamu mengakui kesalahan yang sudah kamu perbuat. Tapi sayangnya, kamu tidak merasa bersalah sama sekali."

"Untuk itu, terimalah balasan atas apa yang kamu lakukan."

Setelah beberapa saat kalimat itu terucap. Bunyi sirene pun terdengar. Bunyi yang datang dari dua arah yang berlawanan. Semakin lama semakin mendekat membuat hati para preman menjadi takut.

"Nah, jemputan kalian sudah datang. Selamat bersantai selanjutnya," ucap Cherry dengan seringai yang lebar.

"Tunggu! Jangan pergi dulu. Apa maksud semua ini, nona. Kamu bilang, kami tidak salah. Tapi kenapa kamu panggil polisi untuk datang ke markas kami?" Salah satu preman langsung berucap.

Ucapan yang membuat Cherry semakin melebarkan senyuman yang menakutkan.

"Kalian memang tidak punya salah padaku. Tapi, kalian juga harus dapat ganjaran karena telah salah pilih jalan. Aku hanya memberikan kalian sedikit pelajaran supaya kalian sadar, kalau jalan yang kalian ambil ini adalah jalan yang salah."

"Kalian telah menjadi orang terbuang yang tidak sadar akan kesalahan. Karena itu, kalian harus di hukum agar bisa menyadarkan kalian."

Cherry tidak menunggu lebih lama lagi. Setelah berucap, dia langsung meninggalkan tempat tersebut. Karena kebetulan, mobil polisi sudah berada di luar pagar markas tersebut.

...

Para preman di bawa ke kantor polisi. Markas di tutup untuk penyelidikan lebih lanjut. Para preman ditahan karena polisi menemukan barang haram di dalam markas tersebut dengan jumlah yang cukup banyak.

Ternyata, sejak awal Cherry sudah tahu semua tentang hal tersebut. Maka dari itu, dia bisa memanggil polisi untuk datang. Bagaimanapun, Cherry tidak akan membunuh orang dengan tangannya sendiri selagi dia bisa menjerat orang tersebut dengan jalan hukum. Tapi, jika hukum bisa di beli, maka dia tidak punya pilihan lain.

Rencana balas dendam Cherry berjalan dengan sangat baik. Setelah satu preman ia jobloskan ke dalam penjara, dua yang lainnya menyusul satu minggu kemudian.

Tentu saja keduanya juga mengalami nasib yang sama sebelum polisi menangkap mereka. Babak belur di tangan Cherry sebagai pelampiasan amarah Cherry atas apa yang sudah mereka lakukan.

Balas dendam Cherry pada tiga preman yang sudah menyebabkan nyawa kakak tersayang menghilang sudah usai. Kini, dia hanya tinggal menjalankan tujuan utama. Yaitu, memberi perhitungan pada Chika sebagai penyebab segalanya.

Hubungan antara Chika dengan Aditya semakin memburuk saja. Mereka bahkan sering bertengkar sekarang.

"Kamu adalah tunangan aku, Aditya. Kenapa kamu malah bersama perempuan lain, hah?" Chika kembali meradang setelah waktu itu.

"Sudah aku katakan, dia hanya rekan kerja yang kakakmu datangkan dari luar negeri. Apa salahnya aku makan siang dengan dia?"

"Salah! Kamu makan dengan perempuan. Tidak ada yang boleh makan dengan kamu selain aku, Adit. Kamu paham akan hal itu, bukan?"

"Kau semakin lama semakin tidak waras saja, Chika! Aku bosan dengan sikap gila mu ini. Belum juga menikah, kamu susah memperlakukan aku sebagai tawanan mu. Bagaimana kalau kita sudah menikah kelak?"

"Apa kamu bilang!? Aku tidak waras? Aku gila? Yang benar saja, Aditya. Kamu ada di sini karena aku. Jika bukan karena aku, keluargamu pasti susah berada di dalam penjara karena hutang yang orang tuamu miliki. Paham kamu?"

Seketika, Aditya menatap tajam Chika. Seperti singa lapar yang siap menerkam mangsanya, begitulah Aditya melihat Chika saat ini.

"Jika aku bisa memilih, aku lebih baik hidup di dalam penjara dari pada hidup bebas. Tapi dianggap anj* ing oleh orang seperti kamu. Semakin hari, aku semakin merasa kamu bukan perempuan yang baik."

Setelah berucap kata-kata itu, Aditya langsung meninggalkan Chika. Hal tersebut membuat Chika semakin kesal saja. Dia pun langsung berteriak keras memanggil nama Aditya. Satu kantor jadi gempar akibat ulah Chika hari ini.

Chika mengamuk besar. Semua barang yang bisa ia jangkau, dia ambil untuk dibanting dengan keras. Beruntung, Chika tidak bisa menemukan Cherry, jika tidak, suasana kantor akan terasa semakin panas saja.

Yah, Chika dan Cherry masih belum bertatap muka meskipun sudah hampir dua minggu sejak kemunculan Cherry ke kantor tersebut. Entah karena Tuhan belum mengizinkan, atau Cherry yang sengaja belum ingin bertemu Chika. Yang jelas, mereka masih belum bertemu meski Chika sangat ingin bertemu dengan perempuan yang di anggap sebagai perusak hubungan antara dirinya dengan Aditya.

Sementara itu, Zein yang mendapat laporan soal Chika mengamuk, langsung mendatangi Gerry.

Terpopuler

Comments

Arvino Xafir

Arvino Xafir

memang kalau mulut sampah,bicaranya selalu mengeluarkan bau busukmu cika

2023-06-27

0

Patrick Khan

Patrick Khan

.mungki cika otak nya geser dr dulu marah2 trs.apa gk capek itu mulut nya😅😅

2023-04-19

0

Refa Lina

Refa Lina

up thor

2023-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!